Anda di halaman 1dari 7

INISIASI KE 2

PANCASILA DALAM TINJAUAN HISTORIS DAN KULTURAL


Oleh : Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.

Latar Belakang
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bersumber pada masa yang akan datang. hal ini berarti
bahwa semua aktifitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa
sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa sebelumnya.
Dasar negara merupakan alas, pijakan atau fundamen yang mampu memberikan
kekuatan terhadap berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila sebagai dasar
Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-
nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena
itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik
Indonesia bersumber pada Pancasila.

Pembahasan
Bahasan I
A. Teori Nilai Budaya
Unsur-unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun
secara formal Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa
Indonesia telah memiliki unsur-unsur Pancasila dan bahkan melaksanakan di
dalam kehidupan mereka. Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti yang
dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian,
kepercayaan, agama dan kebudayaan pada umumnya misalnya:
1) Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan,
bukti-buktinya: bangunan peribadatan, kitab suci dari berbagai agama
dan aliran kepercayaan kepadaTuhan Yang Maha Esa.
2) Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut
dengan sesame manusia, bukti-buktinya misalnya membantu fakir
miskin, membantu orang sakit, dan sebagainya semua meng-indikasikan
adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan
kekeluargaan,sebagai bukti-buktinya bangunan candi Borobudur, Candi
Prambanan, dan sebagainya. Gotong royong membangun Negara
Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah
baru, pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan.
4) Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyarakat kita, bukti-
buktinya: bangunan Balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali
untuk musyawarah, menggambarkan sifatdemokratis Indonesia
5) Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa
Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat
sosial dan berlaku adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya
bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbung
desa.

B. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara


Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag ,
yang berarti bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Hal itu meliputi segala peraturan perundang-
undangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan yang
lainnya. Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana bagi
negara dan tertib hukum Indonesia . hal itu dapat dirinci sebagai berikut :
1) Pancasila merupakan dasar filsafat negara pandangan hidup dan filsafah
hidup
2) Diatas dasar itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara
yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat
3) Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan
Indonesia, yaitu pelaksanaan dan penyelenggaraan negara sebagaimana
tercantumdalam hokum positif Indonesia yang termuat dalam Undang-
undang Dasar Negara Indonesia.
Pancasila merupakan asas yang mutlak bagi adanya tertib hokum
Indonesia , yang akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara. Kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum Indonesia, atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang
tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi yaitu Pembukaan UUD
1945.
C. Asal mula pancasila secara budaya
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai
yang baik-baik yang digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi
nilai-nilai yang baik. Adapun kelima sila dalam Pancasila merupakan
serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu dengan yang lainnya. Namun
demikian terkadang ada pengaruh dari luar yang menyebabkan diskontinuitas
antara hasil keputusan tindakan konkret dengan nilai budaya.
Pemikiran, sikap, dan tindakan yang berbeda seringkali karena mereka
berasal dari masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Tiap-tiap masyarakat
memiliki dan mengembangkan kebudayaan sendiri. Hal ini menyebabkan
masyarakat dengan kebudayaan yang sama memiliki banyak kesamaan dalam
pemikiran, sikap dan tindakan. Sebaliknya masyarakat yang berbeda
kebudayaan akan memiliki banyak perbedaan dalam hal pemikiran, sikap dan
tindakan.
Maka Pancasila ada untuk menyatukan segala perbedaan yang ada.
Seperti yang tertulis dalam Pancasila sila ke tiga yang berbunyi Persatuan
Indonesia yang dalam konteks Pancasila diartikan sebagai “usaha kearah bersatu
dalam kedaulatan rakyat untuk membina Nasionalisme dalam Negara
Indonesia”. Di dalam persatuan Indonesia terkandung adanya perbedaan-
perbedaan yang biasa terjadi di dalam masyarakat dan bangsa, baik itu
perbedaan bahasa, kebudayaan, adat istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan-
perbedaan itu jangan dijadikan alasan untuk berselisih serta menjadi daya tarik
kearah kerjasama dan kesatuan atau kearah resultante atau sintesa yang lebih
harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Bahasan II
A. Asal Mula Historis Pancasila
Unsur-unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun
secara formal Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh sebelum itu bangsa Indonesia telah
memiliki unsur-unsur Pancasila dan sudah melaksanakan di dalam kehidupan.
Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti yang dapat kita cari dalam berbagai
adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian, kepercayaan, agama dan kebudayaan
pada umumnya,
Secara lebih rinci rumusan Pancasila sampai dikeluarkannya Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959 ini ada tujuh yakni:
1) Rumusan dari Mr. Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945, yang disampaikan
dalam pidato “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”
(Rumusan I).
2) Rumusan dari Mr. Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945, yang disampaikan
sebagai usul tertulis yang diajukan dalam Rancangan Hukum Dasar
(Rumusan II).
3) Soekarno, tanggal 1 Juni 1945 sebagai usul dalam pidato Dasar
Indonesia Merdeka, dengan istilah Pancasila (Rumusan III).
4) Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945, dengan susunan yang sistematik
hasil kesepakatan yang pertama (Rumusan IV).
5) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tanggal 18 Agustus 1945
adalah rumusan pertama yang diakui secara formal sebagai Dasar
Filsafat Negara (Rumusan V).
6) Mukaddimah KRIS tanggal 27 Desember 1949, dan Mukaddimah UUDS
1950 tanggal 17 Agustus 1950 (Rumusan VI).
7) Rumusan dalam masyarakat, seperti mukaddimah UUDS, tetapi sila
keempatnya berbunyi Kedaulatan Rakyat, tidak jelas asalnya (Rumusan
VII).
B. Periode Pengusulan Pancasila
1. Masa sidang pertama BPUPKI, 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 Pada sidang
ini membahas Rancangan Dasar Negara. Tokoh yang memberi usul
diantaranya :
a. Usul Muhammad Yamin, 29 Mei 1945

- Dalam pidato : - Usul tertulis dalam rancangan


Mukaddimah Hukum Dasar :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Peri Ketuhanan 2. Kebangsaan Persatuan
4. Peri Kerakyatan Indonesia
5. Kesejahteraan 3. Rasa Kemanusiaan yang adil
Rakyat dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaa dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia
b. Usul Soepomo, 31 Mei 1945
Soepomo mengusulkan tentang dasar negara Indonesia :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
c. Usul Soekarno, 1 Juni 1945
Lima dasar yang diajukan ialah :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

2. Masa Sidang Kedua, 10 Juli-17 Juli 1945


Pada 11-13 Juli 1945 adalah penyelesaian susunan Rancangan Hukum Dasar.
Pada 14 Juli 1945 BPUPKI mengesahkan naskah rumusan Panitia Sembilan
yaitu Piagam Jakarta sebagai Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar.
Tanggal 16 Juli 1945 adalah penerimaan seluruh isi Rancangan Hukum
Dasar. Isi lengkap Rancangan Hukum Dasar ini terdiri atas 3 bagian :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar
c. Undang-Undang Dasar terdiri atas pasal-pasal
Hari terakhir yaitu 17 Juli 1945 hanya merupakan sidang penutupan BPUPKI
secara resmi. Dalam siding BPUPKI ini rumusan Pancasila dalam sejarah
perumusannya ada 4 macam :
a. Rumusan pertama Pancasila yaitu usul Muhammad Yamin dalam pidato.
b. Rumusan kedua Pancasila yaitu usul tertulis Muhammad Yamin
dalamRancangan Mukaddimah Hukum Dasar.
c. Rumusan ketiga Pancasila yaitu usul Bung Karno mengenai penamaan
Pancasila
d. Rumusan keempat Pancasila dalam Piagam Jakarta yaitu hasil
kesepakatan bersama pertamakali
3. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Pada 9 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, kemudian
dibentuk PPKI dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Setelah takluknya
Jepang pada sekutu tanggal 14 Agustus 1945, maka janji Jepang untuk
memberikan hadiah kemerdekaan pada Indonesia tidak terpenuhi, bangsa
Indonesia bebas menentukan konsep-konsep dasar Negara Indonesia sendiri.
4. Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan UUD 1945
Setelah PPKI bekerja keras, akhirnya tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00
dalam rapat terbuka di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, kemerdekaan
Indonesia di Proklamasikan oleh Bungn Karno dan Bung Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Walaupun secara formal Pancasila belum menjadi dasar Negara
Indonesia, namun unsur-unsur sila-sila Pancasila yang dimiliki bangsa
Indonesia telah menjadi dorongan perjuangan bangsa Indonesia pada masa-
masa silam. Pada tanggal 17 Agustus 1945 seluruh unsur-unsur Pancasila
telah menjadi satu sehingga mampu mencetuskan suatu revolusi yang hebat
yaitu melawan kolonialisme.

C. Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara


1. Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dalam pelaksanaannya
mengalami tiga kali perubahan hukum dasar. Perubahan ketatanegaraan yang
pertama berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949 adalah dari bentuk negara
kesatuan menjadi negara serikat dengan menggunakan sistem kabinet
parlementer dan negara Indonesia bernama Negara Republik Indonesia
Serikat, yang terdiri atas beberapa negara bagian
Negara Republik Indonesia Serikat beserta mukaddimah KRIS 1949 berlaku
dalam jangka pendek, karena tidak sesuai dengan jiwa proklamasi
kemerdekan yang menghendaki negara kesatuan, tidak menginginkan negara
dalam suatu negara, sehingga beberapa negara meleburkan diri lagi dengan
Republik Indonesia.
Pada tanggal 9 Maret 1950, negara bagian dan daerah Jawa Timur, Jawa
Tengah,Madura, Subang, dan Padang, tanggal 11 Maret 1950, negara
Pasundan, tanggal 24 Maret 1950, Kalimatan Timur dan Sumatera Selatan,
tanggal 4 April 1950, Bangka, Belitung, Riau, Bnajar, Dayak Besar, Kota
Waringin, Klimantan Tenggara, tanggal 19 Mei 1950 Piagam Persetujuan
antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang sekaligus mewakili
negara bagian Indonesia Timur dan Sumatera Timur dengan negara Republik
Indonesia. Tindak lanjut Piagam Persetujuan ini terbentuklah negara
kesatuaan dengan berdasar pada Undang-Undang Dasar Sementara 1950,
tanggal 17 Agustus 1950, dengan demikian berlakunya Mukaddimah KRIS
1949 hanya Sembilan bulan kurang sepuluh hari, karena bangsa Indonesia
tidak menghendaki negara serikat.
2. Mukaddimah UUDS 1950
Perubahaan kedua ketatanegaraan Indonesia, yaitu dari bentuk serikat
menjadi negara kesatuan lagi, dengan kabinet parlementer. Dalam UUDS
1950 yang berlandaskan Pancasila mewujudkan negara kesatuan dan system
pemerintahannya menggunakan system cabinet parlementer yang tidak cocok
dengan jiwa Pancasila, sehingga cabinet jatuh bangun, yang rata-rata umur
tiap cabinet hanya lebih kurang 1 tahun. Dari tahun 1950 sampai dengan
tahun 1959 telah terjadi pergantian cabinet sebanyak 7 kali, antara lain :
Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951), Kabinet Sukiman (27
April 1951 – 3 April 1952), Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 1 Agustus 1953),
Kabinet Ali Sastroamidjojo (1 Agustus 1953 – 12 Agustus 1955), Kabinet
Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956), Kabinet Ali
Sastroamidjojo II (24 Marwt 1956 – 9 April 1957), Kabinet Djuanda (9 April
1957 – 10 Juli 1959).
Pergantian kabinet ini mengganggu stabilitas nasional. Negara kesatuan
dengan system kabinet parlementer ini hanya berlaku sampai 5 Juli 1959,
yang berdasarkan Dekrit Presiden, Undang-Undang Dasar 1959 mulai
berlaku kembali untuk menghindari pergolakan politik negara.

3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Berikut ini adalah isi dekrit presiden 5 juli 1959:
 Dibubarkannya Konstituante.
 Diberlakukannya kembali UUD 1945.
 Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
 Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakuakan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
4. Rumusan Pancasila Dalam Masyarakat
Secara formal Rumusan Pancasila yang digunakan adalah seperti yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.Rumusan keseluruhannya adalah
sebagai berikut:
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Peri-Kemanusiaan
 Kebangsaan
 Kedaulatan Rakyat
 Keadilan Sosial
Rumusan Pancaila terakhir ini tidak begitu jelas darimana asalnya,
namun demkiian sekitar tahun 1959 banyak dituliskan pada tugu-tugu
halaman kantor kecamatan maupun kantor kabupaten. Rumusan Pancasila
dalam masyarakat walaupun tidak formal tetapi dalam kenyataannya ada,
maka ditandai sebagai rumusan ketujuh (R7) dalam sejarah perumusan
Pancasila.

D. Periode Pemantapan Pancasila


Periode 1950-1959 Pancasila tetap menjadi dasar Negara namun penerapannya
lebih diarahkan seperti ideologi liberal. Setelah masa transisi Indonesia
mengalami era baru dalam pemerintahan yang dikenal dengan orde baru dengan
konsep Demokrasi Pancasila. Masa orde baru memberikan harapan bagi rakyat,
terutama berkaitan dengan perubahan politik yang bersifat otoriter pada masa
demokrasi terpimpin. Tetapi kenyataannya pelaksanaan Pancasila masih jauh
dari harapan. Hal inilah yang mendorong munculnya gerakan reformasi. Pada
masa ini penerapan Pancasila sebagai dasar negara terus mengalami tantangan,
bukan karena ancaman penggantian ideologi lagi tetapi karena kehidupan
masyarakat yang menjadi bebas. Sehingga memunculkan konflik yang dapat
menurunkan rasa persatuan diantara mereka. Oleh karena itu pemerintah
menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengokohkan kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara. Sampai saat ini, pemantapan Pancasila sebagai dasar
negara masih berjalan. Contohnya dengan memasukkan Pancasila kedalam mata
pelajaran ataupun mata kuliah di kurikulum sekolah.

Kesimpulan
Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki unsur-
unsur Pancasila dan bahkan melaksanakan di dalam kehidupan mereka. Sejarah bangsa
Indonesia memberikan bukti yang dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan,
bahasa, kesenian, kepercayaan, agama dan kebudayaan. Kedudukan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum Indonesia, atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi yaitu Pembukaan
UUD 1945.
Secara formal pembentukan Pancasila melalui beberapa tahapan. Dalam periode
pengusulan Pancasila , terdapat beberapa masa yaitu masa sidang pertama BPUPKI,
masa sidang kedua BPUPKI, masa proklamasi kemerdekaan dan masa proklamasi &
pembukaan UUD 1945.
Indonesia mengalami Perubahaan kedua ketatanegaraan , yaitu dari bentuk serikat
menjadi negara kesatuan lagi, dengan kabinet parlementer. Pada masa ini sering terjad
pergantian cabinet yang mengganggu stabilitas nasional. Untuk mengatasi hal ini
presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengokohkan kedudukan
pancasila sebagai dasar negara. Sampai saat ini, pemantapan pancasila sebagai dasar
negara masih berjalan. Contohnya dengan memasukkan Pancasila kedalam mata
pelajaran ataupun mata kuliah di kurikulum sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms.2010.”PENDIDIKAN PANCASILA”.Yogyakarta : PUSTAKA


PELAJAR
Budhisantoso,S.tanpa tahun. “Corak dan Kebudayaan Indonesia”. Makalah

Brata, Ida Bagus dkk.2017.” LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU


BANGSA INDONESIA”.Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1,
Januari 2017.

Dede, Rosyada (dkk).2003.”Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education ) :


Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani”. Jakarta : Pranada
Media

Handoyo, Eko dkk.2010.”Pancasila Dalam Perspektif Kefilsafatan &


Praksis”.Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Kaelan.2002.”FILSAFAT PANCASILA”. Yogyakarta : PARADIGMA

Rosadi, Otong.2013.” HUKUM KODAT, PANCASILA DAN ASAS HUKUM


DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA”. Jurnal Dinamika
Hukum Vol.10 Nomor 3 September 2010

Sutrisno, Slamet.2006. “ FILSAFAT DAN IDEOLOGI PANCASILA”. Yogyakarta :


CV.ANDI OFFSET

Wahyudi, Agus.2006.” IDEOLOGI PANCASILA:DOKTRIN YANG


KOMPREHENSIF ATAU KONSEPSI POLITIS?”.Jurnal Filsafat Vol 39,
Nomor 1, April 2006.

Winarno.2013. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Surakarta : Yuma Pustaka

Anda mungkin juga menyukai