GEOMETRIK
JALAN RAYA
Pokok Bahasan :
Alinyemen Horizontal,
Distribusi Superele
Alinyemen Horizontal,
Koefisien Gesek Samping,
Superelevasi
Maximumasi(E)Dan
Koefisen Gesek (F)
04
Teknik Sipil Teknik Sipil CIA216 An An Anisarida, ST, MT
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum alinyemen Mampu memahami dan menjelaskan dan
horizontal, koefisien gesekan samping dan mengaplikasikan standar dan ketentuan-
superelevasi maximum dalam ketentuan dalam peraturan dan undang-
menyelesaikan tugas-tugasnya, yang pada undang pada perencanaan jalan dan
akhirnya untuk memacu keaktifan menjelaskan klasifikasi dan kelas jalan
mahasiswa dalam proses pembelajaran sesuai undang-undang
Pembahasan
KULIAH KE 4 (EMPAT) TANGGAL ..................... 2018 HARI ................................... WIB
KAMPUS UNIVERSITAS WINAYA MUKTI BANDUNG
2
4.1. SUPERELEVASI (e)
Nilai superelevasi yang tinggi mengurangi gaya geser ke samping dan menjadikan gerakan
kendaraan pada tikungan lebih nyaman. Jari-jari minimum yang tidak memerlukan
superelevasi ditunjukan pada Tabel 4.1.
3
emax = superelevasi maksimum (%)
Tabel 4.2 di bawah merupakan jari-jari minimum yang disyaratkan dalam perencanaan
alinyemen horizontal.
1. Full Circle
Tikungan jenis full circle umumnya digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari
tikungan besar dan sudut tangen kecil. Tabel 4.3 menunjukkan jari-jari minimum
tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan.
4
Sketsa tikungan full circle dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Dalam mendesain tikungan jenis full circle, digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
T = Rc ⋅ tan(Δ / 2)
E = T ⋅ tan(Δ / 4)
5
Lc = Δ ⋅ (2 ⋅π ⋅ Rc)/ 360
= 0,01745⋅ Δ ⋅ Rc
Δ =α 2 −α1
Δc = Sudut luar di PI
6
Gambar 4.3 Sketsa tikungan spiral – circle – spiral
Ls ditentukan dari 3 rumus di bawah ini dan diambil nilai yang terbesar.
7
Rumus elemen-elemen tikungan adalah sebagai berikut :
8
SC = Titik dari spiral ke circle
CS = Titik dari circle ke spiral
PI = Titik perpotongan tangen
Ls = Panjang spiral
Rc = Jari-jari lingkaran (jarak O – TC atau ke CT atau ke setiap titik busur
lingkaran)
Lc = Panjang circle (busur lingkaran)
θs = Sudut – spiral
3. Spiral – Spiral
Tikungan jenis spiral-spiral digunakan pada tikungan tajam dengan sudut tangen yang
besar. Pada prinsipnya lengkung spiral-spiral (Gambar 4.5) sama dengan lengkung
spiral-circle-spiral. Hanya saja pada tikungan spiral-spiral tidak terdapat busur
lingkaran sehingga nilai lengkung tangen (Lt) adalah 2 kali lengkung spiral Ls. Pada nilai
Lc = 0 atau Sc = 0 tidak ada jarak tertentu dalam masa tikungan yang sama miringnya
sehingga tikungan ini kurang begitu bagus pada superelevasi.
Ls = (2 ⋅π ⋅ R ⋅ θs)/180
Lt = (2 ⋅ Ls)+ Lc dengan Lc = 0= 2 ⋅ Ls
9
Gambar 4.5 Sketsa tikungan spiral – spiral
10
4.4. PELEBARAN JALUR LALU LINTAS DI TIKUNGAN
Pada saat kendaraan melewati tikungan, roda belakang kendaraan tidak dapat mengikuti jejak
roda depan sehingga lintasannya berada lebih ke dalam dibandingkan dengan lintasan roda
depan. Pelebaran pada tikungan dimaksudkan untuk mempertahankan konsistensi geometric
jalan, agar kondisi operasional lalu lintas di tikungan sama dengan bagian lurus. Pelebaran
perkerasan pada tikungan mempertimbangkan :
11
DAFTAR PUSTAKA
12