Arini Ayu Ardianti - 185040200111139 - Tugas MAES BP TM 11
Arini Ayu Ardianti - 185040200111139 - Tugas MAES BP TM 11
Oleh:
ARINI AYU ARDIANTI
185040200111139
KELAS D
ASISTEN
FERO LARASARI, SP
2020
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM ASPEK BP
TUGAS TM 11 : NISBAH KESETARAAN LAHAN
Soal :
Mencari produksi semua tanaman yang di tanam di lahan percobaan Jatimulyo
khususnya pada praktikum MAES 2020, dengan membuat ringkasan singkat menganalisis
NKL dari jurnal.
Jawaban :
NKL atau Nilai Kesetaraan Lahan merupakan nilai yang menggambarkan suatu areal
yang dibutuhkan untuk total produksi monokultur yang setara dengan satu ha produksi
tumpang sari (Prasetyo, 2009). Adapun NKL dapat diketahui berdasarkan rumus berikut.
NKL = Yi/Yj + Xi/Xj
Keterangan :
Yi : Produksi tanaman Y yang ditumpangsarikan
Yj : Produksi tanaman Y yang dimonokulturkan
Xi : Produksi tanaman X yang ditumpangsarikan
Xj : Produksi tanaman X yang dimonokulturkan
Berdasarkan artikel yang telah dibaca, tanaman monokultur baik pada tanaman
jagung, kacang hijau, maupun kedelai memiliki nilai NKL = 1, pada tanaman jagung
tumpangsari dengan kacang hijau memiliki nilai NKL sebesar 1,67, tanaman jagung
tumpangsari dengan kedelai sebesar 1,49 serta tanaman jagung tumpangsari dengan refugia
memiliki nilai NKL sebesar . Tanaman yang menggunakan sistem tanam polikultur
memiliki nilai NKL > 1. Menurut Tabri (2018), keuntungan agronomis serta produktivitas
lahan dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi dengan cara menghitung
nisbah kesetaraan lahan (NKL). Apabila nilai NKL > 1 berarti menguntungkan. Tanaman
yang saling menguntungkan ini akan menghasilkan NKL > 1. Selain itu, Guritno (2011)
menjelaskan bahwa, nilai NKL > 1 menunjukkan sistem tanam monokultur membutuhkan
lahan yang lebih luas dibandingkan sistem tanam tumpangsari, dalam artian dengan
penerapan sistem tanam tumpangsari ini akan terjadi peningkatan lahan sehingga lebih
efisien dibandingkan dengan pola tanam monokultur.
B. Nilai Kesetaraan Lahan pada Pola Tanam Tumpangsari Jagung dengan Kacang
Hijau
Yi Xi
NKL = +
Yj Xj
Yi = 5.40 Xi = -
Yj = 5.70 Xj = -
NKL = 1.11
Pada hasil perhitungan beberapa artikel, tanaman monokultur memiliki NKL = 1,
sedangkan polikultur jagung dengan marigold sebesar 1, 11. Semua hasil tumpangsari lebih
besar dari satu, menunjukkan bahwa tumpangsari lebih menguntungkan daripada monokultur.
NKL tertinggi terdapat pada kombinasi tanaman jagung dengan kacang hijau yakni sebesar
1,67, artinya NKL > 1 ini menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi memberikan hasil
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat
keuntungan sebesar 1.67%. Begitu juga dengan jagung marigold memiliki keuntungan
sebesar 1.11%, jagung dengan kedelai sebesar 1.45% (Prasetyo, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Sukardjo, E.I., Pujiwati, H. 2009. Produktivitas Lahan dan NKL pada Tumpang
Sari Jarak Pagar dengan Tanaman Pangan. Jurnal Akta Agrosia Vol. 12(1): 51 – 55.
Safuan, L. O.,I. U. Warsono, G. Ayu, L. Prihastuti, S. Wahyuni, Hestin, E.
Hernewa, Rudi, Desyanti, Elis, M. Suwena.2008. Pertanian terpadu
suatu strategi untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. Walhi
Jawa Barat, Bandung.
Singh, M. 2005. Compatibility of aromatic crops as intercrops in maize (Zea mays L.) in
semi-arid region of Karnataka, India. Journal of Spices and Aromatic Crops Vol. 14
(2) : 158-161.
Yuwariah, Y., D. Ruswandi dan A.W. Irwan. 2017. Pengaruh Pola Tanam
Tumpangsari Jagung dan Kedelai Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Jagung Hibrida dan Evaluasi Tumpangsari di Arjasari
Kabupaten Bandung. J. Kultivasi 16(3): 514-521.