5168 14201 1 PB
5168 14201 1 PB
ABSTRAK
Untuk mencapai peningkatan kualitas kinerja dari sumber daya manusia, perlu
didukung dengan adanya motivasi kerja dan insentif yang dapat dijadikan sebagai
pegangan bagi setiap pegawai agar dapat bekerja secara optimal. Penelitian ini
bertujuan, yaitu untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dan insentif dengan kinerja
pegawai di Fakultas Syari’ah dan Hukum. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode deskriptif-kualitatif, yakni memberikan gambaran dengan suatu satuan analisis
secara utuh dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Dari hasil penelitian, konsep
motivasi kerja yang dikembangkan di lingkungan Fakultas Syari’ah dan Hukum, yaitu
bagaimana para pegawai mampu bekerja cepat, tepat, dan benar. Sedangkan bentuk
motivasi yang dikembangkan, yaitu diberikan insentif berbasiskan kinerja, membuka
ruang untuk promosi jabatan bagi yang berprestasi.
KATA KUNCI
Motivasi Kerja, Insentif, Kinerja Pegawai
V o lume V/ Nomor 2/ Juli 2018
global sebagai suatu upaya untuk meng- ga Kerja Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005),
adaptasikan sistem pendidikan yang hlm. 268.
anggota sebuah organisasi dalam menca- meliputi upah atau gaji, komisi, dan
pai tujuan yang telah ditetapkannya. bonus. Adapun insentif secara tidak
Pengertian bersama, shared meaning, ang- langsung seperti tunjang, yang meliputi
gota-anggota organisasi untuk berpe- jaminan kesehatan dan fasilitas-fasilitas
rilaku sama baik di dalam maupun di luar yang diberikan oleh sebuah organisasi.
organisasi merupakan inti dari budaya Pada dasarnya insentif merupakan
organisasi. Apa saja yang harus dilaku- suatu bentuk kompensasi yang diberikan
kan, yaitu tidak berlebih tetapi tidak juga kepada pegawai yang jumlahnya tergan-
kurang; (3) Nilai-nilai dan dominan. Ada- tung dengan hasil yang dicapai, baik
nya nilai-nilai terpenting dalam orga- finansial maupun non finansial. Menurut
nisasi yang diharapkan dianut oleh para Mangkunegara, insentif adalah suatu
anggotanya. Contohnya adalah mutu pro- bentuk motivasi yang dinyatakan dalam
duk yang tinggi, tingkat absensi rendah bentuk uang atas dasar kinerja yang ting-
atau efisiensi yang tinggi; (4) Filosofi. gi dan juga merupakan rasa pengakuan
Terdapat kebijakan atau peraturan yang dari pihak organisasi terhadap kinerja
mengarahkan organisasi tentang bagai- pegawai dan kontribusi terhadap organi-
mana memperlakukan karyawan dan/pe- sasi.6 Tujuan pemberian insentif ini menu-
langgan; (5) Aturan-aturan. Terdapat pe- rut Handoko yaitu untuk meningkatkan
doman yang harus ditaati jika bergabung motivasi kerja pegawai dalam upaya
dengan organisasi. Anggota baru harus mencapai tujuan-tujuan organisasi.7 Hal
mempelajarinya untuk dapat diterima ini bertujuan untuk mendorong pegawai
didalam organisasi tersebut; (6) Iklim agar bekerja lebih giat dan lebih baik,
organisasi. Perasaan mengenai organisasi sehingga kinerja pegawai dapat me-
secara keseluruhan yang dicerminkan ningkat dan pada akhirnya tujuan
oleh tata letak fisik, cara para anggota organisasi dapat tercapai.
berinteraksi, dan cara mereka berhu- Besar kecilnya insentif yang diberikan
bungan dengan pelanggan atau ling- berdampak pada motivasi kerja pegawai.
kungan di luar organisasi. Semua karak- Apabila pegawai tidak mendapatkan
teristik tersebut sangat berhubungan insentif yang sesuai dengan besarnya
dengan motivasi pegawai, dengan demi- pengorbanan dalam bekerja, maka pega-
kian maka budaya organisasi juga diduga wai tersebut cenderung malas bekerja dan
mempengaruhi motivasi pegawai. tidak mempunyai motivasi yang tinggi.
Selain dari motivasi kerja di atas, Oleh karena itu, pemberian insentif
faktor yang menentukan peningkatan
6 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen
kualitas kinerja, yaitu adanya kompensasi Sumber Daya Manusia. hlm. 47.
atau insentif yang diberikan kepada 7 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta:
fungsi-fungsi pemimpin yang hakiki. mimpinan (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1999), hlm. 47.
pada tingkat global dan menyangkut obyektif, efektif dan tuntas dituntut peran
berbagai segi kepentingan, maka pim- seorang pemimpin sebagai mediator.
pinanlah yang bertindak sebagai wakil Merupakan suatu kenyataan dalam
dan juru bicara organisasinya dalam ber- kehidupan organisasi bahwa timbulnya
hubungan dengan pihak lain, seprti pemi- kecenderungan berpikir dan bertindak
lik modal, para penyalur (agen/distribu- berkotak-kotak di kalangan para anggota
tor), lembaga-lembaga keuangan (bank), organisasi dapat diakibatkan oleh sikap
instansi pemerintah yang memberikan positif, tetapi mungkin pula sikap yang
pelayanan terhadap pengguna. negatif. Dikatakan bersifat positif karena
Pemeliharaan hubungan baik ke luar adanya tekad dan kemauan keras di ka-
maupun ke dalam dilakukan melalui pro- langan para anggota organisasi yang ter-
ses komunikasi, baik secara lisan maupun gabung dalam satu kelompok tertentu
tertulis. Interaksi yang terjadi antara atas- untuk berbuat seoptimal mungkin bagi
an dan bawahan, antara sesama pejabat organisasi. Namun sikap yang demikian
pimpinan dan antarsesama petugas pe- ini dapat mempunyai dampak negatif
laksana kegiatan operasional dimung- bagi kehidupan organisasi apabila dalam
kinkan terjadi serasi berkat terjadinya usaha berbuat sebaik mungkin bagi orga-
komunikasi yang efektif. nisasi, para anggota organisasi yang
Di dalam kehidupan organisasi selalu bersangkutan lupa bahwa keberhasilan
saja ada situasi, baik dalam hubungan ke satu kelompok yang bekerja sendirian
luar maupun hubungn ke dalam orgni- belum menjamin keberhailan organisasi
sasi. Dalam organisasi dapat timbul situ- sebagai keseluruhan.
asi konflik dan faktor-faktor penyebabnya Sebagai seorang pemimpin tidak
pun dapat beraneka ragam. Apabila kon- mungkin membiarkan cara berpikir dan
flik telah muncul dalam kehidupan orga- bertindak berkotak-kotak, karena organi-
nisasi, tidak akan ada seorang pemimpin sasi diharapkan mampu mencapai tujuan-
yang membiarkan situasi demikian ber- nya dengan tingkat efisiensi, efektifitas,
langsung sehingga akan segera berusaha dan produktifitas yang tinggi hanyalah
untuk menanggulanginya. Sikap demiki- orgnisasi yang bergerak sebagai satu
an pasti diambil, sebab jika tidak, citranya totalitas. Maka dari itu diperlukan inte-
sebagai pemimpin akan rusak dan meng- grator terutama pada hierarki puncak
akibatkan hilangnya kepercayaan dari organisasi, integrator tersebut yaitu
bawahan kepada pemimpin bahkan pemimpin.
mungkin tujuan organisasi yang dike- Kemudian peranan pemimpin harus
hendaki tidak dapat tercapai. Oleh karen mencerminkan sifat-sifat sebagai berikut,
itu, untuk mengatasinya secara rasional, yaitu: Peranan yang bersifat interper-
sonal; Peranan yang bersifat informa-
kerja yang kondusif dan semua kebu- yang mengganggu lancarnya suatu pe-
tuhan infrastruktur yang menunjang ter- kerjaan.
hadap pencapaian kinerja dipenuhi. Ketiga, memilih dan melaksanakan
Berdasarkan hasil wawancara di atas, cara terbaik dalam mendorong atau
peneliti dapat merumuskan bahwa upaya memotivasi. Berdasarkan hasil wawan-
yang dilakukan seorang pemimpin dalam cara diketahui bahwa dorongan kerja
memberikan motivasi kepada pegawai di pada para pegawai di lingkungan unit
lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu- kerja masing-masing dengan memberikan
kum dapat dijabarkan melalui empat penghargaan. Dalam kenyataannya para
point berikut ini: Pertama merumuskan pimpinan pada umumnya mengetahui
batasan pelaksanaan pekerjaan bawahan- bahwa pemberian penghargaan dalam
nya. Setiap pimpinan unit kerja harus bentuk insentif kurang berfungsi sebagai
mampu merumuskan batasan atau men- motivasi untuk jangka waktu yang lama.
deskripsikan mengenai apa yang diha- Bentuk penghargaan yang efektif sebagai
rapkannya dari pekerja dalam melaksa- motivasi kerja harus memenuhi persya-
nakan tugasnya masing-masing. De- ratan, yaitu berharga bagi bawahan, jum-
skripsi ini harus berorientasi pada pelak- lah yang memadai, waktu yang tepat,
sanaan pekerjaan yang efektif secara ber- berbagai jenis yang disukai dan diberikan
kelanjutan untuk semua pekerja. De- secara adil dan wajar.
skripsi volume dan beban kerja secara Keempat, senantiasa dilakukannya mo-
individual sumbernya dapat diperoleh nitoring dan evaluasi sebagai alat ukur
dari hasil analisis pekerjaan atau diper- atas ketercapaian kinerja pegawai. Ke-
oleh dari hasil komunikasi antara pim- giatan monitoring bertujuan untuk me-
pinan dengan bawahan (pegawai). Peru- mantau suatu kegiatan penelitian dan
musan tujuan pekerjaan yang memenuhi pengembangan dalam pencapaian sasar-
persyaratan, akan memotivasi bawahan an kinerja. Pelaksanaan monitoring dapat
mening-katkan kemampuan dalam me- dilakukan dengan berbagai cara, dise-
laksanakan pekerjaan yang menjadi suaikan dengan situasi dan kondisi yang
tanggung jawabnya. ada. Untuk monitoring di tingkat la-
Kedua, menyediakan dan melengkapi pangan dapat dilakukan dengan cara
fasilitas untuk pelaksanaan pekerjaannya. diskusi langsung secara intensif bersama
Fasilitas tidak sekedar peralatan kerja para pegawai yang terlibat dalam ke-
yang menjadi tanggung jawab pimpinan giatan, atau dengan presentasi setiap
untuk pengadaannya. Fasilitas yang kegiatan oleh penerima manfaat pada
menjadi tanggung jawab pimpinan yang waktu yang disepakati. Sedangkan eva-
terpenting di antaranya adalah usaha luasi merupakan rangkuman hasil peng-
dalam memperkecil hambatan-hambatan ukuran capaian kinerja selama tahun
berjalan atau perkegiatan, yang berkon- sangat bersifat internal di dalam manusia.
tribusi terhadap capaian outcome yang Terlihat sekali pada penempatan faktor
ditetapkan dalam sebuah organiasi. Ca- fisiologis pada posisi yang sangat men-
paian kinerja output dan outcome diukur dasar yang harus dipenuhi. Sedangkan
dengan menggunakan berbagai indikator kebutuhan yang bersifat external yang
kinerja yang telah ditetapkan dalam se- berhubungan dengan dunia luar dari ma-
buah organiasi. Keseluruhan capaian ki- nusia itu ditempatkan pada posisi yang
nerja merupakan ukuran keberhasilan se- terakhir. Maslow lebih menekankan kebu-
orang pemimpin dalam memetakan tugas tuhan yang membuat individu lebih cen-
dan fungsi dari masing-masing pega- derung statis. Pada kebutuhan akan rasa
wainya. aman, pengakuan orang lain, dan peng-
hargaan adalah keseluruhan dari kebu-
Implementasi Motivasi Kerja tuhan yang menunggu umpan balik dari
dan Insentif orang lain untuk memenuhinya. Kemu-
Berangkat dari teori Maslow yang dian, baru pada kebutuhan akan aktua-
menyatakan bahwa semua motivasi lisasi diri individu dibiarkan untuk berge-
terjadi sebagai reaksi atas persepsi sese- rak secara dinamis untuk berhubungan
orang individu atas lima macam tipe da- dengan dunia luar.
sar kebutuhan. Menurut Maslow, terda- Berbeda dengan teori Mc. Clelland
pat lima macam kebutuhan dasar yang dalam menentukan kebutuhan manusia
senantiasa dialami seorang individu. lebih cenderung memberi titik tekan pada
Teori hierarki kebutuhan merupakan teori pemberian ruang gerak individu yang
yang dikemukakan oleh Maslow sebagai sangat dinamis, di mana presatasi adalah
sintesis atau perpaduan teori yang holis- usaha yang bisa diwujudkan dengan kerja
tik dinamis, yaitu kebutuhan fisiologis, keras dan persaingan yang ketat. Kebu-
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan tuhan akan kekuasaan adalah wujud
untuk diterima, kebutuhan untuk dihar- pembuktian diri atas presatasi yang
gai, dan kebutuhan aktualisasi diri. Seba- sudah didapat dan membutuhkan du-
gai pembanding dari pemikiran Maslow, kungan orang lain yang sangat besar
peniliti menggunakan teori David Mc. untuk meraihnya. Begitu juga dengan
Clelland yang membagi kebutuhan manu- afiliasi yang bisa didapat dengan du-
sia menjadi tiga pokok utama, yaitu kungan prestasi dan kekuasaan sebagai
kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan alat untuk meyakinkan individu lain
kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. masuk dalam rantai yang dibangun.
Di dalam menentukan kebutuhan ma- Untuk mewujudkan kebutuhan itu, dalam
nusia, Abraham Maslow sangat menekan- teori Mc. Clelland sangat menekankan
kan pada pemenuhan kebutuhan yang pada agrefitas personal yang tinggi yang
harus sudah ada dalam setiap individu. nantinya akan mengganggu terwujudnya
Di dalam konteks ini benturan yang ketat cita-cita kolektif organisasi itu sendiri.
antara individu satu dengan yang lain Dalam konteks peningkatan kinerja
menjadi semakin besar, dinamika dalam pegawai, kehadiran teori Maslow dan Mc.
organisasi juga akan lahir dengan sendi- Clelland tentang motivasi dapat menjadi
rinya tanpa harus didesain secara khusus salah satu rujukan ilmiah dalam memba-
oleh pimpinan selama kebutuhan itu bisa ngun motivasi sumber daya manusia
ditopang. Pimpinan hanya akan fokus yang ada di lingkungan Fakultas Syari‟ah
pada pengawalan dan pengetatan aturan dan Hukum. Motivasi dalam konteks
main (rule of game) serta evaluasi hasil peningkatan kinerja pegawai akan men-
akhir. dorong sumber daya manusia yang ada
Pada prinsipnya, kerja organisasi me- bekerja secara maksimal, hal ini penting
nurut teori Maslow dan Mc. Clelland sa- karena Fakultas Syari‟ah dan Hukum
ma-sama memberikan perhatian yang adalah salah satu unit di tingkat uni-
cukup besar terhadap pengembangan diri versitas yang memberikan jasa (pelayan-
yang merupakan sumber daya manusia an) yang tidak menuntut profit dan
sebagai jembatan untuk bisa merenovasi menekan kepada kepuasan pengguna
diri secara cepat terutama dalam kaitan- yang sangat tinggi. Sehingga untuk mem-
nnya dengan perkembangan budaya, tek- bangun motivasi, dalam konteks ini mem-
nologi, dan informasi. Sehinga poin ak- butuhkan kerangka teori yang membahas
tualisasi diri Maslow dan kesatuan kerja kebutuhan manusia secara menyeluruh.
prestasi, kekuasaan dan afiliasasi yang Adapun implikasi positif dari kedua
dibangun oleh Mc. Clelland bermuara pa- teori ini untuk pegawai di lingkungan
da pengembangan organisasi secara mo- Fakultas Syari‟ah dan Hukum adalah
dern serta desain organisasi yang bisa sebagai berikut: Pertama, membangun mo-
ber-gerak maju. tivasi pegawai di dalam bekerja, hal ini
Untuk mencipatakan lingkungan ker- karena adanya kebutuhan fisiologis ber-
ja yang memotivasi di dalam organisasi, kaitan dengan kesejahteraan para pega-
seorang pemimpin harus memahami kon- wai. Peningkatan kesejahteraan harus
sep motivasi secara menyeluruh. Teori menjadi perioritas dalam setiap pengam-
motivasi Maslow dan Clelland dapat bilan kebijakan di setiap lembaga. Kese-
membantu seorang pemimpin untuk me- jateraan dapat menjadi penentu motivasi
nentukan strategi yang tepat dalam pegawai dalam menjalankan tugas dan
memberikan motivasi kepada bawahan. tanggung jawabnya dalam bentuk pela-
Sebab perbedaan motivasi berdampak pa- yanan kepada pengguna. Pemberian
da perbedaannya tujuan individual, yang kompensasi merupakan salah satu bentuk
pemenuhan kebutuhan fisiologis untuk
secara kolektif dari atasan hingga kepada berupa citra positif lembaga kepada
struktur yang paling bawah. pengguna.
Keempat, memberi ruang kebebasan Kelima, kebutuhan akan kekuasan
kepada para pegawai untuk mengekspre- adalah bagian dari pada usaha pegawai
sikan potensi yang mereka miliki, ini bisa untuk mempengaruhi orang lain dalam
menjadi salah satu langkah untuk memo- rangka mewujudkan tujuan pribadi
tivasi mereka dalam bekerja dan dapat yang masih berada pada tujuan orga-
mengurangi tekanan psikologis. Dalam nisasi. Kebutuhan kekuatan adalah ke-
konteks ini karyawan akan lebih berpikir inginan untuk memiliki pengaruh, menja-
secara luas dan tidak ingin ditekan de- di yang berpengaruh sehingga dapat
ngan aturan-aturan yang mengikat. Pen- mengendalikan pegawai yang lainnya.
dapat ini sejalan dengan apa yang Hasil wawancara dari pimpinan Fa-
disampaiakn oleh Robbins yang menya- kultas Syari‟ah dan Hukum (Wakil De-
takan bahwa pegawai cenderung menyu- kan II), implementasi motivasi kerja
kai pekerjaan yang memberikan kesem- dan insentif terhadap kinerja pegawai di
patan pada mereka untuk membuktikan lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu-
keterampilan dan kemampuan mereka, kum kepada pegawainya, seperti berikut
dan menyediakan tugas-tugas yang ini:
bervariasi, kebebasan dan umpan balik Di dalam mengimplementasikan kon-
tentang hasil kerja yang mereka lakukan. sep motivasi kerja dan insentif tersebut,
Pekerjaan yang memiliki sedikit tantang- para pegawai di lingkungan Fakultas
an akan cepat membosankan mereka, Syari‟ah dan Hukum terbagai ke dalam
sebaliknya, yang terlalu banyak tantangan dua klasifikasi pegawai. Untuk pegawai
akan menimbulkan frustasi dan kegagal- fungsional seperti dosen harus membuat
an. Kondisi pekerjaan yang memiliki tan- Laporan Kinerja Dosen dan Beban Kinerja
tangan yang moderat akan menumbuh- Dosen setiap enam bulan sekali. Laporan
kan kepuasan dalam diri pegawai. Kinerja Dosen dan Beban Kinerja Dosen
Ketika ruang kebebasan mampu di- di dalamnya harus mencakup pendi-
wujudkan di lingkungan Fakultas Sya- dikan, penelitian, dan pengabdian kepada
ri‟ah dan Hukum maka akan berdampak masyarakat. Laporan tersebut akan ber-
pada semakin mudahnya proses aktuali- implikasi terhadap sertifikasi dosen yang
sasi diri dari para pegawai. Aktualisasi merupakan bentuk insentif langsung
diri adalah proses di mana para pegawai berupa uang yang diberikan pada setiap
harus difasilitasi untuk mengembangkan bulannya. Berbeda dengan pegawai tata
profesinya sebagai pelayan professional usaha (tenaga administrasi), akan dije-
yang dapat memberikan berbagai macam laskan langsung oleh Kepala Bagian Tata
umpan balik positif kepada para pegawai
Usaha Fakultas Syari‟ah dan Hukum di dikerjakan. Kemudian dari sasaran kerja
bawah ini. tersebut, para pegawai harus mencatatkan
Berdasarkan hasil wawacara di atas, kembali hasil pekerjaannya dalam bentuk
bahwa laporan kinerja dosen merupakan Laporan Capaian Kinerja Harian (LCKH)
bentuk evaluasi yang bertujuan untuk yang harus dilaporkan disetiap bulannya.
meningkatkan profesionalisme dosen da- Berdasarkan Laporan Capaian Kinerja
lam melaksanakan tugas, meningkatkan Harian (LCKH) tersebut nantinya para
proses dan hasil pendidikan, menilai pegawai akan mendapatkan tunjangan
akuntabilitas kinerja dosen di perguruan kinerja dalam bentuk insentif langsung
tinggi, meningkatkan atmosfer akademik (uang).
di semua jenjang perguruan tinggi, dan Berdasarkan hasil wawancara di atas,
mempercepat terwujudnya tujuan pendi- bahwa penyusunan Sasaran Kerja Pega-
dikan nasional. Kegiatan evaluasi pelak- wai (SKP) ini bertujuan agar setiap
sanaan tridharma perguruan tinggi di- Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Penilai
mulai oleh dosen dengan membuat eva- dapat menyusun SKP sesuai dengan
luasi diri terkait semua kegiatan yang bidang dan tugas jabatanny masing-
dilaksanakan baik pada bidang pendi- masing, serta dapat mengetahui capaian
dikan dan pengajaran, penelitian dan SKP-nya. Secara sistemik penilaian pres-
pengembangan karya ilmiah, pengabdian tasi kerja PNS tersebut menggabungkan
kepada masyarakat maupun kegiatan antara penilaian sasaran kinerja pegawai
penunjang lainnya. negeri sipil dengan penilaian perilaku
Sementar hasil wawancara Kepala kerja. Dimana bobot dari kedua unsur
Bagian Tata Usaha Fakultas Syari‟ah dan tersebut dengan pembagian 60% SKP, dan
Hukum, implementasi motivasi kerja dan 40% perilaku kerja. Sasaran kerja pegawai
insentif terhadap kinerja pegawai di negeri sipil (SKP) yang telah disusun dan
lingkungan Fakultas Syari‟ah dan Hu- disetujui bersama antara atasan langsung
kum kepada pegawainya. dengan PNS yang bersangkutan, dite-
Setiap pegawai tata usaha (tenaga tapkan sebagai kontrak prestasi kerja.
administrasi) di lingkungan Fakultas Selanjutnya, pada akhir tahun skp
Syari‟ah dan Hukum setiap tahunnya tersebut digunakan sebagai standart atau
diharuskan membuat Sasaran Kerja Pega- ukuran penilaian prestasi kerja. Sedang-
wai (SKP) yang merupakan rencana pega- kan Laporan Capaian Kinerja Harian
wai dalam menjalankan tugas pokoknya. (LCKH) harus dilaporkan dalam kurun
Di dalam mengimplementasikan Sasaran waktu perbulan, ini merupakan bentuk
Kerja Pegawai ini sudah barang tentu laporan pertanggungjawaban terhadap
harus konsisten, karena dituntut untuk tunjangan kinerja yang diterima oleh
men-dapatkan hasil dari apa yang telah pegawai administrasi khususnya di
DAFTAR PUSTAKA
As‟ad, Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Atmosoprapto, Kisdarto. 2001.
Produktifitas Aktualisasi Budaya
Perusahaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Bastira, I. 1998. Produktivitas
Perusahaan. Bandung: Alumni. Cunha, Rita C., and Carry L. Cooper. 2001. “Does
Privatization
Affect Corporate Culture and Employee Wellbeing?” Journal of Managerial Psychology
Vol. 17, No. 1.
Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Denny, Richard. 1992. SuksesMemotivasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dessler, Garry. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Phenhallindo.
Engkoeswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Filippo. 1997. Manajer Personalia. Jakarta: PT. Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Santoso, Djoko. 2006. Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta: PT. Gramedia.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sawiji, Hery. 2003. Manajemen Perkantoran. Surakarta: UNS Press.
Saydam, Gouzali. 2006. Sistem Telekomunikasi di Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktifitas.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta: STIM YKPN.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D Bandung: Alfabeta.
Sukarna. 1992. Kepemimpinan dalam Administrasi. Bandung: Mandar Maju.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sweeney, Paul D. & Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solutions for
Management . International Edition: McGraw-Hill.
Tiffin, I dan Mc. Cormick, E.S. 1965. Industry Psychology. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tunggal, Amin Widjaja. 2007. Corporate Culture: Konsep dan Kasus. Jakarta: Harvarindo.
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya di Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Wexley, K.N, and Yukl G.A. 2003. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Yunus. 2007. Kepemimpinan Pendidikan. Ciamis: Unigal.