Anda di halaman 1dari 12

GAMETOGENESIS

Gametogenesis yaitu proses pembentukan gamet (Sel Kelamin) yang terjadi


di organ pria maupun wanita. 

Gametogenesis terdiri dari :

1. Spermatogenesis (Pada Pria)


2. Oogenesis (Pada Wanita)

Secara garis besar bahwa gametogenesis sebenarnya adalah aplikasi


pembelahan miosis maksudnya untuk melihat penjelasan miosis itu dapat
dilihat pada proses gametogenesis itu OK

 
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa.
Dibentuk di dalam tubula seminiferus pada testes. Dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu :

1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan


sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk
meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu
spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.

2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh


sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk
perkembangan sperma).

 Spermatogenesis berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya


sperma yang fungsional. 

Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada


batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat
penghasilan sperma pada pria.

Bagan/skema spermatogenesis yang terjadi didalam testis

Penjelasan tahapan spermatogenesis :

Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus pada Testes


 

 Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma


(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
 Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian
mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap
miosis.
 Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama
membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
 Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua,
menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
 Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang
bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan
oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
 Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas
deferens- vesicula seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi
 Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.

Struktur sperma matang terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan
ekor. Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi
badan khusus yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
Hyaloronidase / Protease yang membantu sperma menembus sel telur.
Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi
menyediakan energi untuk gerak ekor sperma. Setiap melakukan
ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 juta sel
sperma.

Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam testis (buah
zakar).
Proses pembuatan sperma disebut spermatogenesis.

Sel yang belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar 72-74 hari untuk
berkembang menjadi sel sperma yang matang.

Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu
saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis
belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat
terjadinya ejakulasi .Jadi epididimis ini agar sperma menjadi matang /
mature sehingga siap bergerak ke vas deferens .

Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius.


Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis
, kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada sperma sehinngga
sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir menuju
ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.

Jalur sperma

Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk


mengantarkan sejumlah sperma yang normal ke dalam vagina wanita.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa


terjadi kemandulan:

1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau


akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah
sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah
sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan sperma yang
paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh).
Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam
skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
2. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian
marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan
nitrofurantoin).
3. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas
deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak
terbentuk sperma sama sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan
pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di
dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis
dan mengurangi laju pembentukan sperma.
5. Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya,
yaitu semen mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan ke
penis.Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria yang telah
menjalani pembedahan panggul (terutama pengangkatan prostat) dan
pria yang menderita diabetes.Ejakulasi retrograd juga bisa terjadi
akibat kelainan fungsi saraf.

OOGENESIS

 Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel


ovum.
 Pembentukan sel telur berlangsung di ovarium.
 Tidak seperti pada pria, tahap awal produksi sel telur pada wanita
sudah berlangsung sebelum dia lahir
 Wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja selama waktu
tertentu(siklus).
 Pada janin wanita usia 20 minggu, proses diatas mencapai puncaknya
dan terbentuk sekitar 4 juta oosit. 
 Pada saat dilahirkan, jumlah oosit yang tersisa kira-kira 1 – 2 juta. 
 Masing – masing akan mulai menjalani langkah pertama pembelahan
meiotik dan kemudian berhenti.
 Tidak terjadi perkembangan lebih lanjut bertahun – tahun sampai bayi
tersebut mendapatkan kematangan seksual dan oosit primer mulai
berkembang, biasanya hanya satu oosit primer yang mengalami
perkembangan sampai matur.  
 Oosit primer tumbuh membesar dan menyelesaikan pembelahan
meiotik pertama untuk membentuk oosit sekunder yang besar dan
polar body yang kecil . 
 Polar Body pertama tidak menjalani pembelahan meiotik II, proses ini
terjadi pada oosit sekunder sebagai metafase meiosis II dan kemudian
proses berhenti.
 Proses meiosis II akan berlangsung secara sempurna hanya bila
terjadi fertilisasi. Masuknya sperma akan mengawali perjalanan proses
meiosis tersebut.
 Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh
hormon(FELP)
 Pada manusia dan primate siklus reproduksinya disebut siklus
menstruasi. Sedangkan pada mamalia lain disebut estrus.
 Mesntruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat
dibuahi beserta lapisan dinding uterus (endometrium) yang terjadi
secara periodik. (28 hari sekali) 
 Darah menstruasi sering disertai jaringan-jaringan epithel rahim darah
yang luruh karena berkurangnya progesteron.
 Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon
sel telur (oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir
 Oogonium ( diploid stem cell ) mengalami pembelahan mitosis untuk
menghasilkan oogonium lain dan oosit primer
 Ketika masa puber, oosit primer melakukan pembelahan meiosis
menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit
primer). Proses ini dipengaruhi oleh FSH (Folicel Stimulating Hormon)..

- Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :

1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel


folikel sekitar sel ovum.dan merangsang folicle menghasilkan estrogen
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.dan
menghentikan LH
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu
proses pematangan sel ovum).dan merangsang keluarnya progesteron
4. Hormon Progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH
dan LHdan membuat endometrium menebal membentuk pembuluh
darah , menguatkan endometrium
keempat hormon yang bekerja berurutan itu saya singkat dengan FELP me (
me=menstruasi)
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah
matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita
hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause
yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang
matang Karena sudah tidak dihasilkannya hormone, sehingga berhentinya
siklus menstruasi sekitra usia 45-50 tahun.
Nah sekarang tentu kalian sudah bisa menyimpukan dihati masing-masing
kan tentang persamaan dan perbedaan antara Spermatogenesis dan
Oogenesis, berapa kali pembelahannya, lalu berapa sel anak (hasil ) yang
fertil ?
Berikut perbandingan spermatogtenesis dan Oogenesis

KETIKA SUDAH JELAS DENGAN gAMETOGENESIS BISA DIBACA JUGA INDUK


REFRENSINYA YAITU PEMBELAHAN MIOSIS

Pengertian meiosis
Meiosis terjadi di dalam sel kelamin yang bersifat mereduksi, yaitu sel-sel
yang dihasilkan merupakan sel hasil dari pengurangan materi genetik dari
induk jantan mahupun betina.. Meiosis bertujuan untuk menghasilkan sel
sperma dan ovum untuk memperbanyak keturunan. Pengamatan yang
dilakukan pada testis Rattus norvegicus terlihat adanya tubulus seminifirus
pada sel testis sebagai tempat proses siklus spermatogenesis dari
spermatogonium sampai menjadi spermatozoa yang siap membuahi ovum,
lumen sebagai tempat penampungan sementara untuk sperma yang telah
jadi dan sel leydig berfungsi sebagai penghasil hormon testosteron berfungsi
untuk mempengaruhi pembangunan dari karakteristik laki-laki dan unsur
larangan Mullerian yang menyebabkan pemerosotan dari saluran pipa
reproduktif perempuan (Sumber: Pierce. 2002: 84). Namun, proses
meiosisnya tidak berhasil kami amati karena sulitnya mencari secara detail
proses tersebut dan dari mikroskop hanya terlihat struktur dalam sel seperti
yang telah disebutkan di atas.

2. Tahapan-tahapan Meiosis
A. Meiosis I
Sebelum memasuki meiosis I, terlebih dahulu terjadi interfase. Interfase I
pada meiosis I sama dengan interfase pada mitosis, yaitu terjadi sintesis
dan replikasi DNA serta terjadi pembentukkan protein – protein yang
bermanfaat untuk tahap – tahap setelahnya. Tahap – tahap pada meiosis I
adalah:

a) Profase I
Pada fase ini secara bertahap merman inti melebur,sentrosom berpisah, dan
serat gelendong terbentuk. Namun, ternyata proses profase pada meiosis
lebih rumit dari pada mitosis. 

Oleh karena itu, pada profase I terjadi beberapa tahap, diantaranya :


1. Leptoten, pasangan-pasangan kromosom masih berupa kromatin yang
panjang dan tipis, namun masing-masing sudah mengalami duflikasi
menjadi 2 kromatid.
2. Zigoten, tiap kromosom mendekati pasangannya lalu bersatu (saling
melilit) yang disebut sinapsis.
3. Pakiten, tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah menjadi 2
kromatid. Berarti pada tiap sinapsis kini terdapat 4 kromatid yang
disebut tetrad.
4. Diploten, kromatid yang berasal dari satu kromosom mulai menjauho
pasangan kromatid dari kromosom lainnya, kecuali pada kiasma atau
titik persilangan antar kromatid yang satu dengan yang lainnya.
5. Diakekesis, pasangan kromatid yang semakin memendek dan menebal
berpisah dari pasangan kromatid yang berasal dari kromosom lain.

b) Metafase I
Pada fase ini, hampir sama dengan metafase mitosis. Kromosom –
kromosom menempatkan dirinya di tengah – tengah sel, yaitu di bidang
equator dari sel. Namun, terdapat perbedaan antar metafase I meiosis
dengan metafase mitosis. Pada metafase mitosis, yang terdapat pada bidang
equator adalah kromosom – kromosom tunggal. Sedangkan pada metafase I
meiosis, yang terdapat pada bidang equator adalah pasangan – pasangan
kromosom homolog sehingga pada metafase I meiosis tidak terjadi
pembelahan sentromer.

c) Anafase I
Sama halnya dengan yang terjadi pada anafase mitosis, anafase I meiosis
dimulai ketika kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan. Tiap
kromosom dari pasangan kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Masing – masing kutub menerima setengah jumlah kromosom
yang ada, sehingga pada fase inilah dimulai terjadinya reduksi kromosom.
Cara pergerakkan kromosom homolog ke arah kutub yang berlawanan oleh
benang gelendong terjadi secara bebas dan kebetulan, tidak ada yang
memerintahkan untuk suatu kromosom bergerak ke atas atau ke bawah. Hal
ini sesuai dengan hukum mendel yang terkenal, yaitu “The law of
segregation of allelic genes” dan “The law of independent assortment of
genes”. Sebagai contoh, jika terdapat alel dominan (A) dan alel resesif (a).
Maka, mereka akan memisah secara bebas ke kutub yang berlawanan
menjadi (A) atau (a). Hal yang sama juga terjadi pada alel dominan (B) dan
alel resesif (b) yang akan memisah secara bebas menjadi (B) atau (b).
Maka, kombinasi antar keduanya akan terbentuk AB, Ab, aB, atau ab..
d) Telofase I
Pada fase ini, dinding nukleus dan nukleolus terbentuk kembali seperti pada
telofase mitosis. Akan tetapi, pada telofase meiosis, jumlah kromosom
haploid lah yang terdapat pada nukleus yang baru ini. Pada masing – masing
nukleus yang baru ini terdapat dua kromosom yang haploid yang terdiri dari
empat kromatid. Sehingga menandakan bahwa reduksi jumlah kromosom
masih belum berlangsung sempurna. Agar dapat tercapai reduksi yang
sempurna, maka diperlukanlah pembelahan meiosis II.

B. Meiosis II
Apabila dilihat dengan mengguinakan mikroskop cahaya, maka terdapat
dugaan bahwa berbagai fase yang berlangsung pada meiosis II ini sama
dengan berbagai fase yang terjadi selama mitosis. Bahkan ada orang yang
memiliki anggapan bahwa meiosis II adalah pembelahan mitosis. Anggapan
yang demikian tidak benar sama sekali dikarenakan beberapa alasan, yaitu:
• Kromosom yang double pada profase mitosis merupakan hasil duplikasi
dari bahan selama interfase. Sedangkan kromosom yang terlihat dauble
pada profase II meiosis bukan merupakan hasil duplikasi bahan genetik.
• Kromosom – kromosom yang menyusun kromosom mitosis adalah sister
chromatic, sehingga merupakan kromatid yang identik. Sedangkan
kromosom yang menytusun kromosom profase II meiosis bukan merupakan
sister chromatic sempurna oleh karena adanya crossing over yang terjadi
pada meiosis I.
• Meiosis II bertujuan untuk memisahkan kromatid – kromatid yang berbeda
dari tiap kromosomnya
• Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna
• Meiosis II menghasilkan kombinasi yang baru yang dari gen – gen yang
berasal tetua jantan dan betina pada generasi sebelumnya
• Meiosis II sangat penting untuk proses seksual
Fase-fase pada meiosis II diantaranya :
a. Profase II
Fase ini dapat dimulai setelah selesainya interfase I yang berlangsung
sangat pendek. Pada beberapa organisme bahkan tidak mengalami
interfase, sehingga dari telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan
kadang – kadang juga terjadi dari telofase I langsung ke metafase II.
b. Metafase II
Pada fase ini, kromosom yang terdiri dari dua kromatid berada di bidang
equator. Benang – benang gelendong yang berasal dari masing – masing
kutub mengikat sentromer masing – masing kromatid. Keadaan kromosom
pada metafase II meiosis hampir mirip pada keadaan kromosom pada
metafase mitosis, akan tetapi dengan jumlah kromosom yang hanya
setengahnya saja.
c. Anafase II
Pada fase ini, sentromer terbelah menjadi dua. Masing – masing kromatid
tertarik oleh benang – benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Pada
saat inilah terjadi reduksi kromosom yang sebenarnya, sehingga reduksi
kromosom saat ini sudah sempurna. Bergeraknya kromatid ke arah kutub
yang berlawanan ini seperti yang terjadi pada anafase mitosis, namun
dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.
d. Telofase II
Pada fase ini terjadi pembelahan sel, sehingga dihasilkan empat sel anak
yang haploid (n), yang disebut juga tetrad. Setiap inti dari sel – sel tersebut
memiliki hanya setengahnya saja dari jumlah kromosom tetuanya. Pada fase
ini pula, terbentuk kembali nukleolus dan membran nukleus. Membran
nukleus mengelilingi ke empat inti hasil pembelahan. Kromosom pun mulai
mengendur kembali. Setelah itu, terjadi modifikasi lebih lanjut untuk
menghasilkan sel gamet.

Anda mungkin juga menyukai