Disusun Oleh :
ZULKIFLI
09220150078
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1 Pengertian ............................................................................................... 2
2.2 Sumber limbah......................................................................................... 2
2.3 Karakteristik air limbah........................................................................... 3
2.4 Parameter air limbah ............................................................................... 4
2.5 Dampak buangan air limbah Sumber limbah.......................................... 5
2.6 Pengolahan air limbah............................................................................. 6
2.7 Limbah Industri..................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN......... …………………………………………... 16
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “pengolahan limbah cair”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap makalah tentang “pengolahan limbah cair ” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makassar, Desember 2017
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 PENGERTIAN
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.
Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk
3
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing
industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat
pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan
polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah
tangga.
2.3 KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan
hidup. Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang
volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat
kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari
500mg/l disebut kuat.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam
4
apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan
terdiri dari 2 golongan, yakni:
5
4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)
6. Kandungan pH
7. Suhu
1. Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-
zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak
dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya
nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain)
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan
danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai
contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang
langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam
hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga
dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air
tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga
tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.
6
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air
limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan
perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut
tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan
keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa
saluran air. limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya
air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang
berarti akan menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang
dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan
dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan
tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum
mengalirkannya ke lingkungan.
7
Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan
kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan
misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste
Water Treatment Plant / WWTP).
Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,
diantaranya:
8
a) Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami
pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami.
Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri
pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam
air limbah itu.
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut
harus dipenuhi:
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
9
d) Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah
air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas.
Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:
1. Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami
penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan,
dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber
melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.
2. Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang
sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
3. Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi
untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan
agar merata.
4. Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang
minimal bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
e) System Riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan,
dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk
menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan
jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated
system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung
kota, misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air
kotor itu masih memerlukan pengolahan.
10
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung
diatas permukaan air.
2. Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap)
sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.
3. Proses biologis
5. Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh
mikroba patogen.
6. Pengenceran
Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari
pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya.
Selain itu libah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air
sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis
industry yang menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon,
pengolahan cramb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring,
kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka,
pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging dan lain-lain.
11
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan
berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya). Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan
yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk
mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau
secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari
5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air
dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi,
12
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada
banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran,
3
industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m setiap ton
pulp yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut
3
menghasilkan limbah air berkisar antara 79-500 m per hari, sedangkan
3
industri pengolahan crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 m limbah
air per hari.
a. Pra-pengolahan (pre-treatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan
2
berukuran ± 30×30 cm untuk debit air 100 m per jam sudah cukup
baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat
dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya
(besar lubang kawat tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa
penghalang nyamuk. Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk
mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring
dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air.
Bahan lainnya adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
13
b. Pengolahan primer (primary treatment)
Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau
zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada
penyaringan terdahulu.
14
oksidasi, dan reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan
nitrifikasi alga).
1. Penghancuran
2. Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan membuat
kolam)
4. Sedimentasi
5. Pengapungan
6. Filtrasi
15
c. Proses biologi, dapt dilakukan dengan:
1. Kolam oksidasi
3. Trickling filter
4. Lagoon
5. Fakultatif
16
BAB III
PENUTUP
3. KESIMPULAN
o Air buangan/ air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya.
4.
o Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah
industri dan air limbah kotapraja.
5.
o Karakteristik air limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik, karakteristik
kimia, karakteristik biologi.
6.
o Parameter-parameter yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD,
COD, DO, hardness, settleable solid, Total Suspended Solid, Mixed
Liquor Suspended Solid, Mixed Liquor Volatile Suspended Solid.
17
5.
18