Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH UAS PROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR

ANALISA PROSES PERANCANGAN MODEL J. WADE PADA


RUMAH SETIA BUDI / MARI PRO HOUSE (MAMOSTUDIO)

OLEH:
RONI ALFAJRI – 160406085
MIKAEL JEMI – 160406087
EDWARD MUNTHE – 160406094
ARON BASKY – 160406099

DOSEN:
DR. WAHYU UTAMI S.T. M.T.

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat dan siap pada waktu yang telah
ditetapkan. Laporan ini yang berjudul “PROSES PERANCANGAN DENGAN METODE “.
Adapun tujuan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai tugas dalam kuliah Arsitektur mata
kuliah Proses Perancangan-1.
Dalam laporan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
serta dan Ibu Wahyu Utami ST, MT. selaku dosen mata kuliah Proses Perancangan-1 yang telah
membantu hingga terselesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, maka kami
membutuhkan kritik dan saran agar hasil dari laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir
kata harapan kami agar laporan ini dapat berfungsi dengan baik untuk semua pihak dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat dan anugerahnya kepada kita semua.

Medan, Juni 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1 Pengertian Proses Perancangan............................................................................ 4
2.2 Metode-Metode Proses Perancangan ................................................................... 4
2.2.1 Metode Pengelompokan Informasi Model William Pena.......................... 4
2.2.2 Metode Pengelompokan Informasi Model Palmer .................................... 5
2.2.3 Metode Pengelompokan Informasi Model Horst Rittel ............................. 6
2.2.4 Metode Pengelompokan Informasi Model John Wade.............................. 7
BAB 3 GAMBARAN KAWASAN DAN LOKASI ............................................... 8
3.1 Lokasi Proyek ...................................................................................................... 8
3.1.1 Lokasi Dalam Kota Medan ........................................................................ 8
3.1.2 Lokasi Dalam Kecamatan Medan Sunggal ................................................ 9
3.1.3 Lokasi Dalam Kelurahan ........................................................................... 9
3.1.4 Lokasi Kawasan Setia Budi ...................................................................... 10
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................... 11
4.1 Analisa Proyek Menggunakan Sistem Pengelompokan Informasi Model J. Wade 11
4.1.1 Orang (Sistem Struktural Orang-orang) .................................................... 11
4.1.2 Tujuan ( Sifat-sifat Fungsional Peristiwa) ................................................. 12
4.1.3 Perilaku ( Sifat-sifat Struktur).................................................................... 13
4.1.4 Fungsi (Sifat Strukutur Manusia) .............................................................. 14

ii
4.1.5 Obyek (Sifat-sifat Fungsional Obyek) ...................................................... 20
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 28

