Anda di halaman 1dari 19

PELAKSANAAN MOTIVASI KERJA DAN INSENTIF

DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SGD BANDUNG

Neneng Hartati & Mila Badriyah


Fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung
Email : nenenghartati@uinsgd.ac.id

ABSTRAK
Untuk mencapai peningkatan kualitas kinerja dari sumber daya manusia, perlu
didukung dengan adanya motivasi kerja dan insentif yang dapat dijadikan sebagai
pegangan bagi setiap pegawai agar dapat bekerja secara optimal. Penelitian ini
bertujuan, yaitu untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dan insentif dengan kinerja
pegawai di Fakultas Syari’ah dan Hukum. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode deskriptif-kualitatif, yakni memberikan gambaran dengan suatu satuan analisis
secara utuh dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Dari hasil penelitian, konsep
motivasi kerja yang dikembangkan di lingkungan Fakultas Syari’ah dan Hukum, yaitu
bagaimana para pegawai mampu bekerja cepat, tepat, dan benar. Sedangkan bentuk
motivasi yang dikembangkan, yaitu diberikan insentif berbasiskan kinerja, membuka
ruang untuk promosi jabatan bagi yang berprestasi.

KATA KUNCI
Motivasi Kerja, Insentif, Kinerja Pegawai
V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

PENDAHULUAN mampu mengembangkan sumber daya


Sumber Daya Manusia merupakan manusia untuk memenuhi tuntutan za-
salah satu faktor penentu keberhasilan man yang terus berkembang agar dapat
suatu organisasi. Peningkatan kualitas mencapai tingkat kematangan (maturity)
sumber daya manusia sangat dibutuhkan peserta didik baik aspek kognisi/penge-
disebabkan oleh perubahan lingkungan tahuan, perilaku, kepribadian, maupun
yang semakin cepat dan tidak pasti, oleh akhlak terpuji (good behaviour).
karenanya sumber daya manusia merupa- Untuk mencapai peningkatan kualitas
kan aset yang paling berharga terutama kinerja dari sumber daya manusia terse-
bagi organisasi, baik itu organisasi peme- but, perlu didukung dengan adanya moti-
rintah maupun organisasi swasta. vasi kerja dan insentif yang dapat
Salah satu alat penggerak sebuah or- dijadikan sebagai pegangan bagi setiap
ganisasi maka diperlukan sumber daya pegawai agar dapat bekerja secara opti-
manusia yang mumpuni di bidangnya mal dan sesuai dengan tuntutan ling-
yang terhimpun dari berbagai unsur, baik kungan sekarang ini. Adapun yang di-
unsur perorangan maupun kelompok maksud dengan tuntutan lingkungan
yang saling melakukan hubungan kerja tersebut adalah bahwa suatu organisasi
sama untuk mencapai tujuan organisasi, dapat memenuhi dan memberikan ke-
dimana hubungan antarbagian tersebut puasan kepada lingkungan internal orga-
yang dilingkupi oleh budaya organisasi nisasinya, maupun lingkungan eksternal-
(universitas) yang saling berkaitan dan nya, yaitu masyarakat sekitarnya, di anta-
berperan penting dalam menentukan ranya organisasi dituntut untuk membe-
keberhasilan dalam mengelola organisasi rikan pelayanan yang mudah dan cepat
pendidikan di Universitas Islam Negeri kepada pengguna disekitarnya, sehingga
Sunan Gunung Djati Bandung. keberadaan dan keberhasilan suatu
Pendidikan merupakan faktor utama organisasi mampu bertahan dan bersaing
dalam pembentukan pribadi manusia. dengan organisasi lainnya.
Menyadari akan hal tersebut, Universitas Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo,
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Ban- ada beberapa rumusan mengenai moti-
dung, ikut berpartisipasi membantu vasi, seperti:1 adanya kehendak atau ke-
pemerintah dalam bidang pendidikan inginan yang sangat mempengaruhi
sesuai dengan salah satu maksud dan kemauan individu, sehingga individu
tujuan didirikannya universitas ini. tersebut didorong untuk berperilaku dan
Reformasi pendidikan merupakan bertindak; 2) pengaruh kekuatan yang
respons terhadap perkembangan tuntutan Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tena-
1

global sebagai suatu upaya untuk meng- ga Kerja Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005),
adaptasikan sistem pendidikan yang hlm. 268.

80 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

menimbulkan perilaku individu; 3) setiap Adapun yang menjadi sumber


tindakan atau kejadian yang menyebab- motivasi tersebut dapat dibedakan
kan berubahnya perilaku seseorang; dan menjadi tiga kategori, seperti adanya niat
3) proses dalam yang menentukan gerak- dan keinginan untuk berkembang, jenis
an atau perilaku individu kepada tujuan pekerjaan, dan bangga menjadi bagian
(goals). Dari beberapa rumusan di atas, dari organisasi tersebut. Dengan motivasi
Veitzhal Rivai menegaskan bahwa yang yang tepat para pegawai akan terdorong
dimaksud dengan motivasi tersebut ada- untuk berbuat semaksimal mungkin da-
lah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang lam melaksanakan tugasnya, karena me-
mempengaruhi individu untuk mencapai yakini bahwa dengan keberhasilan suatu
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan organisasi akan tercafpai tujuan dan ber-
individu.2 Sikap dan nilai tersebut meru- bagai sasaran-sasarannya, sehingga ke-
pakan invisible yang memberikan kekuat- pentingan-kepentingan pribadi para
an untuk mendorong individu bertingkah anggota organisasi tersebut akan terpe-
laku dalam mencapai tujuan. lihara pula.
Kedua pendapat tersebut diatas, pada Kemudian Luthans menyatakan bah-
dasarnya motivasi dapat memacu pega- wa budaya organisasi5 sangat menen-
wai untuk bekerja sehingga berpengaruh tukan motivasi pegawai, seperti: (1) Per-
pada pencapaian tujuan sebuah organi- aturan-peraturan perilaku yang harus
sasi. Hadari Nawawi memperkuat penda- dipatuhi. Anggota organisasi saling ber-
pat di atas dengan mengartikan motivasi interaksi dengan menggunakan tata cara,
sebagai suatu kondisi yang mendorong istilah dan bahasa yang sama yang
atau menjadi sebab seseorang melakukan mencerminkan sikap yang baik dan saling
suatu perbuatan/kegiatan yang berlang- menghormati; (2) Norma-norma. Suatu
sung secara sadar.3 Demikian pula Anwar standar mengenai perilaku yang ditam-
Prabu Mangkunegara mengatakan bahwa pilkan termasuk pedoman tentang5
motivasi merupakan kondisi atau energi Sweeney & McFarlin menyatakan, bahwa
yang menggerakkan diri pegawai yang budaya organisasi mengacu kepada cara
terarah atau tertuju untuk mencapai hidup (way of life) organisasi/perusahaan.
tujuan organisasi.4 Berbagai pengertian lainnya ada yang
lebih menekankan pada sistem nilai
2 Veitzhal Rivai, Manajemen Sumber Daya Ma-
bersama (sharing values), yang tumbuh
nusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004), hlm. 455.
dan berkembang dalam sebuah organi-
3 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya sasi, yang dijadikan acuan seluruh
Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif (Yogyakarta:
Gajah Mada Univercity Press. 1997), hlm. 351. Paul D. Sweeney & Dean B. McFarlin, Organi-
5
4 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen zational Behavior: Solutions for Management (Inter-
Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2001), hlm. 61. national Edition: McGraw-Hill. 2002), hlm. 334.

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 81


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

anggota sebuah organisasi dalam menca- meliputi upah atau gaji, komisi, dan
pai tujuan yang telah ditetapkannya. bonus. Adapun insentif secara tidak
Pengertian bersama, shared meaning, ang- langsung seperti tunjang, yang meliputi
gota-anggota organisasi untuk berpe- jaminan kesehatan dan fasilitas-fasilitas
rilaku sama baik di dalam maupun di luar yang diberikan oleh sebuah organisasi.
organisasi merupakan inti dari budaya Pada dasarnya insentif merupakan
organisasi. Apa saja yang harus dilaku- suatu bentuk kompensasi yang diberikan
kan, yaitu tidak berlebih tetapi tidak juga kepada pegawai yang jumlahnya tergan-
kurang; (3) Nilai-nilai dan dominan. Ada- tung dengan hasil yang dicapai, baik
nya nilai-nilai terpenting dalam orga- finansial maupun non finansial. Menurut
nisasi yang diharapkan dianut oleh para Mangkunegara, insentif adalah suatu
anggotanya. Contohnya adalah mutu pro- bentuk motivasi yang dinyatakan dalam
duk yang tinggi, tingkat absensi rendah bentuk uang atas dasar kinerja yang ting-
atau efisiensi yang tinggi; (4) Filosofi. gi dan juga merupakan rasa pengakuan
Terdapat kebijakan atau peraturan yang dari pihak organisasi terhadap kinerja
mengarahkan organisasi tentang bagai- pegawai dan kontribusi terhadap organi-
mana memperlakukan karyawan dan/pe- sasi.6 Tujuan pemberian insentif ini menu-
langgan; (5) Aturan-aturan. Terdapat pe- rut Handoko yaitu untuk meningkatkan
doman yang harus ditaati jika bergabung motivasi kerja pegawai dalam upaya
dengan organisasi. Anggota baru harus mencapai tujuan-tujuan organisasi.7 Hal
mempelajarinya untuk dapat diterima ini bertujuan untuk mendorong pegawai
didalam organisasi tersebut; (6) Iklim agar bekerja lebih giat dan lebih baik,
organisasi. Perasaan mengenai organisasi sehingga kinerja pegawai dapat me-
secara keseluruhan yang dicerminkan ningkat dan pada akhirnya tujuan
oleh tata letak fisik, cara para anggota organisasi dapat tercapai.
berinteraksi, dan cara mereka berhu- Besar kecilnya insentif yang diberikan
bungan dengan pelanggan atau ling- berdampak pada motivasi kerja pegawai.
kungan di luar organisasi. Semua karak- Apabila pegawai tidak mendapatkan
teristik tersebut sangat berhubungan insentif yang sesuai dengan besarnya
dengan motivasi pegawai, dengan demi- pengorbanan dalam bekerja, maka pega-
kian maka budaya organisasi juga diduga wai tersebut cenderung malas bekerja dan
mempengaruhi motivasi pegawai. tidak mempunyai motivasi yang tinggi.
Selain dari motivasi kerja di atas, Oleh karena itu, pemberian insentif
faktor yang menentukan peningkatan
6 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen
kualitas kinerja, yaitu adanya kompensasi Sumber Daya Manusia. hlm. 47.
atau insentif yang diberikan kepada 7 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta:

pegawai baik insentif secara langsung BPFE. 2010), hlm. 23.

82 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

merupakan salah satu hal pokok yang PEMBAHASAN


harus diperhatikan organisasi. Apabila
insentif yang diberikan organisasi sudah Upaya Memberikan Motivasi Kerja
tepat, maka akan meningkatkan kinerja Kemajuan dan keberhasilan suatu
pegawai tersebut. organisasi/perusahaan salah satunya di-
Selain itu, keberhasilan organisasi sa- tentukan oleh adanya produktifitas yang
ngat ditentukan oleh keberhasilan dalam tinggi dari para pegawainya. Untuk dapat
mengelola pegawai dan memper-tahan- meningkatkan produktifitas kerja pega-
kannya. Hal ini dapat dilakukan dengan wai tersebut, maka suatu organisasi
memperhatikan pegawai, yaitu dengan pemerintahan dalam hal ini pemimpin
melihat kebutuhan, keinginan, harapan, harus dapat menciptakan suatu keadaan
bakat, keterampilan pegawai, serta men- yang mendukung pegawai untuk meme-
ciptakan lingkungan kerja yang kondusif nuhi kebutuhan pribadi. Dengan terpe-
sehingga pegawai termotivasi untuk me- nuhinya kebutuhan individu, maka de-
lakukan pekerjaan dan akhirnya berpe- ngan sendirinya akan berpengaruh ter-
ngaruh pada kinerja pegawai. hadap peningkatan hasil. Sebab perasaan
Berdasarkan latar belakang di atas, puas dan senang hati seorang pegawai
bahwa hubungan motivasi kerja dan dalam organisasi ini disebabkan oleh
insentif saling mempengaruhi terhadap terpenuhinya kebutuhan yang dapat me-
peningkatan kualitas kinerja pegawai nimbulkan semangat kerja bertambah.
dalam sebuah organisasi. Atas dasar Hal ini berfungsi sebagai pendorong bagi
pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk pegawai untuk bekerja lebih produktif
mengadakan penelitian terhadap pegawai sehingga mencapai tujuan organisasinya.
di Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Apabila pemimpin ingin memperoleh
Sunan Gunung Djati Bandung. hasil yang maksimal dari kinerja pega-
Berdasarkan uraian di atas, penelitian wainya, maka usaha yang harus ditem-
ini bertujuan untuk mengetahui: (1) puh adalah menyelaraskan potensi yang
konsep motivasi kerja dan insentif kaitan- ada dengan tujuan yang ingin dicapai,
nya terhadap kinerja pegawai di Fakultas dalam arti suatu keinginan untuk men-
Syari‟ah dan Hukum; (2) upaya dalam capai tingkat output maksimal, harus
memberikan motivasi kerja dan insentif diimbangi dengan sumber daya yang
terhadap kinerja pegawai di Fakultas mewadahi sehingga memungkinkan or-
Syari‟ah dan Hukum; dan (3) implement- ganisasi untuk memproleh hasil produk-
tasi dari konsep dan upaya tersebut tifitas yang tinggi.
terhadap kinerja pegawai di Fakultas Hasil wawancara dari Kepala Bagian
Syari‟ah dan Hukum. Tata Usaha Fakultas Syari‟ah dan Hu-
kum, upaya dalam memberikan motivasi

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 83


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

kerja oleh pimpinan terhadap para Menurut Sondang P. Siagian, terdapat


pegawai di lingkungan Fakultas Syari‟ah lima fungsi kepemimpinan yang hakiki
dan Hukum kepada pegawainya, seperti yaitu:8 a) pemimpin selaku penentu arah;
berikut ini. Tanggung jawab seorang pe- b) pemimpin sebagai wakil dan juru bi-
mimpin berupaya untuk membuat pega- cara organisasi; c) pemimpin sebagai
wainya bersemangat dalam melaksa- komunikator yang efektif; d) pemimpin
nakan tugas pokoknya yang didasari oleh sebagai mediator; dan e) pemimpin seba-
adanya kesempatan untuk maju dan gai integrator yang efektif rasional,
berkembang. Namun yang paling utama obyektif dan netral.
dalam upaya memberikan motivasi kerja Telah umum diketahui bahwa setiap
terhadap para pegawai adalah menum- organisasi diciptakan atau dibentuk seba-
buhkan rasa cinta terhadap tugas pokok- gai wadah untuk mencapai tujuan ter-
nya di samping menciptakan sebuah ling- tentu, yang tidak mungkin tercapai apa-
kungan kerja yang nyaman dan kondusif bila diusahakan oleh para anggotanya
sehingga para pegawai merasa betah yang bertindak sendiri-sendiri. Organisasi
dalam bekerja. menuntut agar seluruh anggotnya menye-
Dalam teori kepemimpinan, bahwa lenggarakan kegiatan sedemikian rupa,
fungsi dan peran pemimpin dalam suatu maksudnya arah yang ditempuh orga-
organisasi sangat sentral dalam penca- nisasi menuju tujuannya dapat optimal
paian tujuan terlepas dari berbagai sarana dalam memanfaatkan sarana dan prasa-
yang telah ditetapkan sebelumnya. Ke- rana yang lebih terarah dengan baik. Arah
efektifitasan kepemimpinan dari pemim- yang dimaksud tertuang dalam strategi
pin yang bersangkutan merupakan suatu dan taktik yang disusun dan dijalankan
hal yang sangat didambakan oleh semua oleh organisasi yang bersangkutan.
pihak yang berkepentingan dalam keber- Dalam usaha pencapaian tujuan orga-
hasilan organisasi. Keefektifitasan se- nisasi, tidak ada organisasi yang bergerak
orang pemimpin dapat dinilai dari se- dalam suasana terisolir. Artinya, tidak
berapa besar kemampuannya dalam ada organisasi yang akan mampu men-
mengambil keputusan, ini merupakan capai tujuannya tanpa memelihara hu-
sebagian krtiteria utama yang harus ada bungan baik dengan berbagai pihak di
dalam pemimpin. luar organisasi yang bersangkutan sen-
Selain kriteria tersebut terdapat krite- diri. Pemeliharaan hubungan dewasa ini
ria lain yang dapat mengukur keefek- sudah diterima sebagai keharusan mut-
tifitasan seorang pemimpin. Berbagai kri- lak, baik pada tingkat regional maupun
teria tersebut berkisar pada kemampuan
seorang pemimpin menjalankan berbagai Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepe-
8

fungsi-fungsi pemimpin yang hakiki. mimpinan (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1999), hlm. 47.

84 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

pada tingkat global dan menyangkut obyektif, efektif dan tuntas dituntut peran
berbagai segi kepentingan, maka pim- seorang pemimpin sebagai mediator.
pinanlah yang bertindak sebagai wakil Merupakan suatu kenyataan dalam
dan juru bicara organisasinya dalam ber- kehidupan organisasi bahwa timbulnya
hubungan dengan pihak lain, seprti pemi- kecenderungan berpikir dan bertindak
lik modal, para penyalur (agen/distribu- berkotak-kotak di kalangan para anggota
tor), lembaga-lembaga keuangan (bank), organisasi dapat diakibatkan oleh sikap
instansi pemerintah yang memberikan positif, tetapi mungkin pula sikap yang
pelayanan terhadap pengguna. negatif. Dikatakan bersifat positif karena
Pemeliharaan hubungan baik ke luar adanya tekad dan kemauan keras di ka-
maupun ke dalam dilakukan melalui pro- langan para anggota organisasi yang ter-
ses komunikasi, baik secara lisan maupun gabung dalam satu kelompok tertentu
tertulis. Interaksi yang terjadi antara atas- untuk berbuat seoptimal mungkin bagi
an dan bawahan, antara sesama pejabat organisasi. Namun sikap yang demikian
pimpinan dan antarsesama petugas pe- ini dapat mempunyai dampak negatif
laksana kegiatan operasional dimung- bagi kehidupan organisasi apabila dalam
kinkan terjadi serasi berkat terjadinya usaha berbuat sebaik mungkin bagi orga-
komunikasi yang efektif. nisasi, para anggota organisasi yang
Di dalam kehidupan organisasi selalu bersangkutan lupa bahwa keberhasilan
saja ada situasi, baik dalam hubungan ke satu kelompok yang bekerja sendirian
luar maupun hubungn ke dalam orgni- belum menjamin keberhailan organisasi
sasi. Dalam organisasi dapat timbul situ- sebagai keseluruhan.
asi konflik dan faktor-faktor penyebabnya Sebagai seorang pemimpin tidak
pun dapat beraneka ragam. Apabila kon- mungkin membiarkan cara berpikir dan
flik telah muncul dalam kehidupan orga- bertindak berkotak-kotak, karena organi-
nisasi, tidak akan ada seorang pemimpin sasi diharapkan mampu mencapai tujuan-
yang membiarkan situasi demikian ber- nya dengan tingkat efisiensi, efektifitas,
langsung sehingga akan segera berusaha dan produktifitas yang tinggi hanyalah
untuk menanggulanginya. Sikap demiki- orgnisasi yang bergerak sebagai satu
an pasti diambil, sebab jika tidak, citranya totalitas. Maka dari itu diperlukan inte-
sebagai pemimpin akan rusak dan meng- grator terutama pada hierarki puncak
akibatkan hilangnya kepercayaan dari organisasi, integrator tersebut yaitu
bawahan kepada pemimpin bahkan pemimpin.
mungkin tujuan organisasi yang dike- Kemudian peranan pemimpin harus
hendaki tidak dapat tercapai. Oleh karen mencerminkan sifat-sifat sebagai berikut,
itu, untuk mengatasinya secara rasional, yaitu: Peranan yang bersifat interper-
sonal; Peranan yang bersifat informa-

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 85


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

sional; dan Peranan pengambilan kepu- terutama menyangkut informasi tentang


tusan. rencana, kebijaksanaan, tindakan dan
Salah satu tuntutan yang harus dipe- hasil yang telah di capai oleh organisasi.
nuhi seorang pemimpin adalah keteram- Kualitas pemimpin merupakan kunci
pilan insani (human skills). Peran ”Inter- keberhasilan dalam suatu organisasi un-
personal” ini terdiri tiga bentuk: Pertama, tuk mencapai tujuan yang selanjutnya
Selaku simbol keberadaan organisasi memungkinkan orang-orang yang ada di
yang dimainkan dalam berbagai kegiatan dalamnya mewujudkan mimpi bersama.
yang sifatnya legal dan seremonial; Kedua, Kepemimpinan yang berkualitas dihas-
selaku pimpinan yang bertanggung jawab ilkan oleh pemimpin yang berkualitas pu-
untuk memotivasi dan memberikan arah- la. Berikut sejumlah kualitas yang men-
an kepada para bawahanny; dan Ketiga, jadi ciri pemimpin yang baik menurut
peran selaku penghubung di mana se- Yasis Ilyas yaitu:114 a) integritas; b) antu-
orang pemimpin harus dapat mencip- siasme; c) kehangatan; d) ketenangan; dan
takan jaringan yang luas dengan mem- 5) tegas dan adil.
berikan perhatian khusus kepada mereka Sementar hasil wawancara dari pim-
yang mampu berbuat sesuatu bagi orga- pinan Fakultas Syari‟ah dan Hukum
nisasi dan juga berbgai pihak yang me- (Wakil Dekan II) mengungkapkan bahwa
miliki informasi yang di perlukan oleh upaya dalam memberikan motivasi kerja
organisasi. oleh pimpinan terhadap para pegawai di
Kegiatan organisasi dapat terlaksana lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu-
dengan efisien dan efektif tanpa dukung- kum kepada pegawainya, seperti berikut
an informasi yang mutakhir, lengkap dan ini:9
dapat dipercaya sehingga bisa diolah de- Upaya yang dilakukan dalam mem-
ngan baik. Peran tersebut terdiri dari tiga berikan motivasi para pegawai di ling-
bentuk, yaitu: Pertama, seorang pemimpin kungan Fakultas Syari‟ah dan Hukum
merupakan pemantau arus informasi yakni dengan senantiasa dilakukan ko-
yang terjadi dari luar ke dalam organisasi; munikasi intensif antara pimpinan de-
Kedua, peran sebagai pembagi informasi. ngan pegawai, sehingga tercipta suasana
Informasi yang diperoleh seorang pemim- yang saling mendorong ke arah yang le-
pin selain berguna dalam fungsi kepe- bih baik. Selain itu, senantiasa dilakukan
mimpinannya juga harus disalurkan ke- monitoring dan evaluasi, sehingga keter-
pada pihak lain dalam organisasi; dan capaian dari setiap kinerja dapat terukur.
Ketiga, peran selaku juru bicara orga- Salah satunya dengan membuat suasa
nisasi. Peran ini menyangkut kemampuan
menyalurkan informasi secara tepat kepa- Yasis Ilyas, Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja
9

da berbagai pihak di luar organisasi, (Jakarta: PT.


Gramedia. 2003), hlm. 62

86 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

kerja yang kondusif dan semua kebu- yang mengganggu lancarnya suatu pe-
tuhan infrastruktur yang menunjang ter- kerjaan.
hadap pencapaian kinerja dipenuhi. Ketiga, memilih dan melaksanakan
Berdasarkan hasil wawancara di atas, cara terbaik dalam mendorong atau
peneliti dapat merumuskan bahwa upaya memotivasi. Berdasarkan hasil wawan-
yang dilakukan seorang pemimpin dalam cara diketahui bahwa dorongan kerja
memberikan motivasi kepada pegawai di pada para pegawai di lingkungan unit
lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu- kerja masing-masing dengan memberikan
kum dapat dijabarkan melalui empat penghargaan. Dalam kenyataannya para
point berikut ini: Pertama merumuskan pimpinan pada umumnya mengetahui
batasan pelaksanaan pekerjaan bawahan- bahwa pemberian penghargaan dalam
nya. Setiap pimpinan unit kerja harus bentuk insentif kurang berfungsi sebagai
mampu merumuskan batasan atau men- motivasi untuk jangka waktu yang lama.
deskripsikan mengenai apa yang diha- Bentuk penghargaan yang efektif sebagai
rapkannya dari pekerja dalam melaksa- motivasi kerja harus memenuhi persya-
nakan tugasnya masing-masing. De- ratan, yaitu berharga bagi bawahan, jum-
skripsi ini harus berorientasi pada pelak- lah yang memadai, waktu yang tepat,
sanaan pekerjaan yang efektif secara ber- berbagai jenis yang disukai dan diberikan
kelanjutan untuk semua pekerja. De- secara adil dan wajar.
skripsi volume dan beban kerja secara Keempat, senantiasa dilakukannya mo-
individual sumbernya dapat diperoleh nitoring dan evaluasi sebagai alat ukur
dari hasil analisis pekerjaan atau diper- atas ketercapaian kinerja pegawai. Ke-
oleh dari hasil komunikasi antara pim- giatan monitoring bertujuan untuk me-
pinan dengan bawahan (pegawai). Peru- mantau suatu kegiatan penelitian dan
musan tujuan pekerjaan yang memenuhi pengembangan dalam pencapaian sasar-
persyaratan, akan memotivasi bawahan an kinerja. Pelaksanaan monitoring dapat
mening-katkan kemampuan dalam me- dilakukan dengan berbagai cara, dise-
laksanakan pekerjaan yang menjadi suaikan dengan situasi dan kondisi yang
tanggung jawabnya. ada. Untuk monitoring di tingkat la-
Kedua, menyediakan dan melengkapi pangan dapat dilakukan dengan cara
fasilitas untuk pelaksanaan pekerjaannya. diskusi langsung secara intensif bersama
Fasilitas tidak sekedar peralatan kerja para pegawai yang terlibat dalam ke-
yang menjadi tanggung jawab pimpinan giatan, atau dengan presentasi setiap
untuk pengadaannya. Fasilitas yang kegiatan oleh penerima manfaat pada
menjadi tanggung jawab pimpinan yang waktu yang disepakati. Sedangkan eva-
terpenting di antaranya adalah usaha luasi merupakan rangkuman hasil peng-
dalam memperkecil hambatan-hambatan ukuran capaian kinerja selama tahun

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 87


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

berjalan atau perkegiatan, yang berkon- sangat bersifat internal di dalam manusia.
tribusi terhadap capaian outcome yang Terlihat sekali pada penempatan faktor
ditetapkan dalam sebuah organiasi. Ca- fisiologis pada posisi yang sangat men-
paian kinerja output dan outcome diukur dasar yang harus dipenuhi. Sedangkan
dengan menggunakan berbagai indikator kebutuhan yang bersifat external yang
kinerja yang telah ditetapkan dalam se- berhubungan dengan dunia luar dari ma-
buah organiasi. Keseluruhan capaian ki- nusia itu ditempatkan pada posisi yang
nerja merupakan ukuran keberhasilan se- terakhir. Maslow lebih menekankan kebu-
orang pemimpin dalam memetakan tugas tuhan yang membuat individu lebih cen-
dan fungsi dari masing-masing pega- derung statis. Pada kebutuhan akan rasa
wainya. aman, pengakuan orang lain, dan peng-
hargaan adalah keseluruhan dari kebu-
Implementasi Motivasi Kerja tuhan yang menunggu umpan balik dari
dan Insentif orang lain untuk memenuhinya. Kemu-
Berangkat dari teori Maslow yang dian, baru pada kebutuhan akan aktua-
menyatakan bahwa semua motivasi lisasi diri individu dibiarkan untuk berge-
terjadi sebagai reaksi atas persepsi sese- rak secara dinamis untuk berhubungan
orang individu atas lima macam tipe da- dengan dunia luar.
sar kebutuhan. Menurut Maslow, terda- Berbeda dengan teori Mc. Clelland
pat lima macam kebutuhan dasar yang dalam menentukan kebutuhan manusia
senantiasa dialami seorang individu. lebih cenderung memberi titik tekan pada
Teori hierarki kebutuhan merupakan teori pemberian ruang gerak individu yang
yang dikemukakan oleh Maslow sebagai sangat dinamis, di mana presatasi adalah
sintesis atau perpaduan teori yang holis- usaha yang bisa diwujudkan dengan kerja
tik dinamis, yaitu kebutuhan fisiologis, keras dan persaingan yang ketat. Kebu-
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan tuhan akan kekuasaan adalah wujud
untuk diterima, kebutuhan untuk dihar- pembuktian diri atas presatasi yang
gai, dan kebutuhan aktualisasi diri. Seba- sudah didapat dan membutuhkan du-
gai pembanding dari pemikiran Maslow, kungan orang lain yang sangat besar
peniliti menggunakan teori David Mc. untuk meraihnya. Begitu juga dengan
Clelland yang membagi kebutuhan manu- afiliasi yang bisa didapat dengan du-
sia menjadi tiga pokok utama, yaitu kungan prestasi dan kekuasaan sebagai
kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan alat untuk meyakinkan individu lain
kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. masuk dalam rantai yang dibangun.
Di dalam menentukan kebutuhan ma- Untuk mewujudkan kebutuhan itu, dalam
nusia, Abraham Maslow sangat menekan- teori Mc. Clelland sangat menekankan
kan pada pemenuhan kebutuhan yang pada agrefitas personal yang tinggi yang

88 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

harus sudah ada dalam setiap individu. nantinya akan mengganggu terwujudnya
Di dalam konteks ini benturan yang ketat cita-cita kolektif organisasi itu sendiri.
antara individu satu dengan yang lain Dalam konteks peningkatan kinerja
menjadi semakin besar, dinamika dalam pegawai, kehadiran teori Maslow dan Mc.
organisasi juga akan lahir dengan sendi- Clelland tentang motivasi dapat menjadi
rinya tanpa harus didesain secara khusus salah satu rujukan ilmiah dalam memba-
oleh pimpinan selama kebutuhan itu bisa ngun motivasi sumber daya manusia
ditopang. Pimpinan hanya akan fokus yang ada di lingkungan Fakultas Syari‟ah
pada pengawalan dan pengetatan aturan dan Hukum. Motivasi dalam konteks
main (rule of game) serta evaluasi hasil peningkatan kinerja pegawai akan men-
akhir. dorong sumber daya manusia yang ada
Pada prinsipnya, kerja organisasi me- bekerja secara maksimal, hal ini penting
nurut teori Maslow dan Mc. Clelland sa- karena Fakultas Syari‟ah dan Hukum
ma-sama memberikan perhatian yang adalah salah satu unit di tingkat uni-
cukup besar terhadap pengembangan diri versitas yang memberikan jasa (pelayan-
yang merupakan sumber daya manusia an) yang tidak menuntut profit dan
sebagai jembatan untuk bisa merenovasi menekan kepada kepuasan pengguna
diri secara cepat terutama dalam kaitan- yang sangat tinggi. Sehingga untuk mem-
nnya dengan perkembangan budaya, tek- bangun motivasi, dalam konteks ini mem-
nologi, dan informasi. Sehinga poin ak- butuhkan kerangka teori yang membahas
tualisasi diri Maslow dan kesatuan kerja kebutuhan manusia secara menyeluruh.
prestasi, kekuasaan dan afiliasasi yang Adapun implikasi positif dari kedua
dibangun oleh Mc. Clelland bermuara pa- teori ini untuk pegawai di lingkungan
da pengembangan organisasi secara mo- Fakultas Syari‟ah dan Hukum adalah
dern serta desain organisasi yang bisa sebagai berikut: Pertama, membangun mo-
ber-gerak maju. tivasi pegawai di dalam bekerja, hal ini
Untuk mencipatakan lingkungan ker- karena adanya kebutuhan fisiologis ber-
ja yang memotivasi di dalam organisasi, kaitan dengan kesejahteraan para pega-
seorang pemimpin harus memahami kon- wai. Peningkatan kesejahteraan harus
sep motivasi secara menyeluruh. Teori menjadi perioritas dalam setiap pengam-
motivasi Maslow dan Clelland dapat bilan kebijakan di setiap lembaga. Kese-
membantu seorang pemimpin untuk me- jateraan dapat menjadi penentu motivasi
nentukan strategi yang tepat dalam pegawai dalam menjalankan tugas dan
memberikan motivasi kepada bawahan. tanggung jawabnya dalam bentuk pela-
Sebab perbedaan motivasi berdampak pa- yanan kepada pengguna. Pemberian
da perbedaannya tujuan individual, yang kompensasi merupakan salah satu bentuk
pemenuhan kebutuhan fisiologis untuk

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 89


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

pegawai. Pemberian kompensasi merupa- untuk mendukung pekerjaan, sehingga


kan salah satu fungsi yang penting dalam mereka cenderung lebih menyukai fisik
manajemen sumber daya manusia, ter- yang aman dan nyaman. Lingkungan
utama kaitannya dengan peningkatan kerja yang aman dan nyaman juga akan
motivasi kerja dari para pegawai. Kom- berdampak pada pola hubungan antara
pensasi dapat diberikan melalui dua pegawai yang satu dengan lainnya di
bentuk, yaitu kompensasi langsung dan dalam maupun di luar lingkungan kerja.
kompensasi tidak langsung. Kompensasi Di mana menurut Robbins, bagi keba-
langsung terdiri dari gaji, uang transport, nyakan pegawai, tempat kerja juga meru-
tunjangan hari raya, uang lembur, dan pakan tempat untuk sosialisasi, sehingga
tunjangan langsung lainnya. Sedangkan sangat penting bagi mereka untuk memi-
kompensasi tidak langsung terdiri dari liki rekan kerja yang mendukung dan
promosi jabatan, asuransi, tunjangan ja- dapat bekerjasama dengan baik. Peme-
batan, dan mutasi. Perhatian terhadap ke- nuhan kebutuhan akan keamanan, Ke-
sejateraaan pegawai melalui pemberian nyamanan dan kepastian membuat pega-
kompensasi akan berdampak pada kinerja wai bisa bekerja secara maksimal, sehing-
serta kenyamanan pegawai dalam menja- ga proses pemenuhan kebutuhan infor-
lankan tugasnya karena merasa diper- masi pengguna bisa berjalan maksimal.
hatikan. Karena hampir setiap individu dalam
Kedua, pimpinan dapat mengakomo- tingkat kebutuhannya menginginkan ke-
dasi kebutuhan akan rasa aman dalam tentraman, supervisi, dan peluang kerja
organisasi dengan jalan membentuk dan yang bersinambung.
melaksanakan standar-standar perilaku Ketiga, mendapatkan penghargaan
yang jelas. Di dalam bekerja, para pega- bagi setiap manusia adalah capaian yang
wai harus dipastikan merasa aman, nya- membanggakan. Banyak orang yang be-
man, serta mendapatkan kepastian dari kerja bertahun-tahun hanya untuk meraih
setiap kerja yang dilakukan. Untuk me- satu penghargaan yaitu dalam rangka
menuhi itu, para pegawai harus menda- membuktikan kepada semua orang bah-
patkan kepastian terhadap proses kenaik- wa semuanya bisa tercapai. Tidak sedikit
an pangkat, pengumpulan angka kredit, juga orang yang mundur dari pekerjaan
serta perlindungan keamanan dalam atau bekerja tanpa adanya dorongan mo-
bekerja. tivasi, hanya karena tidak mendapatkan
Hal ini sejalan dengan pendapat perhatian dari atasan atau reward selama
Robbins dan Luthans, bahwa pegawai dia menjadi pegawai. Oleh karena itu,
biasanya sangat memperhatikan ling- factor penghargaan harus menjadi pilar
kungan tempat kerja mereka untuk untuk membangun motivasi kerja sehing-
memberikan kenyamanan pribadi dan ga tujuan organisasi bisa dilaksanakan

90 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

secara kolektif dari atasan hingga kepada berupa citra positif lembaga kepada
struktur yang paling bawah. pengguna.
Keempat, memberi ruang kebebasan Kelima, kebutuhan akan kekuasan
kepada para pegawai untuk mengekspre- adalah bagian dari pada usaha pegawai
sikan potensi yang mereka miliki, ini bisa untuk mempengaruhi orang lain dalam
menjadi salah satu langkah untuk memo- rangka mewujudkan tujuan pribadi
tivasi mereka dalam bekerja dan dapat yang masih berada pada tujuan orga-
mengurangi tekanan psikologis. Dalam nisasi. Kebutuhan kekuatan adalah ke-
konteks ini karyawan akan lebih berpikir inginan untuk memiliki pengaruh, menja-
secara luas dan tidak ingin ditekan de- di yang berpengaruh sehingga dapat
ngan aturan-aturan yang mengikat. Pen- mengendalikan pegawai yang lainnya.
dapat ini sejalan dengan apa yang Hasil wawancara dari pimpinan Fa-
disampaiakn oleh Robbins yang menya- kultas Syari‟ah dan Hukum (Wakil De-
takan bahwa pegawai cenderung menyu- kan II), implementasi motivasi kerja
kai pekerjaan yang memberikan kesem- dan insentif terhadap kinerja pegawai di
patan pada mereka untuk membuktikan lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu-
keterampilan dan kemampuan mereka, kum kepada pegawainya, seperti berikut
dan menyediakan tugas-tugas yang ini:
bervariasi, kebebasan dan umpan balik Di dalam mengimplementasikan kon-
tentang hasil kerja yang mereka lakukan. sep motivasi kerja dan insentif tersebut,
Pekerjaan yang memiliki sedikit tantang- para pegawai di lingkungan Fakultas
an akan cepat membosankan mereka, Syari‟ah dan Hukum terbagai ke dalam
sebaliknya, yang terlalu banyak tantangan dua klasifikasi pegawai. Untuk pegawai
akan menimbulkan frustasi dan kegagal- fungsional seperti dosen harus membuat
an. Kondisi pekerjaan yang memiliki tan- Laporan Kinerja Dosen dan Beban Kinerja
tangan yang moderat akan menumbuh- Dosen setiap enam bulan sekali. Laporan
kan kepuasan dalam diri pegawai. Kinerja Dosen dan Beban Kinerja Dosen
Ketika ruang kebebasan mampu di- di dalamnya harus mencakup pendi-
wujudkan di lingkungan Fakultas Sya- dikan, penelitian, dan pengabdian kepada
ri‟ah dan Hukum maka akan berdampak masyarakat. Laporan tersebut akan ber-
pada semakin mudahnya proses aktuali- implikasi terhadap sertifikasi dosen yang
sasi diri dari para pegawai. Aktualisasi merupakan bentuk insentif langsung
diri adalah proses di mana para pegawai berupa uang yang diberikan pada setiap
harus difasilitasi untuk mengembangkan bulannya. Berbeda dengan pegawai tata
profesinya sebagai pelayan professional usaha (tenaga administrasi), akan dije-
yang dapat memberikan berbagai macam laskan langsung oleh Kepala Bagian Tata
umpan balik positif kepada para pegawai

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 91


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

Usaha Fakultas Syari‟ah dan Hukum di dikerjakan. Kemudian dari sasaran kerja
bawah ini. tersebut, para pegawai harus mencatatkan
Berdasarkan hasil wawacara di atas, kembali hasil pekerjaannya dalam bentuk
bahwa laporan kinerja dosen merupakan Laporan Capaian Kinerja Harian (LCKH)
bentuk evaluasi yang bertujuan untuk yang harus dilaporkan disetiap bulannya.
meningkatkan profesionalisme dosen da- Berdasarkan Laporan Capaian Kinerja
lam melaksanakan tugas, meningkatkan Harian (LCKH) tersebut nantinya para
proses dan hasil pendidikan, menilai pegawai akan mendapatkan tunjangan
akuntabilitas kinerja dosen di perguruan kinerja dalam bentuk insentif langsung
tinggi, meningkatkan atmosfer akademik (uang).
di semua jenjang perguruan tinggi, dan Berdasarkan hasil wawancara di atas,
mempercepat terwujudnya tujuan pendi- bahwa penyusunan Sasaran Kerja Pega-
dikan nasional. Kegiatan evaluasi pelak- wai (SKP) ini bertujuan agar setiap
sanaan tridharma perguruan tinggi di- Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Penilai
mulai oleh dosen dengan membuat eva- dapat menyusun SKP sesuai dengan
luasi diri terkait semua kegiatan yang bidang dan tugas jabatanny masing-
dilaksanakan baik pada bidang pendi- masing, serta dapat mengetahui capaian
dikan dan pengajaran, penelitian dan SKP-nya. Secara sistemik penilaian pres-
pengembangan karya ilmiah, pengabdian tasi kerja PNS tersebut menggabungkan
kepada masyarakat maupun kegiatan antara penilaian sasaran kinerja pegawai
penunjang lainnya. negeri sipil dengan penilaian perilaku
Sementar hasil wawancara Kepala kerja. Dimana bobot dari kedua unsur
Bagian Tata Usaha Fakultas Syari‟ah dan tersebut dengan pembagian 60% SKP, dan
Hukum, implementasi motivasi kerja dan 40% perilaku kerja. Sasaran kerja pegawai
insentif terhadap kinerja pegawai di negeri sipil (SKP) yang telah disusun dan
lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu- disetujui bersama antara atasan langsung
kum kepada pegawainya. dengan PNS yang bersangkutan, dite-
Setiap pegawai tata usaha (tenaga tapkan sebagai kontrak prestasi kerja.
administrasi) di lingkungan Fakultas Selanjutnya, pada akhir tahun skp
Syari‟ah dan Hukum setiap tahunnya tersebut digunakan sebagai standart atau
diharuskan membuat Sasaran Kerja Pega- ukuran penilaian prestasi kerja. Sedang-
wai (SKP) yang merupakan rencana pega- kan Laporan Capaian Kinerja Harian
wai dalam menjalankan tugas pokoknya. (LCKH) harus dilaporkan dalam kurun
Di dalam mengimplementasikan Sasaran waktu perbulan, ini merupakan bentuk
Kerja Pegawai ini sudah barang tentu laporan pertanggungjawaban terhadap
harus konsisten, karena dituntut untuk tunjangan kinerja yang diterima oleh
men-dapatkan hasil dari apa yang telah pegawai administrasi khususnya di

92 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

lingkungan Fakultas Syari‟ah dan berprestasi, dan para pegawai dilibatkan


Hukum. dalam berbagai kegiatan sehingga dapat
Kedua bentuk laporan tersebut meru- menambah insentif dan reward. Hal ini
pakan tolak ukur kinerja pegawai di menunjukkan bahwa pemberian insentif
Fakultas Syari‟ah dan Hukum, sehingga atau penghargaan akan mempengaruhi
laporan tersebut menjadi salah satu terhadap motivasi kerja para pegawai di
sistem penilaian kinerja yang lebih efektif, lingkungan Fakultas Syari‟ah dan
untuk mengukur kejelasan akan target Hukum.
atau perilaku yang harus dicapai, keje- Upaya yang dilakukan seorang pe-
lasan tentang bagaimana caranya untuk mimpin dalam memberikan motivasi
mencapai target dan merubah perilaku kepada pegawai di lingkungan Fakultas
yang diharapkan, dan imbalan (materi Syari‟ah dan Hukum dapat dijabarkan
dan non-materi) yang akan didapat melalui empat point sebagai berikut: 1)
apabila pegawai telah memperbaiki merumuskan batasan pelaksanaan peker-
kinerja/mencapai target pekerjaannya. jaan bawahannya, volume dan beban
kerja secara individual sumbernya dapat
SIMPULAN diperoleh dari hasil analisis pekerjaan
Konsep motivasi kerja yang dikem- atau diperoleh dari hasil komunikasi an-
bangkan di lingkungan Fakultas Syari‟ah tara pimpinan dengan bawahan (pega-
dan Hukum, yaitu bagaimana para wai); 2) menyediakan dan melengkapi
pegawai mampu bekerja cepat, tepat, dan fasilitas untuk bekerja di samping usaha
benar. 1) cepat, segala kebutuhan dalam dalam memperkecil hambatan-hambatan
dilakukan secara secara cepat, sehingga yang mengganggu lancarnya suatu peker-
tidak memerlukan waktu yang lama, hal jaan; 3) memilih dan melaksanakan cara
tersebut membutuhkan pemangkasan terbaik dalam mendorong atau membe-
jalur birokrasi; 2) tepat, maksudnya sesuai rikan motivasi kerja terhadap pegawai;
dengan pekerja tersebut agar tepat dan 4) senantiasa dilakukannya moni-
sasaran; dan 3) benar sesuai dengan regu- toring dan evaluasi sebagai alat ukur atas
lasi dan Standar Operasional Prosedur ketercapaian kinerja pegawai.
(SOP) yang berlaku. Dalam rangka men- Di dalam mengimplementasikan kon-
capai konsep tersebut, maka dibutuhkan sep motivasi kerja dan insentif tersebut,
stimulan-stimulan yang dapat memicu para pegawai di lingkungan Fakultas
target pekerjaan. Bentuk motivasi yang Syari‟ah dan Hukum terbagai ke dalam
dikembangkan di lingkungan Fakultas dua klasifikasi pegawai. Untuk pegawai
Syari‟ah dan Hukum, yaitu diberikan fungsional seperti dosen harus membuat
insentif berbasiskan kinerja, membuka Laporan Kinerja Dosen dan Beban Kinerja
ruang untuk promosi jabatan bagi yang Dosen setiap enam bulan sekali, laporan

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 93


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

tersebut berimplikasi terhadap sertifikasi terhadap tunjangan kinerja dalam bentuk


dosen yang merupakan bentuk insentif insentif langsung (uang) yang diberikan
langsung berupa uang yang diberikan disetiap bulannya. Kedua bentuk laporan
pada setiap bulannya. Sedangkan untuk tersebut merupakan tolak ukur kinerja
pegawai tata usaha (tenaga administrasi) pegawai di Fakultas Syari‟ah dan
di lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hukum, sehingga laporan tersebut
Hukum setiap tahunnya diharuskan menjadi salah satu sistem penilaian
membuat Sasaran Kerja Pegawai (SKP). kinerja yang lebih efektif, untuk
Kemudian dari sasaran kerja tersebut, mengukur kejelasan akan target yang
para pegawai harus mencatatkan kembali harus dicapai, kejelasan tentang
hasil pekerjaannya dalam bentuk Laporan bagaimana caranya untuk mencapai
Capaian Kinerja Harian (LCKH). Laporan target, dan imbalan yang akan didapat
Capaian Kinerja Harian (LCKH) tersebut apabila pegawai telah memperbaiki
merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja/mencapai target pekerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

As‟ad, Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Atmosoprapto, Kisdarto. 2001.
Produktifitas Aktualisasi Budaya
Perusahaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Bastira, I. 1998. Produktivitas
Perusahaan. Bandung: Alumni. Cunha, Rita C., and Carry L. Cooper. 2001. “Does
Privatization
Affect Corporate Culture and Employee Wellbeing?” Journal of Managerial Psychology
Vol. 17, No. 1.
Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Denny, Richard. 1992. SuksesMemotivasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dessler, Garry. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Phenhallindo.
Engkoeswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Filippo. 1997. Manajer Personalia. Jakarta: PT. Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

94 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

Hani Handoko, T. 2010. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.Hasan Bisri, Cik. Penuntun


Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Hasibuan, Malayu S. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ilyas, Yasis. 2003. Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja. Jakarta: PT. Gramedia.
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Metodologi Sosial. Bandung: Alumni.
Krippendorff, Klaus. 2004. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. CA: Sage.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Rosda Karya.
Milton, Charles R. 1981. Human Behavior in Organizations. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Moeldjono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press.
Nitisemito, Alex S. 1989. Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Panggabean, Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia.
Permadi, K. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Prabu Mangkunegara, Anwar. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pramudji. 1995. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
R. Holsti, Ole. 1969. Content Analysis for the Social Sciences and Humanities Reading, MA:
Addison-Wesley.
Reksohadiprojo Sukanto dan T. Hani Handoko. 2002. Organisasi Perusahaan: Teori,
Struktur dan Perilaku. Yogyakarta: BPFE.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai. 2003. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2002 Organizational Behavior: Consepts, Controversies, and
Applications, Eight Edition, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pren.
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi.Jakarta: Erlangga.

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 63


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

Santoso, Djoko. 2006. Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta: PT. Gramedia.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sawiji, Hery. 2003. Manajemen Perkantoran. Surakarta: UNS Press.
Saydam, Gouzali. 2006. Sistem Telekomunikasi di Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktifitas.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta: STIM YKPN.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D Bandung: Alfabeta.
Sukarna. 1992. Kepemimpinan dalam Administrasi. Bandung: Mandar Maju.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sweeney, Paul D. & Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solutions for
Management . International Edition: McGraw-Hill.
Tiffin, I dan Mc. Cormick, E.S. 1965. Industry Psychology. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tunggal, Amin Widjaja. 2007. Corporate Culture: Konsep dan Kasus. Jakarta: Harvarindo.
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya di Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Wexley, K.N, and Yukl G.A. 2003. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Yunus. 2007. Kepemimpinan Pendidikan. Ciamis: Unigal.

64 I Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 63

Anda mungkin juga menyukai