Anda di halaman 1dari 11

INTERVENSI DENGAN KASUS ASMA BRONKIAL

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gadar Dan Kritis

OLEH:

ARIS NUGRAHENI

19650098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
Intervensi Keperawatan

Masalah Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan NIC:


jalan nafas keperawatan selama 1 x 30 Airway suction Airway suction
Definisi: ketidakmamapuan menit berihan jalan nafas 1. Pastikan kebutuhan oral/ 1. Ketepatan melakukan
untuk membersihkan skresi kembali efektif dengan kriteria tracheal suctionng suction pada pasien
atau obstruksi dari saluran hasil: 2. Auskultasi suara nafas ketidakefektifan bersihan
pernafasan untuk Kriteria Hasil: sebelum dan sesudah jalan nafas
mempertahankan kebersihan  Mendemonstrasikan suctioning 2. Auskultasi untuk
jalan nafas batuk efektif dan suara 3. Monitor status oksigen memastikan apakah
Batasan karakteristik: nafas yang bersih, tidak pasien masih diperlukan
 Suara nafas tambahan ada syanosis dan Airway management tindakan suction
 Perubahan frekuensi dispnea 1. Posisikan pasien untuk 3. Memastikan kebutuhan
nafas  Menunjukkan jalan memaksimalkan oksigen pasien terpenuhi
 Perubahan irama nafas yang paten (klien ventilasi Airway management
nafas tidak merasa tercekik, 2. Lakukan fisioterapi dada
1. Posisi ekstensi pada
 Sianosis irama nafas, frekuensi jika perlu
kepala dapat meluruskan
 Penurunan bunyi pernafasan, tidak ada 3. Keluarkan secret dengan
rongga pernafasan
nafas suara nafas abnormal) batuk atau suction
2. Tindakan fisioterapi dada
 Mampu 4. Berikan bronkodilator
 Dispnea dapat melonggarkan
mengidentifikasi dan
 Batuk yang tidak mencegah faktor yang bila perlu pernafasan
efektif dapat menghambat 5. Atur intake untuk cairan 3. Lakukan tindakan pada
 Gelisah jalan nafas mengoptimalkan pasien untuk
Faktor yang berhubungan keseimbangan mengeluarkan sekret
dengan: 6. Monitor respirasi dan 4. Bronkodilator adalah
Lingkungan: status O2. sebuah substansi yang
 Perokok pasif dapat memperlebar luat

 Mengisap asap permukaan bronkus dan

 Merokok bronkiolus pada paru-


paru, dan membuat
Obstruksi jalan nafas:
kapasitas serapan oksigen
 Spasme jalan nafas
paru-paru meningkat
 Mokus dalam jumah
5. Mengoptimalkan
berlebih
keseimbangan cairan
 Eksudat dalam alveoli
untuk mencegah
 Sekresi dalam bronki
komplikasi lanjutan
Fisiologis:
6. Ketidakmampuan tubuh
 Jalan nafas alergik
dalam proses respirasi
 Asma
diperlukan intervensi
 PPOK pemantauan oksigen
 Hiperplasi dinding
bronkial
 Infeksi
 Disfungsi
neuromuskuler.

Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan NIC:


Definisi: keleihan atau deisit keperawatan selama 1 x 30 Airway management Airway management
pada oksigenasi dan atau menit pertukaran gas kembali 1. Posisikan pasien untuk
1. Posisi ekstensi pada
eliminasi karbondioksida efektif dengan kriteria hasil: memaksimalkan
pasien dapat meluruskan
pada membran alveolar Kriteria hasil: ventilasi
rongga pernafasan
kapiler  Mendemonstrasikan 2. Lakukan fisioterapi dada
2. Tindakan fisioterapi dada
Batasan karakteristik: peningkatan ventilasi jika perlu
dapat melonggarkan
 Pernafasan abnormal dan oksigenasi yang 3. Keluarkan secret dengan
pernafasan
 Warna kulit abnormal adekuat batuk atau suction
3. Lakukan tindakan pada
 Sianosis  Memelihara kebersihan 4. Berikan bronkodilator
pasien untuk
 Penurunan paru-paru dan bebas bila perlu
mengeluarkan sekret
karbondioksida dari tanda-tanda distres 5. Atur intake untuk cairan
4. Bronkodilator adalah
 Diaforesis pernafasan mengoptimalkan
sebuah substansi yang
 Mendemonstrasikan keseimbangan
 Dispnea dapat memperlebar luat
batuk efektif dan suara 6. Monitor respirasi dan
 Hipoksia permukaan bronkus dan
nafas yang bersih, tidak status O2.
 Nafas cuping hidung bronkiolus pada paru-
ada syanosis dan Respiratory monitoring
 Gelisah paru, dan membuat
dyspnea 1. Monitor rata-rata,
kapasitas serapan oksigen
 Takikardi  Tanda-tanda vital dalam kedalaman, irama, dan paru-paru meningkat
Faktor yang berhubungan rentan normal usaha respirasi 5. Mengoptimalkan
dengan: 2. Catat pergerakan dada keseimbangan cairan
 Perubahan membran kesimetrisan, untuk mencegah
alveolar kapiler penggunaan otot komplikasi lanjutan
 Ventilasi perfusi tambahan, retraksi 6. Ketidakmampuan tubuh
intercostae dalam proses respirasi
3. Monitor suara nafas diperlukan intervensi
4. Monitor pola nafas: pemantauan oksigen
bradipnea, takipnea, Respiratory monitoring
dispnea
1. Mencapai status
5. Monitor kelelahan otot
pernafasan yang normal
diafragma
2. Pergerakan dada yang
6. Auskultasi suara nafas
tidak normal berindikasi
pada gangguan
pernafasan
3. Apakah terdapat suara
nafas tambahan seperti
ronki dan whezzing
4. Memastikan pola nafas
dalam keadaan
normal/stabil
5. Kelelahan otot difragma
dapat diketahui
6. Mengetahui apakah
pasien berindikasi untuk
dilakuakn tindakan
suction dan mengetahui
perkembangan status
kesehatan pasien

Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan NIC:


Definisi: inspirasi dan/atau keperawatan selama 1 x 30 Airway management Airway management
ekspirasi yang tidak memberi menit pola nafas kembali 1. Posisikan pasie untuk
1. Posisi ekstensi pada
ventilasi. efektif dengan kriteria hasil: memaksimakan ventilasi
pasien dapat meluruskan
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: 2. Keluarka sekret dengan
rongga pernafasan dan
 Perubahan kedalaman  Mendemonstrasikan batuk atau suction
mengurangi sesak
pernafasan batuk efektif dan suara 3. Auskultasi suara nafas,
2. Lakukan tindakan pada
nafas yang bersih, tidak catat adanya suara nafas
 Penurunan tekanan pasien untuk
ada syanosis dan tambahan
ekspirasi mengeluarkan sekret
dispnea. 4. Berikan bronkodilator
3. Untuk mengetahui
 Penurunan kapasitas  Menunjukkan jalan bila perlu
perkembangan status
vital nafas yang paten (klien 5. Monitor respirasi dan
kesehatan pasien dan
tidak merasa tercekik, status O2
 Dispnea mencegah komplikasi
irama nafas, frekuensi 6. Pertahankan jalan nafas
 Peningkatan diameter pernafasan, tidak ada yang paten 4. Bronkodilator adalah
anterior posterior suara nafas abnormal) 7. Pertahankan posisi sebuah substansi yang
 Tanda-tanda vital dalam pasien dapat memperlebar luat
 Pernafasan cuping
rentang normal (TD, 8. Monitor adanya permukaan bronkus dan
hidung
nadi, RR) kecemasan pasien bronkiolus pada paru-
 Penggunaan otot terhadap oksigenasi paru, dan membuat
aksesorius untuk 9. Observasi adanya tanda- kapasitas serapan oksigen
bernafas. tanda hipoventilasi paru-paru meningkat
Vital sign monitoring 5. Ketidakmampuan tubuh
Faktor yang berhubungan:
1. Monitor TD, suhu, nadi, dalam proses respirasi
 Ansietas
RR diperlukan intervensi
 Posisi tubuh 2. Monitor VS saat pasien pemantauan oksigen

 Keletihan berbaring, dudu, atau 6. Jalan nafas yang paten


berdiri mengindikasikan
 Hiperventilasi
3. Monitor frekuensi dan pernfasan yang normal
irama pernafasan 7. Posisikan pasien dengan
4. Monitor pola pernafasan posisi semi fowler
abnormal 8. Untuk mengetahui
5. Monitor suhu, warna, perkembangan status
dan kelembapan kulit kesehatan pasien dan
6. Monitor sianosis perifer. mencegah komplikasi
9. Mengetahui tanda
hipoventilasi
Vital sign monitoring

1. Untuk mengetahui
perkembangan status
kesehatan pasien
2. Untuk mengetahui status
pernafasaan pasien saat
berbaring, dudu, atau
berdiri
3. Untuk mengetahui
perkembangan status
pernafasan dan kesehatan
pasien
4. Mengetahui suara
tambahan pada
pernafasan
5. Untuk mengetahui
perkembangan ststus
kesehatan pasien dan
mencegah komplikasi
lanjutan
6. Mengetahui ststus
pernafasan pasien

Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan NIC :


lebih dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 1 x 24 jam Nutrition Management Nutrition Management
Definisi : Intake nutrisi kebutuhan nutrisi dapat 1. Kaji adanya alergi 1. Mengetahui riwayat
melebihi kebutuhan terpenuhi dengan kriteria hasil: makanan alergi pada pasien
metabolik tubuh Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli 2. Sangat bermanfaat dalam
Batasan karakteristik :  Mengidentifikasi gizi untuk menentukan perhitungan dan
 Menghindari makanan kebutuhan nutrisi jumlah kalori dan nutrisi penyesuaian diet untuk
 Kerapuahan kapiler  Tidak ada tanda-tanda yang dibutuhkan pasien. memenuhi kebutuhan

 Bising usus hiperaktif malnutrisi 3. Berikan makanan yang nutrisi

 Kurang makanan  Menunjukkan terpilih ( sudah 3. Meningkatkan nafsu


peningkatan fungsi dikonsultasikan dengan makan pasien
 Ketidakmampuan
pengecapan dari ahli gizi) 4. Mengetahui dan
memakan makanan
menelan 4. Monitor jumlah nutrisi memenuhi kebutuhan
 Tonus otot meurun
 Tidak terjadi penurunan dan kandungan kalori nutrisi
 Steatorea
berat badab yang berarti 5. Berikan informasi 5. Mengetahui informasi
 Kelemahan otot
tentang kebutuhan yang tepat terhadap
mengunyah
nutrisi nutrisi
 Kelemahan otot untuk
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
menelan
1. Monitor adanya 1. Mengkaji makanan yang
Faktor yang berhubungan:
penurunan berat badan adekuat
 Faktor biologis
2. Monitor tipe dan jumlah 2. Mengetahui aktivitas
 Faktor ekonomi aktivitas yang bias yang dapat dilakukan
 Ketidakmampuan dilakukan 3. Mengkaji dan
untuk mengabsorbsi 3. Monitor mual dan mengetahui nutrisi yang
nutrient muntah masuk dan telah dimakan
 Ketidakmampuan 4. Monitor kadar albumin, oleh pasien
untuk mencerna total protein, Hb dan 4. Mengetahui status
makanan kadar Ht kesehatan dan

 Ketidakmampuan 5. Monitor kalori dan komplikasi yang timbul

menelan makanan intake nutrisi 5. Mengetahui apakah

 Faktor psikologis kebutuhan kalori dan


nutrisi pasien terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai