Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anna Maria H Helly

NIM : 1901030009

Kelas :B

Semester : II

Dosen Wali : Drs. Dominikus Saka Kerans, M.Pd

Program Studi : Pendidikan Matematika

1. Bagaimana sifat dan kedudukan UUD NKRI tahun 1945?


2. Bagaimana hubungan pembukaan dengan Batang Tubuh UUD NRI tahun 1945?
3. Bagaimana dinamika pelaksanaan UUD NRI 1945?

JAWABAN

1. a) Sifat UUD NKRI tahun 1945


Undang-undang dasar hanya memuat 37 Pasal. Pasal-pasal lain hanya memuat peralihan
dan tambahan. Maka rencana ini sangat singkat jika dibandingkan dengan undang-undang
dasar Pilipina.
Maka telah cukup jika Undang-undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara
negara lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. Hukum dasar yang tertulis
hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan
aturan pokok itu diserahkan kepeda undang-undang yang lebih mudah caranya membuat,
merubah dan mencabut.
Perlu senantiasa diingat dinamika kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Masyarakat dan negara Indonesia tumbuh, jaman berubah, oleh karena itu dinamika
kehidupan masyarakat dan negara tidak bisa dihentikan. Berhubungan dengan hal ini, tidak
bijak jika tergesa-gesa memberi kristalisasi, meberi bentuk (Gestaltung) kepada pikiran-
pikiran yang mudah berubah.
Sifat aturan yang tertulis itu mengikat. Oleh karena itu maakin supel (elastis) sifat aturan
tersebut akan semakin baik. Jadi kita harus menjaga supaya system Undang-Undang Dasar
tidak ketinggalan jaman. Jangan sampai kita membuat Undang-undang yang mudah tidak
sesuai dengan keadaan (verouderd).
Sifat-sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut :
 Oleh karena sifatnya tertulis, maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap
warga negara.
 Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa UUD 1945
bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok
yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman,serta memuat
hak-hak asasi manusia.
 Memuat norma-norma, aturan-aturan, serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
 Undang-Undang Dasar 1945,dalam tertib hukum Indonesia,merupakan peraturan
hukum positif yang tertinggi. Disamping itu, juga sebagai alat kontrol terhadap norma-
norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

b) Kedudukan UUD NKRI tahun 1945


UUD 1945 adalah :
Hukum dasar yang tertulis (di samping itu masih ada hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu
Konvensi)
 Sebagai (norma) hukum :
 UUD bersifat mengikat terhadap : Pemerintah, setiap Lembaga Negara/Masyarakat,
setiap WNRI dan penduduk di RI.
 Berisi norma-norma : sebagai dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
negara harus dilaksanakan dan ditaati.
 Sebagai hukum dasar :
 UUD merupakan sumber hukum tertulis (tertinggi). Setiap produk hukum (seperti
UU, PP, Perpres, Perda) dan setiap kebijaksanaan pemerintah berlandaskan UUD
1945.
 Sebagai alat kontrol yaitu megecek apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai
dengan ketentuan UUD 1945.

2. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945


Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar
Negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan pokok-pokok pikiran tersebut dijelmakan
dalam pasal UUD 1945.
Oleh karena itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD
1945 bersumber atau dijiwai oleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan arti
dan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan
UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan Batang Tubuh UUD 1945,
karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut
dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu. Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal
merupakan perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
yang tidak lain adalah pokok pikiran : Persatuan Indonesia, Keadilan sosial, Kedaulatan
Rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan, dan Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok-pokok pikiran tersebut
tidak lain adalah pancaran dari Pancasila yang telah manpu memberikan semangat dan
terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945. Semangat (Pembukaan) pada
hakikatnya merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kesatuan serta
semangat yang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap insan
warga Negara Indonesia.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945
I. Alinea 1,2,3 a tidak memiliki hubungan Causal organis dengan UUD 1945 karena 
berisi hal-hal yang mendahului kemerdekaan
II. Alinea 4 a memiliki hubungan Causal organis dengan karena berisi hal-hal pokok bagi
terselenggaranya negara :
a. UUD ditentukan akan ada
b. Yang diatur dalam UUD adalah pembentukan pemerintahan negara
c. Bentuk negarà republik berkedaulatan rakyat
d. Pancasila sebagai dasar Negara

3. Dinamika pelaksanaan UUD 1945, yang meliputi hal-hal berikut:


a) Masa awal kemerdekaan
b) Masa orde lama
c) Masa orde baru
d) Masa reformasi
Undang-Undang Dasar 1945 berlaku di Indonesia dalam dua kurun waktu.Pertama, sejak
ditetapkannya oleh panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Kedua, adalah dalam kurun waktu sejak diumumkannya dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959 sampai sekarang.
a) Masa Awal Kemerdekaan
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dalam gerak pelaksanaannya pada kurun waktu
1945-1949, dan jelas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena kita memang sedang
dalam masa pancaroba, dalam usaha membela dan mempertahankan kemerdekaan yang
baru saja diproklamirkan.
Pada masa ini juga terdapat berbagai penyimpangankonstitusional yang dapat dicatat, yaitu
pertama, berubahnya fungsi Komite Nasional Pusat dari pembantu Presiden menjadi badan
yang diserahi kekuasaan legislative dan ikut menentukan GBHN berdasarkan maklumat
Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945. Kedua, berdasarkan perubahan system
cabinet presidensial menjadi cabinet parlementer.
Pada 3 November 1945 atas usul BP-KNIP, pemerintah mengeluarkan suatu Maklumat
untuk pembentukan partai-partai politik agar segala aliran paham yang ada di masyarakat
ke jalan yang teratur.
 Sistem Presidensial
Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut system dari Negara
manapun, tetapi adalah system khas bangsa Indonesia.Di dalam system ini, kepala
pemerintahannya adalah presiden, sehingga menurut konstitusi ketatanegaraan ini,
pemerintah padaa hakikatnya adalah presiden.System ini berlangsung untuk pertma
kalinya pada 18 Agustus-14 November 1945.
 Penyimpangan UUD 1945
Pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja KNIP mengusulkan kepada presiden
agar system pertanggungjawaban menteri kepada parlemen dengan beberapa
pertimbangan.Dan presiden menerima usulan tersebut, sehingga pada 14 November
1945 dikeluarkannya maklumat Pemerintah, yaitu sitem pemerintahan presidensial
menjadi parlementer. Dan disinilah letak penyimpangan yang terjadi, karena Maklumat
tersebut melanggar Pasal 4 dan 17 UUD 1945, yang menunjukkan bahwa UUD 1945
menganut system pemerintahan presidensial.

 UUD 1945 sebagai UUD Negara Lain

Berdasarkan hasil KMB yang menyatakan bahwa telah didirikannya Negara


Republik ndonesia Serikat (RIS), dan adanya pengakuan kedaulatan kerajaan
Belanda kepada negara RIS. Untuk Negara RIS akan dibuat rancangan undang-
undang yang baru oleh delegasi RI dan delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federal
Overleg). Dan undang-undanga dasar tersebut mulai berlaku pada 27 September
1949.Dengan berdirinya Negara RIS ini, berarti negar RI hanya berstatus sebagai
Negara bagian saja.

 UUD 1945 Sudah Tidak Berlaku Lagi

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk merealisasikan tuntutan kembali menjadi


Negara kesatuan, satu per satu Negara bagian menggabungkan diri kepda Negara
Republik Indonesia.Dan pada tanggal 19 Mei 1950 telah tercapai kata sepakat
antara RIS dan Negara Republik Indonesia yang dituangkan dalam piagam RI-RIS.
Pada pasal 1 UU No. 7 tahun 1950 dikatakan bahwa konstitusi RIS diubah menjadi
UUDS 1950 (Undang-Undang Dasar Sementara).UUDS 1950 ini mulai berlaku
pada tanggal 17 Agustus 1950.

b) Masa Orde Lama


Pada bulan September 1955 dan Desember 1955, diadakan pemilihan umum yang memilih
anggota DPR dan anggota Konstituante.Tugas Konsituante adalah untuk merancang UUD
sebagai pengganti UUDS 1950.
Presiden dalam pidatonya pada tanggal 22 April 1959 di depan siding konstituante yang
menyarankan “marilah kembali kepada UUD 1945”.Dan, penggunaan kembali UUD 1945
ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Jadi, sejak saat
itu, Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi.
Banyak terjadi penyimpangan  yang mengakibatkan memburuknya keadaan politik dan
keamanan serta kemerosotan ekonomi yang mencapai puncaknya pada pemberontakan
G30 S/PKI. Pemberontakan ini dapat digagalkan melalui kekuatan-kekuatan yang
melahirkan pemerintahan orde baru.

c) Masa Orde Baru


Gerakan G30 S/PKI yang didalangi oleh PKI telah menimbulkan banyak korban jiwa serta
banyak juga terjadi pelanggaran hukum dan UUD yang berlaku. Dan juga, gerakan tersebut
jelas memiliki tujuan untuk mengganti dasar falsafah Negara yaitu Pancasila dengan dasar
falsafah yang lain.
Keadaan semakinmemburuk, keadaan ekonomi dan keamanan makin tidak terkendalikan.
Dengan dipelopori oleh pemuda/mahasiswa, rakyat menyampaikan tiga tuntutan kepada
Pemerintah, yang disebut juga dengan Tritura, yaitu:
 Bubarkan PKI
 Bersihkan cabinet dari unsure-unsur PKI
 Turunkan harga-harga / perbaiki ekonomi.
Lalu, dikeluarkanlah Surat Perintah 11 Maret (supersemar) oleh pemerintah yang dianggap
juga sebagai kelahiran pemerintah orde baru.Dan pengemban superemar, yaitu Soeharto
telah melaksanakan tugasnya, yaitu membubarkan PKI dan ormas-ormasnya serta
mengadakan koreksi terhadap berbagai penyimpangan dalam berbagai bidang selama
pemerintahan orde lama.

d) Masa Reformasi
Setelah berakhirnya Pemerintahan Soeharto, terbukalah kesempatan para pakar untuk
membicarakan perlunya UUD 1945 dilakukan amandemen.Beberapa pakar,
mengutamakannya perubahan UUD 1945.Laica Marzuki berpendapat, dalam menuju
Indonesia baru yang demokratis, UUD 1945 perlu diamandemen.
Dalam kenyataannya, selama 32 tahun pemerintahan orde baru memberikan kekuasaan
yang maha dasyat kepada Presiden.Sehingga, hasilnya justru lebih parah daripada yang
terjadi pada masa orde lama. Dan, menurut Prof. muchsan pasti ada sesuatu yang salah
dalam UUD 1945 yang mengakibatkan kerancuan dalam kehidupan bernegara. Sehingga,
UUD 1945 sebagai hukum dasar Negara harus subjektif dan tidak menimbulkan celah
interpretasi yang salah.
Sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan Negara yang berkedaulatan rakyat yang
berdasarkan UUD 1945, salah satu aspirasi yang terkandung dalam semangat reformasi
adalah melakukan amandemn terhadap UUD 1945.
Dengan disahkannya perubahan UUD 1945, berarti Indonesia telah melakukan lompatan
besar, karena bangsa Indonesia telah mempunyai UUD yang lebih sempurna dari yang
sebelumnya.Dengan pengesahan ini juga, berarti MPR telah menuntaskan reformasi
konstitusi sebagai suatu langkah demokrasi dalam upaya menyempurnakan UUD 1945,
menjadi konstitusi yang demokratis.

Anda mungkin juga menyukai