Anda di halaman 1dari 18

NAMA : ERNA YULIARTI

NIM : 19251014P

KELAS : A S1 KEBIDANAN

MK : PRAKTIK PROFESIONAL BIDAN

DOSEN : HJ. SITI AISYAH, S.Psi , SST, M.Kes

RESUME KELOMPOK 1

KEBIDANAN SECARA AKSIOLOGIS DAN PANDANGAN ILMU AGAMA


TERHADAP KEBIDANAN

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofi yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktek pelayanan
serta kode etik yang dimilikinya.

Aksiologi adalah cabang filsafah yang mempelajari tentang ilmu secara umum. Sebagai
landasan, ilmu aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan serta kaitannya dengan kaidah-kaidah moral (Jujun S. Suriasumantri)

Falsafah kebidanan adalah pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
6. Kewajiban bidan terhadap peemrintah, bangsa dan tanah air

Aplikasi aksiologi dalam kebidanan :

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang-


orang belanda yang ada di indonesia, kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan dokter jawa
di batavia sehingga pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di batavia dan
lulusan ini kemudian bekerja dirumah sakit juga dimasyarakat. Mulai saat itu pelayanan
kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Nilai eksternal yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah :

 Fertilitas
 Konseling genetik
 Tes diagnostik

Nilai sosial yang menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan pengetahuan
profesi kebidanan :

 Masih ada yang menganggap bahwa colostrum dapat menyebabkan diare, muntah dan
masuk angin pada bayi
 Adanya pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan pada ibu hamil yang
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil itu sendiri.
 Ibu yang kehamilannya memasuki usia kandungan 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan
 Pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan
ASI menjadi asin.

Peran Agama dalam Kebidanan :


Adapun aspek aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan
kesehatan masyarakat diantaranya adalah :

1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatan nya
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasardan melandasi cita cita dan
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa
3. Agama mengharuskan umat manusia untk beriman dan bertaqwa kepda Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghidarkan umat manusia dari segala hal –hal yang bertentangan dengan
ajarannya.

Beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara
kesehatan yang dianjurkan oleh agama :

1. Makan makanan yang bergizi


2. Menjaga kebersihan
3. Pengobatan diwaktu sakit
4. Upaya pencegahan penyakit

Seperti : imunisasi, pemberian ASI smpai 2 tahun

Pandangan agama terhadap keluarga berencana

Pandangan agama yang memperbolehkan :

 Pemakaian IUD bertujuan untuk menjarangkan kehamilan


 Pemakaian IUD bertujuan untuk menghentikan kehamilan
 Melakukan tindakan MOW dan / MOP dilakukan dalam keadaan darurat demi
keselamatan jiwa

Bengilu, jika diperlukan untuk melakukan kepentingan pemeriksaan

Pandangan agama yang melarang / menolak :

 Pemakaian IUD bersifat Aborsi, bukan kontrasepsi


 Mekanisme IUD belum jelas
 Waktu pemasangan IUD harus dilakukan dengan melihat aurat wanita
 Sterilisasi berakhir dengan kemandulan
 Mengubah ciptaan tuhan dengan memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan
berfungsi

Larangan bagi seorang bidan baik secara umum maupun dalam agama:

 Bidan dilarang melakukan aborsi


 Bidan dilarag memakai perhiasan saat menolong persalinan
 Bidan dilarang berkuku panjang
 Bidan dilarang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali
dimintai oleh pihak pengadilan
 Menganjurkan ibu memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan
 Tidak mau bekerja sama dengan dukun
 Melakukan tugasnya yang bertentangan dengaan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan
kode etik kebidanan

Perkembangan ilmu di bidang kedokteran menurut Mukti Ali, juga akan menimbulkan
beberapa masalah antara ilmu kedokteran dan agama, di antara masalah-masalah tersebut:

a. Pengguguran (aborsi). Dalam masalah pengguguran ini terdapat masalah hidup atau belum
hidupnya janin.

b. Pelaksanaan keluarga berencana. Dalam penggunaan cara-cara yang tidak alami, dengan
berbagai alat kontrasepsi, juga masalah vasektomi dan tubektomi.

c. Pencangkokan organ tubuh. Akan timbul masalah bagaimana kalau perncangkokan


terhadap organ itu dilakukan terhadap orang dari bukan manusia.

d. Inseminasi buatan yang telah masuk ke dalam dunia kedokteran, sebagian orang percaya
ada ras “super” dan ras “tidak super”, maka pikiran orang akan cenderung untuk melakukan
inseminasi buatan dengan mengambil bibit ras yang super untuk menciptakan masyarakat super
(Mukti Ali : 375).

Terkait status darah keguguran yang dialami wanita, para ulama memberikan rincian
sebagai berikut:

Pertama, keguguran terjadi ketika janin berada pada dua fase pertama, yaitu fase nutfah
yang masih bercampur dengan mani, berlangsung selama 40 hari pertama dan fase ‘alaqah, yaitu
segumpal darah yang berlangsung selama 40 hari kedua. Sehingga total dua fase ini berjalan
selama 80 hari.

Apabila terjadi keguguran pada dua fase ini, ulama sepakat bahwa status darah keguguran tidak
dihukumi sebagai darah nifas. Para ulama menghukumi darah ini sebagai darah istihadhah.
Sehingga hukum yang berlaku untuk wanita ini sama dengan wanita suci yang sedang
mengalami istihadhah, sehingga tetap wajib shalat, puasa, dst. Dan setiap kali waktu shalat,
wanita ini disyariatkan untuk membersihkan darahnya dan berwudhu. Jika ada darah yang keluar
di tengah shalat, tetap dilanjutkan dan status shalatnya sah, serta tidak perlu diulang.

Kedua, keguguran terjadi pada fase ketiga, yaitu fase mudhghah, dalam bentuk gumpalan
daging. Pada fase ini, mulai terjadi pembentukan anggota badan, bentuk, wajah, dst. Fase ini
berjalan sejak usia 81 hari sampai 120 hari masa kehamilan.

Jika terjadi keguguran pada fase ini, ulama merinci menjadi dua:

Janin belum terbentuk seperti layaknya manusia. Pembentukan anggota badan masih sangat
tidak jelas. Hukum keguguran dengan model janin semacam ini, statusnya sama dengan
keguguran di fase pertama. Artinya, status wanita tersebut dihukumi sebagai wanita
mustahadhah.
Janin sudah terbentuk seperti layaknya manusia, sudah ada anggota badan yang terbentuk, dan
secara dzahir seperti prototype manusia kecil. Status keguguran dengan model janin semacam ini
dihukumi sebagaimana wanita nifas. Sehingga berlaku semua hukum nifas untuk wanita ini.

Oleh karena itu, jika mengalami keguguran pada usia 81 sampai 120 hari, untuk memastikan
apakah statusnya nifas ataukah bukan, ini perlu dikonsultasikan ke dokter terkait, mengenai
bentuk janinnya.

Ketiga, ketika keguguran terjadi di fase keempat, yaitu fase setelah ditiupkannya ruh ke
janin. Ini terjadi di usia kehamilan mulai 121 hari atau masuk bulan kelima kehamilan. Jika
terjadi keguguran pada fase ini, ulama sepakat wanita tersebut statusnya sebagaimana layaknya
wanita nifas.
RESUME KELOMPOK 3

Pandangan ilmu-ilmu umum (non kesehatan) terhadap kesehatan

UU No.23 tahun 1992 tentang Ilmu Kesehatan,


Ilmu kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial yang di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Ilmu Umum AdalahSesuatu yang benar-benar membantu kita untuk tumbuh, pada kedua
aspek pribadi maupun tingkat akademis. ilmu umum akan memperbanyak pengetahuan dan rasa
tahu pada dunia, memahami dan menganalisa situasi yang lebih baik dengan informasi,
pengetahuan dari sumber yang tepat dan benar

Ilmu sosiologi dalam kesehatan mempelajari penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan
keintiman, terapan dan kebersamaan terutama didorong oleh adanya masalah mengenai
kesehatan jelas mengacu pada kepentingan bidang kesehatan.

Pentingnya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, misalnya dalam pelayanan kesehatan
cendrung menggunakan teknologi canggih yang mahal, sehingga terjadi ketimpangan antara
ability to pay dan willingness to pay pada masyarakat yang akan menggunakannnya. Perdebatan
tentang persoalan ekonomi pelayanan kesehatan adalah peranan harga dan balas jasa kepada
tenaga medis dan sebagainya. Ekonomi dan kesehatan saling terkait berupa analisis

Ilmu agama dan Ilmu Kesehatan itu saling berkaitan, Adanya peranan agama sebagai
pengkoreksi atas praktik kesehatan atau sebaliknya, sebagai contoh dalam Islam kalau berbuka
puasa dianjurkan berbuka dengan memakan makanan yang manis-manis, tetapi dalam dunia
kesehatan itu bukan sebuah keharusan hanya sebagai pemulihan kondisi tubuh sehingga tidak
kaget ketika menerima asupan yang lebih banyak. Namun hal itu tidak menjadi masalah karena
saling berkaitan.

Menurut pandangan ilmu antropologi dan ilmu kesehatan itu saling berhubungan, Ilmu
kesehatan yang mempelajari tingkah laku manusia, intraksi kesehatan dan penyakit dari berbagai
segi terutama terkait dengan budaya. Yang mempengaruhi masalah-masalah dalam kesehatan
manusia.

Foster dan Anderson (1978)

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia.

Dalam definisi yang dibuat Foster dan Anderson dengan tegas disebutkan bahwa antropologi
kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Menurut
Foster dan Anderson, Antropologi kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

Pokok-pokok perhatian kutup biologi yang dimaksud Foster/Anderson adalah:

Pertumbuhan dan perkembangan manusia,

Peranan penyakit dalam evolusi manusia,

Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba).

Sedangkan pokok perhatian pada kutup sosial-budaya meliputi:

Sistem medis tradisional (etnomedisin),

Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,


Tingkah laku sakit,

Hubungan antara dokter pasien,

Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.

Foster dan Anderson (1978), menyatakan bahwa antropologi kesehatan kontemporer dapat
ditemukan pada empat sumber daya yang berbeda yaitu Antropologi Fisik, Ethnomedicine, Studi
Personalitas dan Kultural, dan Kesehatan Publik Internasional.

Foster dan Anderson (1987) juga mengatakan bahwa lingkungan bio-cultural yang paling baik
dipelajari adalah dari sudut pandang ekologi. Sejak Perang Dunia II, ahli antropologi banyak
yang berpindah ke studi lintas budaya sistim medis, bioekologi dan faktor-faktor sosio-budaya
yang mempengaruhi timbulnya kesehatan dan penyakit.

Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi, dimana
tingkahlaku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang
berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda. Misalnya pada masyarakat yang tinggal di
daerah beriklim tropis, penyakit malaria bisa berkembang dan menyerang mereka sedangkan
pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, atau di daerah di atas 1700 meter
permukaan laut penyakit malaria tidak ditemukan.

Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang
baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll. pada
umumnya terdapat pada negara-negara berkembang,

Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar


mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini
dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam
mencetuskan penyakit.

McElroy dan Townsend (1985)

Antropologi Kesehatan adalah sebuah studi tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan
lingkungan mempengaruhi kesehatan dan kesadaran cara-cara alternatif tentang pemahaman dan
merawat penyakit.

McElroy dan Townsend yang mengambil pandangan sejarah juga menekankan pentingnya
adaptasi dan perubahan sosial dengan menyatakan bahwa sejumlah besar ahli antropologi
kesehatan kini berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang berkaitan dengan adaptasi
kelompok manusia sepanjang jarak geografis dan jangka waktu luas dari masa pra-sejarah ke
masa depan.

Kedua ahli ini menyepakati setidaknya enam sub-disiplin antropologi yang relevan dengan
Antropologi Kesehatan yaitu Antropologi Fisik, Arkeologi Pra-Historis, Antropologi Kultural,
Antropologi Ekologikal, Teori Evolusioner, dan Linguistik Antropologi.

Another Lost Stories : Really? Must Doctors Now Prepare for ICD-11?

Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan


dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian
disiplin ilmu ini adalah:

penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes),


beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural
atau penyihir,

kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat,

healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh,

perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness
dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada tahun 1924
W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya tidak
dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek
medis primitif” mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari
kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi,
dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan
memilki model perilaku medis yang sesuai.

Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, dalam orientasi teoritisnya diungkapkan
dalam bentuk lima generalisasi yaitu:

studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan konfigurasi budaya
secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis berada dalam totalitas
tersebut,

ada begitu banyak pengobatan primitif,

bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional saling
berkaitan,

pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi budaya,

manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan gaib.


Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog, perilaku sehat
(health behavior), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara illness dan disease, model
penjelasan penyakit explanatory model, peran dan karir seorang yang sakit (sick role), interaksi
antara dokter – perawat, antara dokter – pasien, antara perawat – pasien; penyakit dilihat dari
sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi
dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses penyembuhan.

Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam


masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan
masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional antropolog dalam program-
program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan
tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

Tugas utama ahli dari Antropologi Kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat
mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan
dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal.
Antropologi Kesehatan dianggap sebagai ‘antropologi dari obat” (segi teori) dan ‘Antropologi
dalam pengobatan’ (segi praktis atau terapan).

Pandangan ahli antropologi penyebab orang sakit ada dua hal yaitu:

Secara personalistik

Secara personalistik (secara personal) penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu
agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supanatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang
bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir
attau tukang tenung). Orang yang sakit adalah korbanya, objek dari agresi atau hukuman yang
ditunjukan khusus kepadanya untuk alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja.
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol dalam data-data
medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang masyarakat-masyarakat
“primitif” (masyarakat yanng belum berkembang). Hal ini termasuk kelompok-kelompok seperti
penduduk-penduduk pribumi. Sebagian besar dari kelompok ini (pada mulanya) relatif kecil,
terisolir, buta askara, dan kurang kontak dengan peradaban tinggi.

Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta
telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan
kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta
secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.

Secara naturalistik

Secara naturalistik penyakit dijelaskan dengan istilah sistemik yang bukan pribadi. Sistem-sistem
naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang
tetap dalam tubuh, seperti panas, dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yindan yang berada
dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan
lingkungan sosialnya. Apabila keseimbangan ini terganggu, maka hasilnya adalah timbulnya
penyakit. Walaupun prinsip keseimbangan dalam sistem-sistem neuralistik dieksprresikan dalam
berbagai cara, tulisan masa kini mengungkapkan peran utama panas, dingin, sebagai ancaman
pokok terhadap kesehatan. Natural, nonsupranatural, dan empiris adalah istilah-istilah yang
sejajar dengan predikat “naturalistik” namun istilah “supranatural” dan “magical” kurang tepat
karena keduanya, membutuhkan sejumlah agen yang secara konseptual berbeda.

Istilah supranatural menunjukan kepada suatu tata kehidupan yang melewati batas alam
nyata atau alam semesta yang terlihat dan dapat diamati. Sistem etiologi personalistik dan
naturalistik sudah tentu tidak eksklusif satu sama lain. Etiologi medis personalistik merupakan
bagian dari penjelasan yang lebih komprehensif, sedangkan etiologi naturalistik sebagian besar
terbatas pada masalah penyakit. Dengan kata lain dalam sistem personalistik, penyakit hanya
merupakan suatu kasus khusus dalam penjelasan tentang segala kemalangan. Penyakit bukan
merupakan kategori yang terpisah dari kemalangan pada umumnya.

Etiologi yang naturalistik hanya terbatas pada penyakit-penyakit tertentu; mereka tidak
ada hubungannya dengan kekeringan, kegagalan perburuan, atau ganguan lain dalam kehidupan.
Dalam hal terdapatnya dikotomi panas – dingin, peranannya terbatas pada penjelasan tentang
penyakit dan bimbingan untuk pengobatanya. Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara
yang berbeda-beda dan gejala-gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit dalam suatu
masyarakat.

Penyebab bersifat naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan,
makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat dan sakit
yang dianut para ahli pengobat tradisional sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni
suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan
serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar,
nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap
sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan
sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya
orang yang sehat.

