Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN BELAJAR 3

Pendidikan untuk pembangunan Berkelanjutan (Education for sustainable Develoment/ ESD)

A.PENERTIAN ESD

Education for sustainable develoment merupakan konsep dinamis yang mencakup sebuah
visi baru pendidikan yang mengusahakan pemberdayaan orang segala usia untuk turut
bertanggung jawab dalam menciptakan sebuah masa depan berkelanjutan ESD merupakan
upaya untuk mengubah perilaku dan gaya hidup bagi transformasi masyarakat yang positif.
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan
untuk mengubah perilaku dan gaya hidup bagi transformasi masyarakat yang positif,adalah

1. Menghargai nilainilai dan hak-hak semua manusia d seluruh planet bumi dan
komitmen terhadap keadilan sosial dan ekonomi bagi semua
2. Menghargai hak-hak asasi manusia generasi mendatang dan komitmen terhadap
tanggung jawab antargenerasi
3. Menghargai dan peduli pada kehidupan komunitas dengan keanekaragamannya yang
mencakup perlindungan danperbaikan terhadap ekosistem planet bumi
4. Menghargai keanekaragaman budaya dan komitmen untuk membangun toleransi
budaya lokal dal global, perdamaian dan anti kekerasan (non violence)

Pembanguna berkelanjutan memiliki tiga perspektif penting, yakni sosial-budaya,


lingkungan, dan ekonomi. Perspektif sosial budaya merupakan sebuah pemahaman
terhadap institusi sosial dan peran manusia dalam perubahan dan pembangunan.
Perspektif lingkungan merupakan suatukesadaran terhadap sumber-sumber daya alam,
lingkungan hidup fisik yang sensitf, dampak aktivitas manusia, dan pengambilan
keputusan yangberkaitan dengan komitmen untuk menciptakan kebijakan pembangunan
sosial dan ekonomi. Perspektif ekonomi merupakan kepekaan terhadap keterbatasan dan
potensi pertumbuhan ekonomi serta dampaknya terhadap masyarakat maupun
lingkungan, dikaitkan dengan komitmen untuk mengevaluasi tingkat konsumsi individu
dan masyarakat sebagai bentuk keperihatinan terhadap lingkungan setra keadilan
sosial.Ketiga perspektif tersebut saling terkait danmerupakan pilar pendorong bagi
pembangunan berkelanjutan tidak bisa mempertimbangkan satuaspek saja.seperti aspek
ekonomi,tetapi juga mempertimbangkan aspek lainnya sepertiaspek sosial-budaya dan
lingkungan.

B. MODEL ESD

Aspek-aspek ESD secara tidak langsung sudah tercakup di dalam beberapa standar
kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Namun, dalam pelaksanaannya guru
umumnya belum memahami tentang konsep dan komponen ESD. Oleh karna itu, perlu
disusun model yang dapat dijadikan acuan bagi guru untuk menyampaikan nilai-nilai ESD
dalam proses pembelajaran. Model tersebut digambarkan sebagai beriku.
ESD Sekolah

Visi Sekolah Sebagai Pusat


Pendidikan dan

INTRAKURIKULER

Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kompotensi (SI dan SKL)


2. Proses Pembelajaran (Standar Proses)
3. Pendidikan dan Tenaga Pendidikan
4. Sumber Belajar (Sarana Prasarana)
5. Pengelolaan
6. Penilaian

Diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Tiga lingkaran pada gambar di atas
adalah tiga perpektif ESD yang meliputi lingkaran, sosial, budaya, dan ekonomi. Jika nilai-
nilai ESD pada komponen-komponen dalam ketiga perspektif dilaksanakan maka akan
tercapai apa yang disebut pembangunan berkelanjutan. Jika nilai-nilai ESD pada komponen
dalam perspektif sosial budaya dan lingkungan sudah dilaksanakan maka terjadi keselarasan
antara lingkungan dan sosial budaya. Ini berarti lingkungan dapat memenuhi atau
menanggung (bearable) kebutuhan masyarakat,dan masyarakat memelihara dan
mempergunakan sumberdaya alam secara tidak berlebihan.

C.PEMBELAJARAN

1. perencanaan pembelajaran

a. kompetensi

kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Kompetensi bersifat kompleks dan merupakan satu kesatuan
yang utuh yang mnggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang
dimiliki seseorang yang dapat diaktualisasikan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk
menjalankannya.

b. Hubungan kompetensi dengan perspektif ESD

sebagaimana diuraikan di muka bahwa terdapat tiga perspektif dalam pembangunan


berkelanjutan, yakni sosial-budaya, lingkungan, dan ekonomi. Masing-masing perspektif
tersebut telah dirinci ke dalam 15 komponen ESD, yakni perspektif sosial-budaya mencakup
7 komponen, perspektif lingkungan mencakup 5 komponen dan perspektif ekonomi
mencakup 3 komponen. Untuk kepentingan kegiatan intrakulikuler berwawasan ESD, dari 15
komponen ESD telah dikaji dirinci menjadi 77 (tujuh puluh tujuh ) aspek. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam mengaitkan antara aspek-aspek tersebut dengan SK
dan KD yang merupakan acuan bagi sekolah dalam menetapkan aktivitas pembelajaran. Ke
tujuh puluh aspek tersebut dapat diperkaya sesuai dengan pemahaman guru.

c. silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

setiap komponen dan tahapan aktivitas pembelajaran harus dituangkan dalam perencanaan
proses pembelajaran yang mencakup silabus dan RPP. Silabus dan RPP dapat dikembangkan
guru seorang diri atau bergabung dengan guru lainnya dalam lingkup sekolah, KKG atau guru
sekolah. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai KD yang dimuat dalam standar
isi. Setiap guru harus menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, motivasi siswauntuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi perkasa, kreativitas, dan
kemandirian siswa sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta peikologis siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran ESD merupakan suatu proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bisa terjadi di dalam atau di luar kelas.
Pembelajaran dimaksudkan untuk memnuhi pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar sebagai mana dimuat di dalam standar isi. Pembelajaran ESD perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien.

3. pengelolaan kelas

Penelolaan kelas dalam pembelajaran berwawasan ESD dilaksanakan berdasarkan prinsip-


prinsip pengelolaan kelas sebagaimana tertuang dalam peraturan Mentri Depdiknas No. 19
Tahun 2007 tentang pengelolaan yang menyatakan bahwa:

a. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didk;
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kesepatan dan kemampuan belajar
peserta didik;
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan,dan keputusan
pada peraturan dalam menyelengarakan proses pembelajaran;
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respn dan hasilbelajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung;
g. Guru menghargai peserta didik tanpan memandang latar belakang agama, suku, jenis
kelamin dan status sosial ekonomi;
h. Guru menghargai pendapat peserta didik;
i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya;
k. Dan guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

Anda mungkin juga menyukai