Jenis-Enis Mikroalga Yang Terdapat Di Estuari Dam Denpasar Bali
Jenis-Enis Mikroalga Yang Terdapat Di Estuari Dam Denpasar Bali
OLEH :
Drs. JOKO WIRYATNO
i
DAFTAR TABEL
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
I. PENDAHULUAN
1
dalam bentuk powder, pelet, atau juga dimanfaatkan sebagai pakan tambahan
untuk hewan maupun makanan ikan (Indah, 2009).
1.2. Permasalahan
Estuari Dam Denpasar merupakan Dam buatan yang digunakan untuk
menampung aliran air dari sungai Ayung sebelum airnya mengalir ke lingkungan
laut. Peruntukan lain digunakan sebagai sumber air baku untuk PDAM dan tempat
pemancingan masyarakat. Dari latar belakang tersebut maka dapat muncul
permasalahan diantara
1.2.1 Jenis-jenis mikroalga apa saja yang ditemukan di Estuari Dam Denpasar?
1.2.2 Bagaimana deskripsi dan klasifikasi mikroalga yang ditemukan di
Estuari Dam Denpasar ?
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh
beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya
sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen
tumbuhan yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Hidup di air tawar, payau, laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam
lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada
disekitar kita. Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk
menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yang
berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva
moluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produsen primer, hasil
samping fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota
disekitarnya.
Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan
dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil)
yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen
dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton
menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan.
Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut
apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata tubuhnya memiliki
kromatofora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming dapat
mematikan ikan. Dewasa ini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan manusia antara lain bidang : bidang perikanan, industri
farmasi dan makanan suplemen, pengolahan limbah logam berat, sumber energi
alternatif biodiesel.
4
2.2. Karakter Berbagai Klasis Mikroalga
Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang dan selama
hidupnya merupakan plankton. Gunawan (2011) menjelaskan bahwa mikroalga
juga merupakan kelompok fitoplankton, atau plankton nabati, sehingga mikroalga
lazim disebut sebagai fitoplankton.
Handajani (2012) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi
10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular. Dari 8 divisi algae, 6 divisi
telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami. Divisi
mikroalga tersebut yaitu Alga Hijau (Chlorophyta) Cyanobacteria Atau Alga Biru
Hijau, Diatom – Chrysophyta, Alga Coklat-Emas – Chrysophyta, Alga Merah –
Rhodophyta, Euglenophyta, Cryptophyta, Phyrrophyta.
5
mempunyai klorofil a dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna
hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel
akan memproduksi lebih banyak klorofil dan menjadi hijau gelap. contoh:
Tetraselmis (Air tawar, air laut) dan Pyramimonas, Clamidomonas (Air tawar, air
laut), Nannocloris (Air tawar, air laut,) yang berwarna hijau tidak motil dan tidak
memiliki flagel, berukuran sangat kecil dengan diameter 1,5-2,5 mm, sel
berbentuk bola. Dunaliella (Air tawar, air laut,), dan Chlorella (Air tawar, air
laut,) yang selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak
didalam sel induk yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan
6
Diatom adalah kelompok alga yang unik dengan dinding sel yang
terbentuk dari silikon dioksida.yang dipenuhi banyak lubang sehingga tampak
seperti ayakan (saringan) dan secara komersial dapat digunakan sebagai
perlengkapan dalam beberapa peralatan filter. Tidak memiliki flagella kecuali
pada beberapa spesies tertentu. hanya memiliki klorofil a dan c serta beberapa
karotenoid seperti fukosantin sehingga berwarna kecoklatan. Organisme ini biasa
digunakan sebagai pakan dalam budidaya.
7
2.2.6. Cryptophyta
Cryptophyta adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki
kedekatan dengan kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme
eukaryotik, dan mereka juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok
ini memiliki flagel, bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta
memiliki klorofil a dan c, fikosianin dan fikoeretrin serta beberapa karotenoid
yang memberikan warna kecokelatan pada tubuh mereka. Cryptomonas (Air
tawar, air laut;). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan fotosintesa
ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri.
2.3.7.Phyrrophyta
Dalam kelompok ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu
kelompok organisme uniseluler yang unik yang memiliki dua flagella dan umum
dijumpai di air tawar maupun air laut. Kelompok ini merupakan organisme
eukariotik. Salah satu ciri khas kelompok organisme ini adalah keberadaan
dinding sel yang terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa organisme
yang tidak memiliki dinding sel ini.
Organisme ini memiliki dua flagella. Banyak organisme dari golongan ini
yang memiliki trichocyst, yaitu struktur protein yang dapat dikeluarkan dari
permukaan sel untuk melindungi diri dari predator. Fenomena ‘red tide’ adalah
peristiwa yang dihubungkan dengan ledakan (berkumpulnya) dinoflagellata
karena adanya pigmen kemerahan yang terakumulasi dalam organisme-organisme
ini dan dalam jumlah yang besar yang terjadi pada kondisi lingkungan tertentu.
Beberapa dinoflagellata menyebabkan peracunan pada kerang-kerangan dan
menyebabkan pengakumulasian neurotoksin dalam konsentrasi tinggi. Beberapa
spesies merupakan parasit bagi ikan yang menyebabkan masalah seperti ‘velvet
disease’, contoh: Ceratium (air tawar) dan Peridinium (air tawar, air laut;)
8
2.3. Estuari dan Mikroalga
Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir,
dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung
bebas dengan laut terbuka. Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari;
namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih
besar.
Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara
lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi
baik oleh karakter sungai yang membentuknya (misalnya banyaknya air
tawar dan sedimentasi yang dibawanya), maupun oleh karakter lautan di sisi yang
lain (misalnya pasang surut, pola gelombang, kadar garam, serta arus laut).
Masuknya baik air tawar maupun air laut ke estuari merupakan faktor yang
meningkatkan kesuburan perairan, dan menjadikan estuari sebagai salah
satu habitat alami yang paling produktif di dunia. (McLusky., et al. 2004). Estuari
badan air semi-tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau
batas intrusi garam dan menerima limpasan air tawar, namun masuknya air tawar
mungkin tidak terus menerus, hubungan ke laut mungkin tertutup untuk sebagian
waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air laut mungkin dapat
diabaikan ( Wolanski, 2007).
Mikroalga estuaria miskin dalam jumlah spesies, hal ini di sebabkan oleh
kekeruhan yang tinggi dan cepatnya penggelontoran lumpur dan senyawa
organik. Dianthani, (2003), jumlah spesies pada umumnya jauh lebih sedikit
daripada yang mendiami habitat air tawar atau air laut didekatnya. Fitoplankton
yang dominan di estuaria yaitu Genera Diatom (Skeletonema sp), Asterionella sp,
Chaetoceros sp, Nitzchia sp,Thalassiionema sp, dan Melosira sp). Dinoflagellata
yang melimpah di estuaria (Gymnodinium sp, Gonyaulax sp, Peridinium sp dan
Ceratium sp). Zooplankton estuaria yang khas yaitu Genera Kopepoda
(Eurytemora sp, Acartia sp, Pseudodiaptomus sp dan Centropages sp). Misid
(Neomysis sp, Praunus sp, dan Mesopodopsir sp) dan Amfipoda (Gammarus sp).
9
III. METODE PENELITIAN
3.3. Identifikasi
Dibuat sediaan dengan cara yaitu; menggunakan pipet tetes, sebanyak satu
tetes (0,05 ml) ditetes pada kaca objek ditutup dengan kaca penutup, kemudian
sampel diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 300 kali, difoto dan
dilakukan determinasi dengan buku-buku/ sumber determinasi dan identifikasi
10
Identifikasi spesies diatom dilakukan dengan membandingkan diatom
yang ditemukan dengan acuan dari Hasle et al., (1996), Taylor et al., (2007).
Analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu dengan membuat klasifikasi
masing-masing jenis dan determinasi.
11
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sesuai dengan Bold (1985) yang menyatakan bahwa
Chlorophyta, Euglenophyta, Chrysophyta, dan Cyanophyta merupakan mikroalga
yang memiliki habitat di air tawar. Divisi Chlorophyta adalah kelompok alga yang
paling banyak ditemukan, ciri khas Chlorophyta adalah warna tubuh sel yang
mengandung pigmen warna klorofil (Prescott, 1987).
Chlorophyta merupakan organisme prokaryotik. Memiliki kloroplas tipe klorofil a
dan b, memiliki pigmen tambahan berupa karotin, dan komponen dinding selnya
adalah selulosa.
Divisi: Chlorophyta
Class: Chlorophyceae
12
Ordo: Zygnematales
Famili :Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp (Gambar 1)
Spirogyra merupakan genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales.
Mikroalga tersebut biasa ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu
berfotosintesis, memiliki sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau
adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun
oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki 1 atau lebih
kloropas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloropas
yang berbentuk pita terdapat pirenoid dan pirenoid tersebut dikelilingi oleh
butiran tepung.
Sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya
terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin
yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada
spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang
dihasilkan disimpan di antara filamen. Pada saat itu, Spirogyra akan naik ke
permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.
Spirogyra yang hidup diair tawar. Struktur hidupnya seperti benang dengan
klorofil berbentuk melingkar seperti spiral, perkembangbiakan vegetatif dilakukan
dengan fragmentasi atau pemutusan thalus.
Perkembangbiakan vegegatif di lakukan dengan konjungsi yaitu inti sel
benang yang satu pindah ke sel benang lain atau disebut plasmogami, sedangkan
yang semu berbentuk Zigospora yaitu membesar secara meiosis yang
menghasilkan empat sel anak. Salah satu anak akan tumbuh menjadi Spirogyra sp.
Divisi : Chlorophyta
Famili : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Genus : Zygnema
Spsies : Zygnema sp (Gambar 2)
13
Mikroalga jenis tersebut hidup di lingkungan air tawar, thalus berbentuk filamen
yang diprakirakan terdiri dari 100 spesies (Guiry, 2008). Zygnema tumbuh
sebagai masa filamen yang mengapung dipermukaan air, pada tanaman yang
masih muda dapat ditemukan tertancap pada substrat. Bentuk filamen seperti tong
yang memanjang berwarna hijau kekuningan atau hijau cerah, kloroplas berbentuk
bintang sepanjang selnya.
Divisi Chrysophyta, jenis-jenisnya mendominasi keberadaan mikroalga
perairan estuari dam, yang terbagi dalam 2 ordo yaitu ordo Centrales dan ordo
Pennales. Ordo centrales terdiri dari 4 famili dan 4 jenis (tabel 1), sedangkan ordo
Pennales ditemukan 1 famili yaitu famili Naviculaceae dari jenis Navicula sp.
Aunurohim et al., (2008) menjelaskan bahwa di Perairan Sidoarjo terdapat
beberapa jenis fitoplankton yang berpotensi menyebabkan HABs antara lain dari
kelas Bacillariophyceae (Chaetoceros sp.).
Marga tersebut tergolong sebagai bioindikator terhadap perairan yang
mengalami Harmful Alga Bloom (HAB). Eutrofikasi berkontribusi dalam memicu
terjadinya HAB melalui dominansi ketersediaan zat hara baik dalam bentuk
organik maupun anorganik (Anderson et al., 2008).
Divisi : Chrysophyta
Class : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Familia : Naviculaceae
Ganus : Navicula
Spesies : Navicula sp ( Gambar 3)
Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding sel
tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting
dalam plankton. Navicula sp hidup di air tawar dan di laut. Tubuh Navicula
sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara
kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Bila Navicula mati, dinding
selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini
merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus.
Ciri khas Navicula bagian pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu
dinding sel terdiri atas dua belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen
14
dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen
lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Memiliki dinding sel yang
mengandungSelulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa khitin.
Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti
diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua
bagian. Selanjutnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada
sel anakan, baik kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-
masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel anakan yang
berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.
Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. Bila
ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi,
inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu
kemudian akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan
menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan
membentuk tutup dan kotak baru.
