Anda di halaman 1dari 3

Kasus 9: Yunita

An.T, usia 7 tahun, keluhan utama saat pengkajian ibu pasien mengatakan An.T
badannya lemah. Sejak 1 minggu yang lalu An.T badannya lemah, malas makan
dan minum. An.T tidak memiliki riwayat penyakit yang serius. Riwayat imunisasi
lengkap. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan An.T normal sesuai usia. Di
keluarga An.T terdapat riwayat penyakit anemia yaitu kakak An.T. Selama sakit
ini An. T malas melakukan kegiatan dan hanya berbaring di tempat tidur, porsi
makan yang dihabiskan hanya 3 sendok setiap kali makan. Berat badan An.T
turun 1 kg sejak sakit.
Ibu pasien menanyakan kenapa An.T tiba-tiba badannya lemah dan gejala yang
dialami An.T sama persis dengan kakaknya yang seringkali mengalami anemia.
Sejak kecil An.T dan kakaknya tidak suka makan sayur, buah, dan susu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi; 76x/mnt, suhu: 36,1’C, RR: 32x/menit,
Ditemukan konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir kering dan pecah-pecah.
Badan dan akral dingin, warna dasar kuku pucat, terlihat males bergerak dan
berbicara. Kadar Hb didapatkan meningkat dengan nilai 9 gr%. Saat ini An.T
mendapatkan perawatan diruang anak dengan terapi: Infus D5% 16 tpm, Vit B
complek 2x1, Diet TKTP, O2 nasal kanul 2 lpm.

Kasus 10: Mega


An.N, usia 3 tahun, perempuan, keluhan utama saat pengkajian ibu pasien
mengatakan An.N badannya ruam dan demam. Menurut ibu An.N demam sudah 3
hari, batuk pilek, kemudian muncul ruam (bercak merah) mulai dari kepala
sampai dengan perut. An.N tidak memiliki riwayat penyakit yang serius sejak
kecil. Riwayat imunisasi kurang campak, karena ketika masuk usia imunisasi
campak An.N sakit sehingga sampai saat ini ibu belum memberikan imunisasi
campak pada An.N karena takut An.N sakit lagi..
Sejak sakit An.N menjadi rewel, hanya makan 1-2 sendok setiap waktu makan,
sering terbangun dari tidur karena demam dan tubuhnya gatal. An.N selama sakit
belum pernah mandi, hanya diseka badannya di atas tempat tidur. Ibu pasien takut
jika dimandikan demam An.N bertambah.
Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah, composmentis, S:38,5’C,
N:106x/mnt, RR:34x/mnt. Terdapat bercak merah dari kepala sampai dengan
perut, konjuntiva merah dan berair, terdapat secret pada hidung, tubuh An.N bau
dan kotor.
Penatalaksaan terapi saat ini: dexametason 3x setengah ampul (IV), parasetamol
3x1 ctm (oral), sanpicilin 3 x 250 mg (IV), D5% 10 tpm.

Kasus 11: Nurul


An.G, usia 5 tahun, perempuan, keluhan utama saat pengkajian ibu pasien
mengatakan An.G diare dan muntah 5x sejak tadi pagi. An.G dibawa ke IGD 1
hari yang lalu dengan keluhan diare dan muntah lebih dari 5x dalam 24 jam. Di
IGD dilakukan pemasangan infus RL% 15 tpm. Kemudian An.G dipindah ke
ruangan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Pola nutrisi berubah sejak An.G sakit, nafsu makan menurun dan setiap makan
An.G mengalami muntah. Semenjak sakit BB An.G menyusut 0,8 kg. Ibu pasien
mengatakan An. G diare setelah makan mie ayam. Mula-mula diare berampas
namun saat ini berupa air tanpa ampas. Ibu pasien bingung apa yang harus
dilakukan melihat kondisi anaknya semakin lemah.
Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah, pucat, mata cowong,
mukosa bibir kering, tubuh hangat, akral dingin, CRT >3 detik. S: 37,9’C, Nadi
lemah hampir tidak teraba, RR: 30x/mnt. Hasil pemeriksaan didapatkan bakteri
pada tinjanya. Penatalaksanaan terapi saat ini An.G mendapatkan Infus RL grojok,
cefotaxim 3x 250mg (IV), ranitidin 3x 1/4 ampul (IV).

Kasus 12: Siti Solekah


An.S, umur 1,5 tahun, laki-laki, dibawa ibu ke IGD karena sudah 3 hari An.S
pilek, batuk berdahak dan demam. Ibu pasien mengatakan selama sakit An.S
rewel dan mudah terbangun saat tidur. Selama sakit nafsu makan menurun, hanya
minum ASI. Ibu pasien khawatir dengan kondisi anaknya, dan bertanya
bagaimanakah cara merawat anak yang sedang batuk-pilek.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, komposmentis, badan
dan akral hangat, terdapat pernafasan cuping hidung, retraksi intercostae,
S:37,7’C, N: 99x/mnt, RR: 29x/mnt. Pada auskultasi paru terdapat suara ronchi
pada thorak sebelah kanan depan. Penatalaksanaan terapi: parasetamol 3x250 mg
(oral), D5% 16 tpm, cefotaxim 3x250 mg (IV), suplemen vitamin C&E 3x1 sdm
(oral), nebuleizer + combiven 4 tetes..

Anda mungkin juga menyukai