Disusun oleh
Nim: 181440112
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................2
Perawatan Neonatus...................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan
pada bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu
untuk memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal
yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun
saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi
dalam ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang
hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi dinyatakan
bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah, mudah
diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya
makanan yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya
agar menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang dinamis dan sesuai
dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang
optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan semakin
baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi yang berusia (Kurnia 2013).
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian
ASI eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah
(2015), tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan
tali pusat bayi baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan
menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan
menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang
dirawat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan
lepas. Pada perawatan dengan menggunakan antiseptik povidon
iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar umbilikus dan
menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat
sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat
pada bayi baru lahir. Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan
sehingga tidak menyebabkan tali pusat lembab dan basah.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
1.4 Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat
digunakan sebagai masukan bagi BPM setempat dalam rangka
pemberian penyuluhan oleh tenaga kesehatan khususnya untuk
bidan untuk menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya
melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagau bahan
perbandingan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan keadaan normal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat
praktik secara nyata yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan
proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan sebagai
maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai
reperensi tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir normal.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas
selama dinas di BPM Hj.Fauziah Hatta dan juga sebagai sarana
evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman untuk mendiagnosa
dan memberikan asuhan kebidanan yang tepat dengan
menggunakan manejemen kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir
(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk
rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda
karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit,
upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1
jam setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung
zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah
dicerna dan efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi.
Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi
tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara
ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam
tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca
persalinan.
d. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah
tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari
hanya 15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga,
yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan
mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi
untuk tidur.
e. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada
kulit bayi, keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks
kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga
jangan dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk
menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan
harus memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain
yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering.
Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama)
cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan
bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
f. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat
merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan
biasa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak
manajemen aktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi.
Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka
dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok
sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat
terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan
sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan
mengalami kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya
kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi,
sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang
menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air atau
tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan apapun
lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada
punggung/sisi badannya. Hati-hati menggunakan bantal
dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena dapat
menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya
menguatkan otot bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu
pertumbuhan bayi, meningkatkan kesanggupan belajar, dan
membuat bayi tenang.
Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan
lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai
perutnya (Peringatan : Gerakan ini bisa membuat
membuang gas). Selain itu, pegang kedua kaki dan
lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan
ke kanan, untuk melemaskan pinggulnya. Ini juga
membuat menyembuhkan sakit perut.
i. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah
dilahirkan, fungsi hatinya belum sempurna dalam proses
pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam darah si
bayi sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi
mengalami suatu proses fisiologis yang menyebabkannya
bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara alami untuk
mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya dibawah
matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu
memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah
satunya adalah untuk menurunkan kadar bilirubin yang
terlalu tinggi yang menjadi penyebab bayi kuning pasca
dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi
yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
2. Kewajiban moral
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat
bayi ingin menyusu atau 2 jam sekali
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi
buku KIA, karena dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam
kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir.
Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Bayi -bayi prematur yang dipijat secara teratur setiap hari
menunjukkan perkembangan fisik dan emosional yang lebih
baik ketimbang bayi-bayi yang tidak dipijat. Selain itu berat
badan bayi prematur yg dipijat akan mengalami peningkatan
berat badan 20 hingga 40 persen dibandingkan yang tidak
dipijat dan hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di Fakultas
Kedokteran Universitas Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh
Tiffany M Field PhD.
Selain itu, katanya, bayibayi yang dipijat selama lima hari
saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami peningkatan
sebesar 40 persen dibanding bayi-bayi yang tidak dipijat. Pijat
bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik
dan emosional bayi. Jika dilakukan oleh ayah misalnya, maka
pijat bayi itu bisa meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu)
pada tubuh ibu dan disebut ''pemberdayaan ayah,''. Tapi
bagaimana penjelasannya?
Ketika seorang ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan
menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif suami ini
membuat istri merasa disayang, nyaman, dan perasaan positif
lainnya. Dan perasaan seperti ini akan merangsang produksi
hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini sangat berguna
untuk memperlancar produksi ASI. Penelitian menunjukkan, 80
persen produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi
psikis ibu. Selain itu, pijat bayi akan membuat bayi cepat
lapar. Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui), maka
produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses
produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin
banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi.
