TINJAUAN PUSTAKA
1. Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
berarti:
seseorang ke arah pola perilaku dapat diterima oleh masyarakat dan yang
telah ditetapkan yang dilakukan secara sukarela dan teratur tanpa paksaan
kebiasaan.
b. Unsur-unsur Disiplin
1. Peraturan
ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut ditetapkan oleh orang tua
yang menyatakan kepada anak apa yang harus dan apa yang tidak
diawasi guru.
boleh membantah nasehat orang tua, dan tidak boleh lalai melakukan
peraturan untuk anak ada beberapa hal yang harus orang tua
perhatikan, yaitu orang tua harus tahu dengan jelas apa konsekuensi
Hal yang terpenting adalah pastikan bahwa orang tua telah sepakat
saat bicara, dan sebagainya. Konsekuensi yang orang tua berikan jika
terlalu kejam untuk dijalani anak. Orang tua hanya cukup memberinya
antara orang tua dan anak yang disepakati secara bersama. Dengan
sadar atau tidak orang tua akan memakai cara kekerasan misalnya
Apa yang kita tabur, maka itulah yang kita tuai. Bagi seorang
keluarga harus tidur di bawah jam 22.00. Si anak sudah tahu kalau
anak.
anak akan belajar patuh kepada orang tua. Agar anak tahu bahwa
Banyak sekali manfaat dari peraturan anak. Akan lebih baik bagi
orang tua mulai membuat peraturan sedini mungkin, agar anak tidak
adalah harus diimbangi dengan teladan yang baik dari orang tua.
Jangan sampai orang tua membuat peraturan, tetapi orang tua sendiri
dari kata kerja bahasa Latin, yaitu punire yang artinya menjatuhkan
perlawanan atau pelanggaran ini disengaja dalam arti bahwa orang itu
a) Menghalangi
penting bagi anak yang belum belajar tentang apa yang benar dan
salah.
b) Mendidik
c) Memberi Motivasi
b) Bersifat mendidik.
baik adalah:
keduanya.
anak, dan bahan atau cara yang dipakai dalam menghukum anak.
telah dideritanya.
normatif.
3) Penghargaan
sosial.
secara sosial.
diterima masyarakat.
jelas. Ada 2 hal yang bisa membuat seseorang konsisten, yaitu visi dan
nilai (value).
factor).
adalah:
tengah jalan.
Jika hal ini terjadi hendaklah tetap konsisten. Ibarat pesawat terbang
yaitu kalau tujuan dan visi yang kita desain sudah jelas dan kuat, maka
meski ada halangan dan rintangan kita akan tetap konsisten mencapai
tujuan tersebut.
menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam cara
Hukuman diberikan bagi pelaku yang tidak sesuai dan hadiah untuk
yang sesuai.
konsisten.
c. Fungsi Disiplin
diri. Oleh karena setiap manusia adalah makhluk individual dan sosial,
mahasiswa yang berharap agar skripsi atau tesis atau atau disertasinya
berdisiplin diri.
sebagai makhluk personal, sosial, dan insan yang bertuha. Realisasi ini
tekanan dari pihak lain. Oleh karena itu seseorang merasa terdorong
diakui oleh orang lain. Sebaliknya dia pun diharapkan memiliki sikap
kebutuhan psikologis yang wajib diakui oleh manusia. Supaya hak dan
pola hidup disiplin dari sesorang akan ditiru oleh orang lain terutama
pribadi-pribadi yang telah mengalami efek positif dari hidup ini. Oleh
merupakan sikap mental suatu bangsa yang nyata dalam tingkah laku
atau daerah. Oleh karena itu kalau setiap orang menghayati disiplin
dapat tercapai.
kepada orang lain termasuk orang tuanya. Hasilnya adalah anak akan
5) Menumbuhkan sikap percaya diri. Sikap ini tumbuh saat anak diberi
sendiri.
kepatuhan. Anak akan menuruti aturan yang diterapkan orang tua atas
dan rasa malu akibat perilaku yang salah, yaitu perasaan yang pasti
dan mematuhi segala peraturan dan tangung jawab. Dalam hal ini sikap
2005: 24).
keadaan tertib di mana guru dan anak didik yang tergabung dalam suatu
kelas tunduk pada peraturan yang telah ditentukan dengan senang hati.
tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-
Pada saat ini banyak penyimpangan perilaku anak didik yang perlu
pandangan terhadap sikap anak itu sendiri. Perbedaan persepsi inilah yang
antara tuntutan sosial dan keinginan anak. Sekolah perlu bertindak tegas
menyenangkan bagi anak untuk belajar dan bukan seperti terpenjara dalam
orang tua dan anak maupun hubungan guru dan anak didik.
mereka dapat memahami bahwa disiplin itu perlu agar dapat hidup serasi
konsisten pada anak didik mengenai tingkah laku mana yang dinilai baik
Tujuan disiplin anak didik adalah untuk mengontrol tingkah laku anak
1) Teknik inner control, artinya kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan
2) Teknik external control, artinya pengendalian ini berasal dari luar diri
mengandung kesadaran kerja sama antara guru dan anak didik secara
apabila tata tertib tersebut disosialisasikan kepada anak didik harus ada
yaitu:
menyimpang.
lingkungan.
terhadap lingkungannya.
individu lainnya.
disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil
antara mereka.
tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri seseorang terdapat sikap
4-5) bahwa cara yang bisa pendidik lakukan adalah dengan cara proses
sosial dan susila sebagai pedoman tingkah laku. Dengan makin besarnya
akhirnya diinternalisasi menjadi sistem nilai anak itu sendiri yang sudah
dari luar.
diri. Sekolah harus bisa membedakan antara tujuan disiplin jangka pendek
dan tujuan jangka panjang. Jika yang pertama adalah konformitas anak
terhadap tuntutan orang tua, yaitu pengendalian oleh orang tua terhadap
seringkali merasa bingung dengan sikap anak yang tidak mau diatur dan
secara psikis misalnya membentak agar anak menuruti perintah orang tua.
orang tua.
ubah.
2) Jelas. Berikan aturan yang sederhana dan jelas, sehingga anak mudah
melakukannya.
lain karena hal itu akan membuat anak merasa malu, sehingga tetap
4) Beralasan dan dapat dipahami. Alasan dan tata tertib yang dilakukan
penuh kesadaran.
menghukum kesalahannya.
tata tertib, sehingga anak merasa dihargai dan diakui dalam keluarga.
9) Bersikap tegas. Bersikap tegas bukan berarti bersikap kasar baik dalam
yang berlebihan.
1) Menyontohkan
adalah setiap anak harus antri cuci tangan kemudian duduk di tempat
masing-masing dan berdoa lalu makan dengan tenang serta tidak boleh
saat makan padahal hari itu ada kegiatan berenang, maka hukuman
yang harus mereka terima adalah tidak jadi berenang bersama pada
hari itu. Sebaliknya, jika anak-anak disiplin, maka guru tak segan
nilainya atau sebatang coklat. Tidak harus mahal yang penting anak
3) Tanpa Emosi
tertentu.
kesenangannya saja tanpa alasan yang berarti. Saat anak didik mulai
berulah, maka guru jangan marah atau emosi. Alihkan perhatian anak
dewasa.
berupa pujian atas hal itu akan mengubah sikap dan perilaku mereka.
Berikan pujian secara tulus pada saat anak bersikap manis dan
berupa hal yang anak suka. Contohnya dengan melarang main boneka
favorit anak. Hal tersebut tentu akan menimbulkan efek jera. Begitu
juga dengan reward dapat diberikan berupa hal yang anak suka dengan
tindakannya.
5) Kalimat Positif
90% perkembangan otak terjadi pada usia di bawah tujuh tahun. Jadi,
Tidak mengatakan banyak kata jangan, tetapi cari persamaan kata dari
halus”.