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Dalam Kota Medan ........................................................ 8
Gambar 3.2 Lokasi Proyek Dalam Kecamatan Medan Sunggal ................................ 9
Gambar 3.3 Lokasi Proyek Dalam Kelurahan Tanjung Rejo .................................... 9
Gambar 3.4 Lokasi Proyek Dalam Kawasan Setia Budi ........................................... 10
Gambar 4.1 Sumber Google Street View .................................................................. 12
Gambar 4.2 Jalur Masuk Dan Pintu Utama ............................................................... 14
Gambar 4.3 Sirkulasi Dari Pintu Masuk .................................................................... 15
Gambar 4.4 Sirkulasi Dan Pintu Masuk .................................................................... 16
Gambar 4.5 Foyer, Sirkulasi Pekerja ......................................................................... 17
Gambar 4.6 Bata, Kayu Beka .................................................................................... 18
Gambar 4.7 Rooftop dan Kolam Renang ................................................................... 18
Gambar 4.8 Kolom-Kolom Pada Rumah ................................................................... 19
Gambar 4.9 Tampak Luar Dan Dalam Rumah .......................................................... 23
Gambar 4.10 Sumber Google Street View ................................................................ 24
Gambar 4.11 Elevasi Pada Site Proyek...................................................................... 25
Gambar 4.12 Vegetasi Pada Bangunan ...................................................................... 25
Gambar 4.13 Dokumentasi Pribadi ............................................................................ 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pada ahad ini banyak sekali dari pelaku pelaksana pembangunan tidak mengindahkan
proses perancangan yang matang sebelum masuk pada tahap eksekusi perancangan. Padahal
di dalam dunia beraksitektur proses perancangan atau proses desain merupakan hal mutlak
yang harus dilakukan sebelum eksekusi di lapangan. Faktanya banyak bangunan komersial,
hunian dan bangunan lain-lainnya terlebih di Indonesia masih banyak bangunan yang
dirancang tidak sesuai dari fungsi yang sebagaimana harusnya fungsi bangunan tersebut.
Banyak kasus di Indonesia apa yang telah dirancang sebelumnya, tidak sesuai dengan apa
yang di kehendaki oleh owner atau pemilik. Berdasarkakn kasus tersebut maka munculah
sebuah teori proses perancangan yang wajib dilakukan sebelum eksekusi. Sebenarnya di
dalam dunia pendidikan sendiri proses perancangan atau proses desain sudah diajarkan
disekolah-sekolah arsitektur. Contoh bauaus merupakan sebuah reaksi dari pentingnya proses
perancangan tersebut
Perancangan merupakan suatu proses dari mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi
lebih baik lagi. Suatu rancangan akan terlihat baik dan berfungsi baik apabila di rancang
dengan baik. Oleh karena itu, maka dalam merancang suatu rancangan dibutuhkan proses
perancangan yang mempertimbangkan rancangan tesebut dari segala sisi. Selain itu metode
yang dilakukan juga harus tepat, sehingga rancangan tersebut akan terlihat baik. Maka dari
itu, kita sebagai calon arsitek sebaiknya mengetahui tahapan-tahapan proses perancangan
yang dimaksud dan memilih metode mana yang tepat untuk rancangan tersebut.

2
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dan telah iuraikan di atas tentang proses dan
perancangan, adapun rumusan masalah yang dapat kami ambil adalah :
1. Mengapa proses perancangan tersebut perlu dilakukan ?
2. Apa yang dimaksud dengan proses ?
3. Apa yang dimaksud dengan perancangan ?
4. Apa metode yang tepat terhadap rancangan tersebut ?
5. Bagaimana proses pelaksanaan dari metode tersebut ?

1.3 Tujuan
Adapaun tujunan yang dapat kami ungkapkan adalah ?
1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan proses perancangan atau proses desain.
2. Mendeskripsikan pendekatan metode desainitu seperti apa
3. Mendeskripsikan proses perancangan berdasarkan pendekatan metode desain yang
dipilih.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proses Perancangan


Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Suatau proses mungkin dikenali oleh perubahan yang
diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada
menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah,
mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan
masalah. Dengan kata lain adalah pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan
rancangan (John Wade, 1997).
Perancangan merupakan proses penarikan keputusan dari ketidakpastian yang
tampak, dengan tindakan-tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi (M.Asimow,
1982).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses perancangan adalah suatu urutan atau
kejadian yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik.

2.2 Metode-Metode Proses Peracangan


2.2.1.Metode Pengelompokan Informasi Model William Pena
Pada metode pengelompokkan model William Pena dibagi menjadi 4 kategori
objek:
1. Fungsi
Pada fungsi yang dimaksud dalam model William Pena, terdapat 3 objek yang dia
nalisa yaitu orang, aktivitas, dan hubungan. Pada objek orang disini di identifikasi
berapa banyak orang yang menempati ruang tersebut. Objek aktivitas disini juga
di analisi berapa banyak orang yang menempati ruang tersebut. Relation
(hubungan) berkaitan dengan status hubungan dari pemilik rumah.
2. Bentuk

4
Bentuk yang di identifikasi pada model William Pena dibagi menjadi 3 objek
kategori, yaitu adalah site, lingkungan, dan kualitas. Site pada model William
Pena berkaitan dengan analisa site pada umumnya yaitu meliputi berapa luas site,
apakah site tersebut berkontur, letak posisi site, dan lainnya. Kemudian
lingkungan pada model William Pena berkaitan dengan bagaimana kebudayaan di
lingkungan tersebut. Kualitas pada model William Pena harus diambil
kesimpulannya berdasarkan analisa site dan analisa lingkungan di daerah tersebut.
3. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang krusial pada model William Pena dan
menekankan pada Rencana Anggaran Bangunan (RAB),Total berapa biaya
rancangan, dan perputaran biaya rancangan. Pada Rencana Anggaran
Bangunan(RAB), William Pena menekankan maksimum biaya pada rancangan
serendah-rendahnya.
4. Waktu
Faktor waktu juga merupakan faktor penting yang ditekankan oleh William Pena.
William Pena mengkategorikan 3 poin penting pada proses perancangannya,
yaitu:
 Rancangan waktu lampau (past) yang berkaitan dengan sejarah pada
bangunan masa lampau
 Rancangan sekarang (present) yang berkaitan dengan model perancangan
masa kini yang lagi popular
 Rancangan ke depan (future) yang berkelanjutan

2.2.2.Metode pengelompokan informasi model Palmer


Menurut Palmer terdapat 3 poin penting dalam pengelompokan informasi:
 Human Aspect
Pengelompokan informasi dari aspek manusia didapat dari kegiatan, perilaku,
pengaruh social lingkungan, persepsi, kualitas (kenyamanan, privasi, keamanan,
aksesbilitas, dan control lingkungan)
 Phsycal Factor

5
Pengelompokan informasi dari aspek fisik didapat dari lokasi, kondisi site,
fasilitas bangunan yang ada di sekitarnya, system ( komunikasi, pencahayaan, dan
keamanan). Faktor fisik yang lain yaitu space ( dimensi antar ruang, sirkulasi, dan
lingkungan internal) menjadi aspek dari faktor fisik.
 External Factor
Poin-poin pengelompkan dari faktor eksternal dapat diraih dari legalitas (perda),
iklim, biaya ( konstruksi material servis dan operasional). Faktor eksternal yang
terakhir adalah waktu (jadwal)

2.2.3.Metode Pengelompokan Informasi Model Horst Rittel


Menurut Horst Rittel, pengelompokan informasi dibagi menjadi 3 poin penting
yaitu:
 Need (kebutuhan)
Menurut Horst Rittel, kebutuhan disini berkaitan dengan space (ruang) yang
dibutuhkan, Relationship, kebutuhan prioritas, proses, kebutuhan objek pemakai,
kebutuhan-kebutuhan perawatan, kebutuhan akses ke lokasi, dan lingkungan.
 Konteks
Konteks dibagi menjadi 7 poin dalam mendapatkan informasi, yaitu adalah site,
zoning pada site, bagimana servis pada site tersebut, keadaan, iklim makro dan
keadaan iklim mikro di daerah tersebut, kemudian faktor-faktor geologi yang
berkaitan dengan kontur tanah dan kondisi tanah di daerah tersebut. Yang
terakhir, akses kendaraan merupakan fakotr pendukung tercapainya
pengelompokan informasi
 Form (bentuk)
Horst Rittel menyatakan bahwa bentuk zoning pada site dan sirkulasi adalah hal
yang penting pada pengelompokan informasi. Struktur ruang luar, tipe konstruksi
yang akan digunakan, penghematan energy, dan gambaran bentuk sebagai
pengelompokan informasi model Horst Rittel.

6
2.2.4. Metode Pengelompokan Informasi Model Jhon Wade
Model klasifikasi infomasi dengan pengelompokan Jhon Wade dibagi menjadi 5 Objek
kategori yaitu
 Orang (human)
Jhon Wade mengidentifikasikan faktor orang, perilaku orang, berapa banyak jumlah
pemakainya dapat dijadikan sebagai sumber pengelompokan informasi
 Tujuan (goal)
Tujuam berkaitan dengan sifat-sifat fungsional seperti tujuan pemakaian, perubahan
pemakaian, dan perubahan pemakaian seperti apa ke depannya.
 Perilaku (behaviour)
Perilaku di identifikasikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh konsumen,
bagaimana perilaku pemakai, dan perubahan-perubahan perilaku pemakai ke
depannya.
 Fungsi (function)
Fungsi di identifikasikan sebagai bagaimana system sirkulasi, struktur, utilitas, dan
aspek kebakaran
 Obyek (Objek)
Sifat-sifat fungsional objek berupa gambaran tempat proyek dan syarat-syaratnya,
jalan masuk utilitas, bagaimana kontur, bagaimana kondisi tanah, bagaimana
vegetasi, dan bagaimana iklimnya. Bangunan yang ada dikiri dan kanan, fasilitas di
daerah tersebut dapat dijadikan pengeelompokan sumber informasi.