Begitu pula sebaliknya.
B. Tujuan Penulisan
Pendidikan kesehatan ini ditujukan agar ibu mampu
memahami konsep dasar, tata cara pemijatan bayi dan mampu
mendemontrasikan serta mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pijat Bayi adalah suatu rangsangan, sentuhan, kasih sayang dan
komunikasi verbal yang diberikan pada bayi.
B. Manfaat Pijat Bayi
Para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Miami pada tahun
1986. Dipimpin oleh Tiffany M Field PhD membuktikan bahwa pijatan
teratur setiap hari pada bayi -bayi prematur menunjukkan perkembangan
fisik dan emosional serta terjadi peningkatan berat badan 20 hingga 40
persen dibandingkan yang tidak dipijat. Adapun manfaat lain dari
pemijatan bayi adalah :
a) Meningkatkan berat badan bayi
b) Meningkatkan pertumbuhan
c) Meningkatkan daya tahan tubuh
d) Meningkatkan Konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih
lelap
e) Membina Kasih Sayang orang tua dengan anak
f) Meningkatkan produksi ASI
g) Memperbaiki pola tidur bayi
h) Menenangkan bayi rewel
i) Membantu sistem pencernaan
j) Meningkatkan berat badan bayi
k) Meningkatkan Konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih
lelap
C. Waktu Pemijatan
Pemijatan dapat dilakkan kapan saja dengan catatan bayi dalam
keadaan rileks dan ibu mempunyai cukup waktu selama 15 menit atau
lebih untuk melakukan pemijatan tanpa adanya gangguan. Bayi tidak
dalam keadaan diare dan ada selang waktu dengan jam makan atau bayi
tidak dalam keadaan kenyang atau lapar. Waktu terbaik untuk melakukan
pemijatan adalah pagi hari, saat orang tua dan anak memulai hari baru
dan malam hari, sebelum tidur, ini sangat baik untuk membantu anak tidur
nyenyak.
D. Cara Pemijatan Berdasarkan Usia Bayi
Pijatan yang diberikan harus disesuaikan dengan usia bayi, pijatan
kemudian dapat divariasikan. Namun yang harus menjadi catatan bagi ibu
adalah, jangan paksakan suatu gerakan jika bayi menunjukkan tanda tidak
suka terhadap jenis pijatan tersebut.
Pilih jenis pijatan yang disukai bayi dan aman untuk usianya.
a) Usia Bayi 0-1 Bulan Disarankan lebih kepada gerakan yang
mengusap - usap halus, sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya
tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.
b) Usia Bayi 1-3 Bulan Disarankan gerakan halus disertai tekanan
ringan dalam waktu yang singkat.
c) Usia Bayi 3 Bulan-3 Tahun Disarankan seluruh gerakan dilakukan
dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat.
E. Peralatan dan Tempat Pemijatan
Peralatan yang harus dipersiapkan ketika akan memulai aktivitas
pemijatan adalah:
a) Alas yang tebal dan aman bagi bayi, dan
b) Baby oil (minyak bayi) Untuk melakukan pijatan, pilihlah tempat
yang hangat bagi bayi, Karena selama melakukan pemijatan, bayi
dalam keadaan tanpa pakaian.
Hal ini dilakukan untuk menghindari hipotermi pada bayi.
F. Tata Cara Melakukan Pemijatan
Mengingat manfaatnya yang tidak kecil, sudah sepantasnya para
orangtua menerapkan terapi sentuhan ini pada bayi mereka. Bagaimana
caranya, ikuti tips berikut. Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa
langkah persiapan, yaitu:
a) Mencuci tangan.
b) Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.
c) Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.
d) Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.
e) Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk
melakukan proses pemijatan.
f) Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.
g) Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.
h) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai
wajahnya sambil mengajak bicara.
Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. Berikut ini
contoh cara memijat beberapa bagian tubuh bayi:
a) Wajah
Letakkan ibu jari diantara alis mata si bayi. Pijat dengan ibu
jari secara lembut pada alis dan di atas kelopak mata. Pijat dari
pertengahan alis turun ke bawah melalui samping lipatan hidung.
Pijat atas bibir dan bawah bibir ke arah samping. Kemudian pijat
mulai dari dagu ke arah belakang telinga bayi menuju rahan bawah.
b) Dada
Buat gerakan ke atas sampai dengan bawah leher lalu ke
samping kiri-kanan di atas tulang selangka membentuk gambar
jantung lalu kembali ke ulu hati. Gerakan diagonal di dada (huruf X)
dari kiri ke kanan.
c) Perut
Pijat perut bayi dari atas ke bawah seperti gerakan
mengayuh sepeda. Pijat perut mulai bagian kiri atas ke bawah
dengan jari-jari tangan membentuk huruf I lalu L terbalik. Dan
jalankan jemari anda dari kiri ke kanan scara perlahan-lahan.
d) Tangan
Peras dan putar dengan kedua tangan dengan lembut mulai
dari pundak ke pergelangan tangan. Pijat telapak tangan dengan
ibu jari mulai telapak hingga jari-jari. Usap punggung tangan dari
arah pergelangan ke jari-jari dengan lembut. Peras sekeliling
pergelangan tangan dengan ibu jari dan telunjuk.
e) Kaki
Mulailah dengan memegang kaki bayi pada pangkal paha
seperti cara memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke
bawah secara bergantian seperti memerah susu dan putar. Pegang
pangkal paha dengan tangan secara bersamaan memeras dan
memutar kaki bayi dengan lembut dari pangkal paha ke arah mata
kaki. Kemudian, telapak kaki diurut dengan dua ibu jari secara
bergantian mulai dari tumit ke seluruh telapak kaki. Pijat jari kaki
satu-persatu dengan memutar menjauhi telapak, diakhiri tarikan
lembut di tiap ujung jari. Lalu, peras dan putar pergelangan kaki
dengan ibu jari dan jari lain. Usap kaki bayi dengan tekanan lembut
dari pangkal paha hingga akhir.
f) Punggung
Tengkurapkan melintang. Pijat punggung dengan gerakan
maju mundur sepanjang punggung mulai dari pantat hingga leher.
Buat gerakan melingkar dengan jari-jari mulai batas punggung
sampai dengan pantat dan tutup dengan menekan punggung bayi
dari leher ke pantat dengan jari-jari terbuka sebagai tanda bahwa
pijatan hari ini telah selesai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pijat Bayi adalah suatu rangsangan, sentuhan, kasih sayang
dan komunikasi verbal yang diberikan pada bayi.
Pijatan pada bayi memberikan banyak manfaat, seperti hal
di atas, untuk itu para orang tua harus banyak mengetahui cara
pemijatan bayi dengan cara yang baik dan benar agar tidak
memberikan suatu kesalahan. Begitu pula dengan perawat,
harus mengetahui teknik pemijatan bayi yang berguna untuk
penyuluhan bagi masyarakat awam yang balum paham akan
pemijatan bayi selain itu juga bermanfaat saat kita mempunyai
seorang anak.
B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat
mengetahui dan mengerti tentang asuhan Pijat Bayi sehingga
dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap
BBL agar keadaan Bayi tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/360646482-MAKALAH-PIJAT-BAYI.pdf
Perawatan Tumbuh Kembang Anak
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
2.2.1.Pertumbuhan Fisik
5) Personal Sosial
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar
sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri
dan menyintesis protein-protein baru.Menghasilkan penambahan
jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara
berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh,
meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
(wong, 2000).
B. Saran
Demikian yang dapat saya tuliskan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.Tentunya masih
banyak kekurangannya,karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca bersedia
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://denoyhary/2011/11/konsep-tumbuh-kembang-anak-usia-sekolah.html
http://semi-yanto/2011/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html
http://community.um.ac.id/showthread.php?75057-Hakikat-pertumbuhan-
dan-perkembangan-peserta-didik
Perawatan Stunting beserta Askep teoritis
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai faktor yang mampengaruhi tingkat asupan
makan pada balita dan 6 diharapkan dapat menambah
pengetahuan sehingga asupan makan balita menjadi lebih baik
dan status gizi balita menjadi optimal.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi data dasar mengenai tingkat asupan makan
pada balita dan nantinya dari Instansi Pelayanan Kesehatan
yang terkait menyelesaikan permasalahan gizi kurang yang
terjadi di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Klaten.
3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan kreatifitas peneliti untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi tingkat asupan makan pada balita
khususnya pada balita pendek.
A. Kesimpulan
Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan
anak yang terlalu rendah. Stunting atau terlalu pendek
berdasarkan umur adalah tinggi badan yang berada di bawah
minus dua standar deviasi (<-2SD) dari tabel status gizi WHO child
growth standard (WHO, 2012). Stunting dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. WHO (2013) membagi penyebab terjadinya
stunting pada anak menjadi 4 kategori besar yaitu faktor keluarga
dan rumah tangga, makanan tambahan / komplementer yang tidak
adekuat, menyusui, dan infeksi. Stunting dapat memberikan
dampak bagi kelangsungan hidup anak. WHO (2013) membagi
dampak yang diakibatkan oleh stunting menjadi dua yang terdiri
dari jangka pendek dan jangka panjang
B. Saran
1. Bagi pemerintah
Perlu diadakan program promosi kesehatan yang dimulai
dari masyarakat bawah dengan pendekatan keluarga, untuk
menanggulangi masalah stunting yang masih sangat tinggi di
Indonesia.
2. Bagi masyarakat
Perlunya menerapkan pemberian ASI eksklusif bagi
anak-anak dan menjaga sanitasi lingkungan hidup.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS STUNTING
A. Pengkajian
Penulis pada bab ini, akan menguraikan pembahasan tentang
asuhan keperawatan keluarga Tn.S dengan masalah gizi
kurang pada An.R dari tahap pengkajian sampai evaluasi.
Pengkajian merupkan tahap awal dalam proses keperawata
untuk memeperoleh informasi serta mengukur keaadan klien
dan keluarga dengan norma kesehatan keluarga
B. Diagnose keperawatan keluarga.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data
yang di dapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah
keperawatan (problem/P) yang berkenaan pada individu dalam
keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang
berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga (Abi
muhlisin,2012) maupun social yang merupakan kesaggupan
untuk mengatasi masalah. (Friedman, 2010) 1. Diagnosa
keperawatan. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan khususnya masalah gizi kurang. Diagnosa ini penulis
angkat karena pada saat pengkajian penulis mndapatkan data
dari Ny.E mengatakan An.R pernah dirawata dengan diagnosa
gizi kurang.
C. Perecanaan.
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh
perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah
kesehatan dan masalah perawatan yang didentifikasi (Abi
Muhlisin, 2012). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan denngan ketidakmampua kelurga merawat
anggota kelurga yang mengalami gizi kurang. Tujuan umum
untuk diagosa pertama ini adalah kebutuhan nutrisi dapat
dipenuhi.Penulis menyusun rencana tujuan umum tersebut
karena menurut penulis jika kurang gizi tidak segera di tangani,
maka dapat membahayakan kesehatan klien.Tujuan penulis
tetapkan untuk mengatasi etiologi pada kelurga Tn.S tentang
ketidakmampuan kelurga Tn.S mengenal msalah kesehatan
khususnya kurang gizi.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat
kepada keluarga berdasarkan perencanaan yang mengacu
pada diagnosa yang telah ditegakkan dan dibut sebelumnya
(Abi Muhlisin, 2012). Penulis melakukan implementasi
keperawatan pada tanggal 3 dan 4 mei 2013. Dalam melakukan
implementasi keperawatan pada Tn.S penulis tidak melakukan
implementasi selama 24 jam penuh, tapi setiap kali kunjungan
dilakukan 30 menit dan dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan.
E. EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan,
dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya, evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasinal (Abi
Muhlisin, 2012). Evaluasi dilaksanakan pada hari sabtu tanggal
4 mei 2013, didapatkan data subyektif keluarga Tn.S
mengatakan gizi kurang adalah keadaan kurang gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein
dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup
lama.
