Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN BELAJAR II

KEGIATAN BERKELANJUTAN

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Di era otonomi ini tanpa bahwa ada kecenderungan permasalahan lingkungan


hidup semakin bertambah kompleks, yang seharusnya tidak demikian halnya. Ada
sementara dugaan bahwa kemerosotan lingkungan hidup terkait dengan pelaksanaan
otonomi daerah, dimana daerah ingin meningkatkan pendapatan asli daerah dengan
melakukan eksploitasi sumber daya alam yang kurang memperhatikan aspek
lingkungan hidup dengan semestinya. Terdapat banyak hal yang menyebabkan aspek
lingkungan hidup menjadi kurang di perhatikan dalam proses pembangunan yang
bervariasi dari daerah satu dengan daerah yang lainnya. Hal-hal yang bersifat lokal
seperti ketersediaan sumber daya manusia sampai hal-hal yang berskala seperti
penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan.

Dalam mengatasi masalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan dalam


pembangunan suatu wilayah maka perlu kiranya satu-satunya adalah dengan
penerapan pengelolaan pembangunan dengan cara pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan dalam bahasa Indonesia merupaka terjemahan dari
bahasa Inggris, sustainable = berkelanjutan, sedangkan development = pembangunan.
Istilah pembangunan berkelanjutan selanjutnya di perkenalkan dalam world
conservation strategy atau strategi konservasi dunia yang diterbitkan oleh United
Nations Environment Programme (UNEP), International Union For Conservation of
Nature and Natural Resources (IUCN), dan World Wide Fund For Nature (WWF)
pada 1980 dan istilah tersebut digunakan sampai sekarang. Pembangunan
berkelanjutan dari pengertian yang dipaparkan dalam Brundtland Report, PBB 1987.
Diartikan sebagai proses pembangunan pengelolaan lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dan pengelolaan pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.

Tiga alasan utama mengapa pembangunan harus disebut sebagai


pembangunan berkelanjutan menurut Ahmad Fauzi yang disampaikan tahun 2004,
yang pertama adalah alasan moral, generasi kini menikmati barang dan jasa yang di
hasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara moral perlu untuk
memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.

Alasan ekologi, keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai ekologi yang


sangat tinggi oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak di arahkan pada
kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada akhirnya
mengancam fungsi ekologi.

Alasan ekonomi, alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan
karena tidak di ketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum
memenuhi kriteria berkelanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi
berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek berkelanjutan dari sisi
ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antar generasi.

B. SEJARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang peneglolaan lingkungan


hidup disebutkan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, sumber
daya, ke dalam proses pembangunan untuk dijamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai pertumbuhan ekonomi


dan peningkatan standar hidup bagi penduduk muara pembangunan tersebut saling
berkaitan. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui produksi, penjualan, dan jasa.
Lingkungan hidup dengan segala sumber dayanya di manfaatkan sebagai modal
pembangunan. Manfaat lingkungan hidup antara lain :

a. Tempat hidup manusia dan melakukan kegiatannya


b. Tempat hidup hewan dan tumbuhan
c. Sumber bahan pangan
d. Sumber bahan baku atau bahan mentah
e. Sumber bahan tambang dan mineral
f. Sumber energi atau bahan bakar

Pembangunan berkelanjutan menjamin bahwa generasi mendatang masih


mendapatkan dan bisa memanfaatkan sumber daya alam. Sebagi contoh Indsutri
perikanan membatasi ikan-ikan laut yang akan di olah dengan jenis dan ukuran
tertentu yang layak di konsumsi. Konsep pembangunan berkelanjutan pada Tahun
1972 fenomena degradasi lingkungan hidup dibicarakan oleh beberapa kepala negara
dalam pertemuan di stockholm swedia. Pertemuan ini menghasilkan keputusan
pembentukan lembaga-lembaga pemerintah dan pemerintah yang bertugas untuk
melestarikan lingkungan hidup.

Hasil KTT pembangunan berkelanjutan Tahun 1992 dan 2002 konferensi


tingkat tinggi (KTT) pembangunan berkelanjutan Tahun 1992 di Rio de Jeneiro,
berhasil menghasilkan agenda 21 yaitu suatu rencana global untuk pembangunan
berkelanjutan yang dapat dijadikan panduan bagi negara-negara untuk melaksanakan :

1. Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan ekonomi


2. Pemerintahan yang demokratis
3. Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan

Konferensi pembangunan berkelanjutan di Afrika Selatan ini menghasilkan


pokok-pokok rencana pelaksanaan sebagai berikut :

a. Pemberantasan kemiskinan
b. Perubahan pola konsumsi dan produksi
c. Proteksi dan pengelola sumber daya alam sebagai landasan pembangunan
ekonomi dan sosial
d. Pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan globalisasi
e. Kesehatan dan pembangunan berkelanjutan
f. Pembangunan berkelanjutan bagi kepulauan negara kecil
g. Pembangunan berkelanjutan untuk Afrika
h. Pembangunan berkelanjutan untuk kawasan regional Amerika latin dan karibia,
Asia dan Pasifik.
i. Saran untuk pelaksanaan perdaganga, keuangan, ahli teknologi, iptek, dll.
j. Kerangka kelembagaan berkelanjutan ( good govermance)

C. CONTOH PEMBANUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan ditandai dengan udara yang bersih serta


penggunaan green energy untuk mengetahui dalam contoh-contoh dari pembangunan
berkelanjutan adalah :

a. Pembatasan penggunaan bahan bakar fosil


b. Penggunaan green energy ( energi hijau ) dimasa depan seperti energi matahri,
energi angin.
c. Penggunaan barang bekas atau barang hasil daur ulang untuk keperluan sehari-
hari
d. Penggunaan plastik organik
e. Selalu membawa keranjang belanja mengurangi plastik
f. Pelestarian hutan
g. Reklamasi lahan tandus
h. Pengolahan sampah dengan cara 4R yaitu reduce, reuse, recycle dan replace

D. AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)


Lingkungan hidup merupakan bagian mutlak dari kehidupan manusia berikut
ini 4 hal tercakup dalam studi amdal.
1. Penyajian informasi lingkungan (PIL) anaslisis dampak lingkungan (amdal) untuk
kegiatan yang direncanakan
2. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi evaluasi lingkungan (SEL) untuk
kegiatan yang telah berjalan
3. Rencana kelola lingkungan (RKL) untuk merencanakan pengelolaan dampak
kegiatan kepada lingkungan
4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL) studi pemantauan pengelolaan
lingkungan
5. Kerangka acuan (KA), memberikan dasar arahan pelaksanaan SEL dan amdal
dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk
kegiatan yang telah berjalan.

Anda mungkin juga menyukai