Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat serta relevan yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini, penelitian ini dilakukan di kota Banda

Aceh. Penelitian penjelasan yang diterapkan dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan kualitas dari pengamatan dengan menguji hubungan antara Consumer

Based Chain Restaurant Brand Equity yang terdiri dari Kualitas Makanan dan Jasa,

Brand Affect, Kesadaran Merek dan Asosiasi merek sebagai variabel independent.

Reputasi Merek sebagai variabel mediasi dan Kepercayaan Merek sebagai variabel

dependent.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Menurut Ferdinand

(2006) populasi adalah gabungan dari elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau

orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang

peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian.

35
36

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah konsumen restoran Ayam

Lepaas di kota Banda Aceh. Sampel mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dari

sampel tersebut akan mempermudah dalam melakukan analisis dan mendapatkan

kesimpulan.

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.

Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh

anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang

disebut sampel (Ferdinand, 2006).

Penelitian ini tidak menggunakan keseluruhan anggota populasi, karena untuk

menggeneralisasikannya cukup diwakili oleh sebagian anggota populasi yang disebut

sampel (Cooper dan Schindler, 2006). Sampel diambil karena tidak memungkinkan

bagi peneliti untuk meneliti seluruh anggota populasi. Dikarenakan probabilitas

elemen dalam populasi untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui maka teknik

pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling. Artinya, pemilihan

sampel non-probabilitas tidak memberi kesempatan yang sama kepada seluruh

unit/entitas dalam suatu populasi terpilih sebagai sampel penelitian.

Jenis non probability sampling yang dipilih adalah penyampelan tujuan

(purposive sampling). Penyampelan tujuan adalah teknik pemilihan sampel ketika

peneliti tidak memiliki data tentang populasi dalam bentuk sampling frame dan

peneliti kemudian memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria yang harus dipenuhi sampel dalam penelitian yaitu:

1. Konsumen yang berasal dari Kota Banda Aceh


37

2. Konsumen yang pernah mengkonsumsi makanan di restoran Ayam Lepaas.

Ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Hal ini

merujuk kepada Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006: 160), dimana ukuran sampel

yang baik adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500.

3.3 Sumber Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang

berasal dari dokumen – dokumen baik dalam bentuk statistik maupun dalam bentuk

lainnya guna keperluan penelitian (Joko Subagyo, 1997). Menurut jenisnya data

dibagi menjadi dua yaitu (Indriantoro dan Supomo, 2002):

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya dengan cara membagikan kuisioner yang

berhubungan langsung dengan hasil yang diteliti. Data yang dikumpulkan bersifat

kualitatif, data primer yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan tanggapan

responden terhadap variabel-variabel penelitian yang akan diuji. Data ini didapat

dari sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

jurnal, buku, artikel majalah pemasaran, maupun artikel yang diambil dari

internet serta penelitian terdahulu yang membuat informasi atau data–data yang
38

berkaitan dengan penelitian berupa laporan historis yang telah tersusun dalam

arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber tanpa

melalui perantara dan hubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Untuk

memperoleh data yang diperlihatkan dalam penelitian ini penulis menggunakan

kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan terlebih dahulu yang akan dijawab oleh

responden sesuai dengan alternatif jawaban yang telah tersedia. Alasan mengapa

peneliti menggunakan metode angket di dalam penelitian ini antara lain:

a. Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, sehingga

akan diperoleh data yang lengkap dan benar.

b. Hemat waktu, tenaga dan biaya.

3.5 Skala Pengukuran

Dalam kuisioner responden diminta untuk menjawab dengan cara menyatakan

tingkat persetujuan mengikuti skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik

yang umum digunakan dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survey. Skala likert dirancang untuk memungkinkan

responden menjawab berbagai tingkatan pertanyaan pada setiap butir pertanyaan.


39

Dalam skala likert, jawaban yang mendukung pertanyaan diberi skor yang tinggi

sedangkan untuk jawaban yang tidak atau kurang mendukung diberi skor rendah dan

satu pilihan dinilai (score) dengan jarak interval 1 (Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan 5 kategori pilihan agar tidak

ada variasi diantara jawaban-jawaban yang disediakan dan tidak ada kategori netral

yang dapat menyulitkan peneliti dalam melakukan analisis. Pengukuran variabel

dilakukan dengan skala likert yang menggunakan metode skoring sebagai berikut:

Tabel 3.1
Instrumen Skala Likert
Keterangan (pilihan) Skor
Sangat tidak setuju (STS) 1
Tidak setuju (TS) 2
Kurang setuju (KS) 3
Setuju (S) 4
Sangat setuju (SS) 5
Sumber: Sugiyono (2006:87)

Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung terhadap pertanyaan

yang diberikan. Sedangkan angka 5 menunjukkan bahwa responden mendukung

terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk

menggunakan lima kategori pilihan agar tidak ada variasi diantara jawaban-jawaban

yang disediakan dan tidak ada kategori jawaban netral yang dapat menyulitkan

peneliti dalam melakukan analisis data.

3.6 Operasional Variabel Penelitian


40

Variabel merupakan sesuatu yang diteliti yang mempunyai variasi nilai. Menurut

Sugiyono (2002:20) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dan

orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel operasional dalam penelitian ini

dibagi menjadi Consumer-based Chain Restaurant Brand Equity yang terdiri dari

Kualitas Makanan dan Jasa (X1), Brand Affect (X2), Kesadaran Merek (X3), dan

Asosiasi Merek (X4) sebagai variabel independen, dan Kepercayaan Merek (Y)

sebagai variabel dependen, serta Reputasi Merek (Z) sebagai mediasi.

Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Dependen
No Variabel Definisi Indikator Ukur Skala Item
an
1 Kepercay Kesediaan konsumen untuk percaya 1. Realibilitas merek 1-5 Interval A1-A3
aan pada merek yang dihadapkan dengan 2. Brand intentions/ minat pada
Merek resiko dan mempunyai ekspektasi merek
(Y) bahwa suatu merek akan
menghasilkan outcome yang positif
dengan memasukkan unsur
willingness (kesediaan)
Variabel Independent
2 Consume Serangkaian aset dan Kualitas 1. Staf dari restoran Ayam Lepaas 1-5 Interval B1-B6
r-Based liabilitas terkait Makanan sangat membantu dan ramah
Chain dengan sebuah dan Jasa 2. Restoran Ayam Lepaas
Restaura merek, nama dan (X1) menawarkan lingkungan yang
nt Brand simbolnya yang rapi
Equity menambah atau 3. Restoran Ayam Lepaas
(CBCRB mengurangi nilai menyediakan kursi dan meja yang
E) yang diberikan nyaman
produk atau jasa 4. Staf dari restoran Ayam Lepaas
ditinjau melalui berbakat dan memiliki keahlian
perspektif konsumen 5. Restoran Ayam Lepaas
pada bisnis restoran.
Tabel 3.2 Lanjutan menyajikan makanan yang masih
segar
6. Restoran Ayam Lepaas
menawarkan makanan dan
41

minuman yang sesuai dengan


standar kebersihan
Brand Affect 1. Saya merasa baik ketika makan di 1-5 Interval C1-C3
(X2) restoran Ayam Lepaas
2. Restoran Ayam Lepaas membuat
saya senang
3. Restoran Ayam Lepaas
memberikan kebahagiaan kepada
saya
Kesadaran 1. Top Of Mind 1-5 Interval E1-E3
Merek (X3) 2. Brand recall
3. Brand recognition
Asosiasi 1. Ayam Lepaas memiliki logo yang 1-5 Interval F1-F3
Merek (X4) menarik
2. Saya menyukai logo dari Ayam
Lepaas
3. Saya menyukai warna dan
interior dari restoran Ayam
Lepaas
Variabel Mediasi
3 Reputasi Reputasi merek merujuk pada opini 1. Restoran Ayam Lepaas dapat 1-5 Interval G1-G3
Merek orang lain bahwa merek tersebut baik dipercaya
(Z) dan bisa diandalkan. Bila konsumen 2. Restoran Ayam Lepaas memiliki
merasa bahwa orang lain memiliki reputasi yang baik
opini bahwa merek tersebut bagus 3. Restoran Ayam Lepaas
(artinya merek tersebut memiliki memberikan janji yang jujur
reputasi baik), maka konsumen akan
cukup mempercayai merek tersebut.
Perusahaan akan berusaha untuk
membangun citra merek dengan
memenuhi kebutuhan pelanggan.

3.7 Peralatan Analisis Data

Didalam penelitian ini terdapat variabel intervening (mediasi) yaitu kepercayaan

merek. Menurut Baron dan Kenny (1986) suatu variabel disebut variabel intervening

jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor

(independen) dan variabel kriterion (dependen).

Gambar 3.1
42

Konsep Peranan Mediator

Variabel Mediasi

Pa
a

th
h t
Pa

b
Path c’
Variabel Independet Variabel Dependent
Path c

Menurut Baron dan Kenny (1986) pengaruh mediasi terjadi jika terdapat kriteria

sebagai berikut:

1. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

2. Variabel independen mempengaruhi variabel mediasi.

3. Variabel mediasi harus mempengaruhi variabel dependen

4. Mediasi penuh (full/perfect mediation) terjadi jika pengaruh variabel

independen pada variabel dependen secara langsung adalah menjadi tidak

signifikan, tapi pengaruhnya signifikan ketika melibatkan variabel mediasi.

Mediasi parsial (partial mediation) terjadi jika pengaruh variabel independen

pada variabel dependen baik secara langsung maupun tidak langsung adalah

signifikan.

Dalam penelitian ini untuk mengukur pengaruh variabel Consumer-Based Chain

Restaurant Brand Equity terhadap Kepercayaan Merek dengan Reputasi Merek


43

sebagai variabel mediasi, maka peralatan analisis data yang digunakan adalah

Hierarchical Linear Modelling (HLM).

Metode HLM digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen, dimana model ini memiliki 4 (empat) langkah dalam

membangun mediasi (Baron and Kenny, 1986 & Judd and Kenny, 1981), yaitu:

Langkah 1: Menunjukkan bahwa variabel awal berhubungan dengan hasil.

Gunakan Y sebagai variabel kriteria dalam persamaan regresi dan X

sebagai prediksi. Langkah ini menetapkan bahwa ada efek yang

mungkin di mediasi.

Langkah 2: Menunjukkan bahwa variabel awal berhubungan dengan mediator.

Gunakan Z sebagai variabel kriteria dalam persamaan regresi dan X

sebagai prediksi. Langkah ini melibatkan mediator seolah-olah

menjadi sebuah variabel hasil.

Langkah 3: Menunjukkan bahwa mediator mempengaruhi variabel hasil. Gunakan

Y sebagai variabel kriteria dalam persamaan regresi dan X dan Z

sebagai prediksi. Tidak cukup hanya berkorelasi, antara mediator

dengan hasilnya mungkin berkorelasi karena keduanya disebabkan

oleh variabel X. Dengan demikian variabel awal harus disamakan

dalam menghasilkan efek mediator pada hasil yang ada.


44

Langkah 4: Untuk menetapkan bahwa Z sangat mempengaruhi hubungan XY,

pengaruh X dan Y mengendalikan Z harus nol. Efek pada langkah 3

dan 4 diperkirakan pada perkiraan yang sama.

Jika keempat langkah ini terpenuhi, maka data itu konsisten dengan hipotesis

sehingga variabel Z benar memediasi hubungan X Y dan jika tiga langkah pertama

terpenuhi tetapi langkah yang keempat tidak, maka mediasi parsial di indikasikan.

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi data yang

digunakan normal atau tidak adalah melalui uji kolmogorov smirnov, dengan melihat

pada tingkat probabilitas atau P> 0,05 maka data tersebut normal.

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian ekonometrika yang digunakan untuk

menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna antar variabel bebas,

sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara

individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.


45

Nachrowi (2002), mengatakan bahwa tidak mungkin koefisien regresi

berganda dapat ditaksir akibat terjadinya multikolinearitas sempurna. Koefisien

regresi berganda masih dapat dicari, tetapi menimbulkan beberapa dampak.

Untuk melihat ada atau tidak adanya multikolinieritas maka digunakan

pendekatan Variance Inflation Factor (VIF). Santoso (2006) menyatakan “Jika VIF

lebih besar dari 5,00 maka variabel tersebut diyakini mempunyai persoalan

multikolinieritas dengan variabel bebas yang lainnya”, sebaliknya jika lebih kecil dari

5,00 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur tersebut mengukur apa

yang seharusnya diukur. Ketika metode kuesioner digunakan dalam pengumpulan

data penelitian, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukur.

Alat pengumpul data yang berupa kuesioner, harus memiliki validitas yang tinggi

sehingga data yang terkumpul benar-benar menggambarkan fenomena yang ingin

diukur. Hal ini memberikan dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan

indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi (content validity) yaitu butir-butir

pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang mencukupi dan representative yang

telah sesuai dengan konsep teoritis (Cooper dan Schindler, 2006).

Indikator masing-masing konstruk harus memiliki loading factor yang signifikan

terhadap konstruk yang diukur maka dalam penelitian ini pengujian validitas
46

instrument yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan

bantuan SPSS FOR WINDOWS, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai

factor loading yang lebih dari 0,40 (Hair et al., 2006). Dalam CFA kita juga harus

melihat pada output dari rotated component matrix yang harus secara ekstrak secara

sempurna. Jika masing-masing item pertanyaan belum ekstrak secara sempurna, maka

proses pengujian validitas dengan factor analysis harus diulang dengan cara

menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda.

Selain itu, untuk menguji variabel saling berhubungan diperlihatkan oleh nilai

determinasi (R) yang mendekati 0, nilai KMO (Keiser-Meyer-Olkin) harus lebih

besar dari 0.5, uji bartlett dan uji MSA.

- Nilai determinasi matrik korelasi harus menunjukkan angka yang mendekati

nol. Hal ini menunjukkan bahwa antar variabel terbukti saling berhubungan

(berkorelasi).

- Uji KMO

Keiser-Meyer-Olkin menunjukkan bahwa pengambilan sampel cukup

memadai dengan menggunakan analisis faktor dalam mariks korelasi, nilai

KMO harus lebih besar dari 0,5.

- Uji Barlett

Yaitu untuk menguji keindependenan dari variabel yang ada. Hasil Bartlett

Test of Sphericity menunjukkan bahwa antar variabel terjadi korelasi, nilai

signifikansi yang diperoleh harus menunjukkan (signifikan < 0,05) sehingga

model faktor dapat digunakan.


47

- Uji MSA

Measure of Sampling Adequency (MSA) menunjukkan hubungan antar

variabel. Hubungan antar variabel sangat erat dalam model harus memenuhi

kriteria MSA > 0,5.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menurut Arikunto (2006) menunjukkan pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data dan karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data telah menunjukkan

tingkat ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan

gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang

berbeda. Menurut Malhotra (1996), koefisien alpha yang dapat diterima diatas 0,06.

Apabila besarnya Cronbach’s Alpha lebih besar dan 0,60 maka instrument dalam

penelitian ini reliabel/handal (Malhorta, 2003).

3.10 Uji Hipotesis

Pada tingkat keyakinan 95 persen hipotesis penelitian dapat dijabarkan sebagai

berikut. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

verifikatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dianalisis untuk mengetahui

hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan


48

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Uji

hipotesis deskriptif bertujuan menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.

