Anda di halaman 1dari 4

COVI-19 ATAU CORONA VIRUS

1. Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?


Coronavirus pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa
negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat beberapa negara di luar negeri menerapkan
kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus
Corona.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai
flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
2. Bagaimana corona virus bisa terinfeksi pada manusia?
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh
benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa
juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita.
Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter
dari orang yang sakit.
3. Bagaimana cara virus menginfeksi tubuh kita?
Ketika virus masuk ke tubuh manusia, mereka berpacu dengan waktu untuk 'membajak'
sel-sel, mereproduksi dan akhirnya menyebarkannya. Ketahanan hidup virus sangat
bergantung dengan waktu. Sebab, begitu sistem imun tubuh mendeteksi adanya 'penyusup',
maka terjadilah 'perang' melawan virus,
Sebelum terjadinya perang di tingkat sel, virus menyusup ke dalam tubuh lewat membran
mucus yang terdapat pada hidung dan tenggorokan. Begitu berhasil masuk, virus akan
memburu sel-sel yang bisa dibajak. Di saat yang sama, virus-virus ini juga mencoba
menyamar untuk mengelabui sistem alarm pada imun tubuh. "Beberapa jam setelah patogen
(agen biologis penyebab penyakit pada inang -red) memasuki tubuh, terjadi seperti sebuah
tarian antara respons bawaan imun dan virus.
Pada kondisi ini, virus yang telah masuk ke tubuh mencoba berbagai cara untuk
mengelak dari 'alat' deteksi pada sistem imun. Virus sebisa mungkin mencoba menahan
respons pertahanan tubuh selama mungkin, untuk memberi cukup waktu bagi mereka
mengintervensi sel dan menggandakan diri, sampai akhirnya berhasil membuat tubuh sakit.
4. Bagaimana cara tubuh manusia bertahan atau melawan virus corona?
Pertahanan tubuh manusia pun punya caranya sendiri untuk cepat mendeteksi keberadaan
virus dan melawannya. Begitu sistem imun terpacu dan T-cell (limfosit T, kelompok sel
darah putih yang berperan penting pada kekebalan seluler) menemukan adanya sel yang
sudah menjadi 'pabrik' virus, dia akan membentuk palang dan menembakkan molekul-
molekul yang menembus membran sel dan membunuh apa saja yang ada di dalamnya.
Sinyal-sinyal bahaya yang dikirimkan sel pun bergerak cepat bagaikan air terjun, memicu
tubuh untuk memproduksi protein yang disebut 'bel alarm'. Fungsinya memperingatkan sel-
sel di sekitarnya akan kehadiran virus dan memproduksi molekul pertahanan tubuh dalam
jumlah sangat banyak. Akhirnya sampailah pada kondisi 'antiviral state'.
Ketika alarm bahaya sudah 'menggema' ke seluruh tubuh, virus Corona akan
mempercepat penyebarannya dan menyerang lebih banyak sel. Saat inilah T-cell memburu,
menangkap dan membunuh sel-sel yang sudah terinfeksi. Paru-paru pun menjadi medan
pertempuran dan menjadi bengkak akibat sel imun, molekul dan cairan yang mereka gunakan
untuk bergerak.
"Ketika T-cell sudah menemukan sel yang terinfeksi dia akan membuat kait. Sel-sel ini
akan terkait dan T-cell mengirimkan molekul-molekulnya menuju sel dan mulai
membunuhinya," jelas Gene Olinger.
Pada orang dengan tubuh yang sehat dan tidak memiliki masalah kesehatan lain,
mekanisme pertahanan tubuh ini bisa efektif. Itulah sebabnya kenapa beberapa orang yang
terinfeksi virus Corona bisa sembuh dengan sendirinya asalkan mengonsumsi makanan
bergizi, suplemen, vitamin dan istirahat cukup.
Kondisi sebaliknya bisa dialami orang yang sebelumnya mengidap penyakit penyerta.
Sebab ketika imun tubuh bergerak secara agresif justru bisa menyerang sel yang sebenarnya
masih sehat dan belum terinfeksi. Gejala berat juga bisa dialami bayi dan lanjut usia, sebab
sistem pertahanan tubuh mereka lebih lemah ketimbang orang muda.
Maka dari itu sangat penting menerapkan social distancing. Selain untuk melindungi diri
sendiri, berarti kita juga ikut membantu melindungi kelompok yang rentan terhadap virus
Corona.
5. Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini adalah:
- Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas /
kekebalan tubuh meningkat. Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun
atau handrub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh
virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga me rupakan salah satu tindakan
yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena
itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
- Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas
bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
- Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak
hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan
tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
- Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat
umum.
- Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu
cucilah tangan Anda.
- Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
- Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda
merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat,
dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya
Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat
dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan
setempat.
- Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti
arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi
dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan
penyebaran penyakit in?

Anda mungkin juga menyukai