Anda di halaman 1dari 11

HASIL

Karakteristik Responden
Responden diambil pada 85 keluarga balita di Desa Koroncong,
Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Karakteristik
responden (Ibu) berdasarkan usia, usia pertama menikah, tingkat pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak, dan IMT. Karakteristik responden balita berdasarkan
jenis kelamin, usia, riwayat persalinan, berat badan lahir, panjang badan lahir,
riwayat imunisasi, riwayat ISPA, riwayat diare, status gizi, dan status stunting.

Tabel 1. Karakteristik Responden Ibu Balita

Karakteristik Jumlah (%)


Usia (tahun)
15-25 18 21,2
26-35 41 48,2
36-45 25 29,4
>46 1 1,2
Total 85 100
Usia Pertama Menikah
(Tahun)
< 19 42 49,4
> 19 43 50,6
Total 85 100
Pendidikan

Tidak Bersekolah 2 2,4


SD 28 32,9
SMP 28 32,9
SMA 21 24,7
Sarjana 6 7,1
Total 85 100

Pekerjaan

1
Bekerja 10 11,8
Tidak Bekerja 75 88,2
Total 85 100
Jumlah Anak
1–3 69 81,2
4–6 12 14,1
7–9 4 4,7
Total 85 100
IMT
Kurus 9 10,6
Normal 49 57,6
Gemuk 27 31,8
Total 85 100

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa umur terbanyak ada pada


rentang usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 41 responden (48,2%) lalu diikuti oleh
rentang usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 25 responden (29,4%). Usia pertama
menikah pada responden lebih dari 19 tahun sebanyak 43 responden (50,6%).
Tingkat pendidikan responden terbanyak pada lulusan SD dan SMP yaitu
sebanyak masing-masing 28 responden (32,9%). Pekerjaan terbanyak didominasi
oleh ibu rumah tangga atau tidak bekerja yaitu sejumlah 75 responden (88,2%)
sedangkan sisanya bekerja yaitu sejumlah 10 responden (11,8%). Jumlah anak
terbanyak yaitu berjumlah 1 sampai 3 anak sebanyak 69 responden (81,2%).

Tabel 2. Karakteristik Responden Balita

Karakteristik Jumlah (%)


Usia (tahun)
2–3 37 43,5
3–4 28 33,0
4–5 20 23,5

2
Total 85 100

Jenis Kelamin
Laki - laki 54 63,5
Perempuan 31 36,5
Total 85 100
Persalinan ditolong oleh

Tenaga Kesehatan 79 92,9


Bukan Tenaga Kesehatan 6 7,1
Total 85 100

Berat Badan Lahir


< 2500 7 8,2
2500 - 3000 39 45,9
>3000 39 45,9
Total 85 100
Panjang Lahir
40 4 4,7
41 - 50 77 90,6
> 51 4 4,7
Total 85 100
Riawayat Imunisasi
Lengkap 69 81,2
Tidak Lengkap 16 18,8
Total 85 100

Riwayat ISPA
Ada 36 42,4
Tidak Ada 49 57,6
Total 85 100
Riwayat Diare
Ada 20 23,5
Tidak Ada 65 76,5
Total 85 100
Status Gizi

3
Buruk 4 4,7
Kurang 10 11,8
Normal 70 82,4
Kelebihan 1 1,2
Total 85 100
Status Stunting
Stunting 26 30,6
Tidak Stunting 59 69,4
Total 85 100

Berdasarkan tabel 2 karakteristik responden balita mayoritas usia 2 sampai


3 tahun yaitu sebanyak 37 responden (43,5%) dan berjenis kelamin laki – laki
sebanyak 54 responden (63,5%), responden mayoritas persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan sebanyak 79 responden (92,9%), berat badan lahir mayoritas
lebih dari 2500 sampai 3000 gram sebanyak 39 responden (45,9%), Panjang lahir
mayoritas di antara 41 sampai 50 cm sebanyak 77 responden (90,6%). Sedangkan
riwayat imunisasi mayoritas lengkap sebanyak 69 responden (81,2%) dan
kejadian stunting sebesar 26 responden (30,6%) dari total responden 85 orang.

Analisis Univariat
Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat pada balita yaitu faktor gizi
pada balita, faktor gizi ibu, faktor sanitasi, akses layanan kesehatan di sekitar
rumah, dan perilaku cuci tangan ibu dan balita.

Tabel 3. Gambaran Faktor Gizi pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan


Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten

Asi Ekslusif Jumlah (%)

Ya 71 83,5
Tidak 14 16,5

Total 85 100

4
MPASI Jumlah (%)

Ya 76 89,4
Tidak 9 10,6

Total 85 100

PMT Jumlah (%)

Ya 81 95,3
Tidak 4 4,7

Total 85 100

Pada tabel 3 menggambarkan faktor gizi pada balita yaitu mayoritas


mendapatkan ASI Ekslusif yaitu sebanyak 71 responden (83,5%), kemudian
mayoritas balita mendapatkan pemberian MPASI yaitu 76 responden (89,4%)
balita, dan balita mendapatkan pemberian PMT mayoritas yaitu 81 responden
(95,3%) balita.

Tabel 4. Gambaran Faktor Gizi Ibu pada Balita di Desa Koroncong,


Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten
Mendapatkan Asam Folat Jumlah (%)

Ya 78 91,8
Tidak 7 8,2
Total 85 100

Konseling Promosi ASI Jumlah (%)

Ya 72 84,7
Tidak 13 15,3

5
Total 85 100

Konseling Promosi MPASI Jumlah (%)

Ya 73 85,9
Tidak 12 14,1

Total 85 100

Pada tabel 4 menggambarkan faktor gizi ibu spesifik yaitu mayoritas ibu
mendapatkan asam folat yaitu sebanyak 78 responden (91,8%), kemudian
mayoritas ibu mendapatkan konseling promosi ASI yaitu sebanyak 72 responden
(84,7%) dan mendapatkan konseling promosi MPASI sebanyak 73 responden
(85,9%).

Tabel 5. Gambaran Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Setelah BAB
pada Ibu di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten

Cuci Tangan Sebelum Jumlah (%)


Makan
Ya 75 88,2
Tidak 10 11,8

Cuci Tangan Setelah Jumlah (%)


BAB
Ya 77 90,6
Tidak 8 9,4

Tabel 5 menggambarkan perilaku ibu balita yang mencuci tangan sebelum


makan dan setelah BAB. Ibu balita yang mencuci tangan sebelum makan
sebanyak 75 responden (88,2%) dan yang mencuci tangan setelah BAB sebanyak

6
77 responden (90,6%).

Tabel 6. Gambaran Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Setelah BAB
pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten

Cuci Tangan Sebelum Jumlah (%)


Makan
Ya 74 87,1
Tidak 11 12,9

Cuci Tangan Setelah Jumlah (%)


BAB
Ya 73 85,9
Tidak 11 14,1

Tabel 6 menggambarkan perilaku balita yang mencuci tangan sebelum


makan dan setelah BAB. Balita yang mencuci tangan sebelum makan sebanyak 74
responden (87,1%) dan yang mencuci tangan setelah BAB sebanyak 73 responden
(85,9%).

Analisis Bivariat
Pada tabel 7, analisis bivariat antara variabel perilaku cuci tangan sebelum
makan pada ibu dengan kejadian stunting pada balita, didapatkan mayoritas
berada pada kategori cuci tangan sebelum makan dengan status tidak stunting
yaitu sebanyak 54 responden (71%). Pada kategori cuci tangan sebelum makan
dengan kejadian stunting didapatkan 22 responden (29%) dan kategori tidak cuci
tangan sebelum makan dengan kejadian stunting didapatkan 4 responden (45%).
Penelitian ini menggunakan uji non - parametrik yaitu Chi Square dengan hasil p
sebesar 0,340 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara perilaku cuci
tangan sebelum makan pada ibu dengan kejadian stunting pada balita.

7
Tabel 7. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan pada Ibu dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Perilaku Kejadian Stunting Total Nilai P OR


Stunting Tidak
Cuci
Stunting
Tangan
Cuci 22 54 76 0,340
Tangan (29%) (71%) (100%)
Tidak 4 5 9
Cuci (45%) (55%) (100%)
Tangan
Total 26 59 85

Pada tabel 8, analisis bivariat antara variabel perilaku cuci tangan setelah
BAB pada ibu dengan kejadian stunting pada balita, didapatkan mayoritas berada
pada kategori tidak stunting pada ibu yang mencuci tangan setelah BAB yaitu
sebanyak 55 responden (71,4%). Pada kategori cuci tangan setelah BAB dengan
kejadian stunting didapatkan 22 responden (28,6%) dan kategori tidak cuci tangan
setelah BAB dengan kejadian stunting didapatkan 4 responden (50%). Penelitian
ini menggunakan uji non - parametrik yaitu Chi Square dengan hasil p sebesar

8
0,211 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara perilaku cuci tangan
setelah BAB pada ibu dengan kejadian stunting pada balita.

Tabel 8. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Setelah BAB pada Ibu dengan Kejadian
Stunting pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten.
Perilaku Kejadian Stunting Total Nilai P OR
Stunting Tidak
Cuci
Stunting
Tangan
Cuci 22 55 77 0,211
Tangan (28,6%) (71,4%) (100%)
Tidak 4 4 8
Cuci (50%) (50%) (100%)
Tangan
Total 59 26 85

Pada tabel 9, analisis bivariat antara variabel perilaku cuci tangan sebelum
makan pada balita dengan kejadian stunting pada balita, didapatkan mayoritas
berada pada kategori tidak stunting pada balita yang mencuci tangan setelah BAB
yaitu sebanyak 52 responden (70,3%). Pada kategori cuci tangan sebelum makan
dengan kejadian stunting didapatkan 22 responden (29,7%) dan kategori tidak
cuci tangan sebelum makan dengan kejadian stunting didapatkan 4 responden
(36,4%). Penelitian ini menggunakan uji non - parametrik yaitu Chi Square
dengan hasil p sebesar 0,656 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara

9
perilaku cuci tangan sebelum makan pada ibu dengan kejadian stunting pada
balita.

Tabel 9. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan pada Balita dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Perilaku Kejadian Stunting Total Nilai P OR
Stunting Tidak
Cuci
Stunting
Tangan
Cuci 22 52 74 0,656
Tangan (29,7) (70,3%)
Tidak 4 7 11
Cuci (36,4%) (63,6%)
Tangan
Total 26 59 85

Pada tabel 10, analisis bivariat antara variabel perilaku cuci tangan
sebelum makan pada balita dengan kejadian stunting pada balita, didapatkan
mayoritas berada pada kategori tidak stunting pada balita yang mencuci tangan
setelah BAB yaitu sebanyak 52 responden (71,2%). Pada kategori cuci tangan
setelah BAB dengan kejadian stunting didapatkan 21 responden (28,8%) dan
kategori tidak cuci tangan setelah BAB dengan kejadian stunting didapatkan 5
responden (41,7%). Penelitian ini menggunakan uji non - parametrik yaitu Chi
Square dengan hasil p sebesar 0,369 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan
antara perilaku cuci tangan setelah BAB pada balita dengan kejadian stunting

10
pada balita.

Tabel 10. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Setelah BAB pada Balita dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Desa Koroncong, Kecamatan Koroncong,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Perilaku Kejadian Stunting Total Nilai P OR
Stunting Tidak
Cuci
Stunting
Tangan
Cuci 21 52 73 0,369
Tangan (28,8%) (71,2%) (100%)
Tidak 5 7 12
Cuci (41,7%) (58,3%) (100%)
Tangan
Total 59 26 85

11

Anda mungkin juga menyukai