Another Lost Stories : 10 Mata Uang Digital Dengan Kapitalisasi Terbesar

Dalam kerangka pembangunan masyarakat desa, ilmu antropologi sangat terasa atas keterlibatan
serta kontribusinya dalam penelitian dan atau bahasan tentang “sakit”, tentang para “ahli
pengobat tradisional”, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan serta perilaku, dan
sebagainya. Dengan demikian timbulah spesialis khusus, yaitu antropologi kesehatan (Medical
Anthropology) yang menelaaah bidang kesehatan melalui mencari asal-usul perilaku masyarakat
dalam menanggapi kasus yang terjadi dengan kesehatan mereka. Salah satu peranan besar dari
para ahli antropologi kesehatan adalah untuk menjelaskan mengenai kepercayaan dan
pelaksanaan tindakan medis yang ada kepada para perencana program pembangunan kesehatan
baik kepada para birokrat dan juga teknokrat serta memberi saran-saran tentang bagaimana hal-
hal itu dapat diintegrasikan dengan pelaksanaan modern yang merupaan ciri dari perencanaan
kesehatan formal di semua negara.

Tugas utama ahli dari Antropologi Kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat
mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan
dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal.
Antropologi Kesehatan dianggap sebagai ‘antropologi dari obat” (segi teori) dan ‘Antropologi
dalam pengobatan’ (segi praktis atau terapan).

Pandangan ahli antropologi penyebab orang sakit ada dua hal yaitu:

Secara personalistik

Secara personalistik (secara personal) penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu
agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supanatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang
bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir
attau tukang tenung). Orang yang sakit adalah korbanya, objek dari agresi atau hukuman yang
ditunjukan khusus kepadanya untuk alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja.
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol dalam data-data
medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang masyarakat-masyarakat
“primitif” (masyarakat yanng belum berkembang). Hal ini termasuk kelompok-kelompok seperti
penduduk-penduduk pribumi. Sebagian besar dari kelompok ini (pada mulanya) relatif kecil,
terisolir, buta askara, dan kurang kontak dengan peradaban tinggi.
Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta
telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan
kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta
secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.

Secara naturalistik

Secara naturalistik penyakit dijelaskan dengan istilah sistemik yang bukan pribadi. Sistem-sistem
naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang
tetap dalam tubuh, seperti panas, dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yindan yang berada
dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan
lingkungan sosialnya. Apabila keseimbangan ini terganggu, maka hasilnya adalah timbulnya
penyakit. Walaupun prinsip keseimbangan dalam sistem-sistem neuralistik dieksprresikan dalam
berbagai cara, tulisan masa kini mengungkapkan peran utama panas, dingin, sebagai ancaman
pokok terhadap kesehatan. Natural, nonsupranatural, dan empiris adalah istilah-istilah yang
sejajar dengan predikat “naturalistik” namun istilah “supranatural” dan “magical” kurang tepat
karena keduanya, membutuhkan sejumlah agen yang secara konseptual berbeda.

Istilah supranatural menunjukan kepada suatu tata kehidupan yang melewati batas alam nyata
atau alam semesta yang terlihat dan dapat diamati. Sistem etiologi personalistik dan naturalistik
sudah tentu tidak eksklusif satu sama lain. Etiologi medis personalistik merupakan bagian dari
penjelasan yang lebih komprehensif, sedangkan etiologi naturalistik sebagian besar terbatas pada
masalah penyakit. Dengan kata lain dalam sistem personalistik, penyakit hanya merupakan suatu
kasus khusus dalam penjelasan tentang segala kemalangan. Penyakit bukan merupakan kategori
yang terpisah dari kemalangan pada umumnya.
Etiologi yang naturalistik hanya terbatas pada penyakit-penyakit tertentu; mereka tidak ada
hubungannya dengan kekeringan, kegagalan perburuan, atau ganguan lain dalam kehidupan.
Dalam hal terdapatnya dikotomi panas – dingin, peranannya terbatas pada penjelasan tentang
penyakit dan bimbingan untuk pengobatanya. Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara
yang berbeda-beda dan gejala-gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit dalam suatu
masyarakat.

Penyebab bersifat naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan,
makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat dan sakit
yang dianut para ahli pengobat tradisional sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni
suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan
serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar,
nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap
sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan
sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya
orang yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai