2017 - 11 - 087
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung
singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.
II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Jumlah Keterangan Kode Alat
1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B
1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D
1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas arus EM-3310-2A
2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C
1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D
1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B
1 Trafo satu fasa EM-3340-1A
1 Meja laboratorium EM-3380-1A
1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B
Kerangka percobaan EM-3380-2A
1 Penghubung penahan EM-3390-1A
1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A
1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A
2 0,39 1,25
4 0,57 1,84
6 0,72 2,34
8 0,94 3,05
b. Rugi-rugi tembaga :
1. P Loss=V 1 x I 1
PLoss=2 x 0,39=0,78 Watt
2. P Loss=V 1 x I 1
PLoss=4 x 0,57=2,28 Watt
3. P Loss=V 1 x I 1
PLoss=6 x 0,72=4,32 Watt
4. P Loss=V 1 x I 1
PLoss=8 x 0,94=7,52 Watt
c. Tegangan impedansi
VIII. ANALISA
Pada praktikum ini dengan judul pengujian hubung singkat. Praktikum ini mempunyai tujuan,
yaitu praktikan diharapkan menjelaskan pengujian hubung singkat ini dan menentukan rugi-rugi
tembaga pada transformator satu fasa. Praktikum pengujian hubung singkat untuk mengetahui
rugi-rugi tembaga pada trafo. Transformator yang kami gunakan adalah trafo satu fasa, karena
untuk mengetahui arus dari sumber mengalir ke kumparan primer atau sekunder terlebih dahulu.
Jika arus dari sumber terhubung pertama kali di kumparan tersebut, maka kumparan tersebut
dinamakan kumparan primer. Dan kumparan sekunder yang diberi beban. Prinsip kerja trafo
adalah apabila arus mengalir ke kumparan primer, maka akan menimbulkan fluks medan
magnet, fluks medan magnet ini akan menginduksi kumparan sekunder, dan kumparan sekunder
menyebabkan ggl pada ujung-ujung kumparan. Transformator yang digunakan untuk mengetahui
rugi-rugi tembaga pada trafo adalah jenis trafo step-down. Trafo jenis step-down berarti jumlah
lilitan primer lebih banyak dibanding jumlah lilitan sekunder, maka nilai tegangan di kumparan
primer juga besar dan nilai tegangan di kumparan sekunder nilainya kecil. Karena namanya short
circuit, berarti kumparan sekunder diberi beban. Dan arus yang dialiri ke kumparan primer
langsung dialiri ke kumparan sekunder juga dan arus di inti besi hanya ada sedikit saja. Karena
disini kami melakukan percobaan ini untuk mengetahui rugi-rugi tembaga pada kumparan primer
dan kumparan sekunder. Jika tegangan primer besar dan tegangan sekunder kecil, maka arus
yang mengalir ke kumparan primer kecil dan arus yang mengalir ke kumparan sekunder besar.
Karena arus sekunder besar berarti nilai resistansi disini kecil. Nilai resistansi kecil disini untuk
mengurangi rugi-rugi tembaga pada trafo.
Pada praktikum ini mempunyai alat-alat seperti modul power suplai tiga fasa, berfungsi
sebagai penyalur daya pada rangkaian. Modul tiga fasa AC/DC power suplai berfungsi untuk
melihat apakah arus sudah mengalir ke rangkaian atau tidak. Modul saklar pelindung batas arus
tiga kutub, berfungsi sebagai saklar pelindung arus yang masuk. AC Ampere meter digital adalah
alat ukur arus AC dalam bentuk digital. Meter AC Voltmeter digital adalah alat ukur tegangan
AC dalam bentuk digital. Perlengkapan sekering adalah set atau perangkat yang berisi sekering
atau fuse yang masing-masing nilainya 6A, untuk sebagai pengaman lebur atau pengaman arus
lebih pada hubung singkat. Transformator satu fasa sebagai alat atau objek yang digunakan
untuk praktikum. Meja laboratorium sebagai tempat menyimpan transformator satu fasa, dan
lain-lain. Kerangka percobaan adalah rangkaian percobaan yang akan digunakan kami dalam
merangkai dari alat satu ke alat lainnya. Penghubung penahan berfungsi sebagai penghubung
Disini dilakukan percobaan untuk mengetahui rugi-rugi tembaga pada trafo, maka nilai
resistansi nya harus kecil jika rugi-rugi tembaga nya kecil. Tetapi arus yang kami gunakan kecil,
berarti nilai resistansi nya besar. Jika nilai resistansi besar maka rugi-rugi tembaganya besar. Dan
bisa membuat trafo panas. Untuk mengurangi rugi-rugi tembaga pada trafo yaitu dengan nilai
resistansinya kecil, arus yang mengalir harus besar, karena sesuai dengan rumus hukum Ohm,
V ρ.l
yaitu R= . Dan bisa juga dengan rumus tahanan, yaitu R= jika nilai resistansi harus kecil,
I A
berarti pada trafo harus menggunakan nilai hambatan jenis yang bagus, dan luas penampang
pada kumparan nya diperbesar. Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi yang disebabkan karena
resisitansi pada kumparan trafo.
IX. KESIMPULAN