Anda di halaman 1dari 4

HASIL ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI TINGKAT SMP BERDASARKAN TUNTUTAN KURIKULUM 2013

Judul Tesis : Kajian Nilai Sosial Budaya pada Novel Si Anak Cahaya Karya Tere Liye
sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMP
Oleh : Nanan Sukmiati
NPM : 88101181018

KONDISI
KONDISI IDEAL TUNTUTAN
NO. FAKTUAL DI KEBUTUHAN
KURIKULUM 2013
LAPANGAN
1. Terdapat perubahan mendasar dalam Guru-guru belum Penggunaan bahasa
Kurikulum 2013, khususnya bidang sepenuhnya Indonesia sangat
pembelajaran bahasa Indonesia. menggunakan bahasa diperlukan sebagai
Perubahan dimaksud terjadi pada Indonesia yang baik media penyampai
paradigma penetapan satuan dan benar dalam materi pelajaran di
kebahasaan yang menjadi basis kegiatan kelas.
materi pembelajaran (Mahsun, pembelajaran di kelas
2014:95)
2. Pembelajaran bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Siswa sangat
diarahkan untuk meningkatkan Indonesia di sekolah- membutuhkan
kemampuan peserta didik untuk sekolah belum pembelajaran bahasa
berkomunikasi dalam bahasa mampu mengarahkan Indonesia yang
Indonesia dengan baik dan benar, peserta didik untuk mampu
baik secara lisan maupun tulis, serta berkomunikasi secara menumbuhkan
menumbuhkan apresiasi terhadap baik dan benar serta kemampuan
hasil karya kesastraan manusia belum maksimal komunikasi dan
Indonesia. dalam menumbuhkan apresiasi sastra yang
jiwa apresiasi sastra baik dan benar.
pada siswa

3. Penyelenggaraan mata pelajaran Pembelajran bahasa Siswa membutuhkan


bahasa Indonesia juga dimaksudkan Indonesia belum pembelajaran sastra
agar daya apresiasi sastra siswa dapat menumbuhkan yang baik dan sesuai
terhadap hasil sastra Indonesia daya apresiasi sastra agar mampu
tumbuh dengan baik. siswa mengapresiasi hasil
karya sastra
4. Kurikulum 2013 secara tersurat Pengetahuan dan Bahan ajar sastra
dijelaskan bahwa pembelajaran kemampuan siswa yang dapat
sastra bertujuan agar siswa dapat dalam berbahasa menumbuhkan
“menikmati dan memanfaatkan belum memadai serta kebanggan siswa
karya sastra untuk memperluas belum mampu terhadap karya sastra
wawasan, budi pekerti, serta menumbuhkan rasa Indonesia
meningkatkan pengetahuan dan bangga terhadap
kemampuan berbahasa, dan sastra Indonesia
menghargai dan membanggakan
sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia
Indonesia.”
5. Perencanaan, pelaksanaan, dan Perencanaan dan Siswa mampu
evaluasi pembelajaran sastra evaluasi menghasilkan karya
idealnya diarahkan pada pembelajaran sastra sastra setelah
penumbuhan apresiasi pada siswa belum mengarah kegiatan
kepada karya yang pembelejaran sastra
bersifat produktif
6. Minimnya bacaan sastra bagi siswa. Langkanya buku Siswa membutuhkan
Di sekolah siswa hanya menerima sastra serius untuk karya sastra yang
bacaan sastra berupa sastra populer dijadikan bahan berkualitas untuk
bukan jenis sastra serius. bacaan menyebabkan dipelajari
siswa enggan
membaca
7. Sastra dapat mengajarkan siswa Pembelajaran sastra Nilai-nilai kehidupan
terhadap nilai kehidupan di kelas masih jauh sangat diperlukan
untuk mengajarkan siswa sebagai bekal
nilai kehidupan untuk kehidupan
kepada siswa bermasyarakat
maupun bagi diri
siswa pribadi sebagai
manusia religi dan
social.
8 Alokasi waktu yang diperuntukan Dalam perspektif Siswa membutuhkan
bidang studi bahasa Indonesia di “perkurikuluman”, alokasi waktu yang
tingkat SMP/Mts cukup besar dan proporsi waktu lebih lebih untuk
relatif memadai dibandingkan banyak tersita oleh mengapresiasi karya
bidang studi lainnya (rata-rata 6 bidang kebahasaan sastra
jam/Minggu). (90%), sedang
bidang sastra sangat
sedikit (10%).
9. Silabus K-13 mengharuskan Guru-guru masih Buku ajar yang
kegiatan pembelajaran mengadopsi kesulitan untuk dirancang dengan
pendekatan sains (scientific menjabarkan pendekatan scientific
approach) yang meliputi 5 tahap, scientific approach approach (bisa juga
mulai dari mengamati, menanya, dalam RPP maupun dituangkan pada
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan dalam proses medianya, bukan
mengkomunikasikan pembelajaran yang pada bukunya) dan
sesungguhnya. dilengkapi contoh
RPP scientific
approach
10. Buku ajar tiap mata pelajaran Buku yang Buku ajar yang
disuplai oleh pemerintah disediakan pusat adaptif dengan
untuk jenjang SMP kurikulum 2013
hanyalah buku
Sejarah, Bahasa
Indonesia
11. Siswa dibiasakan belajar dalam Guru memulai Buku ajar yang
suasana kolaboratif agar menjadi pembelajaran dengan memuat kegiatan
pribadi yang aktif, kreatif, inovatif. ‘menjelaskan’ pembelajaran
kemudian latihan kolaboratif
soal yang sifatnya
individual
12. Menggunakan teknologi dalam Versi cetak tetap Bahan ajar dikemas
pembelajaran lebih diunggulkan dalam bentuk buku
daripada versi digital yang sesuai dengan
karakteristik siswa
(menonjolkan bagan
atau gambar yang
relevan dengan
materi yang
diajarkan, menarik
dan memotivasi
siswa untuk belajar)
dengan tetap memuat
pengetahuan yang
memungkinkan siswa
mengeksplorasi
sumber belajar lain
(internet,
perpustakaan, dll.)

Anda mungkin juga menyukai