6) Ucapkan Maaf
Sebagai manusia yang tak luput dari emosi kadang sebagai orang
dewasa guru suka kelewat batas kalau marah. Jangan buat anak
Guru harus rendah hati dan tidak pelit untuk meminta maaf
Menurut Setiawati (2006: 42-43) bahwa anak usia dini adalah anak
yang berada pada rentang usia sejak lahir hingga delapan tahun. Batasan usia
nol sampai delapan tahun merupakan batasan usia yang mengacu pada konsep
Usia Dini (PAUD) yang diterbitkan oleh Asosiasi PAUD di Amerika. Dalam
d. Usia enam sampai delapan tahun merupakan masa Sekolah Dasar (SD)
kelas awal.
anak usia nol sampai enam tahun. Batasan usia 0-6 tahun ini antara lain
formal.
bersifat unik. Secara fisik pertumbuhan anak usia dini sangat pesat di mana
tinggi badan dan berat badan anak bertambah cukup pesat dibanding dengan
sangat pesat pada anak usia dini. Pada usia empat tahun pertumbuhan otak
anak sudah mendekati 80% sempurna. Pada usia empat sampai 12 tahun
pendidikan pada saat pertumbuhan fisik anak yang pesat dan otak sedang
sosial emosional (sikap, kebiasaan, perilaku, dan moral). Pada usia dini
didiknya.
pandangan yang dikemukakan para ahli tentang perkembangan anak usia dini.
Bredekamp dan C. Copple yang dikutip oleh Aisyah, dkk. (2009: 1.17-1.23),
yaitu:
fisik motorik anak dalam hal kematangan alat-alat ucap (artikulator) akan
sejenak.
berikutnya.
Variasi ini terjadi dalam dua dimensi, yaitu variasi dari rata-rata
keunikan perkembangan setiap anak artinya adalah tidak ada anak yang
keluarga.
langsung terasa saat itu juga, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
Namun dalam jangka waktu lama strategi ini justru akan memperlemah
yang ada di dalam rumahnya, maka lambat laun anak mulai paham tentang
posisi, bentuk atau segala hal tentang berbagai benda tersebut secara
terperinci.
perkembangan anak.
Diperolehnya
masyarakat. Sejak lahir anak telah terlibat secara aktif dalam membangun
terutama oleh lingkungan keluarga pada masa bayi dan tiga tahun pertama.
Lingkungan
berbagai pengalaman yang dia peroleh dari lingkungan fisik dan sosialnya
(faktor lingkungan).
Dikuasainya
yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Hal-hal yang dianggapnya terlalu
ini akan menumbuhkan kecintaan pada belajar, rasa ingin tahu, dan
perhatian.
cara dan cenderung memilih cara belajar yang disukainya atau yang lebih
pendapat. Jika anak merasa aman secara fisik dia akan terhindar dari hal-
aktivitas fisik yang membuat mereka aktif dan ini akan membantu mereka
bebas memilih, dan merangsang anak. Jadi prinsip bermain sambil belajar
anak belajar. Setiap kegiatan harus mencerminkan jiwa bermain, yaitu senang,
anak, tetapi permainan tersebut harus diberi muatan pendidikan sehingga anak
dapat belajar.
sendiri.
c. Nonliter, artinya anak dapat melakukan apa saja yang diinginkan terlepas
dari realitas seperti berpura terbang dan mengendari mobil atau terbang
anak bermain dengan huruf pada papan magnetis. Ia tidak memiliki tujuan
untuk belajar huruf atau membuat kata. Jika setelah bermain anak mampu
kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah, guru, dan
disiplin sekolah. Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu diharapkan para
melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik
dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini
ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi dengan jalan nasehat, peringatan
pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi
pada anak. Ketika anak bisa mengembangkan rasa tanggung jawab kepada
yang tepat, maka hal ini disebut dengan disiplin. Untuk mencapai tahap
yang sederhana. Linda Eyre dan Richard Eyre mengatakan bahwa disiplin
tanggung jawab memiliki arti yang lebih luas. Tanggung jawab berarti anak
memiliki kewajiban terhadap seluruh aspek kehidupan dan situasi saat anak
kebebasan diri sendiri. Tanggung jawab ini bukan merupakan hasil dari
Proses tanggung jawab menurut Linda Eyre dan Richard Eyre seperti
Pada saat ini anak belum memahami aturan maupun tingkah laku yang
merupakan bagian dari kepatuhan mereka terhadap orang tua mereka dan
terhadap orang lain. Saat ini anak memunculkan sikap tanggung jawab
disiplin. Mereka mulai menyadari selain tindakan dan tingkah laku mereka
kepada diri mereka. Mereka memiliki bakat, potensi, dan pilihan dalam
hidup yang perlu mereka asah dan kembangkan tanpa tuntutan atau
e. Memasukan tas pada loker atau menaruh tas pada tempat yang telah
disediakan.
