Anda di halaman 1dari 4

Oftalmia Simpatika

 Merupakan suatu inflamasi traktus uveal bilateral yang spesifik akibat dari iritasi
kronis dari satu mata, disebabkan oleh luka perforasi pada mata atau bedah
intraokular, menyebabkan uveitis yang berpindah pada mata yang disebelahnya.
 Mata yang semula sehat (sympathising eye), terjadi suatu peradangan pada jaringan
uvea setelah adanya cedera penetrasi pada salah satu mata (exciting eye) oleh karena
trauma atau pembedahan.
 Etiologi :
o Selalu mengikuti suatu trauma tembus
o Cenderung terjadi oleh luka yang mengenai daerah siliaris bola mata
(dangerous zone)
o Luka yang inkarserata pada iris, silia, badan silia dan kapsul lensa lebih rentan
o Lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa
o Tidak terjadi apabila timbul supurasi pus yang nyata dimata yang mengalami
trauma (exciting eye)
 Patofisiologi
o Teori alergi : Pigmen yang berasal dari uvea yang mengalami trauma
bertindak sebagai alergen  memicu uveitis pada mata sebelahnya
o Setelah luka penetrasi pada mata  antigen okular berpindah ke bagian
belakang blood retinal barrier  terdeteksi oleh imunitas sistemik  mata
tidak punya sistem limfatik yang menghalangi antigen okular  APC (antigen
precenting cell) perifer, seperti makrofag dan sel dendritik  memfagosit
antigen okular  mengganggu blood retinal barrier sehingga antigen okular
masuk ke sistemik
o APC perifer memproses protein yang di fagosit menjadi antigen peptida yang
akan dipaparkan reseptor HLA class II  dideteksi oleh antigen-spesific
CD4+ helper T cells yang normalnya tidak dapat mengenali peptida protein
okular.
o Pada oftslmia simpatika terjadi agregasi nodul limfosit, sel plasma, sel epitel
dan sel raksasa disekitar uvea. Proliferasi dari pigmen epithelium uvea yang di
ikuti invasi dari limfosit dan sel epithelioid membentuk suatu nodul yang
disebut dengan Dalen fuctus nodules pada lapsan koroid. Karena reaksi yang
terjadi, maka bisa terbentuk suatu deposit dilapisan kornea yang disebut
mutton-fat keratic precipitates
 Gambaran klinis
o Gejala awal seperti gangguan akomodasi dan fotofobia lalu akan timbul
gangguan visus dan nyeri
o Exciting eye ( mata yang mengalami trauma)  terlihat tanda-tanda uveitis,
yang meliputi kongesti silier, lakrimasi, dan nyeri tekan. Pada kornea terlihat
gambaran keratik presipital dibagian endotel
o Sympathising eye ( mata yang semula sehat )  gejala muncul dalam jangka
waktu 4-8 mnggu setelah trauma pada mata yang lain. Manifestasi dalam
bentuk iridosiklitis akut, namun kadang dapat berkembang menjadi
neuroretinitis dan koroiditis.
 Penatalaksan
o Profilaksis  Eviserasi dan Enukleasi merupakan piihan sebagai tindakan
profilaksis simpatik oftalmia
o Simptomatis  Pemberian kortikosteroid secara sistemik kemudian diteruskan
dengan pemberian dosis maintenance dengan tappering off.
Endoftalmitis
 Suatu peradangan mata yang berat dapat berakibat hilangnya penglihatan ataupun
berdampak hilangnya fungsi estetik mata. Ditandai peradangan pada segmen anterior
dan posterior mata yang tejadi akibat infeksi bakteri atau jamur.
 Etiologi
o Endogen
 Individu beresiko memiliki faktor komorbid yang mempengaruhi dan
mudah terinfeksi, seperti : DM, CKD, gangguan katup jantung, Lupus
erimatous sistemik, AIDS
 Prosedur invasive yang menyebabkan bakteremia seperti HD,
keteterisasi kandung kemih, endoskopi gastrointestinal, prosedur
dentis.
 Candida atau jamur 50 % dari semua kasus endogen endoftalmitis (
Candida albicans dan Aspergillus)
 Bakteri gram +  S. Aureus, S. Pneumoniae, S. Viridans
 Bakteri gram  E. Colli, H. Influenza, Pseudomonas
o Eksogen
 Trauma tembus/infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata
 Organisme pada konjungtiva, palpebra atau pada silia saat dilakukan
operasi  menimbulkan endoftalmitis pasca operasi
 Bakteri gram (+) dan (-)
o Traumatik
 Akibat benda yang masuk ke mata biasanya ditemukan adalah
Staphylococcus, Streptococcus, dan species bacillus
 Cedera kornea, benda asing intraocular, rupture lensa, atau tusukan
jarum saat tindakan operatif
 Patofisiologi
o Dalam kasus endoftalmitis endogen, organisme/agen infeksius akan beredar
bersama dengan sirkulasi darah. Bakteri akan menginvasi langsung endotel
pembuluh darah barrier pada mata. Destruksi jaringan intraokuler terjadi
akibat invasi langsung oleh organisme tersebut atau dari mediator radang
respon imunologi
o Endoftalmitis mungkin dapat bermula dari nodul putih pada kapsul lensa, iris,
retina atau koroid. Terkadang muncul eksudat purulen
 Manifestasi Klinis
o Subjektif
 Fotofobia
 Nyeri pada bola mata
 Penurunan tajam penglihatan
 Nyeri kepala
 Mata bengkak, hiperemi hingga sulit dibuka
o Objektif
 Udem palpebra superior
 Injeksi konjungtiva
 Hipopion
 Udem kornea
 Tatalaksana
o Antibiotik yang sesuai dengan organisme penyebab
o Steroid secara topikal, konjungtiva, intravitreal, atau sistematik
o Sikoplegia tetes  untuk mengurangi rasa nyeri stabilisasi aliran darah mata
dan mencegah sinekia
o Vitrektomi

Oftalmia Simpatika Endoftalmitis

Etiologi  Selalu mengikuti  Bakterimia


trauma tembus  Trauma tembus
 Cenderung terjadi  Infeksi sekunder
oleh luka yang
mengenai silliaris
Patofisiologi  Berasal dari reaksi  Agen infeksius
pigmen uvea yang (bakteri dan
terkena trauma jamur/fungi) yang
terhadap antigen beredar di pembuluh
okular dan alergen darah mata
Gejala klinis  Tampak gejala  Fotofobia
seperti  Nyeri pada mata
uveitis/kongesti  Penurunan Visus
siliar, lakrimasi. Dan
nyeri tekan
 Penurunan visus
Tata laksana  Enukleasi dan  Antibiotik sesuai
Eviserasi organisme penyebab
 Pemberian  Pemberian steroid
kortikosteroid topikal pada
konjungitva,
intravitreal, atau
sistematik
 Siklopegia tetes mata
 Vitrektomi

Anda mungkin juga menyukai