Sedangkan uji hipotesis verifikatif adalah metode pengujian hipotesis melalui alat

analisis stastistik yang kemudian akan menghasilkan kesimpulan mengenai objek

yang diteliti (Sugiyono, 2010).

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah kritis (dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ha diterima. Sementara itu hipotesis dalam

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Ho1: Reputasi Merek tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ha1: Reputasi Merek berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ho2: Kualitas Makanan dan Jasa tidak berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ha2: Kualitas Makanan dan Jasa berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ho3: Brand Affect tidak berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ha3: Brand Affect berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ho4: Kesadaran Merek tidak berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ha4: Kesadaran Merek berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ho5: Asosiasi Merek tidak berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ha5: Asosiasi Merek berpengaruh terhadap Reputasi Merek.

Ho6: Kualitas Makanan dan Jasa tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ha6: Kualitas Makanan dan Jasa berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.


49

Ho7: Brand Affect tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ha7: Brand Affect berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ho8: Kesadaran Merek tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ha8: Kesadaran Merek berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ho9: Asosiasi Merek tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ha9: Asosiasi Merek berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek.

Ho10: Kualitas Makanan dan Jasa tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek

dimediasikan oleh Reputasi Merek.

Ha10: Kualitas Makanan dan Jasa berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek

dimediasikan oleh Reputasi Merek.

Ho11: Brand Affect tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek dimediasikan

oleh Reputasi Merek.

Ha11: Brand Affect berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek dimediasikan oleh

Reputasi Merek.

Ho12: Kesadaran Merek tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek

dimediasikan oleh Reputasi Merek.

Ha12: Kesadaran Merek berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek dimediasikan

oleh Reputasi Merek.

Ho13: Asosiasi Merek tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek

dimediasikan oleh Reputasi Merek.

Ha13: Asosiasi Merek berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek dimediasikan

oleh Reputasi Merek.


50

3.11 Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Untuk menguji hipotesa, dalam penelitian penulis menggunakan uji t (t test)

dengan membandingkan antara statistik thitung dengan statistik ttable maka dapat

dijelaskan dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika statistik t-hitung > statistik t-tabel, maka Ha diterima

- Jika statistik t- hitung < statistik t-tabel, maka Ha ditolak

Uji parsial menurut Algifari (2006: 70) adalah uji yang digunakan untuk menguji

kemampuan koefisien parsial. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

perbandingan thitung nilai masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai

kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%. Jika thitung suatu

koefisien regresi lebih kecil daripada ttabel, maka keputusannya adalah menolak

daerah penerimaan hipotesis 1 (H1), hipotesis 2 (H2), hipotesis 3 (H3). Artinya

koefisien regresi variabel independent yaitu kualitas makanan dan jasa (X1), brand

affect (X2), kesadaran merek (X3), dan asosiasi merek (X4) tersebut tidak berbeda

dengan nol. Atau dengan kata lain variabel kualitas makanan dan jasa (X1), brand

affect (X2), kesadaran merek (X3), dan asosiasi merek (X4) tersebut tidak berpengaruh

terhadap kepercayaan merek (Y). sedangkan jika pada pengujian terhadap koefisien

regresi, thitung lebih besar daripada nilai ttabel, maka keputusannya adalah menerima

hipotesis 1 (H1), hipotesis 2 (H2), hipotesis 3 (H3). Artinya koefisien regresi variabel

independent yaitu kualitas makanan dan jasa (X1), brand affect (X2), kesadaran merek

(X3) dan asosiasi merek (X4) tersebut berbeda dengan nol. dengan kata lain variabel
51

kualitas makanan dan jasa (X1), brand affect (X2), kesadaran merek (X3), dan asosiasi

merek (X4) tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan merek (Y).

Anda mungkin juga menyukai