Anda di halaman 1dari 14

Makalah

HIPOTIROID

Oleh Kelompok II :
Yanti 2118018
Vica 2118045
Sofia Sarti 21180
Fadil Ashari 2118028
Adrianus Du’e 2118002
Paulina Regina 2118034
Muh. Taufik Dama 2118039
Popy Rahayu Inaku 2118008
Iman Rusdiman Mae 2118024

PR OGR A M STU D I S1 KEPER A WA TAN


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “HIPOTIROID” makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan MEDIKAL BEDAH II
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion organik,
termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan,
Pada periode kritis juga untuk perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang.
Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi
genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk
berbagai aktivitas. Hormon tiroid berpotensiasi dengan katekolamin (efek yang
menonjol adalah hipertiroidisme), dan berefek pada pertumbuhan somatik dan tulang
diperantai oleh stimulasi sintesis dan kerja hormon pertumbuhan dan IGF. Disfungsi
tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang ditemukan
pada dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena maturasi
jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan
bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid
bergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi dan anak. Apabila
hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, menyebabkan kelainan
intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap, ini menunjukan betapa
pentingnya peran hormon tiroid dalam perkembangan otak saat masa tersebut.
Setelah usia 3 tahun , sebagian besar perkembangan otak yang tergantung hormon
tiroid sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan
lambat dan keterlambatan maserasi tulang, biasanya tidak menetap dan tidak
berpengaruh pada perkembangan kognitif dan neurologik, sehingga perlu dilakukan
skrinning untuk deteksi dan terapi dini.
Buruknya pengaruh hipotirod pada tumbuh kembang anak membuat penulis
merasa perlu untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi kelainan ini secara dini
dan bagaiman terapi yang tepat sehingga dapat mencegah ataupun memperbaiki
kualitas tumbuh kembang anak selanjutnya.
B. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan
Hipotiroid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipotiroid adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone tiroid
yang dapat terjadi pada setiap umur. Hipotirod merupakan keadaan kurang aktifnya
kelenjar tiroid yang menyebabakan sekresi hormone tiroid tidak terjadi atau
mengalami penurunan. Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi
hormon tiroid yang dikikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem
metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid,
yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada kondisi
hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah
disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).

B. Anatomi dan Fisiologi


Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat.Kelenjar tiroid merupakan
organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah di
sebelah anterior trakea.Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak
vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia
profunda.Kapsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea (Cady & Rossy, 1998).
Klenjar ini terdiri atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu
jembatan jaringan ismus tiroid yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan
kadang-kadang terdapat lobus piramidalis yang muncul dari ismus di depan laring
(Cady & Rossy, 1998).
Kelenjar tiroid terletal di leher depan setentang vertebra servikalis 5 sampai
trokalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan ileh ismus. Setiap lobus
berbentuk seperti buah pear, dengan basis di bawah cincin trakea 5 atau 6. Kelenjar
tiroid mempunyai panjang lebih kurang 5 cm, lebar 3 cm, dan dalam keadaan normal
kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram. Aliran darah
kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat tinggi (lebih kurang 5ml/menit/gram
tiroid, kira-kira 50x lebih banyak dibanding aliran darah dibagian tubuh lainnya) (Cady
& Rossy, 1998).
Pada sebelah anterior kelenjar tiroid menempel otot pretrakealis
(musculus.sternothyroideus dan musculus sternohyoideus) kanan dan kiri yang
bertemu pada midline.Otot-otot ini disarafi oleh cabang akhir nervus kranialis
hipoglossus desendens dan yang kaudal oleh ansa hipoglossus. Pada bagian
superfisial dan sedikit lateral ditutupi oleh fasia kolli profunda dan superfisial yang
membungkus musculus sternokleidomastoideus dan vena jugularis eksterna. Sisi
lateral berbatasan dengan arteri karotis komunis, vena jugularis interna, trunkus
simpatikus, dan arteri tiroidea inferior (Cady & Rossy, 1998).
Bagian posterior dari sisi medialnya terdapat kelenjar paratiroid, nervus
rekuren laringeus dan esofagus.Esofagus terletak dibelakang trakea dan laring
sedangkan nervus rekuren laringeus terletak pada sulkus trakeoesofagikus (Cady &
Rossy)

Hormon tiroid disintesis oleh glandula tiroidea. Sekresi hormon dipengaruhi oleh
TRH dan TSH dari hipotalamus dan hipofisis anterior. Hormon stimulator tiroid
(thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur
sekresi dari kelenjar tiroid. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat
penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Dengan demikian,
sekresi tiroid dapat mengadakan penyesuaian terhadap perubahan di dalam maupun
di luar tubuh (Watson, 2002).
Mekanisme feedback terhadap hipotalamus dan hipofisis dilakukan oleh T3 dan
T4.Sel-sel follikular kelenjar tiroid mensintesis tiroksin dan tiroglobulin.Tiroksin
berikatan dengan tiroglobulin. Tiroksin yang terkandung dalam tiroglobulin
disekresikan ke dalam koloid secara eksositosis. Iodine dari darah masuk ke dalam
sel folikel dengan bantuan iodine pump. Iodine yang sudah sampai ke koloid akan
berikatan dengan tiroksin yang terkandung dalam globulin (Agamemnon, 2001).
Bila 1 iodine + 1 tyrosine = Monoiodotyrosine (MIT)
Bila 2 iodine + tyrosine = Diiodotyrosine (DIT)
MIT + DIT = T3
DIT + DIT = T4
T3 dan T4 kemudian dilepaskan ke dalam darah sedangkan iodine yang terikat pada
MIT dan DIT dipergunakan kembali. TSH berperan untuk mempertahankan integritas
kelenjar tiroid dan meningkatkan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid. Dalam
keadaan fisiologis, faktor yang diketahui dapat meningkatkan sekresi TRH dan TSH
dalam darah adalah rasangan udara dingin pada bayi baru lahir untuk meningkatkan
produksi panas dan suhu tubuh (Agamemnon, 2001).
Sedangkan pada orang dewasa mekanisme meningkatkan suhu tubuh tidak
melalui TRH atau TSH melainkan melalui jalur simpatis. Respon terhadap kenaikkan
kadar hormon tiroid di dalam darah dapat dideteksi setelah beberapa jam. Durasi
kerjanya bisa sangat lama oleh karena responsnya akan tetap berlangsung sampai
konsentrasi hormon tiroid di dalam darah normal dan juga karena hormon tiroid tidak
didegradasi (Agamemnon, 2001).

B. Etiologi

Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu :


1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesishormone
yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik
seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai
dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat, ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini
dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3. Hipotiroid tertier / pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untukmemproduksi
tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapatdistimulasi pituitary untuk
mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungandengan suatu tumor / lesi destruktif
lainnya diarea hipotalamus. Ada duabentuk utama dari goiter sederhana yaitu
endemic dan sporadic. Giterendemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi
iodine. Inimengalah pada "goiter belt" dengan karakteristik area geografis oleh
minyak dan air yang berkurang dan iodine. Sporadik goiter tidak menyempit ke
area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh :
 Kelainan genetik yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah.
 Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang
menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai, buah persik, bayam,
kacang polong, strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik
glikosida.
 Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas (propylthiracil) thocarbomen,
(aminothiazole, tolbutamid).
D. Manifestasi klinis
1. Kulit dan rambut
- Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
- Pembengkakan tangan, mata dan wajah
- Rambut rontok, alopeksia, kering dan pertumbuhannya buruk
- Tidak tahan dingin
- Pertumbuuhna kuku buruk, kuku menebal
2. Muskuloskeletal
- Volume otot bertambah, glosomegali
- Kejang otot, kaku, paramitoni
- Artralgia dan efusi sinovial
- Osteoporosis
- Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
- Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
- Kadar fosfatase alkali menurun
3. Neurologik
- Letargi dan mental menjadi lambat
- Aliran darah otak menurun
- Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang,
penurunan reflek tendon)
- Ataksia (serebelum terkena)
- Gangguan saraf (carfal tunnel)
- Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
4. Kardiorespiratorik
- Bradikardi, disritmia, hipotensi
- Curah jantung menurun, gagal jantung
- Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
- Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukan mendatar/inverse
- Penyakit jantung iskemic
- Hipotensilasi
- Efusi pleural
- Dispnea
5. Gastrointestinal
- Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
- Obstruksi usus oleh efusi perioneal
- Aklohidra, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
6. Renalis
- Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
- Retensi air (volume plasma berkurang)
- Hipokalsemia
7. Hematologi
- Anemia normokrom normositik
- Anemia mikrositik/makrositik
- Gangguan koagulasi ringan
8. Sistem endokrin
- Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/ masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dan hiperprolektemi
- Gangguan fertilitas
- Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap
insulin akibat hipoglikemia
- Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
- Insufisiensi kelenjar adernal autoimun
- Psikologis atau emosi: apatis, agitasi, derpesi, paranoid,menarik diri,
perilaku maniak
- Manifestasi klinis lain berupa: edema perordita, wajah seperti bulan (moon
face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas
terhadap opioid, haluaran urine menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan
lemah

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratoruim yang didapat pada pasien hipotiroidisme didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. T3 dan T4 serum menurun
2. TSH meningkat pada hipotiroid primer
3. TSH rendah pada hipotiroid sekunder
- Kegalan hipofisis: respon TSH terhadap TRH mendatar
- Penyakit Hipotalamus: TSH dan TRH meningkat
4. Titer autoantibody tiroid tinggi pada >80% kasus
5. Peningkat kolestrol
6. Pembesaran jantung pada sinar X dada
7. EKG menunjukan sinus bradikardi rendahnya voltase kompleks QRS dan
gelombang T datar atau inverse

F. Penatalaksanaan Medis
a. Monitoring
Monitoring yang dilakukan meliputi pengukuran keratin serum, level kalsium
serum, level kalsium serum, dan desitas tulang. Untuk pengukuran keratin dan
level kalsium serum dilakukan tiap dua tahun sekali, sedangkan untuk desitas
tulang dilakukan setiap satu tahun sekali.
b. Operasi
dilakukan untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang tidak normal atau
abnormal.Biasanya paratiroidektomi atau operasi paratiroud ini dianjurkan pada
pasien yang menderita hiperparatiroid primer.
c. Hidrasi
Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi cairan atau air mineral sebanyak 2.000 ml
per hari.Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi datangnya batu ginjal pada
penderia hiperparatiroid.
d. Diet dan obat-obatan
Berikan prepakrkat antasida dan diet protein khusus untuk pasien yang
menderita hipertparatiroid dengan ulkus peptikum.
e. Pengobatan pascaoperasi
f. Anjurkan pasien untuk meminum jus buah-buahan, minum atau kebutuhan cairan
terpenuhi.

G. Penatalaksanaan Terapi

Pada pasien yang sudah mendapatkan suplementasi levotiroksin sebelumnya,


dilakukan penilaian status fungsional tiroidnya. Selain dapat diketahui dari anamnesa
dan pemeriksaan fisik, dapat pula dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pada pasien
yang baru dicurigai adanya hipotiroidisme pada saat praoperasi, maka dilakukan
pemeriksaan konsentrasi FT4 dan TSH, juga perlu ditentukan apakah
hipotiroidismenya tersebut ringan, sedang atau berat. Pada hipotiroidisme yang
berat, ditandai adanya koma miksedema, gangguan status mental, gagal jantung
atau konsentrasi hormone tiroksin yang sangat rendah, maka sebaiknya operasi
ditunda sampai kondisi hipotiroidisme beratnya teratasi. Hipotiroidisme diobati
dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan
per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk
yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup
pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab
hipotiroidisme berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.Penggantian hormone tiroid : levotiroksin
(Syinthroid), liotironin (Cytomel), tiroglobulin, liotrix (Thyrolar), aktivitas : berhati-hati
dengan olahraga kontak atau pekerjaan fisik yang berat dan monitoring tanda vital,
asupan / keluaran cairan dan hasil laboratorium (kadar T3, T4 dan Natrium)

H. Komplikasi
Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah :
1. Koma miksedema
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk
hipotermia
tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan
kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan
HT dan
stabilisasi semua gejala (Corwin, 2009).
2. Penyakit Hashimoto
Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak
jaringan
tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH
dan TRH
akibat umpan balik negatif yang minimal.

3. Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena
sel-sel
tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk
menyerap
semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan
disertai
kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
4. Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian
obat
penekan TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan
jaringan tiroid.
Terapi- terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel
tiroid.
(Long, Barbara.C,2000:261 dan Hudak and Gallo,1996:479)
5. Masalah Jantung
Hormon tiroid, terutama triiodothyronine (T3), mempengaruhi jantung
secara
langsung dan tidak langsung. Mereka terkait erat dengan denyut
jantung dan
output jantung. T3 memberikan manfaat tertentu dengan relaksasi otot
polos
pembuluh darah sehingga membantu untuk menjaga dan melebarkan
pembuluh
darah sehingga darah dapat mengalir lancar melalui pembuluh darah.
Hypothyroidism dikaitkan dengan kadar kolesterol tinggi, tekanan darah
tinggi,
gangguan kontraksi otot jantung, dan gagal jantung pada orang dengan
penyakit
jantung Hypothyroidism dikaitkan dengan kadar kolesterol tinggi,
tekanan darah
tinggi, gangguan kontraksi otot jantung, dan gagal jantung pada orang
dengan
penyakit jantung yang ada. (Klein I, 2007)
6. Masalah pernapasan
Beberapa kelainan pada fungsi pernapasan pasien hipotiroidisme yaitu
adanya penurunan kapasitas pernafasan maksimal dan kemampuan
untuk
menyebarkan karbon monoksida. Kemampuan untuk mengatasi
keadaan
hipoksia ventilasi pada hipotiroidisme sangat rendah, dan pengendalian
terhadap hiperkapnia ventilasi juga sangat sering terganggu. Satu dari
banyak
faktor yang terlibat sebagai penyebab gangguan fungsi pernafasan
adalah
adanya kelemahan otot pernapasan. (Stathatos N, 2003)
7. Masalah ginjal
Efek hipotiroidisme pada fungsi ginjal yaitu terdapatnya penurunan
perfusi
ginjal, peningkatan hormon antidiuretik (ADH), penurunan faktor
natriuretik
atrium (ANF), dan penurunan aktifitas sistem renin-angiotensin-
aldosteron.
Hiponatremi dapat terjadi pada hipotiroidisme tetapi natrium total tubuh
meningkat dan sebahagian besar terikat dengan mukopolisakarida
ekstraseluler.
Hiponatremia pada hipotiroidisme ini harus dicermati pada pasien
bedah yang
nantinya akan menyebabkan terjadinya perburukan fungsi ginjal pada
periode
perioperatif. (Stathatos N, 2003).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon
tiroid yang abnormal rendahnya. Hipotiroid adalah suatu keadaan hipometabolik akibat
defisiensi hormone tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur. Ada banyak kekacauan-
kekacauan yang berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung
atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormone tiroid mempengaruhi
pertumbuhan. Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkanmenjadi tiga tipe, yaitu :
1. Hipotiroid primer
2. Hipotiroid sekunder
3. Hipotiroid tertier / pusat
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan
oleh :
1. Kelainan genetik yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah
2. Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang
menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai, buah persik, bayam,
kacang polong, strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik
glikosida
3. Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas (propylthiracil) thocarbomen,
(aminothiazole, tolbutamid).
B. Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada lebihnya juga,
untukitu penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.
Dengan adanya makalah ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bias
memahami apa yang sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan
agar lebih dapat mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam
pembuatan asuhan keperawatan yang tepat yang banyak melibatkan orang terdekat
klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action.
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai