0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
50 tayangan6 halaman
Penelitian ini merandomisasi 439 wanita untuk menerima intervensi diet, latihan, kombinasi diet dan latihan, atau kontrol. Randomisasi dilakukan secara tertutup dan acak berdasarkan blok untuk memastikan kelompok seimbang. Semua subjek dianalisis sesuai kelompok asalnya meski ada satu subjek yang data hilang. Penelitian ini menggunakan prinsip intention-to-treat untuk mempertahankan efek acak dan menunjukkan efe
Penelitian ini merandomisasi 439 wanita untuk menerima intervensi diet, latihan, kombinasi diet dan latihan, atau kontrol. Randomisasi dilakukan secara tertutup dan acak berdasarkan blok untuk memastikan kelompok seimbang. Semua subjek dianalisis sesuai kelompok asalnya meski ada satu subjek yang data hilang. Penelitian ini menggunakan prinsip intention-to-treat untuk mempertahankan efek acak dan menunjukkan efe
Penelitian ini merandomisasi 439 wanita untuk menerima intervensi diet, latihan, kombinasi diet dan latihan, atau kontrol. Randomisasi dilakukan secara tertutup dan acak berdasarkan blok untuk memastikan kelompok seimbang. Semua subjek dianalisis sesuai kelompok asalnya meski ada satu subjek yang data hilang. Penelitian ini menggunakan prinsip intention-to-treat untuk mempertahankan efek acak dan menunjukkan efe
No. Aspek Telaah Ya Tidak Tidak Dapat Justifikasi Jawaban Nilai
Disimpulkan (0-10) 1. Apakah hal - hal berikut v Subjek penelitiannya adalah 439 wanita di Seattle, WA didefiniskan dengan jelas dengan kriteria inklusi : Pasien/subjek penelitian - Berumur 50-75 tahun Intervensi yang diberikan - IMT ≥ 25.0 kg/m2 (jika campuran Asia-Amerika ≥ Intervensi pembanding 23.0 kg/m2) Outcome yang diteliti - Aktivitas fisik sedang-berat < 100 menit/minggu - Postmenopause - Tidak mendapatkan hormone replacement therapy dalam 3 bulan terakhir - Tidak memiliki riwayat kanker payudara, penyakit jantung, diabetes mellitus atau penyakit serius lainnya - Glukosa puasa < 126 mg/dL - Tidak merokok - Intake alkohol < 2x/hr - Mampu untuk melakukan intervensi diet/latihan fisik - Normal exercise tolerance test Subjek penelitian tersebut terbagi menjadi 4 kelompok dengan intervensi yang berbeda-beda. Kelompok pertama adalah kelompok diet. Intervensi yang diberikan adalah pengurangan kalori untuk menurunkan berat badan, modifikasi dari Diabetes Prevention Program (DPP) lifestyle dan look AHEAD (Action for Health in Diabetes) dengan tujuan total kalori intake-nya adalah 1200-2000 kkal/hr berdasarkan berat badan, ≤30% kalori dari lemak dan penurunan berat badan hingga 10% selama 24 minggu periode intervensi. Kelompok kedua adalah kelompok exercise (latihan fisik). Intervensi yang diberikan adalah latihan aerobik sedang-berat selama 45 menit/hr, 5 hr dalam seminggu termasuk 3 sesi latihan physiologist-supervised tiap minggunya. Kelompok ketiga adalah kelompok diet+exercise. Intervensi yang diberikan adalah gabungan intervensi yang didapatkan oleh kelompok diet dan exercise. Kelompok empat adalah kelompok kontrol. Kelompok ini tidak mendapatkan intervensi. Outcome yang diteliti adalah HQOL (Health-related Quality of Life). 2. Apakah pengelompokan pasien ke v Subjek penelitian dikelompokkan oleh peneliti secara dalam kelompok-kelompok acak melalui program komputer yang dikembangkan perlakukan dilakukan secara acak? oleh ahli statistika. Proses randomisasi yang dilakukan adalah randomisasi dengan blok (blocked randomization) berdasarkan IMT (< 30.0 kg/m2 atau ≥ 30.0 kg/m2) dan ras etnis (White, black and others). Randomisasi bertujuan untuk menjamin tidak adanya bias subjektif dan diharapkan terjadinya komparabilitas (validitas interna) pada kedua kelompok (intervensi dan kontrol) yang dibandingkan sehingga ciri-ciri penting pada kelompok intervensi tidak banyak berbeda dengan kelompok kontrol. Randomisasi dengan blok lebih baik daripada randomisasi dengan acak sederhana (simple randomization). Randomisasi dengan blok dapat mengatasi kelemahan yang terdapat pada randomisasi dengan acak sederhana, yaitu bila semua subjek intervensi telah terisi maka sisanya adalah subjek yang mendapat plasebo. Bila penelitian ini dilakukan dengan blinding atau penyamaran, maka penyamaran akan terbuka pada randomisasi dengan acak sederhana. Beda halnya dengan randomisasi dengan blok. Pada randomisasi dengan blok, dapat dijamin bahwa subjek penelitian pada kelompok intervensi akan sama dengan jumlah subjek penelitian pada kelompok kontrol. Jumlah blok pada randomisasi dengan blok dapat dilakukan dengan menghitung jumlah permutasi. Jumlah blok yang digunakan harus berupa bilangan genap. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan angka kecil proporsional dalam penempatan subjek penelitian pada kelompok kontrol, permutasi randomisasi dengan blok dengan dilakukan dengan jumlah blok 4, di mana penempatan kontrol diseleksi secara acak di tiap blok dengan kemungkinan kira-kira 1 dari 4. 3. Apakah proses randomisasi v Proses randomisasi dilakukan secara tertutup. Peneliti dilakukan secara tertutup dan melakukan randomisasi menggunakan program benar? komputer yang telah dikembangkan oleh ahli statistika. Proses randomisasi yang dilakukan adalah randomisasi blok (blocked randomization). 4. Apakah seluruh subjek yang v Seluruh subjek penelitian yang direkrut di awal penelitian direkrut diawal penelitian dianalisa tidak dianalisa hingga akhir penelitian. Kalau dilihat dari hingga akhir penelitian? bagan pengambilan sampel penelitian, dari 439 subjek penelitian hanya 438 orang yang dianalisa karena ada 1 orang pada kelompok exercise yang kuesionernya hilang. 5. Apakah seluruh subjek dianalisa v Dalam penelitian ini terdapat analisa dengan prinsip sesuai dengan kelompok intention-to-treat. Semua subjek hasil randomisasi, baik penempatan perlakuan awalnya, yang mematuhi protokol penelitian maupun yang tidak, apakah ada analisa intention to yang menyelesaikan intervensi maupun drop out, treat? dilakukan analisis. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan efek randomisasi dalam mengontrol kerancuan. Hasil intention-to-treat mencerminkan hasil randomisasi dan menunjukkan efektivitas (effectiveness) intervensi ketika diterapkan pada populasi yang sesungguhnya. 6. Apakah blinding terhadap v Blinding pada subjek penelitian, subjek hanya perlakuan/treatment diterapkan mengetahui intervensi yang dia dapatkan saja. Subjek dengan benar kepada subjek dan tidak mengetahui intervensi yang didapatkan subjek klinisi/peneliti lapangan? penelitian lainnya. Ada satu hal yang dapat mengaburkan blinding tersebut, yaitu pada saat kelompok diet+exercise dan kelompok exercise bertemu di tempat latihan. Ada kemungkinan subjek pada kedua kelompok tersebut saling berinteraksi sosial dan bisa membocorkan informasi intervensi yang didapatkan kepada kelompok yang lain. Walaupun subjek telah diinstruksikan untuk tidak membicarakan hal tersebut, tetapi tetap ada kemungkinan hal itu terjadi. Blinding terhadap peneliti sudah benar. Saat melakukan pengukuran, peneliti tidak mengetahui pembagian kelompok subjek penelitian sehingga hal ini akan mengurangi bias saat pengumpulan data. 7. Terlepas dari perlakuan v Terlepas dari perlakuan eksperimental yang diterapkan, eksperimental yang diterapkan, kelompok-kelompok penelitian mendapat perlakuan yang apakah kelompok-kelompok sama dalam hal mendapatkan kuesioner mengenai penelitian mendapat perlakuan karakteristik dasar (umur, ras, pendidikan, status marital sama? dan pekerjaan) dan dianalisis menggunakan ANOVA dan chi square test. 8. Apakah kedua kelompok memiliki v Kedua kelompok memiliki karakteristik yang sama karakteristik yang sama? karena saat pemilihan sampel, subjek penelitian sudah melewati kriteria inklusi yang ditentukan, sehingga seluruh subjek penelitian akan memiliki karakteristik yang sama sesuai karakteristik pada kriteria inklusi, yaitu : - Berumur 50-75 tahun - IMT ≥ 25.0 kg/m2 (jika campuran Asia-Amerika ≥ 23.0 kg/m2) - Aktivitas fisik sedang-berat < 100 menit/minggu - Postmenopause - Tidak mendapatkan hormone replacement therapy dalam 3 bulan terakhir - Tidak memiliki riwayat kanker payudara, penyakit jantung, diabetes mellitus atau penyakit serius lainnya - Glukosa puasa < 126 mg/dL - Tidak merokok - Intake alkohol < 2x/hr - Mampu untuk melakukan intervensi diet/latihan fisik - Normal exercise tolerance test 9. Bagaimanakah ukuran efek v Ukuran efek perlakuan dapat diperkirakan dengan point perlakuan (treatment effect)? estimate. Dan untuk mengukur point estimate tersebut Apakah hasil dinyatakan dalam dapat dilihat melalui ukuran interval kepercayaan yang RRR, NNT, etc.? digunakan dalam penelitian. Semakin sempit rentang hasil, semakin presisi hasilnya. Dalam penelitian ini ukuran interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan 99% Hasil penelitian tidak ditampilkan dalam RRR (Relative Risk Reduction), ARR (Absolute Risk Reduction) ataupun NNT (Number Needed to Treat), tetapi ditampilkan dalam p value dan r. Hasil penelitian dikatakan signifikan apabila p value < 0,05 dan p < 0,01 10. Bagaimana presisi hasil penelitian v Hasil penelitian dapat dikatakan cukup presisi karena yang diperoleh? Pertimbangkan: menggunakan ukuran interval kepercayaan 99% Ukuran interval kepercayaan Pada kelompok diet+exercise ada peningkatan aspek HRQOL, antara lain physical fungtional (p<0,001), role- physical (p<0,001), vitality (p<0,001) dan mental health scores (p=0,01). Stress juga meningkat pada kelompok diet+exercise dibandingkan kontrol (p≤0,01). Pelompok diet, vitality score meningkat bila dibandingkan kontrol (p<0,01). HRQOL tidak berubah pada kelompok exercise dibandingkan kontrol. Perubahan depression, stress dan social support berhubungan dengan peningkatan HRQOL setelah penyesuaian terhadap perubahan berat badan dan fitnes aerobik. 11. Apakah hasil penelitian aplikatif v Hasil penelitian ini tidak aplikatif untuk permasalahan di untuk permasalahan pasien di Indonesia, karena dalam penelitian ini subjek Indonesia? Pertimbangkan: penelitiannya adalah warga Amerika dan campuran Asia- Generalisasi subjek penelitian Amerika yang non-Hispanic White sehingga memiliki terhadap situasi di Indonesia perbedaan fisik, perbedaan batas IMT untuk overweight Estimasi besar kebermanfaatan dan obese, perbedaan budaya, akses terhadap makanan terapi yang diberikan untuk dan selera makan. pasien di Indonesia 12. Apakah intervensi ini bila diterapkan dapat memenuhi kepuasan pasien akan nilai-nilai dan budaya yang dianut? Pertimbangkan: Apakah sudah dilakukan penilaian menyeluruh akan nilai-nilai yang dianut pasien Apakah nilai-nilai tersebut dapat dipenuhi oleh intervensi yang diberikan dan konsekuensinya?