DASAR TEORI
A. Filosofi kalibrasi
Bahwa setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui
kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.
B. Definisi Kalibrasi
Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh instrumen ukur atau
sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan cara
membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki
kemampuan telusur ke standar Nasional atau Internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional
bahan – bahan acuan tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk didalam ISO/IEC 17025:2005.
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain:
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun
internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
C. Tujuan kalibrasi
Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
instrumen ukur.
Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur
sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional),
melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
Menentukan apakah peralatan masih layak digunakan sesuai dengan fungsinya.
Deteksi, korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi keakuratan alat uji.
D. Manfaat Kalibrasi
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur.
Kalibrasi pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi
atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga
termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik
tertentu di skala. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang
memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan
sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung
infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai
pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil
kalibrasi harus disertai pernyataan “traceable uncertainity” untuk menentukan tingkat
kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.
G. Persyaratan Kalibrasi
Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium
yang terakreditasi
Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,
aliran udara, dan kedap getaran
Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
H. Prosedur Kalibrasi
1. Kepekaan (Sensitivity)
Kemampuan Alat ukur menerima, mengubah dan meneruskan isyarat sensor (dari sensor
menuju ke bagian penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran). Kepekaan alat ukur
ditentukan terutama oleh bagian pengubah, sesuai denagn prinsip kerja yang diterapkan.
2. Histerisis (Histerysis)
Perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara
berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan (mulai dari skala Nol sampai skala
maksimum kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala Nol). Histerisis muncul karena
adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur.
3. Keterbacaan (Readability)
Keterbacaan skala dengan penunjuk digitallebuh tinggi dibandingkan dengan keterbacaan skala
dengan jarum penunjuk.
5. Pengembangan (Floating)
Kadang-kadang terjadi pula jarum penunjuk dari alat ukur yang digunakan posisinya berubah-
ubah. Atau kalau penunjuknya dengan sistem digital angka paling kanan atau angka terakhir
berubah-ubah. Kejadian seperti ini dinamakan pengambangan. Kepekaan dari alat ukur akan
membuat perubahan kecil dari sensor diperbesar oleh pengubah. Makin peka alat ukur makin
besar pula kemungkinan terjadinya pengambangan. Untuk itu, bila menggunakan alat-alat ukur
yang mempunyai jarum penunjuk pada skalanya atau penunjuk digital harus dihindari adanya
kotoran atau getaran, juga harus digunakan metode pengukuran yang secermat mungkin.
Selang kalibrasi
Pertanyaan yang sering muncul dalam program kalibrasi adalah tentang frekuensi kalibrasi. Alat
yang sering digunakan tentu cenderung lebih sering dikalibrasi daripada alat yang jarang
digunakan. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk instrumen berbasis elektronik, karena jarangnya
digunakan justru cenderung merusak, karena itu alat harus dipanaskan setiap hari selama
waktu tertentu.
Secara umum selang kalibrasi ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Menyatakan selang kalibrasi dapat berupa waktu kalender misal sekali setahun, berupa waktu
pakai misal 1000 jam pemakaian, berupa banyaknya pemakaian misal 1000 kali, dan berupa
kombinasi dari cara tersebut tergantung mana yang lebih dulu tercapai.
2. Akurasi
Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan terhadap harga sebenarnya
dari objek yang diukur.
3. Presisi
Kecenderungan data yang diperoleh dari perulangan mengindikasikan kecilnya simpangan
( deviasi ).
4. Reaptibility
Ukuran variasi statistic data yang dihasilkan bila pengukuran dilakukan oleh personal,
perlengkapan, serta ruangan dengan kondisi yang lama.
5. Readability
Kemampuan dari indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh suatu instrument.
Sumber- sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi
1. Prosedur
Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui. Kesalahan
pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang kurang benar dan tidak dapat dipercaya.
Pengesetan sistem harus teliti sesuai dengan aturan pemakaian alat, agar kesalahan dapat
dihindari.
2. Kalibrator
Kalibrator harus mampu telusur kestandar Nasional dan atau Internasional. Tanpa memiliki
ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain. Demikian pula ketelitian,
kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat lebih baik dari pada alat yang dikalibrasi
3. Tenaga pengkalibrasi
Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, karena hasil
kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan mengoperasikan alat dan kemampuan
visualnya, umumnya sangat diperlukan, terutama untuk menghindari kesalahan yang
disebabkan oleh peralak maupun penalaran posisi skala.
4. Periode kalibrasi
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi
berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas
metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan
tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat,
waktu kalender atau gabungan dari keduanya.
5. Lingkungan
Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap kalibrasi terutama untuk
mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu, kelembabab, getaran mekanik medan listrik,
medan magnetik, medan elektro magnetik, tingkat penerangan dan sebagainya.