7
BAB III

GAMBARAN KAWASAN DAN LOKASI

3. 1. Lokasi Proyek
Mari Pro House terletak di Jalan Griya Asri, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan
Medan Sunggal, Kota Medan. Bangunan ini terletak tepat di belakang usaha foto
studionya (Mari Pro Studio) yang berada di depan Jalan Setia Budi Medan.
3. 1. 1. Lokasi di Dalam Kota Medan

Gambar 3.1. Lokasi Proyek di Dalam Kota Medan


Sumber: Google Earth, Olah Pribadi

8
3. 1. 2. Lokasi di Dalam Kecamatan Medan Sunggal

Gambar 3.2. Lokasi Proyek di Dalam Kecamatan Medan Sunggal


Sumber: Google Earth, Olah Pribadi
3. 1. 3. Lokasi di Dalam Kelurahan

Gambar 3.3. Lokasi Proyek di Dalam Kelurahan Tanjung Rejo


Sumber: Google Earth, Olah Pribadi

9
3. 1. 4. Lokasi di Dalam Kawasan Setiabudi

Gambar 3.4. Lokasi Proyek di Dalam Kawasan Setiabudi


Sumber: Google Earth, Olah Pribadi

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4. 1. Analisa Proyek Menggunakan Sistem Pengelompokan Informasi Model J. Wade


4. 1. 1. Orang (Sistem Struktural Orang – Orang)
A. Para Penghuni / Pengguna dan Karakteristiknya
1. Paksana Ginting, Pemilik (77 Tahun)
Merupakan penerus usaha keluarga studio foto Mari Photo Studio, beliau
menginginkan kondisi rumah yang ramai sehingga ingin rumahnya dapat
menampung berbagai aktifitas keluarga. Selain itu beliau ingin dengan mudah
memantau tempat usahanya dari rumah dibantu dengan anak – anaknya.
2. Taty Karnyati, Istri Pemilik (75)
Sebagai istri dari Pak Paksana, Ibu merupakan orang yang sangat
menyukai tanaman, selain itu sama seperti suaminya Ia juga ingin rumah yang
dapat menampung aktifitas keluarga karena hampir setiap tahun keluarga mereka
mengadakan acara di rumahnya.

11
B. Pihak – Pihak yang Berhubungan
1. Mari Photo Studio (Karyawan dan Pengguna)

Gambar 4.1. Sumber: Google Street View)


Didirikan oleh keluarga ginting di Kabanjahe pada tahun 1960an, Studio
Foto ini membuka cabang di Medan tepatnya di daerah Padang Bulan pada tahun
1970, hingga pada akhirnya pada tahun 1990an membuka cabang di setiabudi dan
mulai memiliki banyak pelanggan di Kota Medan.
Adapun pembangunan rumah pemilik di belakang toko ini tidak terlepas
dari adanya usaha ini, karena area lahan parkir yang tidak memadai sering
mengakibatkan perginya pelanggan. Oleh karena itu pemilik membeli tanah
dibelakang untuk membangun rumah dan juga menambah lahan parker untuk
tempat usaha.
4. 1. 2. Tujuan (Sifat – Sifat Fungsional Peristiwa)
A. Misi Pengguna
Memiliki tempat tinggal yang tenang dan nyaman dan juga dapat menjadi
perpanjangan dari tempat usaha studio foto pemilik yang berada di dekat rumah.
B. Tujuan Pengguna
Rumah tempat tinggal dibuat berdekatan dan terhubung dengan studio foto
pemilik agar memudahkan pemilik yang sudah berusia tua memantau aktifitas di
tempat usahanya, hal lain yang diinginkan oleh pemilik juga agar rumah
tinggalnya dapat menjadi tempat berkumpul bagi anak – anak dan cucu –
cucunya.