Divisi : Chrysophyta
Klasis : Chrysophyceae
Familia: Coscinodiscaceae
Ordo : Coscinodiscus
Spesies : Coscinodiscus sp
Selnya berbentuk discus atau lempengan, nampak adanya girdle pada sisi yang
lebih tinggi. Adanya tutup atau valve bagian atas, selnya berwarna kuning coklat,
kloroplas halus berbentuk lempengan (discus). Mikroalga ini mudah diidentifikasi
pada girdle dan penutup salah satu sisinya (valve) (Hasle and Syvertsen, 1997)
Divisi : Chrysophyta
Klasis : Chrysophyceae
Ordo : Centrales
Familia :Rizosoleniacea
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia styliformis
15
Umumnya berbentuk tubuler dengan rasio panjang dengan lebar sering
20:1, kedua ujungnya meruncing. Tiap-tiap sel berisi sejumlah kloroplas dri
bentuk elips dan tidak teratur yang tersebar pada seluruh sel. Nukleus berada di
parietal biasanya ada di tengah-tengah, soliter walaupun kadang-kadang dapat
berupa koloni
3. Divisi : Euglenophyta
Klasis : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Phagus
Spesies : Phacus sp (Gambar 5)
Phacus adalah protista uniseluler dari Euglenozoa atau dikenal sebagai
Euglenophyta. Berwarna hijau cerah, umumnya ditemukan di kolam air tawar,
tubuhnya membulat. Tubuhnya dengan flagella tunggal yang dapat memanjang
16
sepanjang tubuhnya. Selnya pipih dan kaku, memiliki plastida, kaku yang
kebanyakan sangat pipih bentuk seperti daun. Kloroplas biasanya, bentuk seperti
cakram tanpa pyrenoid.
4. Divisi : Euglenophyta,
Kelas Euglenoceae
Order: Peranemales/Eutreptiales
Family: Eutreptiaceae
Genus: Peranema (Gambar 6)
Euglenophytha (Alga berflagel) Euglenophyta adalah organisme bersel
satu yang mirip hewan (holozoik) karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat
gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas, mirip tumbuhan (holofitik)
karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Uniseluler Pada umumnya
memiliki flagel yang tidak sama panjang berjumlah 2 atau 4 Umumnya hidup di
air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit) Bersifat autorof karena
memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin
(pigmen merah yang menyerupai bintik mata hanya dijumpai pada golongan
Crustaceae). Bersifat heterotrof karena memakan bahan organik/ bakteri yang
tersedia. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa
yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis. Yang berfotosintesis disebut phototrophic, sedangkan yang
tidak berfotosintesis disebut osmotrophic (makan dengan cara difusi). Kelompok
yang ketiga disebut phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan).
Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-
lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut “pellicle
5. Cyanophyta
Klasis : Cyanophyeae
Ordo : Chlamidomonadales
Famili : Volvocacceaeea
Genus : Vovox
Spesies: Volvox sp (Gambar 7)
17
Volvox globator adalah organisme yang termasuk kedalam kerajaan
tumbuhan. Beberapa ahli baru-baru ini mengelompokkan organisme ini kedalam
kerajaan khusus yaitu protista. Volvox globator memiliki struktur tubuh berbentuk
bulat bola. Terdapat 2 flagel (buku cambuk) dibagian tepi setiap satu selnya yang
berfungsi untuk alat pergerakan dan menangkap makanan. Koloni dari Volvox
globator juga berbentuk bulat bola yang dilapisi oleh semacam gelatin yang agak
tebal bersifat semi permeabel. Antara sel satu dengan yang lainya dihubungkan
dengan benang benang sitoplasma.
Bentuk tubuh organisme yang termasuk ordo Volvocales umumnya bulat
dan berdinding tebal. Setiap spesies memiliki satu plastida dengan bentuk yang
bermacam-macam, tetapi umumnya berbentuk melengkung seperti cangkir.
Struktur flagella halus, tetapi pada beberapa spesies flagella berkaitan dengan
papilla. Organisme ini umumnya hidup berkoloni. Permukaan koloni halus karena
dilapisi oleh gelatin. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan
kloroplas. Anatomi: Dalam satu individu V.globator terdapat bagian flagellata
berjumlah sepasang. Vacuola kontraktil terletak tepat didasar flagella tertanam
dalam tubuhnya. Zat hijau yang sering terlihat adalah klorofil sehingga protista ini
dapat berfotosintesis tetapi juga memakan langsung makanan yang tersedia
disekitarnya.
Eyespot dimiliki pada bagian dekat vacuola kontraktil sebagai mekanisme
terhadap cahaya, karena protista ini sangat peka terhadap cahaya. Antara individu
satu dengan yang lain terhubung menggunakan semacam benang sitoplasma dan
dalam koloni tersebut mereka tertutup sebuah lapisan gelatin yang semi permeabel
dan terlihat transparan.
Divisi : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscilatoria sp (Gambar 8)
Genus oscillatoria, berbentuk filamen dengan bentuk menyempit
dantersusun oleh sel yang berbentuk cawan. Banyak ditemukan dikolam dan
air tawar. Spesies yang ditemukan yaitu Oscillatoria sp. Ciri khas Oscillatoria sp
18
yaitu berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen panjang lurus, dan halus.
Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri
dari fikosianin dan fikoeritrin (Bold, 1985). Spesies ini mungkin berbentuk
plankton atau epipitik dan terdapat dalam air yang tenang. Reproduksi dari bentuk
koloni adalah dengan cara fragmentasi
Divisi : Cyanobakteria
Klasis : Cyanopphyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Nostocaceae
Genus : Aphanizomenon
Spesies: Aphanizomenon sp (Gambar. 9)
Deskripsi
Aphanizomenon dapat membentuk kumpulan filamen di permukaan air
yang dikenal sebagai Cyanobacterial blooms, dan terjadi oleh karena tingginya
beban nutrien. Jenis tersebut memiliki dua bentuk yaitu toksin dan non-toksin
yang kebanyakan bersifat toksin yaitu hepatic dan neurotoksin (Jensen et al.,
2001).
Gambar 1Spirogyra
Gambar 1. Spirogyra Gambar2. Zygnema sp
19
Gambar.3 Navicula sp Gambar 4. Chetoceros sp
20
Gambar 7. Volvox Gambar 8 Oscillatoria
Gambar 9 Aphanizomenon
21
KESIMPULAN DAN SARAN
SARAN
Penelitian mikroalga perlu dilanjutkan dengan titik-titik sampel yang lebih
luas dan menyeluruh yaitu bagian hulu, hilir dan tengah.
Perlu dilakukan penelitian mikroalga secara kuantitatif untuk mengetahui
tingkat kesuburan perairan Estuari Dam.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, D.M., J.M. Burkholder, W.P. Cochlan, P.M. Glibert, C.J. Gobler, C.A.
Heil, R.M. Kudela, M.L. Parsons, J.E.J. Rensel, D.W. Townsend, V.L.
Trainer, G.A. Vargo. 2008. Harmful algal blooms and eutrophication:
Examining Linkages From Selected Coastal Regions of the United States.
Harmful Algae.
Bold, 1985). Bold, H.C and M. J. Whynne. 1985. Introduction to the Algae :
structure and Reproduction. Sec. ed. Pretice-Hall, In: New Jersey
23
McLusky, D. S.; Elliott, M. (2004). The Estuarine Ecosystem: Ecology, Threats
and Management. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-
852508-7
Jensen, Gitte S.; Ginsberg, Donald I.; Drapeau, Christian (2001). "Blue-Green
Algae as an Immuno-Enhancer and Biomodulator" (PDF). Journal of the
American Nutraceutical Association. 3 (4): 24–30. Retrieved 18
May 2012.
Rines, J.E.B, Boonruang.P and E.C. Theriot., (2000). Chaetoceros phuketensis sp.
nov. (Bacillariophyceae): a new species from the Andaman Sea.
Phycological Research 48(3): 161–168.
Sunarno. 2002. Pengaruh Pertumbuhan Algae terhadap Unit Operasi dan Unit
Proses Instalasi Penjernihan Air Minum. http://www.pdam-sby.go.id/
Diakses tanggal 28 April 2010
24