Anda di halaman 1dari 3

UTS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

NAMA : MUCHAMMAD RIZAL RAMADHAN

NIM : 20171221166

PRODI : MANAJEMEN P2K (KARYAWAN)

1. “Harus ada kepastian keamanan data bagi setiap warga negara dan regulasi dari
pemerintah untuk melindungi kepentingan rakyat.

Menurut Jamal, perlindungan data pribadi di era digital sudah semakin mendesak. Terlebih
negeri ini terbilang merupakan pengguna media sosial terbesar di Indonesia. 

Berdasarkan data hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet di Indonesia yang
dilakukan APJII dan Polling Indonesia tahun 2018, mencatat bahwa media sosial seperti
Facebook, Instagram, dan YouTube paling sering dikunjungi. “Apalagi di media sosial,
banyak ditemui data pribadi masyarakat yang mudah didapatkan. Maka dari itu, APJII
mendukung upaya dari pemerintah untuk segera menyiapkan regulasi tersebut,” ujarnya.

Di sisi lain, masyarakat negeri ini pun harus sadar bahwa di era internet saat ini data pribadi
merupakan sesuatu yang begitu penting. "Data bukan lagi hanya sebuah catatan identitas
semata, namun lebih dari itu.Tugas APJII sebagai pengelola IP Address di negeri ini juga
memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedaulatan siber," ujarnya.

Referensi : https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01317530/perlu-ada-regulasi-untuk-
perlindungan-data-pribadi

2. Untuk mengatasi permasalahan terkait kurangnya arsitektur penyimpanan data yang efisien
maka solusinya yaitu memaksimalkan cloud yang sudah ada dengan cara meningkatkan
kinerja cloud yang ada pada saat ini di platform tertentu misalnya google drive harus
dimaksimalkan lagi oleh pihak google supaya menjadi penyimpanan data yang efisien.

3. Selain menghasilkan data yang lebih mendetil, penerapan teknologi big data juga dapat
dibarengi dengan analisis prediktif untuk menentukan pembelajaran seperti apa yang cocok
untuk setiap masing-masing siswa. Rekam jejak seperti soal apa yang dikerjakan, soal mana
yang menjadi permasalahan serta pola jawaban dari siswa dapat dikumpulkan dan
dirumuskan menjadi sebuah standar untuk memberikan sebuah metode pembelajaran yang
lebih baik.

Dalam hal ini, kemajuan teknologi dan peran big data untuk sistem pendidikan di indonesia ,
Paques dapat menjadi solusi big data, Paques adalah sebuah aplikasi big data analytic. Paques
singkatan dari Parallel Query system yang merupakan big data system, yaitu  Big Data
Analytic Tool yang dapat memproses dan mengolah data dalam jumlah yang besar dari
berbagai sumber dengan variasi data berbeda baik yang terstruktur ataupun tidak terstruktur.
Keunggulan Paques sendiri adalah, Paques memiliki metodologi kerja yang di namai
SECAV, yang terdiri dari search, extract, correlate, aggregate dan visualize. Selain itu Paques
dapat melakukan melakukan single query yang memberikan berbagai manfaat di berbagai
level organisasi yang membutuhkan analisa big data.

Mungkin semua tidak mudah, tapi tidak juga mustahil. Tak ada salahnya menggantungkan
masa depan pendidikan kita pada teknologi. pada dasarnya teknologi juga diciptakan untuk
mempermudah segala urusan manusia. Khusus untuk sektor pendidikan yang mempunyai
masalah tentang perbedaan kebutuhan pendidikan, dan paques menjadi salah satu jalan keluar
yang bagus.

Referensi :
https://www.kompasiana.com/lilyindahsetyowati6528/5b8ccd8c43322f32076feb5b/pendidika
n-indonesia-dan-manfaat-big-data

4. a. Pemahaman konsep dan sistem BI yang salah. Sebelum Anda memutuskan


melakukan implementasi BI sebagai aplikasi pendukung keputusan yang sangat strategis,
sangat dianjurkan mengetahui sebelumnya pemahaman konsep-konsep dasar dari BI itu
sendiri. 

Masih banyak yang menganggap Dashboard KPI yang interaktif = BI. Padahal itu "hanya"
presentasi final dari informasi yang harus VALID. Dan validitas data tidak diperoleh dengan
gampang, ada banyak metode dan proses yang harus dilalui.

Juga harus disadari, tak ada satupun sistem BI langsung “siap pakai”. Sistem kebutuhan
informasi pendukung keputusan dari setiap user pengguna pasti berbeda. Business process
untuk satu pengguna tidak sama dengan pengguna lain.

Oleh sebab itu, pengguna perlu memiliki definisi dan gambaran yang jelas terhadap hal-hal
ini sehingga tidak memiliki harapan yang tinggi tapi tidak realistis.

b. Perencanaan dan persiapan yang kurang matang. Dari pemahaman BI yang baik,
tentunya berlanjut pada perencanaan dan persiapan implementasi mulai dari definisi formal
apa yang diinginkan, organisasi struktural, termasuk alokasi SDM yang memadai, penyediaan
data, capacity planning, dan lain-lain.

Karena dengan memahami hal ini tentunya pihak pengguna bisa mempersiapkan segala
sesuatunya agar bisa mencapai dua tujuan :

 Mendapatkan sistem BI yang maksimal sesuai kebutuhan serta target pencapaian yang
diinginkan.
 Meminimalisasikan hambatan yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan.

c. Intensitas komunikasi pengguna-pengembang sistem BI yang rendah.


Metodologi pengembangan BI agak berbeda dengan sistem pengembangan aplikasi IT biasa.
Porsi interaksi yang lebih panjang antara pengguna–yaitu komunitas eksosistem bisnis
(direktur, manajemen, dan staf)–dengan IT dan pengembang aplikasi BI itu sendiri
merupakan penentu sukses yang sangat penting.
Masih rendahnya dukungan informasi dan hubungan komunikasi antar pengguna dan
pengembang akan menyebabkan implementasi BI yang sangat buruk.

d. Kualitas data yang sangat rendah. Proses dasar BI adalah pemanfaatan berbagai sumber-
sumber data yang ada, dan diolah dengan menggunakan rangkaian metode, aplikasi dan
teknologi untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu pihak user dalam
pengambilan keputusan.

Proses untuk menghasilkan informasi yang baik tentu memerlukan data yang bersih dan
berkualitas tinggi. Sumber data yang kotor-dalam arti inkonsistensi pola data, struktur, dan
kompleks dari banyak sisi lainnya–akan menyebabkan proses perbaikan berjalan lama
sebelum dapat disajikan sebagai informasi.

Perlunya proses panjang untuk mendapatkan data yang bersih ini sebelum dapat
dimanfaatkan dalam sistem BI sering sekali kurang dipahami oleh user.

e. Kurangnya SDM yang memenuhi syarat.


Sistem BI yang baik wajib memenuhi kebutuhan informasi yang inginkan. Sistem yang baik
tanpa SDM berkualitas tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti dan sangat berisiko
menemui kebuntuan dalam setiap tahap implementasi.

Ibarat kendaraan canggih tanpa supir yang memahami jalan dan juga semua fungsi dari
kendaraan itu, maka kendaraan tidak bernilai apa apa. Hal ini tentunya diperlukan
pemahaman dari top eksekutif untuk bersedia dan mampu mempersiapkan SDM yang
dibutuhkan.

Referensi : https://m.kontan.co.id/news_kolom/516/5-Faktor-kegagalan-implementasi-BI

Anda mungkin juga menyukai