12
C. Perubahan Tujuan
Setelah rumah tinggal terbangun, rumah ini juga menjadi perpanjangan
dari studio usaha foto di sampingnya. Dimana rumah ini juga dapat digunakan
oleh pemilik sebagai tempat foto outdoor bagi pelanggan studio fotonya yang
memerlukan tempat outdoor. Hal ini dikarenakan tata landscape dan ruang luar
yang sudah terencana dengan baik oleh si arsitek.
D. Tujuan yang Diinginkan
Pada akhirnya begitu rumah ini selesai dibangun pemilik mencapai tujuan
utamanya dimana beliau dapat dengan mudah mencapai studio fotonya dari rumah
dan juga rumahnya yang selalu dapat menampung berbagai kegiatan keluarga
yang diadakan oleh anak – anak dan cucu – cucunya.
4. 1. 3. Perilaku (Sifat – Sifat Struktur)
A. Perubahan yang Diinginkan
Selain ingin mudah memantau tempat usahanya, pemilik juga ingin
memindahkan sebagian akses masuk kedalam tempat usahanya melalu bagian
belakang, dimana ini dicampur dengan sirkulasi rumah pemilik melalui satu
gerbang yang sama. Alasan pemilik melakukan hal ini adalah agar pengguna jasa
studio fotonya memiliki tempat parkir yang cukup sehingga bisa menampung
lebih banyak lagi.
Hal ini disampaikan oleh beliau karena beliau mengatakan bahwa selama
ini sebelum dilakukannya pembangunan rumah tinggal yang baru pengguna jasa
studio fotonya sering pergi lagi akibat lahan parkir yang tidak cukup.
B. Perubahan Dalam Berperilaku
Setelah pembangunan rumah dilakukan, banyak hal yang berubah
dirasakan oleh pengguna. Dimana kegiatan sehari – hari menjadi lebih produktif
dan terasa menyenangkan. Karena desain ruang luar yang banyak mempengaruhi
desain rumah ini pemilik merasa kondisi fisiknya menjadi lebih bugar dan
menjadi lebih produktif dalam berkegiatan sehari – hari.

13
4. 1. 4. Fungsi (Sifat Struktur Peristiwa)
A. Sistem Sirkulasi
Terdapat 2 sirkulasi pintu masuk dan 3 sirkulasi yang dibagi lagi di dalam
rumah yang mengarah kemasing – masing zona baik untuk pengguna, tamu, serta
pekerja yang ada didalam rumah.
1. Pintu Masuk Utama
Pintu masuk ini terletak di sebelah kiri fasad rumah, letaknya tersembunyi
sehingga tidak banyak orang yang mengetahui pintu masuk ini. Pertimbangan
meletakkan pintu masuk disini adalah karena sirkulasi studio foto yang
digabungkan dengan sirkulasi rumah dalam satu gerbang, sehingga letaknya
dibuat tersembunyi agar pengguna jasa studio yang datang tidak mengetahuinya.
2. Jalan Masuk Sekunder (Terhubung Dengan Studio Foto)
Pintu ini terletak di lantai 2 bagian samping rumah, dimana langsung
terhubung dengan area belakang tempat usaha milik pemilik.

Gambar 4.2. (Kiri – Kanan) Jalur Masuk Dari Pintu Utama, Jalan Masuk Sekunder
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)

14
3. Sekuens Pemilik

Gambar 4.3. (Kiri Atas Searah Jarum Jam) Sirkulasi Dari Pintu Masuk yang Langsung
Menuju Ke Tangga Lt 2, Lorong Utama Menuju Kamar – Kamar, Rooftop di Lt 3
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Sekuens pemilik pada rumah diarahkan langsung setelah melalui lorong
maka akan mendapati tangga yang langsung naik ke lantai 2, dimana terdapat
lorong yang berisi ruang – ruang privat, seperti kamar owner, kamar tamu, area
ruang kumpul keluarga yang terhubung dengan taman di lantai 2, serta sebuah
kamar mandi outdoor di lt2.
Setelah melewati lorong yang berbentuk linear maka akan langsung
menemui area service seperti gudang dan dapur, setelah itu akan terdapat tangga
yang terhubung dengan akses taman lantai kedua dan juga langsung menuju lantai
3 dimana terdapat rooftop untuk pemilik bersantai.

15
4. Sekuens Tamu

Gambar 4.4. (Kiri Atas Searah Jarum Jam) Sirkulasi Dari Pintu Masuk Langsung Lurus Menuju
Area Ruang Tamu, Area Ruang Tamu (Gbr 2 &3), Area Teras Terbuka / View Ruang Tamu
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Tamu yang masuk melalui pintu masuk utama rumah langsung diarahkan
terus menuju area ruang tamu, dimana terdapat area duduk dengan view ruang
luar yang terbuka dan tidak dipisahkan oleh dinding tembok ataupun kaca. Pada
siang hari tamu dapat naik ke lantai 2 melalui teras yang terdapat didepan area
ruang tamu dimana terdapat lagi area untuk duduk dan bersantai.

16
5. Sekuens Pekerja

Gambar 4.5. (Kiri Atas Searah Jarum Jam) Foyer, Sirkulasi Pekerja dari Samping Ruang Tamu
Lurus Menuju Dapur, Sirkulasi Menuju Dapur dari Kolam Renang dan Area Makan
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Terdapat 2 sekuens untuk pekerja di rumah, yang pertama adalah dari
sebelah ruang tamu dimana terdapat jalan langsung menuju gudang dan dapur,
apabila menuju ke depan akan langsung menuju ke area maintenance usaha foto.
Yang kedua melalui area kolam renang dan ruang makan dimana lewat area foyer
langsung ke arah kanan menuju kolam renang, setelah area kolam renang akan
terdapat dapur.

17
B. Sistem Pergerakan Bahan

Gambar 4.6. (Kiri – Kanan) Bata Ekspos, Kayu Bekas


Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Material pada bangunan ini didominasi oleh material hijau dimana
terdapat bata ekspos dan kayu bekas. Bata ekspos dirumah ini disusun dengan
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola oleh tukang yang didatangkan
khusus dari jawa oleh arsitek.
Selain itu kayu bekas banyak digunakan pada struktur, pelapis plafon, dan
juga untuk membangun dinding hijau. Disini kayu – kayu bekas tersebut disusun
dengan membuat sebuah space sebagai tempat vegetasi sehingga membentuk
dinding yang tidak masif dan juga memberi kesan sejuk.
C. Sistem Utilitas

Gambar 4.7. (Kiri – Kanan) Rooftop, Kolam Renang


Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Salah satu hal yang membuat rumah ini pernah mendapatkan penghargaan
dari IAI adalah sistem utilitas pada rooftop dimana air hujan yang jatuh diserap
oleh rumput di atap dan kemudian dialirkan ke penampungan dibawah tanah dan
digunakan kembali sebagai air untuk menyiram tanaman. Selain itu sistem listrik
didalam rumah ini kebanyakan terletak didalam dinding dan plafon sehingga tidak
banyak terekspos.

18
D. Sistem Struktur

Gambar 4.8. Kolom - Kolom Pada Rumah


Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Struktur pada rumah ini menggunakan kolom – kolom beton konvensinal
dan juga balok yang berukuran cukup besar, namun kolom – kolom yang besar
hanya terdapat di area ruang tamu dan kamar mengingat tidak semua area rumah
yang terbangun hingga ke lantai 3.

19
4. 1. 5. Obyek (Sifat – Sifat Fungsional Obyek)
A. Gambaran Tempat Proyek Dan Syarat – Syarat

20
21
22
Gambar 4.9. Tampak Luar dan Dalam Rumah
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)

23
B. Alur Masuk / Pencapaian

Gambar 4.10. (Sumber: Google Street View)


Bangunan dapat dicapai melalui Jln. Setiabudi dari arah Pajak Ikan baru
belok kiri menuju Jln. Griya Asri setelah melewati Minimarket di simpangnya.
Setelah itu belok kiri apabila sudah menemui gerbang utama rumah, alur ini lebih
banyak digunakan oleh pengguna jasa studio foto ketimbang pemilik karena lebih
tingginya mobilitas dan intensitas pengguna jasa studio foto yang datang dan
pergi.

24
C. Gejala Kontur dan Kondisi Tanah

Gambar 4.11. Elevasi Pada Site Proyek


Sumber: Google Earth, Olah Pribadi
Setelah dilakukan analisa dengan aplikasi google earth, dapat diketahui
tidak terdapat perbedaan kontur tanah yang signifikan pada site. Hanya terdapat
perbedaan setinggi 1 meter dari jalan didepan site hingga ujung belakang site.
D. Vegetasi

Gambar 4.12. Vegetasi Pada Bangunan


Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)
Pada bangunan ini terdapat banyak vegetasi seperti pohon pisang, pohon
jambu, sementara tanaman gantung lee kuan yu mendominasi pada fasad
bangunan ini. Selain itu juga terdapat banyak variasi vegetasi lainnya yang
diletakkan pada space dinding kayu bangunan ini yang berfungsi untuk
mendinginkan rumah.

25
E. Iklim
Bangunan ini memang didesain secara khusus untuk menanggapi iklim
tropis dimana banyak terdapat bukaan pada bagian – bagiannya. Untuk iklim
sendiri pada area bangunan ini sama seperti Kota Medan yang didominasi oleh
panas setiap tahunnya, dengan banyaknya area ruang luar yang ditanami pada
vegetasi dan juga dinding hijau pada bangunan ini sangat berperan mengurangi
panas yang masuk, juga system cross ventilation yang diterapkan oleh arsitek
membuat bangunan ini bernafas sehingga mengurangi biaya pendingin ruangan
secara signifikan.
F. Bangunan yang Ada
Bangunan disekitar bangunan ini kebanyakan didominasi oleh bagian –
bagian belakang ruko karena letaknya yang memang terletak secara berlawanan
dari arah ruko – ruko yang menghadap setiabudi. Selain itu pada satu sisi terdapat
bagian dari area studio foto yang menyambung ke rumah ini.
G. Fasilitas
Letak yang berdekatan dengan jalan besar membuat rumah ini cukup
terkoneksi dengan fasilitas – fasilitas umum disekitarnya. Pada umumnya untuk
kebutuhan dasar seperti tempat makan dan minum, rumah sakit, dan hotel kurang
lebih hanya berjarak paling jauh sekitar 2km dari rumah ini.
H. Pertimbangan Perawatan

Gambar 4.13. Sumber: Dokumentasi Pribadi (Edward Munthe)


Adapun pertimbangan dalam merawat rumah ini adalah banyaknya
vegetasi pada ruang luar rumah ini, dimana memerlukan biaya dan tenaga yang
cukup banyak. Pemilik sendiri mengerjakan 3 – 4 orang untuk merawat
keseluruhan tanaman pada rumah ini.

26
BAB V
PENUTUP

6. 1. Kesimpulan
Pada akhirnya memahami proses perancangan dalam suatu desain bangunan
sangatlah penting baik bagi arsitek ataupun pengguna. Proses perancangan berperan
penting dalam hasil akhir desain dimana nantinya akan dapat mengetahui terakomodir
atau tidaknya tujuan utama dalam mendesain suatu bangunan.
Dalam rumah setiabudi ini arsitek merencanakan dengan baik dan mengakomodir
keinginan – keinginan pemilik dalam suatu bentukan baru yang menghasilkan potensi
maksimal gedung ini, pemilik sendiri mengakui bahwa beliau merasa puas menggunakan
jasa arsitek karena semua keinginanya berkembang secara maksimal dibawah tangan si
arsitek. Hal ini juga menjelaskan bahwa hal yang dilakukan si arsitek mulai dari tinggal
bersama keluarga pemilik selama 3 minggu untuk mengetahui kebiasaan pemilik hingga
datang berkunjung ke medan secara berkala adalah suatu bagian dari proses desain yang
memang sudah seharusnya dilakukan oleh arsitek.
Meskipun memakan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit namun
pertimbangan – pertimbangan yang dilakukan arsitek terbukti berhasil dalam proses
desain bangunan ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Paksana. 2018. Rumah Tinggal Setiabudi. Wawancara oleh Mikael Jemi, Edward
Munthe, Aron Tambunan, Roni Simarmata dan dilakukan tanggal 28 Juni, pukul 16.00
https://issuu.com/archicentrum/docs/ed_02/5
https://www.scribd.com/document/357373024/Adi-Purnomo-Architect
https://lutfiutama.wordpress.com/2010/10/21/tahapan-proses-perancangan/

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125206-050817.pdf
http://www.notoboto.com/proses-perancangan-arsitektur/
https://www.scribd.com/doc/57675010/Perancangan-Dan-Proses-Perancangan

28

Anda mungkin juga menyukai