g. Pulang pada jam yang telah ditentukan tanpa mengeluh dan menangis.
kegiatan.
B. Teknik Bercerita
adalah suatu cara mengajak siswa dengan bercerita. Dalam teknik bercerita
ini, baik guru maupun siswa dapat berperan sebagai penuntur. Guru dapat
peristiwa atau topik. Salah satu bentuk dari teknik bercerita adalah membaca
cerita.
secara lisan. Pendidik perlu memilih isi cerita yang sesuai untuk anak. Dalam
penjelasan secara lisan melalui cerita. Dalam hal ini guru bukan memberi
ceramah pada anak usia TK. Cerita harus menarik dengan tujuan yang ingin
dicapai dengan gerak-gerak yang wajar dan intonasi yang bervariasi. Anak
hingga orang dewasa. Bagi anak-anak cerita tidak sekedar memberi manfaat
Oleh karena itu bercerita merupakan aktivitas penting dan tak terpisahkan
dalam program pendidikan untuk anak usia dini. Cerita bagi anak memiliki
manfaat yang sama pentingnya dengan aktivitas dan program pendidikan itu
sendiri.
adalah:
a. Melalui bercerita kosa kata anak akan bertambah. Hal ini dapat membantu
pengetahuan anak.
terampil bertutur dan kreatif dapat menggetarkan perasaan anak. Guru dapat
sangat baik diberikan metode cerita. Melalui teknik bercerita anak dapat
sesama, saling menghormati, bekerja sama, dan membantu orang lain yang
bercerita adalah:
d. Melalui teknik bercerita anak dapat mengenal tindakan baik yang harus
sama, dan membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Selain itu
melalui pembacaan cerita anak akan ikut berimajinasi tentang tokoh, latar,
3. Tujuan Bercerita
yang berisi tentang suatu hal misalnya kejadian yang bersifat atau kejadian
yang bersifat rekaan juga pesan moral dan agama yang ingin disampaikan.
berikut:
1) Menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak dan
bercerita adalah salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi
disampaikan lebih baik. Melalui metode bercerita, maka anak akan menyerap
sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati anak dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
berikut:
e. Melatih daya ingat atau memory anak untuk menerima dan menyimpan
dituturkan.
a. Menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak dan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk melihat sejauh mana
pada setiap item yang mengindikasikan daftar dari karakter, sikap atau
sebelumnya. Check list sangat penting karena check list merupakan cara
guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda
().
().
belajar mengajar, yaitu jumlah siswa yang dapat melaksanakaan tugas sesuai
dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar dibagi atas beberapa
b. Baik sekali atau optimal, yaitu apabila sebagian besar (75% sampai
c. Baik atau minimal, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
d. Kurang, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
D. Kerangka Berpikir
Hasil pengamatan peneliti pada kondisi awal bahwa dari 20 anak yang dapat
dikatakan memiliki kedisiplinan yang baik sebanyak 2 anak . Rata-rata hal ini
rumah. Bila di rumah rata-rata bila anak tidak melaksanakan aturan yang berlaku
masih bersikap sangat melindungi perilaku dan sikap anak yang salah, sehingga
pengamatan, dan releksi. Bila hasil belum optimal, maka peneliti melakukan
siklus I. Pada siklus II diharapkan hasil belajar anak meningkat dan lebih baik
Gambar 2.1
Bagan kerangka berpikir