Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

DIFUSI DAN OSMOSIS


(Penentuan Potensial Air Jaringan Sechium edule.)

Disusun oleh :
Widya safitri es salsabila
18030204042
Pendidikan Biologi 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan Sechium edule.?
2. Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan Sechium edule.?
3. Berapakah nilai potensial air jaringan Sechium edule.?

B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan Sechium edule.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan Sechium edule.
3. Menghitung nilai potensial air jaringan Sechium edule.

C. Hipotesis
Ha = terdapat pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan Sechium edule.
Ho = tidak terdapat pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan Sechium edule.

D. Kajian Pustaka
Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan air dalam tanah
dan tubuh tumbuhan didasarkan atas suatu hubungan energi potensial. Air mempunyai
kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah dengan energi
potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah. Energi potensial dalam
sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan energi potensial air
murni. Karena air dalam tumbuhan dan tanah biasanya secara kimia tidak murni,
disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh berbagai gaya,
seperti gaya tarik-menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan, maka energi
potensialnya lebih kecil dari pada energi potensial air murni.
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem,
yang dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni, tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama. Dalam sel
tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel,

1
larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan
potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial
matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona, 2011). Salah satu ciri
yang membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah adanya dinding sel.
Dinding sel terdiri atas dinding primer dan dinding sekunder, antara dinding primer
dari suatu sel dengan dinding primer dari sel tetangganya terdapat lamella tengah.
Lamella tengah merupakan perekat yang mengikat sel secara bersama-sama untuk
membentuk jaringan.
Potensial air negatif bila potensial kimia air dalam sistem yang dimaksud lebih
rendah daripada potensial air murni acuan dan positif bila potensial air dalam sistem
tersebut lebih besar daripada potensial kimia air murni acuan (Salisbury 1992).
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari
suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk
menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin
besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai
kandungan air lebih rendah (Basahona, 2011).
Air berdifusi akibat adanya pengaruh perbedaan selisih potensial air. Jika
potensial air lebih tinggi di satu bagian dari sistem dari pada dibagian lain, maka air
bergerak dari daerah berpotensial air tinggi ke daerah berpotensial air rendah
(Salisbury 1992). Potensial air dinyatakan dalam satuan energi sebagai tekanan atau
bar. Faktor-faktor yang mempengaruhi potensial osmotik (ΨS) adalah konsenterasi
pelarut, derajat ionisasi, derajat hidrasi, dan suhu. Jika konsenterasi semakin tinggi
maka nilai potensial osmotik makin rendah. Sedangkan semakin tinggi derajat ionisasi
dan derajat hidrasi, semakin rendah nilai potensial osmotiknya, begitu juga jika suhu
semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah.
Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air penting
untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem tumbuhan, tanah
dan udara. Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar, atm, seperti satuan
tekanan. Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah. Jadi difusi
termasuk osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradien dalam energi bebas dari
partikel-partikel yang berdifusi (Ismail, 2011).
Hubungan antar potensial air adalah dengan melakukan peristiwa osmosis
karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara dua tempat tersedianya
difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel
atau membrane protoplasma adalah membrane pembatas antara zat yang berdifusi
karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka
sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses
osmosis.
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel
sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil
masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting
bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial
osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial
air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada konsentrasi
sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang terplasmolisis mencapai 50%.
Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan konsentrasi yang dimiliki
oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
22,4 . M .T
¿=
273
Dengan:
TO = Tekanan Osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Jika tekanan sel bernilai positf, maka nilai potensial osmotik dan potensial air bernilai
negatif sehingga:
PO = - TO
PA = - TO

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa
2. Variabel kontrol : Suhu ruangan, volume larutan sukrosa, jumlah dan
panjang potongan silinder umbi kentang, lama
waktu perendaman (t), perbesaran mikroskop
3. Variabel respon : Perubahan panjang potongan silinder Sechium edule,
potensial air

F. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Manipulasi
Variabel manipulasi pada percobaan ini yaitu konsentrasi larutan sukrosa
(0 M ; 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ; 1 M). Masing-masing konsentrasi larutan
sukrosa tersebut dituang dalam cup yang berbeda-beda dan diberi label.
2. Variabel Kontrol
Variabel yang dibuat sama pada percobaan ini yaitu volume larutan yang
yang digunakan sebanyak 25ml, lamanya perendaman potongan silider terdapat
pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan
jaringan Sechium edule. yaitu selama 90 menit, serta ukuran potongan silinder
umbi kentang masing-masing 2 cm sebanyak 4 potongan di tiap konsentrasi
larutan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan suhu
ruangan 310 C.
3. Variabel Respon
Variabel respon dari percobaan ini yaitu perubahan panjang potongan
silinder Sechium edule.. Setelah potongan silinder direndam dalam larutan sukrosa
dengan konsentrasi yang berbeda-beda, maka akan diketahui perubahan panjang
serta potensial air dari perhitungan yang didapat.

G. Alat dan Bahan


1. Sechium edule.
2. Larutan sukrosa 0 M ; 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ; 1 M
3. Gelas kimia 100 ml sebanyak 6 buah
4. Gelas ukur 50 ml, 1 buah
5. Cup 6 buah
6. Plastik 6 buah
7. Karet 6 buah
8. Alat pengebor gabus
9. Penggaris, pisau tajam, pinset, plastik dan karet gelang/tali

H. Rancangan Percobaan
I. Langkah kerja
1. Mengukur dan mengidentifikasi. Isilah gelas kimia ke-1 dengan larutan sukrosa 0
M, gelas kimia ke-2 dengan larutan sukrosa 0,2 M dan seterusnya sampai gelas
kimia ke-6, masing-masing 25 ml. Beri label pada masing-masing gelas kimia
tersebut.
2. Mengerjakan praktikum. Pilih Sechium edule. yang cukup besar dan masih muda,
buatlah silinder Sechium edule. dengan alat pengebor gabus. Potong-potong
silinder Sechium edule. tersebut sepanjang 2 cm.
3. Masukkan potongan Sechium edule. tersebut ke dalam gelas kimia yang telah
diisi dengan larutan sukrosa pada berbagai konsentrasi, masing-masing 4
potongan. Catat waktu pada saat memasukkan potongan umbi ke dalam gelas
kimia. Bekerjalah dengan cepat untuk mengurangi penguapan, dan tutup rapat
gelas kimia selama percobaan dilakukan.
4. Mengamati dan mengukur. Setelah 1,5 jam, keluarkan setiap potongan Sechium
edule. tersebut dan ukur kembali panjangnya.
5. Menghitung. Hitung nilai rata-rata perubahan panjang Sechium edule. untuk
setiap konsentrasi larutan sukrosa.
6. Membuat tabel berdasarkan hasil pengamatan yang terdiri dari konsentrasi larutan
sukrosa, panjang awal, panjang akhir, pertambahan panjang dan rata-rata
pertambahan panjang untuk setiap konsentrasi sukrosa.
7. Membuat grafik berdasarkan pengamatan.

J. Rancangan Tabel Pengamatan


Tabel 1.1. Pertambahan Panjang Sechium edule. Setelah Perendaman pada Larutan
Sukrosa dengan Konsentrasi Tertentu
Konsentrasi Rata-rata
Panjang Panjang Selisih
Larutan Pertambahan
Awal Akhir Panjang
Sukrosa Panjang
2,5 cm 0,5 cm
2,3 cm 0,3 cm
0M 2 cm 0,22 cm
2,1 cm 0,1 cm
2 cm 0 cm
0,2 M 2 cm 2 cm 0 cm 0 cm
2 cm 0 cm
2 cm 0 cm
2 cm 5 cm
2 cm 0 cm
2 cm 0 cm
0,4 M 2 cm -0,05 cm
1,8 cm -0,2 cm
2 cm 0 cm
1,9 cm 0,1 cm
1,9 cm 0,1 cm
0,6 M 2 cm -0,12 cm
1,9 cm 0,1 cm
1,8 cm 0,02 cm
1,8 cm 0,1 cm
1,9 cm 0,2 cm
0,8 M 2 cm -0,15 cm
1,8 cm 0,1 cm
1,9 cm 0,2 cm
1,8 cm 0,2 cm
1,8 cm 0,2 cm
1M 2 cm -0,22 cm
1,7 cm 0,3 cm
1,8 cm 0,2 cm

Grafik 1.2. Pertambahan Panjang Kentang Setelah Perendaman dengan Larutan


Sukrosa dengan Konsentrasi Tertentu.
0.14

0.12
Rata-rata Selisih Panjang (cm)

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1,0 M
Konsentrasi Sukrosa

Berdasarkan grafik tersebut, tidak didapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang


tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder Sechium edule. pada
konsentrasi 1 M terjadi perubahan panjang 0 cm. Sehingga nilai potensial air yang
didapatkan sebesar -24,86 melalui perhitungan sebagai berikut: (perhitungan
terlampir)
22,4 . M . T
TO=
273
PA = -TO
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan
panjang potongan silinder Sechium edule. sesudah direndam dalam larutan sukrosa 25
ml dengan konsentrasi larutan yang berbeda-beda.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama 0,5 cm; potongan kedua 0,3 cm; potongan ketiga 0,1 cm dan
potongan keempat 0 cm sehingga didapatkan rata-rata perubahan panjang 0,22 cm.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,2 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama sampai potongan keempat adalah 0 sehingga didapatkan rata-
rata perubahan panjang 0 cm.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama 0 cm; potongan kedua 0 cm; potongan ketiga -0,2 cm dan
potongan keempat adalah 0 cm sehingga didapatkan rata-rata perubahan panjang -0,05
cm.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,6 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama 0,1 cm; potongan kedua 0,1 cm; potongan ketiga 0,1 cm dan
potongan keempat 0,2 cm sehingga didapatkan rata-rata perubahan panjang -0,12 cm.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,8 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama 0,1 cm; potongan kedua 0,02 cm; potongan ketiga 0,1 cm dan
potongan keempat 0,2cm sehingga didapatkan rata-rata perubahan panjang -0,15 cm.
Pada konsentrasi larutan sukrosa 1 M didapatkan selisih perubahan panjang
pada potongan pertama 0,2 cm; potongan kedua 0,2 cm; potongan ketiga 0,3 cm dan
potongan keempat 0,2 cm sehingga didapatkan rata-rata perubahan panjang -0,22 cm.
Pada potongan silinder Sechium edule yang direndam dalam larutan sukrosa
dengan konsentrasi yang berbeda-beda diketahui bahwa dengan konsentrasi yang
berbeda-beda maka akan mendapatkan hasil yang berbeda-beda pula, dimana semakin
tinggi larutan sukrosa yang diberikan maka sel Sechium edule akan semakin menyusut.

DISKUSI
1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan
pertambahan panjang potongan silinder umbi dalam menentukan potensial air?
Jawab : Nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang potongan silinder perlu diketahui karena dalam menentukan potensial air
perlu diketahui nilai potensial tekanan dan potensial osmosis. Dalam hal ini
diketahui bahwa nilai PT = 0 karena tidak ada potensial tekanan yang terjadi.
Sehingga nilai PA sama dengan nilai PO yang berarti larutan sukrosa tidak
menyebabkan perubahan panjang silinder Sechium edule. Larutan sukrosa
mempunyai PO yang sama dengan PA yang dimiliki oleh silinder umbi sehingga
panjang umbi tetap seperti semula karena tidak terjadi keluar masuknya air
kedalam sel atau sebaliknya.
2. Mengapa nilai Potensial air sel umbi yang tidak berubah panjangnya sama dengan
nilai Potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang umbi tersebut?
Jawab : Karena pada saat tidak terjadi pertambahan panjang silinder umbi
konsentrasi di dalam sel dengan konsentrasi larutan sukrosa adalah sama, hal ini
disebut juga dengan proses isotonik, sehingga nilai PT =0 karena tidak ada
tekanan balik dari sel, jadi persamaan yang semula PA = PO + PT karena nilai PT
= 0 maka menjadi PA = PO atau nilai potensial air sama dengan nilai potensial
osmotik.

L. Hasil Analisis Data


Berdasarkan analisis data di atas dapat diketahui bahwa konsentrasi larutan
sukrosa dapat mempengaruhi rata-rata perubahan panjang potongan silinder Sechium
edule.. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka potongan Sechium edule.
akan mengalami penyusutan, hal ini disebabkan karena konsentrasi larutan sukrosa
memiliki potensial air yang lebih rendah dibandingkan potensial air pada umbi
kentang. Ini menyebabkan keluarnya cairan dari membran di dalam jaringan Sechium
edule.. Keluarnya air tersebut disebabkan oleh larutan sukrosa memiliki potensial air
yang lebih rendah (hipertonik) daripada potensial air sel (hipotonik), sehingga air akan
berpindah dari dalam sel ke larutan sukrosa. Air meninggalkan sel dan volume sel
menjadi mengecil. Potensial air sel akan terus menerus menurun hingga terjadi
keseimbangan antara potensial air sel dengan potensial air larutan sukrosa (Kustiyah,
2007).
Pada praktikum ini didapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder Sechium edule. yaitu pada
konsentrasi 1 M terjadi perubahan panjang 0 cm. Sehingga nilai potensial air yang
didapatkan sebesar -24,86 Hal ini dapat terjadi karena merupakan proses isotonik
dimana potensial air yang ada didalam larutan sukrosa konsentrasinya sama dengan
ptonsial air yang ada didalam sel tumbuhan Sechium edule

M. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dlakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap perubahan panjang potongan
jaringan tumbuhan Sechium edule, Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa
maka semakin menyusut panjang potongan jaringan tumbuhan. Hal ini
dikarenakan konsentrasi larutan sukrosa yang lebih tinggi dibandingkan pada
potongan Sechium edule. yang lebih banyak kandungan airnya sehingga cairan di
dalam sel keluar membran.
2. Berdasarkan grafik, didapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder Sechium edule. yaitu pada
konsentrasi 0,2 M terjadi perubahan panjang 0 cm (mengalami penyusutan).
3. Nilai potensial air jaringan diperoleh Sechium edule sebesar -4,98.

N. Daftar Pustaka
Basahona, Sumanto. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran
Potensial Air Jaringan Tumbuhan
Ismail. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA
UNM: Makassar.
Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model
Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang. Vol. 1 . No. 1 . Hal :
24-37
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Salisbury, Frank B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB
LAMPIRAN

1. Perhitungan Potensial Air Jariangan Umbi kentang

22,4 . M . T
TO¿
273
22,4 .1 M . ( 31+273 )
¿=
273
=4,98
PA = -TO
PA = -4,98

2. Foto Percobaan

Perendaman potongan
silinder Sechium edule.
dalam berbagai konsentrasi
larutan sukrosa

Pengukuran panjang akhir


potongan silinder Sechium
edule.

Anda mungkin juga menyukai