Unsur-unsur Iman
3. PERWUJUDAN Bukti iman dalam tindakan konkret, yang didasarkan pada sabda,
perintah dan ajaran Tuhan Misalnya: Persembahan, zakat, fitrah, Derma, kolekte, aksi
sosial Aksi solidaritas, dlsb.
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.” (Mat 6:33)
"Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Matius 20:28
Kita tidak hanya menjadi pengikut Kristus, tetapi menjadi murid Kristus.
3. Memikul Salib
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan
mengikut Aku” (Mat 16:24). Artinya, dengan rahmat Tuhan, kita harus berjuang untuk
meninggalkan dosa dan segala keakuan kita, serta mengambil bagian dalam penderitaan
Kristus untuk dapat mencapai kebahagiaan bersama-Nya (lih. Rom 6:5-11; 1 Pet 4:13).
Bersama Kristus dan semua anggota Gereja-Nya, kita dipanggil untuk menjadi rekan sekerja
Allah, (lih. 1 Kor 3:9) dengan mempersembahkan segala penderitaan kita untuk dipersatukan
dengan kurban Kristus, agar mendatangkan keselamatan bagi orang-orang yang kita kasihi,
dan untuk seluruh dunia.
4. Mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan
Moralitas Kristiani
Moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat
kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Masalah HAM
1. Karena bersumber dari kodrat manusia yg bermartabat, maka hak-hak asasi manusia
bersifat universal dan tak pernah boleh diganggu gugat oleh siapa pun (GS 26)
2. gereja mendukung HAM, namun menolak paham yg salah tentangnya; gereja menolak
paham yg salah tentang otonomi manusia, yg menyatakan bahwa manusia dapat dan
boleh lepas dari hukum-hukum Allah (GS 41)
3. Salah satu unsur penting dari kemajuan setiap bangsa adalah peningkatan
penghormatan atas Hak-hak asasi setiap individu, setiap kelompok, dan setiap bangsa
(SRS 36)
4. Gereja menolak Marxisme dan totalitarianisme, yang tidak menghormati hak-hak asasi
individu maupun kelompok (CA 24)
5. Gereja mendukung sistem pemerintahan yang demokratis, yakni pemerintahan yang
menghormati hak-hak asasi setiap dan semua warganya (CA 47).
Masalah Ideologi
Yang dimaksudkan dengan ideologi adalah seperangkat ide-ide yang dijunjung tinggi,
diyakini, dan diwartakan sebagai kebenaran, yang dinilai penting untuk diakui dan dijadikan
pengangan dalam hidup bermasyarakat.
Dalam sejarah modern ada 2 ideologi besar yang berpengaruh kuat dalam masyarakat
internasional, yaitu Liberalisme dan Komunisme.
Liberalisme adalah pandangan hidup yang sangat menjunjung tinggi kebebasan individual
warga masyarakat.
Komunisme adalah pandangan hidup yang mencita-citakan kehidupan bersama tanpa hak
milik pribadi.
Demi perkembangan bangsa-bangsa tidak boleh dilupakan perlunya sikap hormat terhadap
makhluk ciptaan, berdasarkan tiga pertimbangan;
Masalah Media Massa
Gereja menyadari bahwa media massa itu, kalau digunakan dengan tepat, dapat berjasa besar
bagi umat manusia; Gereja menyadari pula bahwa manusia dapat menyalahgunakan media
itu, sehingga mengakibatkan kerusakan (IM 2)
Hidup manusia berasal dari Allah. Oleh karena itu, manusia tidak dapat memperlakukannya
dengan sesuka hatinya.
Hidup itu memiliki tujuan pada keilahian, yaitu bersatu dengan Allah dalam hidup kekal.
Hidup itu amat suci dan keramat sebab Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya (Kej
1: 26).
Oleh sebab itu, hidup dan mati manusia berada dalam kuasa Tuhan, seperti dikatakan dalam
kitab Ulangan, “Akulah yang mendatangkan baik maut maupun hidup” (Ul. 32: 39).
Hidup manusia itu keramat dan tidak dapat diganggu gugat, termasuk pada tahap awal
sebelum kelahiran. Sepanjang sejarah 2000 tahun Gereja, tidak pernah menimbulkan
keraguan mengenai kecaman moril terhadap pengguguran. Yohanes Paulus II mengutip
pandangan Paus Pius XII yang menolak semua pengguguran langsung, yakni setiap tindakan
yang secara langsung dimaksud untuk menghancurkan hidup manusia dalam rahim (EV 62).
Yohanes Paulus II tetap berpegang pada ajaran Gereja tentang penolakan terhadap eutanasia
sebagai kejahatan moral. Ia mengutip pandangan St. Agustinus yang mengatakan,
“Pembunuhan orang tidak pernah diperbolehkan. Juga kalau orang itu menginginkannya, atau
bahkan memintanya, karena terombang-ambing antara hidup dan maut ia meminta tolong
dalam membebaskan jiwa yang bergulat mau melepaskan ikatan-ikatan raga dan ingin
dibebaskan. Tidak diperbolehkan juga kalau membunuh orang sakit yang sudah tidak mampu
hidup lagi.” (EV 66)
Yang amat dibutuhkan adalah bantuan supaya justru dapat tetap berharap saat nyaris lenyap
harapan manusiawi. Gaudium et Spes artikel 18 mengingatkan kita semua yang hidup di
dunia modern: “Di hadapan mautlah teka-teki kenyataan manusia mencapai puncaknya.”
Meskipun begitu, memang wajarlah perasaan berdasarkan naluri hatinya bila ia mengelakkan
dan menolak kehancuran total dan tamatnya riwayat pribadinya untuk selamanya. Akan
tetapi, benih keabadian yang dibawanya serta tidak dapat dikembalikan kepada kejasmanian
belaka, membuatnya memberontak melawan maut” (EV 67).
· Semakin eratnya penyatuan dan hubungan-hubungan antar bangsa dan antar pelbagai
bangsa berkembang serta satu asal dan tujuan akhir dari semua bangsa, yakni Allah.
· Gereja Katolik tidak menolak apa pun yang dalam agama-agama itu BENAR dan
SUCI.
· Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup,
kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda, tetapi tidak
jarang memantulkan sinar kebenaran yg menerangi semua orang.
· Seluruh menusia diciptakan menurut citra kesamaan Allah, dan Gereja mengecam
segala diskriminasi antara orang-orang, atau penganiayaan berdasarkan keturunan atau
warna kulit, kondisi hidup atau agama.
· Gereja mendorong umatnya supaya dengan bijaksana dan penuh kasih melalui dialog
dan kerjasama dengan para penganut agama lain, mengakui, memelihara dan
mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya yg
terdapat pada penganut agama bukan kristen.
· Menyembah Allah satu-satunya, Allah yang hidup dan berkuasa, Penuh belas kasihan
dan mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, Yang telah bersabda kepada manusia;
· Muslim menghormati Abraham dan Maria, dan bahwa mereka menghormati
Yesus sebagai nabi.
· Gereja mendorong seluruh kaum Kristiani dan Muslim untuk melupakan pertikaian dan
permusuhan dari masa lalu dan bekerja sama untuk membela dan mengembangkan
keadilan sosial bagi semua orang; nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan.
Yahudi: Ada "ikatan rohani" antara Umat Perjanjian Baru (kaum Kristiani) dengan Umat
Yahudi Keturunan Abraham.
Dokumen menyatakan bahwa meskipun beberapa pemuka agama Yahudi dan para pengikut
mereka telah mendesakkan kematian Kristus, namun kesalahan ini tidak dapat serta merta
dibebankan sebagai kesalahan seluruh orang Yahudi (baik yang hidup ketika itu maupun
sekarang).
Hindu: Dalam Hinduisme manusia menyelidiki misteri ilahi dan mengungkapkannya dengan
kesuburan mitos-mitos yang melimpah serta dengan usaha-usaha filsafat yang mendalam.
Hinduisme mencari pembebasan dari kesesakan keadaan kita entah melaui bentuk-bentuk
hidup berulah-tapa atau melalui permenungan yg mendalam, atau dengan mengungsi kepada
Allah penuh kasih dan kepercayaan.
Budha: Budhisme mengakui bahwa dunia yg serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi,
dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan
keadaan kebebasan yang sempurna atau entah dengan usaha sendiri berkat bantuan dari atas-
mencapai penerangan yang tertinggi.