Kriogenik
Penerbit
Bung Hatta University Press Padang
2010
Prakata
Prakata
Wassalam
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Isi
Prakata x
Daftar Gambar xi
Daftar Tabel xv
Daftar Isi xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PSIKOMETRIK 21
Referensi 160
Lampiran 162
Sifat adalah karakteristik yang dimiliki oleh zat, yang dapat ditentukan
besarnya seperti tekanan, temperatur, rapat massa dan volume spesifik, kalor
spesifik, entalpi, entropi, dan sifat cair-uap dari suatu keadaan. Kerja dan
Panas bukan merupakan sifat, karena keduanya adalah suatu yang diperlukan
pada suatu sistem untuk menghasilkan berbagai perubahan sifat. Terjadinya
perpindahan energi sebagai kerja dan panas dapat dibuktikan oleh adanya
berbagai perubahan sifat tetapi besarnya perpindahan energi mempunyai
hubungan dengan cara terjadinya perubahan tersebut.
T2 T 1.1
2
T1 Rankine T1 Kelvin
0 0 0
K C F R
Rapat massa () didefenisikan sebagai massa fluida per satuan volume pada
temperatur dan tekanan tertentu. Rapat massa pada suatu titik ditulis dalam
bentuk matematis :
Massa (M) , kg
M Volume (V), m3
V
M
lim (kg/m3) 1.4
V 0 V
Sebaliknya, volume spesifik (v) adalah volume yang diisi oleh satu satuan
massa. Rapat massa dan volume spesifik saling berkaitan satu sama lain. Kalor
spesifik, adalah jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
satu satuan massa bahan tersebut sebesar 10K. Oleh karena itu besaran ini
dipengaruhi oleh cara proses berlangsung dan cara kalor yang dilepaskan. Dua
besaran yang umum adalah kalor spesifik pada volume konstan (cv) dan kalor
spesifik pada tekanan konstan (cp).
Entalpi adalah jumlah kalor yang diberikan atau dilepaskan per satuan massa
yang ditimbulkan melalui proses dengan tekanan tetap dan meniadakan kerja
yang dilakukan. Dalam analisa termodinamika, kombinasi energi dalam (U)
dan kerja aliran (pV) atau U + pV sering terjadi, kombinasi ini diberi simbol
(H), maka dengan demikian :
H = U + pV 1.5
bila ditulis per satuan massa akan berbentuk :
h = u + pv 1.6
Tiap besaran pada ruas kanan dari persamaan diatas adalah sifat zat, jadi
entalpi merupakan sifat zat. Dari persamaan hukum termodinamika pertama,
yaitu :
dQ = dU + dW 1.7
dQ = dU + p.dv 1.8
Teknik Pendingin dan Kriogenik 6
Pendahuluan
karena :
d(p.V) = p.dV + V.dp 1.9
maka :
dQ = dU + d(p.V) – V.dp 1.10
H = U + p.V 1.11
dQ = dH – V.dp 1.12
pada kondisi khusus dimana proses adalah tekanan konstan, maka :
dQ = dH = (c.dT)p 1.13
atau :
dQ = H2 – H1 = cp.(T2 – T1) 1.14
Sejauh ini gagasan dasar yang esensial bagi konsep entropi telah
dikembangkan dan dapat dinyatakan sebagai :
Walaupun entropi yang biasa diberi simbol (s) memiliki arti dan filosofi, tetapi
sifat ini hanya akan digunakan dalam hal yang khusus dan terbatas. Entropi
terdapat dalam banyak grafik dan tabel sifat bahan dan dibicarakan disini agar
dapat dikenal. Kemungkinan penggunaan praktis entropi yang terbanyak
adalah untuk mambaca garis entropi konstan pada grafik ketika menghitung
kerja dari siklus refrigerasi kompresi uap.
Telah diketahui bahwa zat memiliki beberapa fasa, misalnya air (H2O) dapat
berbentuk cairan, gas (uap air) atau padat (es). Fasa didefenisikan sebagai
sejumlah zat yang seluruhnya bersifat homogen. Jadi bila suatu sistem
mempunyai susunan kimia dan keadaan fisik yang merata (uniform), maka zat
itu dapat dikatakan terdiri dari satu fase. Bila beberapa fasa terdapat bersamaan
maka tiap fasa dipisahkan satu sama lain oleh permukaan batas fase. Dalam
tiap fase, suatu zat dapat dimiliki temperatur dan tekanan yang berbeda beda.
Didalam termodinamika kondisi seperti ini dikatakan zat tersebut mempunyai
beberapa tingkat keadaan. Tiap tingkat keadaan dapat dinyatakan dalam sifat
makroskopik yang mudah diamati.
Tiap sifat pada tiap tingkat keadaan hanya memiliki satu harga, dan sifat ini
tidak tergantung pada apa yang dialami oleh zat itu sebelumnya, ataupun cara
untuk mencapai keadaan zat pada saat tersebut. Dari sini dapat dinyatakan sifat
zat sebagai suatu besaran yang hanya tergantung pada sistem dan tidak
tergantung pada cara yang dilalui (dialami) oleh sistem dalam mencapai suatu
tingkat keadaan yang tertentu. Sebaliknya tingkat keadaan suatu sistem
dinyatakan oleh sifat zat. Oleh karena itu perubahan harga suatu sifat hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir suatu sistem. Sifat-sifat
termodinamika terdiri dari :
Sifat Intensif.
Sifat yang tidak tergantung pada massa zat, seperti : Tekanan, Temperatur,
massa jenis, volume jenis, entalpi jenis, entropi jenis, dan lain-lain.
Sifat Ekstensif.
Sifat zat yang tergantung pada massa zat, seperti : massa, volume, dan lain-
lain. Sifat ekstensif per satuan massa akan menjadi sifat intensif.
Proses adalah perubahan sistem dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Atau
dapat juga didefensikan sebagai perubahan keadaan, perubahan sifat fisis, tidak
Proses reversibel adalah suatu proses yang setelah berlangsung, arahnya dapat
dibalik kembali ke kondisi semula tanpa meninggalkan bekas pada sistem dan
lingkungan, atau suatu proses yang jika arahnya dibalik akan tetap melalui
lintasan yang sama (berimpit), begitu pula sebaliknya dengan proses ir-
reversibel.
Misalnya :
a. Pendinginan uap air jenuh di dalam sebuah tangki tertutup :
1
200 V2 = V1
o
C
100 2
o
C
V
b. Pemanasan udara di dalam ruang tertutup :
Udara
V2 = V1
Q cv konstan
2
1
V
Proses Tekanan Konstan
Misalnya :
a. Ekspansi gas nitrogen di dalam silinder berpiston :
N2 P1 = P2
1 2
b. Pendinginan campuran air dan uap air sehingga menjadi air jenuh :
2 P=k
P2 = P1
1
T
P2
P1
s
Proses Adiabatis
Proses adiabatik adalah suatu proses dimana tidak ada panas yang dipindahkan
dari atau ke sistem sepanjang proses berlangsung, jadi Q = 0. Proses ini dapat
terjadi bila pada pembatas sistem diberi sekat (isolator) penahan aliran panas.
Namun walaupun sistem tidak disekat, asalkan laju energi total di dalam
sistem jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dimasukkan atau
dikeluarkan ke lingkungannya dalam bentuk panas, maka proses masih dapat
dikatakan adiabatik.
Misalnya :
Ekspansi/kompresi gas di dalam selinder yang berpiston :
Proses perubahan keadaan sistem tanpa perpindahan panas dan tanpa kerja (u2
= u1).
Proses isotermis, T = c, n = 1
Proses isobaris, P = c
Proses isovolume, v = c
Panas didefenisikan sebagai bentuk energi yang berpindah antara dua sistem
(atau suatu sistem dan sekelilingnya) yang dikarenakan perbedaan temperatur.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, panas sering digunakan untuk
mengartikan tenaga dalam (internal energi), yaitu kandungan panas dari bahan
bakar, kenaikan panas, burung menyimpan panas dibadannya, dan sebagainya.
Dalam termodinamika, panas dan energi dalam adalah dua hal yang berbeda,
energi adalah suatu sifat tetapi panas bukan sifat. Suatu benda mengandung
energi tetapi bukan panas, energi berhubungan dengan suatu keadaan
sedangkan panas berhubungan dengan proses. Maka dalam termodinamika
panas tersebut berarti heat transfer.
Heat transfer (perpindahan panas) adalah perpindahan energi sebagai hasil dari
perbedaan temperatur. Adapun mekanisme perpindahan panas, terdiri atas :
Konduksi, Konveksi (konveksi paksa dan konveksi bebas) dan Radiasi.
1.3.1. Konduksi
T1 > T2
T1 T2
dT
qx = - k 1.15
dx
dT T2 T1 T
1.16
x dx L L
1.3.2. Konveksi
1.3.3. Radiasi
Persamaan radiasi :
q” = × Ts4 1.17
Persamaan diatas disebut juga dengan hukum Stefan-Boltzman, dengan =
5,67x10-8 W/m2.K4. Permukaan dimaksud adalah sama dengan permukaan
benda hitam (sebagai radiator ideal). Jika fluks panas diemisikan dari
permukaan nyata arau ril :
q” = × × Ts4 1.18
dengan :
: sifat radiatif permukaan (emisivitas) atau sifat yang menunjukkan seberapa
besar efisien permukaan untuk mengemisikan bila dibandingkan pada
radiator ideal.
1 m1
m
2 m2
Berdasarkan hukum kekekalan energi, dari gambar diatas dapat kita nyatakan
bahwa :
1. Massa dari fluida didalam sistem harus sama, jika 1 lbm fluida masuk
ke dalam sistem maka harus sama dengan massa keluar dari sistem
pada waktu yang sama.
2. Tekanan, temperatur, volume spesifik dan kecepatan aliran semuanya
konstan terhadap waktu pada bahagian masuk sistem. Jumlah nilai
parameter tersebut harus sama dengan nilai pada sisi keluarnya.
3. Transfer energi (panas dan kerja) yang masuk atau keluar dari pada
batas sistem (system boundary) harus konstan.
Berdasarkan defenisi diatas maka laju aliran masuk pada bahagian.1 adalah :
o
m1 = A1× V1× 1 1.28
dengan :
o
m1 : laju aliran massa (lbm/sec, Kg/sec)
A1 : luas permukaan sisi masuk (ft2, m2)
V1 : kecepatan aliran (ft/sec, m/s)
1 : rapat massa fluida (lbm/ft3, Kg/m3)
Dengan demikian laju aliran massa fluida yang meninggalkan system adalah :
o
m 2 = A2V22 1.29
Selama laju aliran massa fluida pada sisi masuk dan keluar system sama, maka
Dari gambar.4 diatas, dapat juga ditulis persamaa energi saat masuk dan keluar
dari sistem :
Z1 g V12 Pv wk Z g V22 Pv 1.32
u1 1 1 1 q 2 1 2 2 u2 2 2
J g c 2 g c J J J J gc 2 g c J J
Dimana J = 778 ft lbf/Btu sebagi faktor pengali, dan akan memperoleh enegi
mekanik sehingga persamaan diatas menjadi :
g V12 g V 22 1.33
Z 1 778u1 P1v1 7781 q 2 1 wk 2 Z 2 778u 2 P2 v 2
gc 2 g c gc 2gc
Diketahui bahwa entalpi (h) adalah u + Pv, sehingga persamaan diatas dapat
kita tulis kembali :
Z1 g V12 wk Z g V22
h1 1 q 2 1 2 2 h2 1.34
J g c 2 g c J J J gc 2gc J
dengan :
P : tekanan static (lbf/ft2, N/m2)
v : volume spesifik (ft3/lbm, m3/Kg)
V : kecepatan rata-rata aliran (ft/sec, m/s)
g : percepatan gravitasi local (ft/sec2, m/s2)
gc : konstan (32,2 lbm ft/lbf sec2, 1 Kgm/Ns2)
Z : ketinggian (ft,m)
Wk : kerja (ft lbf/lbm, J/Kg)
h : entalpi (Btu/lbm, J/Kg)
q : transfer energi dalam bentuk panas (Btu)
Referensi