Euis - PSPPA 2
Euis - PSPPA 2
EUIS KARTIKA
PRODI PSPPA-2
TASIKMALAYA
2020
TEORI
A. Pengertian Pasta
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena
merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan
sebagai salep penutup atau pelindung. (Anief, 1997).
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal
mengandung air, misalnya Pasta Natrium Karboksimetilselulosa, kelompok lain adalah
pasta berlemak misalnya, Pasta Zink Oksida, merupakan salep yang padat, kaku, yang
tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian
yang diolesi (Ditjen POM, 1995).
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau
dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun.
Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.
Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk
sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan
salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada
daerah dimana pasta digunakan.
B. Klasifikasi Pasta
Menurut Anief (1997), pasta dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Pasta berlemak, adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk).
2. Pasta kering, adalah pasta bebas lemak mengandung lebih kurang 60% zat padat
(serbuk).
3. Pasta pendingin, adalah serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan
salep tiga dara.
4. Pasta dentifriciae, adalah campuran kental terdiri dari serbuk dan glycerinum yang
digunakan untuk pembersih gigi. Contoh dari pasta ini adalah pasta gigi.
D. Karakteristik Pasta
Perhitungan Bahan
1. Zinc oxydum = 2,5 g
2. Amylum Tritici = 2,5 g
3. Vaselin flavum = 10g – (2,5g +2,5g)
= 10g – 5g
= 5 gram
Penimbangan Bahan
1. Zinc oxydum = 2,5g
2. Amylum Tritici = 2,5g
3. Vaselin flavum = 5g
Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Timbang masing-masing bahan
4. Zinc oxyd ayak terlebih dahulu dengan mesh no. 100
5. Kemudian vaselin flavum dilelehkan terlebih dahulu
6. Zinc oxydum yang telah diayak dimasukan kedalam mortir, gerus homogen
7. Tambahkan amylum tritici kedalam mortir, gerus homogen
8. Lalu tambahkan vaselin flavum yang telah meleleh sedikit demi sedikit kedalam
mortir sambil digerus homogen sampai terbentuk massa pasta
9. Campuran yang telah terbentuk, dimasukan kedalam pot glass
10. Beri etiket warna biru
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, 10-17, Gadjah Mada University Press: Jogyakarta.
Ditjen POM. (1995). Farmakope indonesia Edisi ke IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hal. 1061, 1066.
Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Jakarta:
UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.