Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DESTI LARA MELANIA

NIM : 181440112

UAS MK : KEPERAWATAN MATERNITAS


1. a. DS : Pasien mangatakan masih mengeluarkan darah pada genital, payudara bengkak, terasa
agak nyeri. Keluarga menjelaskan bahwa pasien mudah tersinggung, gelisah saat tidur dan
kadang-kadang menangis sendiri sejak kemarin.
DO : Pasien tampak cemas, wajah murung, mengeluh tidak dapat merawat bayinya
dengan baik.
Tanda-tanda vital TD 110/70mmHg, N 80 x/menit, S 36,5OC, P 18x/menit. Tinggi fundus
uteri pertengahan pusat simfisis, luka episiotomy baik.

b. 1). Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/
peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama, hiperventilasi
maternal.
2). Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan
terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban.

c. perencanaan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif
tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan kriteria evaluasi :
a) mengungkapkan penurunan nyeri
b) menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahankan control nyeri
c) istirahat diantara kontraksi

intervensi

a) identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.


R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
b) Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tetang kemajuan kontinu, membantu identifikasi
pada kontraksi abnormal.
c) Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah
dilakukan berarti.
d) Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efek
negative berkenaan dengan penurunan kadar oksigen ibu dan janin
e) Bantu ibu untuk memilih posisioptimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan.
f) Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan
resiko trauma kantung kencing.
g) Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan
mencegah komplikasi.
2) Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
Kriteria evaluasi : tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
a) Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan, mencegah terjadinya infeksi
uterus asendan dan kemungkinan sepsis klien dan janin rentan pada infeksi
saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
b) Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi.
c) Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptic
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi endometrial.
d) Pantau suhu, nadi, dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi
e) Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
f) Berikan antibiotic sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat
merangsang yang berlebih dari organisme resisten.
2.
A. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya payudara atau perubahan gambaran
diri akibat dari mastektomi atau iradiasi payudara.
Tujuan    : Tidak terjadi harga diri rendah pada klien karena kehilangan payudara.
Kriteria    : Klien mampu mengatasi kehilangan payudaranya.
Intervensi:

1. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaanya tentang kanker payudara,


pengobatannya dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup.
2. Evaluasi perasaan klien mengenai kehilangan payudara pada identitas seksual hubungan
dan citra tubuhnya.
3. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaanya misalnya marah, bermusuhan atau
berduka.
4. Berikan penguatan positif untuk peningkatan atau perbaikan dan partisipasi perawatan
diri atau program pengobatan.
5. Diskusikan mengenai prostetik payudara jika perlu.
6. Diskusikan pilihan yang mungkin terhadap rekonstruksi jika perlu.
7. Anjurkan mengunjungi orang yang telah mempunyai masalah yang sama dengan
kemampuan koping yang baik.
Rasional : 

1. Meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi.


2. Meningkatkan kesadaran diri pasien.
3. Hilangnya bagian tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses
kehilangan yang membutuhkan penerimaan sehingga klien dapat membuat rencana untuk
masa depan.
4. Mendorong kelanjutan perilaku sehat.
5. Memberikan makna tentang penurunan dampak dari kehilangan payudara.
6. Menurunkan dampak dari kehilangan payudara.

b. karena seorang ibu merasakan rendah dirinya

c. harus memberi dukungan semangat kepada ibu tersebut, jangan sampai banyak
kepikiran atas apa yang diderita ibu.

3. Kunjungan dari wanita yang telah mengalami perubahan citra tubuh dan dapat mengatasi
masalah akan meningkatkan koping

4. A.
Activity : 2
Pulse : 2
Grimace : 2
Appearance : 1
Respiration : 2
Total : 9 (normal)

B. 1) bayi ditempatkan diruangan yang hangat, jangan ber-AC.


2) Kontak / menempelkan kulit bayi dengan kulit ibu.
3) menyusui sesering mungkin
4) tutup kepala karena 25% panas hilang melalui kepala

Mekanisme kehilangan panas


a. Evaporasi atau menguap : kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban
pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
b. Konduksi : kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin.
c. Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin.
d. Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-
benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
4.ibu ingin melakukan Kb apa?bisa alami atau ada juga yang suntikan atau juga
yang pil.

Anda mungkin juga menyukai