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/12893/2/BAB%201%20PENDAHULUAN
%20YENIZAR%20DWI%20PUTRI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/39825/2/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/25957/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Perawatan Demam Berdarah beserta Askep teoritis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan yang disebarkan virus disebarkan oleh nyamuk
Aedes (Stegomyia). Selama dua dekade terakhir, frekuensi kasus
dan epidemi penyakit demam dengue (dengue fever, DF), demam
berdarah (dengue hemorragic fever, DHF), dan sindrom syok
dengue (dengue syok syndrom, DSS) menunjukkan peningkatan
yang dramatis di seluruh dunia. The World Health Report 1996,
menyatakan bahwa”kemunculan kembali penyakit infeksisus
merupakan suatu peringatan bahwa kemajuan yang telah diraih
sampai sejauh ini terhadap keamanan dunia dalam hal kesehatan
dan kemakmuran sia-sia belaka”. Laporan tersebut lebih jauh
menyebutkan bahwa” penyakit infeksius tersebut berkisar dari
penyakit yang terjadi di daerah tropis (seperti malaria dan DHF
yang sering terjadi di negara berkembang) hingga penyakit yang
ditemukan di seluruh dunia (seperti hepatitis dan penyakit menular
seksual [PMS], termasuk HIV/AIDS) dan penyakit yang disebarkan
melalui makanan yang mempengaruhi sejumlah besar penduduk
dunia baik di negara miskin maupun kaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep penyakit demam berdarah ?
2. Bagaimana model terjadinya penyakit demam berdarah ?
3. Bagaimana perjalanan penyakit demam bedarah ?
4. Bagaimana tahap-tahap penyakit demam berdarah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep penyakit demam berdarah
2. Mengetahu model terjadinya penyakit demam berdarah
3. Mengetahui perjalanan penyakit demam berdarah
4. Mengetahui tahap-tahap penyakit demam berdarah
BAB II
LANDASAN TEORI
C. Tahap-tahap pencegahan
Primer Skunder Tersier
Promosi kesehatan : Program pemeriksaan Upayakan pemberian
Penyuluhan kesehatan berkala seperti cairan yang adekuat
tentang penyakit DBD pemeriksaan lingkungan Menganjurkan makan
dan cara memelihara tempat tinggal oleh makanan yang bergizi
lingkungan yang baik petugas kesehatan dan usahakan makan
seperti melakukan lingkungan. dalam kuantitas yang
tindakan 3M (menguras, Melakukan banyak terutama
mengubur, menutup) pemberantasan nyamuk makanan yang banyak
Upaya untuk dan sarang-sarangnya mengandung protein
pencegahan DBD dengan penyemprotan Mengusahakan pasien
ditunjukkan pada (foogin) yang dalam masa
pemberantasan nyamuk Pemberian obat demam pemulihan agar
beserta tempat bedarah. terhindar dari gigitan
perkembangbiakannya Memberikan jus jambu. nyamuk lagi.
Melakukan donor darah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina.
(Suriadi : 2001)
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus )
melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk
keperlauan sehari-hari.
2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3. Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga
sanitasi lingkungan tetap bersih, mengkonsumsi makanan-
makanan bergizi.
B. Saran
Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin
melakukan 3M akan menghindari kita terjangkit virus DBD.
c. Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju
kamar).
d. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme
Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang.
2) Eliminasi alvi (buang air besar)
Anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara pada DBD
grade IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urin (bang air kecil)
Pada anak DBD akan mengalami urine output sedikit. Pada DBD
grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirahat
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam
10.00-12.00 dan sore hari pada jam 16.00-18.00. Anak 21 biasanya
sering tidur pada siang hari dan pada sore hari ,tidak memakai
kelambu dan tidak memakai lotion anti nyamuk.
5) Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk memebersihkan tempat sarang
nyamuk aedes aegypti, dan tidak adanya keluarga melakukan 3m
plus yaitu menutup, mengubur, menguras dan menebar bubuk
abate
e. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik secara umum :
1) Tingkat kesadaran
Biasanya ditemukan kesadaran menurun, terjadi pada grade III dan
grade IV karena nilai hematokrit meningkat menyebabkan darah
mengental dan oksigen ke otak berkurang.
2) Keadaan umum
Lemah
3) Tanda-tanda vital (TTV)
Tekanan nadi lemah dan kecil (grade III), nadi tidak teraba (grade
IV), tekanan darah menurun (sistolik menurun sampai 80 mmHg
atau kurang), suhu tinggi (diatas 37,5 oC)
4) Kepala
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam.
5) Mata Konjungtiva
anemis
6) Hidung
Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,
III, IV.
7) Telinga
Terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV)
8) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokkan
mengalami hyperemia pharing.
9) Leher
Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami
pembesaran
10)Dada/thorak
I : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.
Pal : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
Per : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun
pada paru
A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade III, dan
IV.
11)Abdomen
I : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
Pal : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
Per : Terdengar redup
A : Adanya penurunan bising usus
12)Sistem integument
Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji
tourniquet. Turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya diberikan 24 tekanan
antara sistolik dan diastolic pada alat ukur yang dipasang pada
tangan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit, perhatikan
timbulnya petekie di bagian volar lengan bawah (Soedarmo, 2008).
13)Genitalia
Biasanya tidak ada masalah
14)Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku
sianosis/tidak
Evaluasi
Pengumpulan data selama tindakan keperawatan, misal (tandatanda
vital, turgor kulit, asupan dan haluaran cairan, serta pengukuran berat
badan) di samping menentukan apakah kriteria hasil yang telah ditetapkan
menurut masing-masing diagnosis telah tercapai atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31858970/Makalah_Lengkap_Demam_
Berdarah_DBD
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/625/1/KTI%20PUTRI
%20ANINGSI.pdf
Andriani, N.W.E., Tjitrosantoso, H., Yamlean, P.V.Y. 2013. Kajian
Penatalaksanaan Terapi Pengobatan Demam Berdarah Dengue
(DBD) Pada Penderita Anak yang Menjalani Perawatan Di Rsup Prof.
Dr. R.D Kandou Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3 No. 2.
(Diakses pada tanggal 15 Juli 2018)
Depkes RI, 2004. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti.
Buletin
Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2016. Profil Dinkes Kota Kendari
Tahun 2016. Kendari. Sulawesi Tenggara
Dinkes Kota Kendari, 2016. Data Jumlah Kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) Kota Kendari. Kota Kendari. Sulawesi Tenggara.
Djunaedi, Djoni, 2006, Demam Berdarah. Universitas Muhammadiyah
Malang, Malang. Garna, H., 2012. Divisi Penyakit dan Penyakit Tropis.
Bandung: Universitas Padjajaran. Grace, 2006. Buku Penatalaksanaa
DHF dengan Syok. Edisi 3. Jakarta : EGC
Huda, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keoerawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC, Jilid 1, Yogyakarta : MediAction
Harian (News Later). Edisi Rabu 10 Maret 2004. Departemen Kesehatan
RI. Jakarta. Kartika, Wijayaningsih Sari. 2013. Asuhan Keperawatan
Anak. Jakarta : Trans Info Media
Kemenkes RI, (2016). Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan
Kemenkes RI, 2010. Penemuan dan Tatalaksana Penderita Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: Dirjen P2L.
Kemenkes RI, (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Depkes RI.
Jakarta
Kemenkes RI, (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Depkes RI.
Jakarta
Perawatan sistem kegawatdaruratan pada anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ?
b. Apa Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan?
c. Apa Prinsip Umum Penanganan Kasus Kegawatdaruratan ?
d. Apa Kunci Keberhasilan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal ?
e. Bagaimana Penanganan Awal dan Penanganan Lanjutan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ( Penanganan Plasenta
Previa dan Penanganan Asfiksia Neonatorum) ?
f. Apa Yang Dimaksud Asfiksia Neonatorum ?
C. Tujuan
Menguraikan masalah tentang kegawatdaruratan maternal dan neonatal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara
tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011).
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang
kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa
(Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah
persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan
dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya
(Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila
tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus
ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir.
(Saifuddin, 2002).
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis
( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali
perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang
bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya
membutuhkan sebuat tim medis yang menangani kegawatdaruratan tetapi
lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap
kasus-kasus kegawatdaruratan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius
dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak
terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan
jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya
membutuhkan sebuat tim medis yang menangani
kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas
kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus-kasus
kegawatdaruratan.
Prinsip umum penanganan kasus kegawatdaruratan:
a. Pastikan jalan napas bebas
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian cairan intravena
d. Pemberian tranfusi darah
e. Pasang kateter kandung kemih
f. Pemberian antibiotika
g. Obat pengurang rasa nyeri
h. Penanganan masalah utama
i. Rujukan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA