Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN

MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN IPA

Dhony Rusmianto1), Kartono2), M. Shaifuddin3)


PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57616
e-mail : dr24silva@rocketmail.com

Abstract: This study aims to improve students' skills through experimental methods concludes on teaching
science. This type of research is a classroom action research. The subject is receiving the action Elementary
School fifth grade students Berbah 2 totaling 34 students. Method of data collection is done through observation,
documentation and testing. The results showed an increase in students' skills in science teaching concludes. It
can be seen as follows, namely an increase in the skills of the prior action and concludes after the action in the
first cycle increases were 66.6%, 81.8% second cycle, and 90.9% in the third cycle. This study concludes that the
application of the experimental method can improve students' skills in science teaching conclude that impact on
learning outcomes.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimpulkan siswa melalui metode eks-
perimen pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penerima tin-
dakan adalah siswa kelas V SD Negeri Berbah 2 yang berjumlah 34 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan me-
nyimpulkan siswa dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut, yaitu terjadi peningkatan kete-
rampilan menyimpulkan dari sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I peningkatannya mencapai
66,6%, siklus II 81,8%, dan pada siklus III 90,9%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode ekspe-
rimen dapat meningkatkan keterampilan menyimpulkan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga berdampak
pada hasil belajar.

Kata kunci: keterampilan menyimpulkan, metode eksperimen

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang terjadi di sekitarnya sehingga nantinya


(IPA) utamanya di SD merupakan langkah akan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
awal dalam mengenalkan konsep dari suatu Untuk mendorong kemampuan siswa di
gejala atau keadaan alam yang merupakan in- bidang IPA maka diperlukan berbagai upaya
tisari pendidikan IPA. Belajar IPA bukan ha- yang harus dilakukan oleh pendidik (guru).
nya sekedar untuk menghafalkan konsep dan Seorang guru hendaknya memandang pem-
prinsip Sains, akan tetapi juga dengan pem- belajaran IPA tidak hanya menekankan pada
belajaran IPA siswa diharapkan dapat memi- hasil tetapi juga menekankan pada proses
liki sikap serta mampu memahami perubahan untuk memahami konsep, sehingga dengan
yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
tersebut sejalan dengan pendapat Subiyanto pema-haman yang lebih mendalam tentang
(1988: 24) yang mengemukakan bahwa fung- alam sekitar (Depdiknas, 2004.P.3). Menurut
si bidang studi IPA antara lain adalah 1) Von Glasersfeld (Suparno, 1997) mengemu-
mengembangkan keterampilan-keterampilan kakan pendapat bahwa salah satu faktor yang
yang berhubungan dengan keterampilan pro- menentukan prestasi dan hasil belajar IPA
ses; 2) mengenal dan memupuk rasa cinta adalah faktor kemampuan guru menerapkan
terhadap alam sekitar sehingga menimbulkan dan mengembangkannya dalam kegiatan be-
rasa cinta dan kagum terhadap Penciptanya; lajar mengajar Sains.
3) mengembangkan sikap dan nilai; 4) me- Penulis melihat keadaan pembelajaran
ngembangkan minat murid terhadap IPA; dan IPA di SD Negeri Berbah 2, khususnya di ke-
5) mengembangkan konsep-konsep IPA se- las V sebagian besar siswa terlihat kurang
derhana yang berhubungan dengan kehi- aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
dupan sehari-hari. Dengan melalui pembela- hanya mendapatkan materi dari penjelasan
jaran IPA diharapkan siswa dapat mengem- guru saja, tanpa adanya aktivitas langsung
bangkan kreatifitasnya di bidang IPA sebagai dari siswa. Sehingga anak sulit menarik ke-
bentuk tanggap atas perubahan–perubahan simpulan dari materi yang diberikan guru.

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS


2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
Hal ini dapat mempengaruhi pada prestasi pasti kebenarannya; 2) mereka lebih aktif
yang rendah karena siswa kurang begitu pa- berpikir dan berbuat; 3) siswa dalam melak-
ham pada materi IPA yang dipelajari. sanakan proses eksperimen di samping mem-
Keterampilan menyimpulkan sangatlah peroleh ilmu pengetahuan, juga menemukan
penting untuk dikuasai siswa karena merupa- pengalaman praktis serta keterampilan dalam
kan indikator sejauh mana dalam siswa men- menggunakan alat-alat percobaan; 4) dengan
dalami materi yang telah diajarkan oleh guru. eksperimen siswa dapat membuktikan sendiri
Metode konvensional yang diterapkan kebenaran sesuatu teori, sehingga akan me-
oleh guru hanya memberikan gambaran beru- ngubah sikap mereka yang tahayul, ialah pe-
pa kegiatan ceramah menyebabkan siswa ku- ristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
rang memahami konsep sehingga memper- Berdasarkan hal tersebut di atas, pene-
sulit siswa dalam menarik suatu generalisasi/ litian ini menerapkan metode eksperimen pa-
kesimpulan. Hal ini apabila diterapkan dalam da mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri
pembelajaran IPA maka akan terjadi kesen- Berbah 2 Sleman. Tujuan penelitian ini ada-
jangan antara prestasi dengan hasil yang di- lah untuk meningkatkan keterampilan me-
harapkan. Siswa akan mudah menarik kesim- nyimpulkan pada mata pelajaran IPA kelas V
pulan jika anak itu mengalami sendiri kegia- di SD Negeri Berbah 2 Sleman.
tan atau gejala yang ada pada materi IPA.
Selain anak akan mudah dalam mendalami METODE
konsep, kegiatan IPA juga dapat dijadikan Penelitian tindakan kelas ini dilaksa-
sebagai bukti otentik mengenai gejala-gejala nakan di SD Negeri Berbah 2 tahun pelajaran
yang terjadi. 2012/ 2013 beralamat di Tegaltirto, Berbah,
Untuk itu sangat diperlukan suatu Sleman. Waktu penelitian antara bulan Juli-
metode yang akan diterapkan demi tercapai- September 2012. Dilaksanakan 6 kali perte-
nya tujuan- tujuan dari pendidikan IPA di muan dengan waktu 12 x 35 menit. Metode
SD. Kita sebagai guru profesional dituntut yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk merancang suatu kegiatan pembela- penelitian tindakan kelas (Classroom Action
jaran yang menarik sehingga tujuan yang Research). Penelitian ini dilakukan dalam
direncanakan dalam pembelajaran IPA dapat tiga siklus yang berulang, meliputi perenca-
tercapai. Metode yang diharapkan oleh penu- naan (planning), pelaksanaan tindakan (act-
lis agar siswa dengan mudah dapat menda- ing), pengamatan (observing), dan refleksi
lami konsep IPA yaitu pembelajaran dengan (reflecting) (Taggart (1998) dalam Zainal
metode eksperimen. Aqib (2006: 127). Data diperoleh melalui ob-
Metode eksperimen menerapkan prin- servasi, dokumentasi dan tes.
sip learning by experience dalam belajar
(Cece Wijaya: 1991). Siswa dapat mengala- HASIL
mi baik langsung maupun tidak langsung su- Berdasarkan data hasil penelitian, tin-
atu gejala/ peristiwa yang dihadapinya untuk dak belajar mengajar yang dilakukan dengan
pengalaman belajar tertentu. Dengan metode metode eksperimen dapat meningkatkan ke-
ini dapat membuat siswa lebih percaya atas terampilan menyimpulkan siswa dalam pro-
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan per- ses pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena
cobaannya sendiri dari pada hanya menerima dalam proses pembelajaran menggunakan
kata guru atau buku. Sehingga dari kegiatan metode eksperimen, siswa lebih tertarik dan
eksperimen tersebut siswa mampu menemu- termotivasi dalam mengikuti proses pembe-
kan jawaban sendiri yang kemudian dapat di- lajaran. Selain itu siswa juga berani tampil
jadikan suatu kesimpulan. presentasi di depan kelas serta menanggapi
Kelebihan-kelebihan dari metode eks- pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik
perimen menurut pendapat Roestiyah (2001: dari guru maupun siswa lain. Selain itu, ke-
82) adalah 1) Dengan eksperimen siswa ter- terampilan menyimpulkan siswa menunjuk-
latih menggunakan metode ilmiah dalam kan peningkatan yang lebih baik dari se-
menghadapi segala masalah, sehingga tidak belumnya. Dengan demikian dapat dikatakan
mudah percaya dengan sesuatu yang belum bahwa dengan menggunakan metode eksperi-
men dapat meningkatkan keterampilan me- b. Hasil Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III
nyimpulkan siswa dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil dari observasi, aktivi-
a. Hasil Siklus I, II, dan III tas siswa mengalami peningkatan yang
Secara rinci peningkatan keterampilan memuaskan, siswa sangat antusias dalam
menyimpulkan siswa pada mata pela- belajar, persentase aktivitas siswa dapat
jaran IPA dengan materi cahaya dan si- dilihat pada tabel 4 di bawah ini :
fat-sifatnya melalui metode eksperimen
pada siklus I, II dan III dapat meningkat. Tabel 4. Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan
Untuk mengetahui adanya peningkatan III
keterampilan menyimpulkan tersebut da-
pat dilihat pada tabel 1, tabel 2, dan tabel Persentase (%)
Siklus
3 di bawah ini: Kom-
No I II III
ponen
Tabel 1. Hasil Keterampilan menyimpul-
Y T Y T Y T
kan Siswa Siklus I
Motiv-
FREKUENSI asi &
INTERVAL 1 34 66 66 34 66 34
SIKLUS I perha-
61-68 11 33% tian
Peran
69-76 13 39% 2 57 43 71 29 85 15
aktif
77-84 0 0% Kreati 10 10
3 0 50 50 0
85-92 6 18% -vitas 0 0
Gang-
93-100 3 10% 4 guan 25 75 50 50 75 25
Kelas
JUMLAH 33 100%
Rata- rata 29 71 59,25 40,75 81 19

Tabel 2. Hasil Keterampilan Menyimpul- Keterangan: Y = melakukan, T = tidak melakukan


kan Siswa Siklus II
c. Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III
FREKUENSI Hasil belajar siswa merupakan tolak
INTERVAL
SIKLUS II ukur keberhasilan siswa dalam proses
61-68 6 18% pembelajaran. Data tentang hasil belajar
69-76 15 45% siswa pada penelitian ini diperoleh dari
77-84 0 0% tes siklus. Dalam penelitian ini peneliti
dan guru kelas mengambil kesepakatan
85-92 7 22%
dalam penetapan KKM yaitu 70. Pada
93-100 5 15% penelitian ini hasil belajar siswa telah
JUMLAH 33 100% mengalami peningkatan dari setiap si-
klus. Secara terperinci peningkatan hasil
belajar siswa diuraikan seperti pada tabel
Tabel 3. Hasil Keterampilan Menyimpul- 5 sebagai berikut :
kan Siswa Siklus III
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus I, II,
FREKUENSI dan III
INTERVAL
SIKLUS II
Siklus I Siklus II Siklus III
61-68 3 10%
20 siswa 25 siswa 29 siswa
69-76 14 42% (61%) (76%) (88%)
77-84 0 0%
85-92 6 18% PEMBAHASAN
93-100 10 30% a. Kondisi Awal
Keterampilan menyimpulkan siswa di-
JUMLAH 33 100% ketahui dari dua indikator yaitu ketepatan isi
dan struktur kalimat. Sebelum dilakukan tin- yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai
dakan keterampilan siswa dalam menyimpul- anak pada rentang waktu tertentu. Dengan
kan suatu materi pelajaran masih rendah. Hal adanya belajar, maka akan terdapat proses
ini disebabkan siswa tidak tertarik dengan perubahan dalam pemikiran serta tingkah la-
proses pembelajaran yang diterapkan guru, ku. Pada proses pembelajaran ini, penguasa-
siswa hanya diposisikan sebagai pendengar. an materi ajar yang dipelajari ditunjukkan de-
Pada kondisi ini guru belum memaksimalkan ngan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
penggunaan alat peraga serta belum meng- guru. Tindak belajar akan dikatakan berhasil
gunakan metode eksperimen. Guru terlalu se- dalam belajar jika memperoleh nilai ≥70.
ring menggunakan metode ceramah saja, hal Hasil belajar siswa setelah dilakukan
ini membuat siswa merasa bosan dan sasaran upaya peningkatan keterampilan menyimpul-
menjadi tidak tercapai sehingga berdampak kan siswa dalam pembelajaran IPA melalui
pula pada hasil belajar siswa yang kurang metode eksperimen, hasil belajar siswa telah
maksimal. mengalami peningkatan yang berarti. Siswa
b. Siklus I yang memperoleh nilai ≥70 adalah 29 siswa
Tindakan siklus I tercatat siswa yang dari 33 siswa, jika dipersentasekan mencapai
mendapat nilai ≥75 yaitu sebanyak 22 siswa 88%. Hasil ini menunjukkan bahwa telah ter-
(67%). Data tersebut menunjukkan bahwa jadi peningkatan hasil belajar IPA siswa.
keterampilan menyimpulkan siswa terhadap Data hasil belajar siswa menunjukkan
proses pembelajaran belum meningkat secara tingkatan penguasaan materi pelajaran sudah
signifikan. Hal ini disebabkan siswa masih cukup tinggi. Kenaikan hasil belajar siswa ini
belum terbiasa dalam melakukan kegiatan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
eksperimen, hal ini terjadi karena selama ini menggunakan metode eksperimen dapat me-
siswa selalu ditempatkan sebagai pendengar mudahkan siswa dalam memahami materi a-
yang hanya mendengarkan penjelasan dari jar sehingga mampu meningkatkan rata-rata
guru yang akibatnya siswa menjadi kurang hasil belajar siswa.
termotivasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data penelitian tersebut,
c. Siklus II tindak belajar mengajar yang dilakukan de-
Tindakan pada Siklus II mengguna-kan ngan menggunakan metode eksperimen dapat
metode eksperimen dengan memberikan meningkatkan keterampilan menyimpulkan
