Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2. Where/ dimana penegakkan hukum di Indonesia ?
Penegakan hukum di Indonesia diselenggarakan oleh beberapa lembaga penegak hukum dan beberapa di antaranya berada di bawah pengawasan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Kepolisian Negara Republik Indonesia bertanggung jawab atas penegakan hukum dan tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia.
3. When/Kapan penegakkan hukum di Indonesia ?
Keadilan hukum harus ditegakkan oleh penegak hukum di Negara ini untuk memberikan keadilan bagi warga Negara, karena sudah tidak hal yang tabu lagi penegak hukum harus jujur dan adil tidak memandang siapa itu entah pejabat ataupun tidak, orang kaya raya atau tidak punya hukum harus adil. Tanpa harus hukum dapat mencair karena bayaran dan dibayar dengan uang tinggi, hukum tidak seperti jual beli yang seenaknya dibeli dan dibayar untuk tidak mendapat hukuman. Misalnya pencurian satu buah semangka, pencurian kayu bakar, pencurian satu buah baju, dengan kata lain pelanggaran tersebut adalah termasuk kasus ringan yang tidak perlu dibawa dijalur hukum. Akan tetapi korupsi milyaran ataupun trilyunan bisa lolos dengan mencari kesalahan yang dilimpahkan orang lain. Keadilan yang diperoleh dari kasus ringan yang dibesar-besarkan dan kasus yang besar ditutup-tutupi agar tidak terbongkar apa yang seharusnya diberikan hukuman. Namun demikian tidak pada masalah pencurian ataupun korupsi, tetapi masalah aturan harus adil. Tidak karena pangkat dan jabatan tetapi tidak mematuhi aturan yang ada, seperti hal-hal yang sepele adalah melanggar aturan lalu lintas. Apabila terkena razia bilang kalau mempunyai pangkat, jabatan, dan teman, akan tetapi lolos dengan tidak memenuhi aturan yang ada.
4. Who/Siapa penegak hukum di Indonesia ?
Yang bertanggung jawab dalam penegakkan hukum antara lain Advocat, Lembaga Kepolisian negara republik Indonesia, Lembaga yang menangani Kejaksaan, Lembaga yang menangani Kehakiman, Satuan Polisi pamong praja, Mahkamah Konstitusi, Lembaga permasayarakatan atau LAPAS, dan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. 5. Why/Mengapa hukum harus ditegakkan ? Penegakan hukum sangat penting. Selain memastikan bahwa hukum tersebut memberikan keadilan atau tidak, hukum tersebut juga menjadi acuan apakah penegakan hokum mensejahterakan atau tidak. Hukum harus jelas dan adil, bila tidak jelas memudahkan orang melanggar hukum, sarana dan prasarana yang cukup, artinya suatu daerah harus memiliki institusi penegak hokum. Dapat dibayangkan jika dalam suatu daerah tidak ada institusi penegakan hukum di tempat tersebut rakyat akan buta hukum dan tidak peka terhadap hukum. Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial (KY) Jaja Ahmad Jayus menjelaskan lebih lanjut lima hal yang menjadi tujuan penegakan hukum. Pertama, mengubah pola pikir masyarakat. Kedua, pengembangan budaya hukum. Ketiga, jaminan kepastian hukum. Keempat, pemberdayaan hukum. Terakhir, pemenuhan keadilan.
6. How/Bagaimana penegakkan hukum di Indonesia ?
Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh aktivitas negara dan masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara hukum pun selalu dan hanya dinyatakan secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen. Kondisi Hukum di Indonesia saat ini lebih sering menuai kritik daripada pujian. Berbagai kritik diarahkan baik yang berkaitan dengan penegakkan hukum , kesadaran hukum , kualitas hukum, ketidakjelasan berbagai hukum yang berkaitan dengan proses berlangsungya hukum dan juga lemahnya penerapan berbagai peraturan. Kondisi yang demikian buruk seperti itu akan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kekuatan demokrasi Indonesia. Mental rusak para penegak hukum yang memperjual belikan hukum sama artinya dengan mencederai keadilan. Seperti halnya praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum seperti, mafia hukum di peradilan, peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses peradilan merupakan realitas yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negeri ini. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindak pencurian kecil, seperti anak dibawah umur yang 'mencuri' sandal jepit bolong milik perusahaan di mana ia bekerja di Tangerang, seorang nenek yang mengambil tiga butir kakao di Purbalingga langsung ditangkap dan dihukum seberat beratnya. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik negara dapat bebas berkeliaran dengan bebasnya. Berbeda halnya dengan kasus-kasus yang hukum dengan tersangka dan terdakwa orang-orang yang memiliki kekusaan, jabatan dan nama. Proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-belit dan terkesan menunda-nuda. Hal yang demikian ini dapat merusak keadilan atau bertindak tidak adil tentu saja merupakan tindakan gegabah melawan kehendak rakyat. Pada kondisi tertentu, ketika keadilan terus menerus dihindari bukan tidak tidak mungkin pertahanan dan keamanan bangsa menjadi taruhannya. Ketidakadilan akan memicu berbagai tindakan alami berupa perlawanan-perlawanan yang dapat terwujud ke dalam berbagai aksi-aksi anarkhis atau kekerasan yang kontra produktif terhadap pembangunan bangsa.