BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2010 angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini
tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran.
Walaupun sebelumnya 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan
sasaran pembangunan Millennium atau Millenium Development Goal ( MDG ),
kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada
tahun 2015
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan
difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%.
Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika
dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan
tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan
99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan
terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur
(74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya
dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang
masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa.
Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi
tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non
tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada
penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini
ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih
berada digaris kemiskinan.
Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah
kesehatan ibu. Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga
diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya
didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan
para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah
kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan
kesehatan dan sarana prasarana lainnya
Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengambil kasus ini, dikarenakan
kehamilan, persalinan, dan nifas serta bayi baru lahir merupakan satu rangkaian
yang saling berkaitan. Maka diambilah kasus ini secara komprehensif yang
berjudul ”Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “A” di Rumah Bersalin
Erni Pelitawati,S.ST Martapura Tahun 2015/2016
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan yang bersifat komprehensif pada ibu
masa persalinan, nifas serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
C. MANFAAT
1. Bagi Penulis
Adapun ruang lingkup dari laporan studi kasus ini untuk melakukan
bayi baru lahir di wilayah kerja martapura dari bulan Deseember sampai dengan
Januari 2016.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
(sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot dan berakhir sampai
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
(2) Nause dan emesis (mual dan muntah) atau mornig sickness
(3) Mengidam (menginginkan makanan dan minuman tertentu)
(4) Pingsan
(10) Varises
(12) Perubahan berat badan karena rahim semakin membesar sesuai dengan usia
kehamilan
(14) Pada pemeriksaan ditemukan : tanda hegar, tanda goodell’s, tanda chadwick,
ballottement
2) Terdengar denyut jantung janin pada kehamilan 12 minggu dengan fetal
leannec.
a. Perubahan anatomi fisiologi kehamilan trimester III (Asrinah dkk, 2010)
akhir kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang 20 cm.
sehingga vulva dan vagina tampak lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini
disebut dengan tanda Chadwick. Pada akhir kehamilan, cairan vagina mulai
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Selain itu
kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan.
a) Estrogen
(1) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
semakin membesar
(2) Tekanan serta syaraf akibat penimbunan lemak dan air serta garam
b) Somatotropin
c) Progesterone
(3) Setelah persalinan, hambatan prolactin tidak ada sehingga membuat ASI dapat
5) Kulit
serumdarah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
inverior.
Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan merasa sesak
nafas karena tekanan janin yang berada dibawah diafragma menekan paru-paru
ibu.
9) Abdomen
1) Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada trimester
ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia
menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada perasaan yang tidak
2) Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
3) Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap bayinya,
kekhawatirannya.
4) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi oleh
perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan khawatir
5. Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester III (Marmi dkk, 2011)
c. Kelainan dalam lamanya kehamilan : prematur, postmatur atau postdate, intra
e. Kelainan air ketuban : ketuban pecah dini (KPD), polihidramion, oligohidramion
j. kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa : depresi, psikosa, psikosa neurosa
6. Antenatal Care (Kusmiyati dkk, 2009)
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Tujuan utama asuhan
antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,
mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif.
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlikan sedikitnya empat kali
3) 2 x kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke 36).
c. Standar 7 T
% Masa
TT Interval
Perlindungan Perlindungan
TT 1 - 0% -
B. PERSALINAN
1. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun
dalam jalan lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. (pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal,Sarwono:2010)
Pada setiap persalinan baik fisiologis maupu patologis terdapat lima aspek
dasar yang disebut dengan Lima Benang Merah yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman yang selalu berlaku dalam
penatalaksanan persalinan mulai dari kala I hingga kala IV, termasuk
penatalaksanaan bayi baru lahir.
a. Akurat
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Perilaku terpuji
a. Pengumpulan data
Asuhan sayang ibu dan bayi perlu diterapkan terutama saat proses persalinan
dan pascapersalinan.
a. Asuhan sayang ibu dan bayi dalam proses persalinan, antara lain :
7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya
11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi
16) Membantu memulai pemberian ASI dalalm satu jam pertama setelah
kelahiran bayi
3) Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan
5) Ajarkan ibu dan anggota keluarga tentang gejala dan tanda bahaya yang
mungkin terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika
timbul masalah atau rasa khawatir
3. PENCEGAHAN INFEKSI
b. Antisepsis
c. Dekontaminasi
e. Desinfeksi
” Tindakan untuk menghilangkan hampir semua atau sebagian besar
mikroorganisme dari benda mati. ”
g. Sterilisasi
a. Cuci tangan dengan benar yaitu dengan 7 langkah setiap sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah ( kulit tak
utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan, sarung
tangan atau sampah yang terkontaminasi.
Jangan gunakan sarung tangan yang sudah retak, tipis atau ada lubang dan
robekan. Buang dan gunakan sarung tangan yang lain.
c. Memakai APD ( alat pelindung diri ) seperti kaca mata pelindung, masker
wajah, penutup kepala, celemek, dan sepatu boots yang digunakan untuk
menghalangi atau membatasi petugas dari percikan cairan tubuh, darah
atau cidera selama melaksanakan prosedur klinik.
Karena kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan
antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat
mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi.
DEKONTAMINASI
STERILISASI DTT
↓↓↓↓
30 menit (terbungkus)
DINGINKAN
Peralatan yang sudah diproses dapat disimpan dalam wadah tertutup yang
di DTT
SIAP DIGUNAKAN
1) Letakkan benda – benda tajam di atas baki steril atau DTT atau dengan
menggunakan ” daerah aman ” yang sudah ditentukan ( daerah khusus
untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam )
2) Hati – hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk
secara tidak sengaja
3) Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah
meraba jarum ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan
5) Buang benda – benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan
perekat jika sudah 2/3 penuh dan harus dibakar dalam insinerasi
6) Jika benda – benda tajam tidak bisa dibuang secara aman dengan cara
insinerasi, bilas 3 kali dengan larutan klorin 0,5 % ( dekontaminasi ),
tutup kembali menggunakan teknik satu tangan dan kemudian
kuburkan.
b) Pegang tabung suntik dengan satu tangan dan gunakan ujung jarum
untuk mengait penutup jarum. Jangan memegang penutup jarum
dengan tangan lainnya
c) Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang bagian bawah jarum
dan gunakan tangan yang lain untuk merapatkan penutupnya
d. Dapat dibagikan di antara para penolong persalinan sehingga lebih dari satu
penolong persalinan akan memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau
bayi baru lahir
e. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke
kunjungan berikutnya, dari satu penolong persalinan ke penolong
persalinan lainnya, atau dari seorang penolong persalinan ke fasilitas
kesehatan lainnya.
c. Paraf atau tanda tangan ( dari penolong persalinan ) pada semua catatan
d. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan
dapat dibaca
e. Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia
a. Catat semua data, hasil pemeriksaan, diagnosis, obat – obat, asuhan atau
perawatan, dan lain – lain
b. Jika tidak dicatat, maka dapat dianggap bahwa asuhan tersebut tidak
dilakukan
c. Pastikan setiap partograf bagi setiap pasien diisi dengan lengkap dan benar
5. RUJUKAN
Rujukan diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru
lahir. Syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan yaitu kesiapan untuk
merujuk bayi dan atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal
dan tepat waktu (jika penyulit terjadi).
b. Transfusi darah
e. Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi bayi baru lahir
Adapun yang wajib untuk diketahui oleh setiap penolong persalinan,
antara lain :
c. Biaya pelayanan
Oleh karena sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi, maka
pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal anjurkan ibu untuk membahas
dan membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya. Dan tawarkan
agar penolong mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan suami dan
keluarganya untuk menjelaskan tentang perlunya rencana rujukan apabila
diperlukan.
b. Tempat – tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga ?
( jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat
rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan )
( ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam
kapan pun waktunya )
d. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan
e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat – obatan dan
bahan – bahan
f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak – anak yang lain pada saat ibu
tidak di rumah
B : BIDAN : B
A : ALAT : A
K : KELUARGA : K
S : SURAT : S
O : OBAT : O
K : KENDARAAN : K
U : UANG : U
P : PAKAIAN ; DARAH : D
DOA : A
Kaji ulang rencana rujukan pada ibu dan keluarganya selama ibu
melakukan kunjungan asuhan anttenatal atau awal persalinan ( jika mungkin ).
Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, maka penting
untuk mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya di awal
persalinan.
dan menyebabkan membukannya servik uteri. Blood show yang keluar akibat
janin yang berat dan ukurannya semakin bertambah. Analog bila kandung kemih
dan lambung, bila dindingnya teregang karena isinya penuh, maka timbul
persalinan. Pada janin anencephalus kehamilan sering lebih lama karena janin
myometrium.
degenerasi. Hal ini akan menggangu sirkulasi utero plasenta sehingga janin akan
kekurangan suplai nutrisi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi
dibelakang servik oleh kepala janin akan memicu timbulnya kontaksi uterus.
berikut :
1) Merangsang pleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa gagang
infus)
sudah mulai pendek dan lembek) dan kanalis servikalis sudah terbuka untuk 1
atau 2 jari.
Kala I disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini terjadi pembukaan
1) Fase Laten : pembukaan terjadi sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm dan
2) Fase Aktif : berlangsung sekitar 6 jam, pembukaan serviks dari 4 sampai dengan
a) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan kembali melambat dari 9
pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila pembukaan serviks sudah lengkap atau 10
cm.
lahirnya bayi.
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta.
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam post partum.
Kala IV disebut kala pengawasan karena pada kala ini ibu post partum perlu
diawasi tekanan darahnya, suhu tubuh dan jumlah pendarahan yang keluar melalui
vagina.
a. Penurunan Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari
kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
b. Engagement (penguncian), tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari
c. Fleksi, fleksi menjadi hal terpenting karena diameter kepala janin terkecil dapat
d. Putaran paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
panggul.
e. Lahirnya kepala dengan ekstensi, bagian leher belakang di bawah oksiput akan
bergeser kebawah simphisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion).
yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina membuka
lebar
f. Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan atau ke kiri,
anterior
g. Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran internal dari bahu.
Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran
h. Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan
Kebutuhan oksigen pada setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa
udara yang bersih, jauh dari polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga
dengan kebutuhan oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan yang
bersih, nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu dalam
menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau
pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang akan digunakan selama
persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan
memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas
kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai dengan pernafasan lambat jika
diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang hal
itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan
atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu . maka dari itu hendaknya ibu dapat
menguasai keduanya.
2.1.2 Nutrisi
Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan
pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam
lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung
sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan
masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan
minum minuman yang manis dan berenergi seperti jus.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan,
tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum
selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi
dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan
kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan
kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum
pada ibu selama persalinan. Namun ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan
yang bisa menimbulkan bau yang menyengat seperti jengkol dan petai.
1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.
4. Biskuit.
2. Es blok.
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya
kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengyrangi terjadinya infeksi sesudah
melahirkan.
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan
dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata
diepisiotomi.
2.1.4 Pakaian
Persiapkan pakaian yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan yaitu satu
tas yang berisi perlengkapan yang dibutuhkan untuk dibawa ketempat persalinan. Dan
tas tersebut hendaknya diletakan di tempat yang mudah diambil atau letakkan langsung
dalam kendaraan yang nantinya akan dipergunakan untuk pergi ke rumah sakit atau
tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah dilakukan tadi kepada orang disekitar
yang mungkin pada saat persalinan nanti akan membantu atau terlibat dalam persiapan
menuju tempat persalinan.
Kebutuhan ibu dan bayi hendaknya sudah dilengkapi semejak usia kehamilan 36
minggu, karena mulai dari kehamilan 36 minggu ibu bisa saja tiba-tiba berssalin.
g. 2 bh menyusui
j. 1 stel baju pulang, perlu diingat badan ibu terlihat seperti ibu hamil 5-6 bulan jadi baju
yang disiapkan adalah baju yang sesuai
p. Kosmetik
2.1.5 Eliminasi
Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin, namun
bila ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan
gejala masuk pada kala II.
7. Sentuhan
Menurut Penny Simpkin, cara pengurangan sakit dapat dilakukan dengan mengurangi
rasa sakit langsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat dan
mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum,
teknik pengurangan rasa sakit, meliputi:
1. Kehadiran pendamping yang terus-menerus, sentuhan yang nyaman dan dorongan dari
orang yang mendukung;
8. Berendam;
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu
perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang cukup agar
pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr
protein/hari.
c. Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
2.1.8 Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki mana yang berbeda setiap manusia. Secara
umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan
bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melalukakn
aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman juga bisa dikatakan beristirahat. Sedangkan
tidur merupakan status perubahan kesadaran ketika presepsi dan reaksi suatu individu
terhadap lingkungan yang menurun. Ibu membutuhkan istirahat dan tidur sebelum dan
sesudah persalinan untuk menenangkan diri maupun mempersiapkan tenaga.
b. Kebersihan diri dan aktivitas yang dapat dilakuakan menjelang persalianan
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, yangmana
manfaatnya yaitu untuk :
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya
kuman yang masuk selama persalinan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi terjadinya
infeksi sesudah melahirkan.
Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat ini ibu akan melahirkan dan tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja, dan bulu
kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun hanya bagian dekat anus karena hal
tersebut akan mempermudah proses penjahitan.
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan
disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari
dan mau tidak mau harus berlangsung. Dan ibu diperbolehkan untuk makan makanan
ringan dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau
menyengat seperti jengkol dan petai.
Beri ibu penjelasan bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai buah ahti
yang didambakannya. Dan ingatkan ibu untuk menyimpan tenaga untuk proses
melahirkan nanti, karena tenag akan hilang jika ibu cemas dan gelisah. Dengan sikap
tenang, ibu akan dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap.
Dukungan dari orang-orang terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan
membantu memberikan ibu semangat untuk ibu.
Perkiraan jarak antar rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius
dilalui jika akan bersalin sangat dibutuhkan. Dan perkirakan juga kapan waktu
persalianan untuk mengatur jadwal berpergian jauh.
Alas tahan air (water proof) untuk dimobil selama perjalanan ke rumah sakit.
Bantal.
Untuk Ayah :
Jam tangan
Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.
Makanan kecil
Baju ganti atau sweater.
Kertas, pensil, buku, majalah untuk membaca.
No. telp saudara atau teman.
Untuk Bayi :
Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah)
Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
Bedak, minyak angin
Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.
Selain itu dilakukan pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik pada
iibu seperti hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa dilakukan
pada janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time dengan resolusi tinggi
dapat digunakan untuk menilai perilaku janin, fungsi janin, marfologi dan morfometri
janin, plasenta, tali pusat dan cairan amnion. Penilaian fungsi hemodinamika uterus,
plasenta, janin dapat dilakukan dengan USG Doppler berwarna. Belakangan ini telah
dikembangkan USG 3 dimensi yang bermanfaat untuk mempelajari morfologi dan
hemodinamik janin dengan lebih mudah dan akurat. Sedangkan KTG berguna untuk
mendeteksi secara dini adanya hipoksia janin dan keausannya.
Selama proses persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak nyaman.
Salah satunya yaitu factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak nyaman sehhingga
ketenangan ibu terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri dan sakit yang dirasakan
ibu menjelang persalinan maupun saat persalinan berlangsung. Namun ada beberapa
cara yang bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu tersebut dari beberapa segi , yaitu
dengan cara :
1. Lingkungan
Untuk mengatasi rasa ketiknyaman ibu, lingkungan tempat melahirkan itu damai
dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa
cinta dan music yang mengalun lembut
2. Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa berjalan-jalan sebelum proses persalinan
dimulai, menggoyang-goyangkan panggul, dan mengatur posisi bantal yang sesuai
3. Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut akan lebih tenang dalam menghadapi
proses persalinan.
Untuk menilai dan mengetahui apakah proses persalinan normal serta tidak
B. NIFAS
1. Definisi Nifas
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan (Saipuddin, 2012: 122).
Involusi uterus adalah perubahan organ tubuh yaitu uterus yang berangsur-
angsur pulih kembali menjadi ukuran normal sesudah persalinan. ( Wiknjosastro,
2005 )
Lochea merupakan eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea dibagi
menjadi tiga yaitu lochea rubra yang muncul pada hari pertama sampai hari ke
empat masa post partum. Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi yang muncul pada hari kelima sampai hari ke sembilan masa post partum.
Lochea alba yang warnanya lebih pucat mengandung leukosit dan selaput lender
serviks serta serabut jaringan yang mati.
Lochea yang ada dalam masa nifas menurut Wiknjosastro, ( 2012 ) yaitu ;
a. lochea rubra ( cruenta ) : terjadi pada hari pertama dan kedua post partum
yang terdiri atas darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo dan mekonium.
b. lochea sanguinolenta : terjadi pada hari ke 3 – 7 hari post partum yang
berwarna merah kuning berisi darah bercampur lender
c. lochea serosa ; terjadi pada hari ke 7 – 14 , lochea ini berwarna agak kuning,
cairan tidak berdarah lagi.
d. lochea alba ; terjadi setelah 2 minggu post partum, lochea ini hanya berupa
cairan putih
Pengeluaran ASI terjadi karena adanya rengsangan dari isapan bayi yang
dapat mengeluarkan hormone prolaktin dan oksitosin.
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang sering terjadi.
b. Istirahat
1) Anjurkan ibu beristirahat cukup guna mencegah kelelahan yang berlebihan.
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu :
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus
dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
c. Latihan
1) Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
parturient turun dari tempat tidurnya. Pada persalinan normal sebaiknya
dikerjakan 6 jam.
2) Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Otot perut menjadi kuat sehingga mengurangi rasa nyeri pada punggung.
d. Gizi
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup, Minum ± 3 liter/hari, zat besi diminum ± 40 hari pasca persalinan, minum
kapsul vit A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri.
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia
pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan
melebihi 380C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 (dua)
hari (Manuaba, 2010: 312).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7
dan tanpa cacat bawaan. (Yulianti, 2010:2)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis segeralah membersihkan jalan nafas.
Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru
lahir harus dibungkus hangat
Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu dengan cara mencegah terjadinya
perdarahan pada bayi dengan memberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-
1 mg diberikan secara IM (intra muscular). Dan diberikan obat tetes mata atau
salep mata.
Segera lakukan penilaian awal 0 – 30 detik. Nilai kondisi bayi baru lahir
secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaaan sebagai
berikut :
Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir
dan berikan ASI saja selama 6 bulan pertama.
Selama tali pusat belum lepas, perlu dilakukan perawatan secara cermat
agar tidak terjadi infeksi. Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya:
1. Usahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus mencuci
tangan terlebih dahulu.
2. Jaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya, dan diupayakan tali pusat selalu
dalam keadaan kering.
3. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
4. Supaya tali pusat lebih cepat lepas, tali pusat tidak di tutup oleh kasa steril
ataupun oleh kasa alkohol atau kasa betadine sehingga mendapat udara cukup
biarkan kering dengan sendirinya.
5. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
6. Kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
7. Membersihkan tali pusat minimal 1–2 kali sehari.