kebebasan bagi siswa untuk melakukan kegi- siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini ter-
atan eksperimen sendiri tanpa bimbingan jadi karena dalam proses pembelajaran IPA
penuh dari peneliti, peneliti hanya bersifat dengan menggunakan metode eksperimen,
sebagai fasilitator saja. Hal ini ternyata cukup siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam
efektif, terbukti dari siswa yang mendapat proses pembelajaran. Sehingga dengan demi-
nilai ≥75 sebanyak 27 siswa (82%). kian akan meningkatkan hasil belajarnya
d. Siklus III juga. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani
Tindakan pada Siklus III keterampilan Sumantri dan Johar Permana (1998: 158)
menyimpulkan siswa semakin meningkat, hal yang menyatakan metode eksperiman diberi-
ini disebabkan karena siswa mulai terta-rik kan untuk memberi kesempatan kepada pe-
dengan proses pembelajaran. Siswa tidak serta didik agar dapat mengalami sendiri atau
merasa bosan dengan pembelajaran seperti melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
sebelum diadakan tindakan. Siswa terlihat mengamati suatu proses, menganalisis serta
bersemangat, ceria, dan begitu menikmati menarik kesimpulan sendiri tentang suatu
proses pembelajaran. Dari lembar observasi objek, keadaan, dan proses.
juga terlihat semua indikator mengalami pe- Demikian juga dengan pendapat dari
ningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai Cece Wijaya (1991: 95) yang menyatakan
≥75 sebanyak 30 siswa (91%). kelebihan Metode eksperimen dapat mene-
Hasil belajar atau prestasi siswa me- rapkan prinsip learning by experiencing da-
rupakan penilaian, hasil usaha dari suatu ke- lam belajar. Melalui eksperimen siswa dapat
giatan belajar siswa yang dapat dinyatakan mengalami baik langsung maupun tidak lang-
dalam bentuk simbol, angka, maupun huruf sung suatu peristiwa yang dihadapinya untuk
pengalaman belajar tertentu. Melalui penga- 1. Peningkatan keterampilan menyimpul-
laman itu siswa dapat mengidentifikasi gejala kan siswa dalam pembelajaran IPA me-
secara menyeluruh, yang dipelajarinya tidak lalui metode eksperimen. Keterampilan
hanya terbatas pada unsur pengetahuan saja, menyimpulkan siswa dalam pembelaja-
tetapi juga menyangkut dengan sikap dan ke- ran IPA mengalami peningkatan dari se-
terampilan-keterampilan tertentu.. belum dilakukan tindakan sampai setelah
dilakukan tindakan
SIMPULAN 2. Peningkatan hasil belajar IPA siswa me-
Berdasarkan hasil penelitian tindakan lalui metode eksperimen. Hasil belajar
kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, IPA siswa telah mengalami peningkatan
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode dari sebelum dilakukan tindakan sampai
eksperimen dapat meningkatkan keterampil- setelah dilakukan tindakan. Hal ini me-
an menyimpulkan pada mata pelajaran IPA nunjukkan bahwa proses pembelajaran
kelas V SD Negeri Berbah 2. Berikut ini di- IPA melalui metode eksperimen berpe-
paparkan tentang peningkatan keterampilan ngaruh positif terhadap peningkatan ha-
menyimpulkan dan hasil belajar siswa yaitu sil belajar siswa.
sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya


Depdiknas. (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas
Mulyani, Sumantri dan Permana Johar. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ditjen Dikti, Depdikbud.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Subiyanto. (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Suparno, Von Glasersfeld. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Filsafat.
Wijaya, Cece. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai