Anda di halaman 1dari 6

PROTOKOL VALIDASI PROSES PRODUKSI

Nama Produk : LICOVIR tube 5 g


Sediaan : KRIM
I. LATAR Ukuran Batch : 45,000 kg = 9000 tube BELAKANG
No Batch : AN F004, AN F005, AN F005
Sebagai bagian dari upaya untuk
No Kode SFP : 111 - F - 1
menyediakan obat yang bermutu
tinggi kepada masyarakat, dan agar obat yang diproduksi tersebut senantiasa memenuhi seluruh
persyaratan (uji) mutu yang dipersyaratkan, PT. Berlico Mulia Farma senantiasa melakukan serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk menjaga mutu setiap produk yang dihasilkan. Rangkaian kegiatan tersebut
disebut dengan validasi. Sebagaimana disebutkan dalam buku Cara Pembuatan Obat yang Baik. (SK
Menkes RI No. 43/MENKES/SK/II/1988) bahwa validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi maupun pengwasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan
secara terus menerus.
Protokol validasi merupakan salah satu dokumen validasi yang berfungsi sebagai panduan
pelaksanaan validasi. Protokol validasi memuat antara lain identifikasi sejumlah parameter kritis yang
mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan, rencana pengambilan contoh agar didapat sampel yang
tepat, pengujian selama proses produksi serta pengujian akhir dari produk yang bersangkutan.Seluruh
peralatan, prosedur dan personel yang terkait dengan pelaksanaan proses validasi proses produksi ini
adalah sama dengan proses produksi batch-batch secara normal (running batch).
Secara garis besar, terdapat 3 metode pelaksanaan validasi proses produksi, yaitu Prospective
Validation, Concurrent Validation dan Retrospective Validation.
1. Prospective Validation
 Untuk produk-produk baru
 Pengujian terhadap tiga batch pertama yang bisa digunakan untuk dijual ( commercial batch)
 Pengujian bukan termasuk trial (skala lab)
2. Concurrent Validation
 Dilakukan untuk produk yang sudah berjalan
 Terjadi perubahan parameter kritis seperti peralatan, prosedur pembuatan, spesifikasi bahan
baku, cara pengujian, dll yang dapat mempengaruhi mutu dan spesifikasi produk
3. Retrospective Validation
 Untuk produk-produk yang sudah berjalan
 Data berasal dari batch record
 Penelusuran sejarah produk yang bersangkutan

II. TUJUAN
1. Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur produksi yang berlaku dan digunakan
dalam proses produksi senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara terus menerus
2. Mengurangi masalah yang terjadi selama proses produksi
3. Memperkecil kemungkinan terjadinya proses ulang (reworking process)
4. Menjamin mutu obat yang dihasilkan.
5. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap obat yang digunakan
6. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi
7. Meningkatkan keuntungan perusahaan

III. PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Produksi
 Memproduksi produk yang divalidasi sebanyak 3 (tiga) batch berurutan sesuai dengan prosedur
pembuatan (batch record) yang telah ditetapkan
 Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan untuk proses produksi telah dibersihkan sesuai
dengan Prosedur Tetap Pembersihan yang berlaku dan tersimpan dengan baik
 Memastikan bahwa seluruh proses produksi dilakukan dan tahap-tahap kritis selama proses produksi
dipantau dengan cermat
 Membantu bagian Pengawasan Mutu mengambil bagian contoh (sampel) sesuai dengan Rencana
Pengambilan Sampel yang telah ditetapkan.
 Memastikan bahwa produk antar yang dihasilkan pada setiap proses produksi tersimpan dengan
aman dan tidak tercemar atau mencemari produk lain
Pengawasan Mutu
 Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengambilan contoh sesuai Rencana Pengambilan Sampel
yang telah ditentukan
 Memastikan bahwa setiap prosedur pengujian yang dilakukan sesuai dengan Prosedur Tetap
Pengujian yang berlaku
 Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan untuk pengujian telah dikalibrasi/dikualifikasi
 Memastikan bahwa personel yang melaksanakan pengujian benar-benar telah berpengalaman dan
qualified melaksanakan pengujian
 Memastikan bahwa Prosedur Penetapan Kadar Zat Aktif produk yang bersangkutan telah divalidasi
dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
 Memastikan bahwa seluruh sampel yang akan diuji, ditangani dengan baik
Pemastian Mutu
 Bersama-sama bagian Produksi dan QC menentukan parameter uji dan kriteria penerimaan
 Membuat kesimpulan dari hasil analisa dan menentukan langkah selanjutnya
 Memberikan persetujuan dalam laporan validasi

IV. BAGAN ALUR PROSES PRODUKSI


Penimbangan

Pelelehan Fase Minyak Pelarutan Fase Air Pencampuran Kering


Cetirex Aqua DM panas Lutrol F 127
Vaseline Album Prosorex Acyclovir
Paraffine Liquid Nipagin
Kalii Sorbate
Propylene glycol

Pendispersian Zat Aktif

Pengambilan Sampel

Mixing, Homogenizing,
dan Emulsifying

Pendinginan

Pengambilan Sampel

Vakum

Pengambilan Sampel

Bulk Cream
PT BERLICO MULIA FARMA Halaman 4 dari 11
Yogyakarta-Indonesia

V. PROSES PRODUKSI DAN PENENTUAN PARAMETER

Langkah Pemgujian
Bahan Baku Alat/Mesin Parameter Kritis
Produksi (Test Method)
1. Penimbangan Acyclovir Timbangan Kebersihan Organoleptis
Lutrol F 127 Kebenaran kualitas Catatan kalibrasi
Cetirex bahan baku Cemaran mikroba
Vaseline Album Kebenaran kuantitas
Parrafine Liquid bahan baku
Prosorex
Nipagin
Kalii Sorbate
Propylene
Glycol
Aqua dm

2. Pelelehan Fase Cetirex Emulsifying Temperatur Viskositas


Minyak Vaseline Album Vacuum Waktu Pengadukan Homogenitas
Parrafin Liquid Mixer Kecepatan Rendemen
Pengadukan

3. Pencampuran Lutrol F 127 Mortir, Waktu Penggerusan Homogenitas


Kering Acyclovir Stamper
Porselen

4. Pelarutan Fase Aqua dm panas Mixer Temperatur pH


Air Prosorex Cream Waktu Pengadukan Rendemen
Nipagin Machine Kecepatan Homogenitas
Kalii Sorbate Pengadukan
Propylen Glycol

5. Pendispersian Larutan 4a dan Mixer Temperatur Temperatur


Zat Aktif campuran 3 Cream Waktu Pengadukan Homogenitas
Machine Kecepatan
Pengadukan
6. Tahap Mixing, Massa 2 dan Emulsifying Kecepatan Pemerian
Homogenizing Larutan 4 Vacuum Pengadukan pH
dan Emulsifying Mixer Temperatur

7. Tahap Vacuum Massa 6 Emulsifying Tekanan Vacuum Rendemen


Vacuum Lama Vacuum Viskositas
Mixer Stabilitas
Keseragaman
kadar zat aktif
PT BERLICO MULIA FARMA Halaman 5 dari 11
Yogyakarta-Indonesia

VI. RENCANA PENGAMBILAN CONTOH


1. Tahap Pendispersian Zat Aktif dalam Fase Air
Cuplikan diambil dari 3 titik dalam Mixer Cream Machine yaitu kiri atas, tengah dan kanan bawah.
Masing-masing cuplikan sebanyak 20 gram dan dimasukkan ke dalam pot plastik kemudian ditutup
rapat.

Tampak atas Tampak samping

2. Tahap Mixing, Homogenizing, dan Emulsifying


Cuplikan diambil setelah krim didinginkan, pada tiga titik dalam Emulsifying Vacuum Cream yaitu kiri
atas, tengah dan kanan bawah. Masing-masing cuplikan sebanyak 20 gram dan dimasukkan ke
dalam pot plastik kemudian ditutup rapat.

Tampak atas Tampak samping

3. Tahap Vacuum
Cuplikan diambil setelah krim divakum selama 90 menit, pada tiga titik dalam Emulsifying Vacuum
Cream yaitu kiri atas, tengah dan kanan bawah. Masing-masing cuplikan sebanyak 20 gram dan
dimasukkan ke dalam pot plastik kemudian ditutup rapat.

Tampak atas Tampak samping


VII. RENCANA PENGUJIAN

Tahapan Produksi Parameter Kritis Pengujian


1. Tahap Pendispersian Zat Aktif Temperatur Temperatur
dalam Fase air Lama Pengadukan Homogenitas
Kecepatan Pengadukan

2. Tahap Mixing, Homogenizing, Temperatur Pemerian


dan Emulsifying Kecepatan Pengadukan pH

3. Tahap Vacuum Tekanan Vacuum Pemerian


Lama Vacuum Keseragaman Kadar Zat Aktif
Rendemen
Stabilitas krim
Viskositas
pH

VIII. ANALISA DATA


 Hitung rata-rata dan simpangan baku relatif hasil uji masing-masing pengujian
 Analisa hasil uji dengan ANOVA

IX. KRITERIA PENERIMAAN


Proses produksi dapat dinyatakan memenuhi persyaratan jika secara statistik menunjukkan reliabilitas pada setiap batch-nya dan seluruh parameter uji memenuhi persyaratan spesifikasi
produk bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai