Feni Farhiyah
16416262201180
Feni Farhiyah
NIM:16416262201180
PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh
Nama : Feni Farhiyah
NIM : 1646262201180
Fakultas : Bisnis dan Ilmu Sosial
Program Studi : Akuntansi
Telah diujikan pada hari Sabtu, tanggal 02 Juni 2018 dan dinyatakan LULUS dengan
susunan Tim Penguji sebagai berikut:
Disahkan Oleh,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Praktik Kerja ini dapat terselesaikan.
Laporan Praktik Kerja ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja
PT Sanghiang Perkasa Kalbe Nutritionals” Kerja Praktek yang penyusun lakukan
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar dapat lulus dalam mata kuliah Kerja
Praktek di Fakultas FBIS, Program Studi Akuntansi, Universitas Buana Perjuangan
Karawang.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusun dapat melaksanakan
dan menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio keuangan selama tiga tahun: (1) Rasio
Likuiditas yang di hitung berdasarkan Current Ratio dan Quick Ratio, (2) Rasio
Solvabilitas yang dihitung berdasarkan Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets
Ratio, (3) Rasio Rentabilitas yang dihitung berdasarkan Net Rate of Return On Investment
dan Return On Equity, dan (4) Kondisi keuangan dan kinerja PT Sanghiang Perkasa Kalbe
Nutritionals. Dinilai dari Laporan Keuangannya dengan menggunakan perhitungan Rasio.
Objek yang digunakan yaitu laporan keuangan yang berupa Neraca dan Laporan Laba
Rugi PT Sanghiang Perkasa Kalbe Nutritionals. periode tahun 2011, 2012, dan 2013.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Metode Dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan tehnik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu analisis yang
mendiskripsikan dengan cara menghitung rasio rasio yang ada diperusahaan dengan
menggunakan rumus-rumus tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rasio-
rasio selama tiga tahun: (1) Rasio Likuiditas diperoleh hasil Current Ratio sebesar
7537,42%, 2097%, dan 14354,3%, Quick Ratio sebesar 6077,40%, 1709,18%, dan
11579,04%. (2) Rasio Solvabilitas diperoleh hasil Debt to Equity Ratio sebesar 0,63%,
1,77%, dan 0,66%, Debt to Total Assets Ratio sebesar 0,63%, 1,74%, dan 0,66%. (3)
Rasio Rentabilitas diperoleh hasil Net Rate of Return Investment 0,73%, 0,63%, dan
0,86%, Return On Equity sebesar 0,74%, 0,64%, dan 0,86%. (4) Kondisi keuangan
berdasarkan perhitungan rasio-rasio sangat baik dan kinerja perusahaan setiap tahun
mengalami kenaikan.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Keaslian
Pengantar ……………………………………………………………………... i
Daftar Isi ……………………………………………………………………... iii
Daftar Gambar………………………………………………………………... v
Daftar Tabel………………...………………………………………………… vi
Daftar Lampiran………………………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………...... 1
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek….………………………………….. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ……………………………………………….. 3
1.1 Sistematika Penulisan…………..………………………………….. 3
BAB II DESKRIPSI TEMPAT KERJA PRAKTEK
2.1 Data Umum Perusahaan……….…………………………………... 5
1. Sejarah Singkat Perusahaan..…………………………………... 6
2. Struktur Organisasi ………...…………………………………... 7
3. Aktivitas Perusahaan……….…………………………………... 9
a. Unit Utilitas…………….…………………………………...10
b. Unit Amonia……………………………………………….... 14
c. Unit Urea……………….…………………………………… 18
4. Alur Proses Produksi……….…………………………………… 24
5. Manajemen Perusahaan…….…………………………………… 25
6. Komitmen Manajemen……..…………………………………… 26
7. Perhatian Kepada Pelanggan.…………………………………… 27
8. Pengelola Sumber daya…….………………………………….... 27
9. Sumber Daya Manusia……...…………………………………… 28
10. Sumber Daya Alam……………………………………………… 29
11. Prasarana………………………………………………………… 29
12. Kebijakan Perusahaan……...……………………………………. 30
2.2 Deskripsi Bidang Kajian………..……………………………………. 33
1. Biro Material………………..……………………………………. 33
2. Bagian PPM………………………………………………………. 33
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Persediaan…………...……………………………………. 35
3.2 Tipe Persediaan………………………………………………………. 35
3.3 Pengertian Safety Stock………………………………………………. 35
3.4 Pengertia Lead Time…………….……………………………………. 36
3.5 Pengertian Re-Order Point ……..……………………………………. 36
3.6 Maximum Inventory….………….……………………………………. 37
3.7 ABC Analisis…………………………………………………………. 37
3.8 Material Requitment Planning…..……………………………………. 38
3.9 Industrial Financial & System…...……………………………………. 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data……………...…………………………………….. 49
4.2 Pengolahan Data………………...…………………………………….. 54
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan……………………..…………………………………….. 58
5.2 Saran………………………………………………………………….. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Hasil Analisis Rasio Likuiditas dengan perhitungan Current Ratio 50
Tabel 4.6 Hasil Analisis Rasio Likuiditas dengan perhitungan Quick Ratio 51
Tabel 4.7 Hasil Analisis Rasio Solvabilitas dengan perhitungan Debt to Equity
Ratio 52
Tabel 4.8 Hasil Analisis Rasio Solvabilitas dengan perhitungan Debt to Total Asset
Ratio 53
Tabel 4.8. Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan Net Rate of ROI 61
Tabel 4.8 Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan PerhitunganROE 62
DAFTAR GAMBAR
Pelaksanaan KP
Tahapan pelaksanaan KP di perusahaan/instansi adalah sebagai berikut :
Sanghiang Perkasa, PT
Kategori :
Pabrik, Manufaktur
Alamat :
Graha Kirana, 5th Floor Suite 501, Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Sunter
Visi ;
“Menjadi perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan, baik dipasar Indonesia
maupun Global, dengan merk yang kuat, didasarkan oleh manajemen yang unggul
serta ilmu dan teknologi yang unggul”
Misi ;
“Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”
PT. Sanghiang Perkasa (SHP) merupakan divisi Kalbe Farma, Tbk yang
memproduksi makanan kesehatan. Badan usaha SHP berbentuk perseroan terbatas dengan
pucuk pimpinan perusahaan dipegang oleh Presiden Direktur. Gambar 2.1 Bagan struktur
organisasi di PT. Sanghiang Perkasa Karyawan yang bekerja di perusahaan ini, adalah
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap, minimum berusia 18 tahun dan lulusan SMU,
dan sebagian besar karyawan produksi direkrut dari Yayasan Cakra KaryaGemilang.
Sedangkan untuk karyawan di Departemen QC, sebagian besar direkrut dari Sekolah
Menengah Analis Kimia Caraka, Pulogebang, Bekasi. Jam kerja karyawan PT Sanghiang
Perkasa yaitu jam kerja reguler bagi karyawan staf dan jam kerja shift bagi karyawan
produksi. Jam kerja reguler adalah hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 08.00 – 16.30
WIB. Jam kerja shift adalah Shift I pukul 06.30 – 15.00 WIB, shift II pukul 15.00 – 22.30
dan shift III pukul 22.30 – 06.30 WIB. Lama waktu istirahat adalah 30 menit. Untuk
kesejahteraan karyawan, perusahaan 8 hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 08.00 –
16.30 WIB. Jam kerja shift adalah Shift I pukul 06.30 – 15.00 WIB, shift II pukul 15.00 –
22.30 dan shift III pukul 22.30 – 06.30 WIB. Lama waktu istirahat adalah 30 menit. Untuk
kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan fasilitas antara lain: penggantian biaya
pemeriksaan dokter dan perawatan rumah sakit; tunjangan uang makan bagi karyawan
yang bekerja lembur; makan siang untuk semua karyawan pada jam kerja saat itu; uang
transportasi; Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT); cuti
tahunan, cuti sakit, cuti hamil, dan cuti melahirkan; serta asuransi (Jamsostek, kecelakaan
kerja, dan asuransi jiwa).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanan kata dalam
bahasa inggris adalah performance. Menurut Suyadi Prawirosentono mengatakan bahwa:
“performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal dengan
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. (1999:2)
Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang
baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk
melihat badan usaha atau perusahaan tersebut telah menjalankan kaidah-kaidah
manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan
dan kinerja non keuangan . Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang
dimiliki perusahaan atau badan usaha yang bersangkutan dan dari informasi yang
diperoleh pada neraca, laporan labarugi dan laporan arus kas.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan 8 aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar.
Ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum,
yaitu:
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
b. Melakukan perhitungan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan.
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan
antara po-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan
dari masing-masing pos bila 14 diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode
untuk satu perusahaan tertentu. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti oleh orang-orang yang
berkepentingan terhadap data tersebut. Ada dua metode analisis yang dapat digunakan
oleh analisis laporan keuangan, yaitu:
a. Analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya.
b. Analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis
laporan keuangan pada tahun tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang
satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang
sama.
Analisis laporan keuangan akan memberikan penilaian atas dasar data dan
informasi yang diperoleh dan laporan keuangan, yang ditunjukan dalam bentuk rasio-rasio
atau presentase. Menurut Munawir menyatakan bahwa rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan atara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain untuk
menilai tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu usaha (2001:64).
Sedangkan menurut Warsidi dan Bambang yang dikutip oleh Irham Fahmi (2012:45),
“Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditunjukkan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan
membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan
risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.
Pada dasarnya angka-angka rasio ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu:
a. Berdasarkan sumber data yang digunakan, rasio tersebut dibedakan menjadi: 1) Rasio
16 keuangan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
laporan laba rugi.
b. Berdasarkan tujuan analisis, yaitu untuk mengevaluasi keadaan ekonomi suatu
perusahaan, analisis rasio-rasio tersebut dibedakan menjadi:
1) Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini penting karena
kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Mengukur kemampuan dengan melihat aktiva lancar perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancar. Suatu
perusahaan mempunyai keuangan jangka pendek yang kuat apabila mampu
memenuhi tagihan dari kreditur jangka pendek tepat pada waktunya, mampu
memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi perusahaan
yang normal, mampu membayar bunga utang jangka pendek dan deviden, dan
mampu memelihara kredit ranting yang menguntungkan.
Current Ratio
Current Ratio adalah perbadingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar. Secara matematis dapat dirumuskan:
Quick Ratio
Yaitu perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka
panjang) dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan berapa bagian keseluruhan
aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Equity
Jadi analisis rasio merupakan suatu teknik analisis laporan keuangan untuk
menjelaskan atau memberi gambaran hubungan dari berbagai pos-pos dalam
laporan keuangan untuk membantu dan menginterprestasikan posisi keuangan
suatu perusahaan. Untuk itu dalam menganalisa harus mampu menyesuaikan
faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor di masa yang
akan datang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi
perusahaan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan metode
kuantitatif, yaitu menerangkan dengan cara menghitung rasio-rasio yang ada di
perusahaan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Rumus yang digunakan sebagai
berikut:
1. Analisis Rasio Likuiditas Merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi pada saat yang tepat.
Dari tabel hasil analisis rasio likuiditas yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa: Tahun 2011 diperoleh Current Ratio sebesar 7537,42%, yang
berarti setiap Rp 1,00 utang lancar akan dijamin oleh Rp 75,3742 dari aktiva
lancar. Tahun 2012 Current Ratio menurun menjadi 2097,68% yang berarti setiap
Rp 1,00 utang lancar akan dijamin dengan aktiva lancar perusahaan sebesar Rp
20,9768. Tahun 2013 Current Ratio sebesar 14354,31% hal ini berarti setiap Rp
1,00 utang lancar akan dijamin oleh Rp 14,35431 aktiva lancar. Apabila tahun
2012 dibandingkan tahun 2011, maka current ratio mengalami penurunan sebsesar
5437,74%. Tahun 54 2013 current ratio sebesar 14354,31% mengalami kenaikan
rasio sebesar 12.256,63% bila dibnding tahun 2012.
Tahun 2011 diperoleh Quick Ratio sebesar 6077,40% berarti setiap utang lancar
sebesar Rp 1,00 akan dijamin sebesar Rp 60,7740 aktiva lancar dikurangi persediaan .
Tahun 2012 Quick Ratio sebesar 1709,18% berarti setiap utang lancar sebesar Rp 1,00
akan dijamin sebesar Rp 17,0918 aktiva lancar dikurangi persediaan . Tahun 2013, Quick
Ratio sebesar 11579,04% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 utang lancar akan dijamin
sebesar Rp 115,7904 oleh aktiva lancar yang dikurangi dengan persediaan. Apabila tahun
2012 dibandingkan tahun 2011, maka Quick Ratio mengalami penurunan sebesar
4368,22% yang disebabkan turunnya aktiva lancar dikurangi persediaan dan naiknya
utang lancar. Tahun 2013 Quick Ratio sebesar 11579,04 mengalami kenaikan sebesar
9869.86%.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu utang. Cara perhitungan
adalah :
Analisis solvabilitas tahun 2011, 2012 dan 2013
Dari tabel hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
bahwa:
Tahun 2011, Debt to Equity Ratio sebesar 0,63% dari rasio ini dapat dikatakan
bahwa setiap Rp 1,00 utang dijamin dengan Rp 0,00627 modal sendiri. Tahun 2012
diperoleh Debt to Equity Ratio sebesar 1,77% yang berarti setiap Rp 1,00 utang dijamin
dengan Rp 0,177 modal sendiri. Pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 1,14% dari
tahun 2011, yang disebabkan oleh naiknya total utang dan menurunnya modal sendiri.
Penurunnan modal sendiri disebabkan menurunnya akumulasi kerugian. Tahun 2013
sebesar 0,66% ini berarti setiap Rp 1,00 utang dijamin dengan Rp 0,0066 modal sendiri.
Rasio pada tahun 2013 mengalami penurunan 1,11% dari tahun 2012, hal ini disebabkan
menurunnya utang dan meningkatnya modal sendiri. Kenaikan modal sendiri disebabkan
naiknya kekayaan dari pemda.
Tabel 7. Hasil Analisis Rasio Solvabilitas dengan perhitungan Debt to Total Asset Ratio
Keterangan Tahun 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)
Debt to Total Assets Ratio 0,63 1,74 0,66
Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
bahwa:
Tahun 2011, Debt to Total Assets Ratio sebesar 0,63% menunjukkan bahwa
setiap total utang Rp 1,00 dijamin dengan Rp 0,00627 aktiva perusahaan. Tahun 2012,
Debt to Total Assets Ratio mencapai 1,74% menunjukkan bahwa setiap total utang Rp
1,00 dijamin dengan Rp 0,01739 aktiva perusahaan. Rasio tahun ini mengalami kenaikan
sebesar 1,11% yang disebabkan turunnya aktiva dan modal. Tahun 2013 Debt to Total
Assets Ratio sebesar 0,66% yang artinya bahwa setiap total utang sebesar Rp 1,00 dijamin
dengan Rp 0,004069 aktiva perusahaan. Debt to Total Assets Ratio pada tahun 2013
mengalami penurunan disebabkan naiknya total aktiva dan turunnya total utang.
Hasil Analisis terhadap data keuangan baik analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas untuk menilai kinerja PT Sanghiang Perkasa. Analisis rasio likuiditas dan
solvabilitas digunakan untuk menilai posisi keuangan PT Sanghiang Perkasa dan analisis
rasio rentabilitas digunakan untuk menilai kinerja PT Sanghiang Perkasa.
a. Posisi keuangan PT Sanghiang Perkasa dilihat dari tingkat rasio likuiditas dari tahun
2011 sampai 2013 dalam posisi sangat baik karena aktiva lancar lebih besar dari
hutang lancar. Hasil dari perhitungan Current Ratio pada tahun 2011, 2012 dan 2013
masing-masing 7537,42%, 2097,68% dan 14354,31%. Sedangkan hasil dari
perhitungan Quick Ratio pada tahun 2011, 2012 dan 2013 masing- masing 6077,40%,
1709,18% dan 11579,04%. Dengan demikian PT Sanghiang Perkasa dapat dikatakan
dalam keadaan likuid.
b. Dari perhitungan rasio solvabilitas yang telah dilakukan maka terlihat bahwa
presentase Debt to Equity Ratio selama tahun 2011 sampai 2013 adalah sebesar
0,63%, 1,77% dan 0,66%. Berdasarkan perhitungan tersebut secara 64 keseluruhan
posisi keuangan perusahaan sangat baik karena nilai hutang lebih sedikit dari nilai
modal sendiri. Sedangkan dilihat dari Debt to Total Assets Ratio tahun 2011 sampai
2013 sebesar 0,63%, 1,74%, 0,66%, rasio ini juga termasuk dalam kriteria sangat baik
karena total hutang lebih rendah dari total aktiva. Dengan demikian PT Sanghiang
Perkasa dapat dikatan perusahaan solvable. Karena perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan dilikuidasi.
c. Tingkat rentabilitas PT Sanghiang Perkasa bila dilihat dari perhitungan Net Rate of
Return on Investment pada tahun 2011 sampai 2013 adalah sebesar 0,73%, 0,63%, dan
0,86%. Sedangkan Return on Equity pada tahun2011 sebesar 0,74%, tahun 2012
menurun menjadi 0,64% dan pada tahun 2013 meningkat sebesar 0,86%.
d. Dari hasil analisis tersebut maka dapat diketahui bahwa kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan setiap tahun mengalami kenaikan sehingga secara keseluruhan kondisi
rentabilitas perusahaan dalam kondisi yang baik. Dengan demikian PT Sanghiang
Perkasa merupakan perusahaan yang profit.
teliti dalam pemasukan kode dan angka yang mengakibatkan kesalahan dalam
penginputan.
Solusi
1. Mahasiswa harus lebih giat dalam belajar terutama penggunaan Ms. Excel, dibutuhkan
untuk pembiasaan mengoperasikan Ms. Excel dengan rumus-rumus yang ada dan
sering digunakan dalam perhitungan, bila perlu mengikuti kursus komputer agar
nantinya memiliki nilai lebih dalam pengoperasian komputer saat kerja nanti.
2. Pembimbing magang seharusnya dalam menyampaikan penjelasan materi lebih
memahami mahasiswa, penjelasan dilakukan dengan jelas dan sabar, karena peran
pembimbing sangat penting, selain itu seharusnya mahasiswa lebih belajar mandiri.
Tanya terhadap karyawan lain, bisa membuka internet ataupun membaca buku
panduan pengoperasian Ms. Excel.
3. Ketelitian menjadi sangat penting, jika mahasiswa bisa teliti dalam memasukkan kode
pekerjaan akan cepat selesai.
4. Pemasukan kode dilakukan dengan dua orang, diantaranya satu untuk mendikte
sekaligus mencocokkan angka dan yang satu untuk menulis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis yang telah dilakukan terhadap laporan
keuangan yang telah diperoleh dari PT Sanghiang Perkasa selama kurun waktu tiga
periode akuntansi yaitu dari tahun 2011, 2012 dan 2013 dengan menggunakan analisis
rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dapat diambil dari beberapa kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:
2. Jika dilihat dari rasio likuiditasnya maka posisi keuangan PT Sanghiang Perkasa dari
tahun 2012 sampai tahun 2013 dalam posisi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
persentase Current Ratio tahun 2011 sebesar 7537,42%, tahun 2012 sebesar
2097,68%, dan tahun 2013 sebesar 14354,3%. Quick Ratio tahun 2011 sebesar
6077,40%, tahun 2012 sebesar 1709,18% dan tahun 2013 sebesar 11579,04%. Dengan
demikian PT Sanghiang Perkasa dapat dikatakan perusahaan yang likuid.
3. Berdasarkan rasio solvabilitas maka dapat diketahui bahwa posisi keuangan
perusahaan dilihat dari Debt to Equity Ratio tahun 2011 sampai 2013, maka dapat
dikatakan bahwa tingkat solvabilitas PT Sanghiang Perkasa dalam tiga tahun terakhir
adalah baik.
4. Berdasarkan hasil analisis rasio rentabilitas, manajemen perusahaan dapat mengetahui
seberapa besar kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba dan kemajuan kinerja
perusahaan selama tiga tahun terakhir, sehingga perusahaan dapat mengambil
keputusan keputusan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan
serta efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya.
5. Kondisi keuangan dan kinerja PT Sanghiang Perkasa dinilai dari perhitungan rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas selama tiga tahun terakhir cukup baik karena
selalu menghasilkan laba.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dan kesimpulan yang telah diambil,
maka penulis mengajukan saran, agar perusahaan lebih meningkatkan kinerja
perusahaan melalui peningkatan keuntungan dengan cara lebih menekankan biaya-
biaya perusahaan. Peningkatan laba dengan cara meningkatkan pendapatan dan
menekankan biaya perusahaan yang terjadi.