Anda di halaman 1dari 21

HEALT PROMOTION

1. Sejarah Singkat Promosi Kesehatan

Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era
tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama tentang Health Promotion di
Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya
memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion.

Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke
Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena
sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan
itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu
kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu
Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu
khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan
tersebut serta aplikasinya di Indonesia.

2. Pengertian

Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their health (WHO
1986). Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan (green dan ottoson, 1998).

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.(definisi yang selama ini dipakai oleh pusat promosi kesehatan). Upaya
pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan
lingkunganya, dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim
untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dimensi perilaku yang kondusif
mencangkup:

· Perubahan perilaku

· Pembinaan perilaku

· Pengembangan perilaku dari yang baik menjadi yang lebih baik.

Jadi promosi kesehatan mencangkup 3 pengertian:

· Peningkatan

· Menawarkan atau memasarkan

· Pendidikan
A. Metode Promosi Kesehatan

1. Metode Promosi Individual (Perorangan)

a. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh
klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan
penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

b. Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas
dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak tahu atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat.

2. Metode promosi kelompok

Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.

a. Kelompok Besar

Metode yang bagus untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

a) Ceramah : Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Seminar : Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode
yang cocok untuk digunakan antara lain :

a) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk diatur sedemikian rupa agar dapat berhadap-hadapan satu sama lain.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

b) Curah pendapat (Brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsinya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan itu ditulis dalam flipchart atau
papan tulis.

c) Bola salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasang-pasangan dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau
masalah. Kemudian mereka mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian diberi suatu
permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain.

e) Role Play ( memainkan peran )

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan
peranan interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

f) Permainan Simulasi

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permaian seperti permainan monopoli.

c. Metode promosi kesehatan massa

Metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau public. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan begitu belum diharapakan untuk sampai pada perubahan perilaku. Beberapa contoh
metode promosi kesehatan secara massa, antara lain :
a) Ceramah umum ( public speaking ) Pada acara-acara tertentu, misalnnya pada Hari Kesehatan
Nasional, mentri kesehatan atau pejabat kesehatan berpidato.

b) Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik.

c) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

d) Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab.

e) Bill Board, yang dipasangkan di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya.

4.Media Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Dalam penyuluhan kesehatan dikenal beberapa alat Bantu peraga yang sering digunakan atau disebut
juga AVA (audio visual alds). Alat peraga ini kegunaannya tak lain adalah untuk lebih memudahkan
kedua belah pihak dalam kegiatan penyuluhan, yakni pihak yang menyuluh dan pihak yang disuluh.
Kemudahan pihak penyuluh dalam menggunakan alat bantu perangaan saat melakukan penyuluhan
adalah:

· Memiliki bahan nyata ingin disampaikan, baik berupa tulisan, gambar atau benda-benda tertentu
yang bisa diperlihatkan.

· Dapat menambah percaya diri, karena penyuluhan memiliki bahan-bahan yang lebih meyakinkan.

· Membantu konsentrasi penyuluh terhadap materi yang akan disampaikan.

· Menghadiri kejenuhan penyuluh, karena tanpa alat bantu peragaan ia akan terus bicara yang
mungkin melelahkan atau kurang bisa kontrol terhadap materi yang disampaikan.

· Mengurangi kejenuhan bagi pihak-pihak yang disuluh sehingga secara leluasa pihak penyuluh bisa
menentukan variasi cara penyampaian.

Kemudian dengan alat bantu peragaan ini bagi yang disuluh juga akan sangat besar sekali manfaatnya,
antara lain:

· Melihat nyata inti materi yang disampaikan oleh penyuluh, sehingga akan lebih mudah mencerna
serta mengendapkan isi pesan dalam ingatan.

· Menghidari kejenuhan atau kebosanan, karena pihak yang disuluh tak sekedar hanya
mendengarkan saja, tetapi dapat melihat tulisan, gambar, atau bahan dan benda tertentu yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan

· Mudah mengingat pesan yang disampaikan, bila lupa bisa menanyakan atau melihat kembali
meteri yang ada pada penyuluh. Apalagi kalau alat bantu peragaan tersebut dibuat seperti film, slide,
poster yang indah dan sebagainya.
5.Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

1. Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :

a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.

b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada
pengenalan produk/jasa melalui kampanye.Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya
komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

c. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

d. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan
(melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai
bidang /sektor, sesuai keadaan).

e. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization),


pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization),
pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dan lain-lain.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi
kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:

a. Dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan

b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

4. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).

b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.

d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.

e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

5. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima
tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.

a. Promosi Kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection).

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

e. Rehabilitasi (rehabilitation).

1. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi kesehatan
tersebut secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam
promosi kesehatan :

1. Strategi Global (Global Strategy)

a. Advokasi (advocacy)

b. Dukungan sosial (social support)

c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)


Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam
Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah rumusan strategi promosi kesehatan yang telah
dikelompokkan menjadi lima bagian diantaranya :

a. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).

b. Lingkungan yang medukung (supportive environment)

c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).

d. Keterampilan individu (personal skill).

e. Gerakan masyarakat (community action).

7. Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran,
yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali
memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi
model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission
maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-
kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta
pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi
(advocacy).

* SPESIFIK PROMOTION YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESPRO

1. Promosi Kesehatan Pra Nikah

Fungsi seksual yaitu untuk prokreasi (mendapatkan keturunan), rekreasi (untuk dinikmati
keberadaannya), untuk relaksaksi (hubungan kekeluargaan), dan bersifat intitusi (kewajiban suami untuk
istri).

Tinggi kematian ibu disebabkan ketidak tahuan ibu saat hamil maka harus menyiapkan kesiapan fisik dan
mental, dibekali pengetahuan tentang kehamilan untuk mencegah kematian ibu.

Sementara itu kepala BKKBN, Sugiri Syarif menghimbau masyarakat untuk memperhatikan tentang usia
aman untuk melahirkan dan frekuensi melahirkan yang harus direncanakan. Dengan program KB maka
ibu tidak sering mengandung, sehingga potensi kesehatan busa ditekan.

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 20 orang per 20 ribu orang meninggal pertahun saat
hamil, melahirkan dan nifas. Keyataannya tahun 2001 angka kematian ibu di Indonesia sebesar 334 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu yang diharapkan pada tahun 2010 adalah
sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.

Sebenarnya ada beberapa sebab kematian ibu menurut SKRT tahun 2001, 90% penyebabnya disebabkan
oleh komplikasi dan 28% diantaranya terjadi perdarahan dimasa kehamilan dan persalinan.

Sebab-sebab tak langsung tentang masalah kesehatan ibu:

a. Pendidikan ibu terutama didaerah pedesaan yang masih rendah.

b. Sosial ekonomi dan sosial budaya yang mengutamakan bapak dibanding ibu.

c. Terlalu dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua , terlalu sering, terlalu banyak.

d. 3terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim, dan terlambat
mendapat pelayanan kesehatan.

2. Promosi Kesehatan Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil tersebut
harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah. Untuk mendapatkan semua yang diperlukan
sehubungan dengan hal-hal diatas, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik.
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil yaitu :

1. Makanan yang cukup kwalitas dan kwantitas

2. Istirahat dan tidur yang cukup bekerja sesuai kemampuan dan jangan terlalu berlebihan.

3. Melakukan latihan senam hamil atau olahraga ringan.

4. Adanya hubungan keluarga yang harmonis .

5. Bila ada kelainan segera datang ketempat pelayanan kesehatan minta pertolongan

6. Rencanakan jumlah keluarga ( KB )

7. Hidup dalam lingkungan sehat

8. Berperilaku hidup sehat

9. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu terutama tentang kehamilannya

10. Memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali, untuk kesejahteraan janin dengan memeriksakan
secara teratur.

11. Kebersihan diri.

12. Hindari perjalanan yang melelahkan/

13. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda bahaya.

14. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman.

15. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke-20.

3. Promosi Kesehatan Bersalin

Dimana seorang ibu dalam masa bersalin yang dalam tahap dan fase dalam persalinan. Promosi
Kesehatan ibu bersalin seperti :

1. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisa, ketakutan, kesakitan : berilah dukungan dan
yakini dirinya, berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinanya dan dengarkan
keluhannya.

2. Bila ibu tampak kesakitan, berilah dukungan atau asuhan dengan :

a. Lakukan perubahan posisi


b. Anjurkan tidur miring kekiri

c. Sarankan ia untuk berjalan

d. Ajaklah orang yang menemaninya untuk memijat atau membasuh mukanya di antara kontraksi

e. Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan

f. Ajarkan kepadanya teknik bernapas.

3. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam peralinan, antara lain menggunakan tirai atau
penutup, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengatahuan dan seijin pasien atau ibu.

4. Menjelaskan kemajuan persalinan da perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil pemeriksaaan.

5. Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau
kecil.

6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringa, atasi dengan cara: gunakan kipas angina
tau AC dalam kamar, menggunakan kipas biasa dan menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.

7. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup air/

8. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

4. Promosi Kesehatan pada Masa Nifas

Ibu nifas di mulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa nifas dilakukan untuk
mencegah,mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Promosi kesehatan dapat diterapkan salah
satunya yaitu pada pelayanan kebidanan pada ibu nifas. Masa nifas ini berlangsung selama 6 minggu
atau 42 hari. Upaya-upaya promosi kesehatan pada ibu nifas

1. Kebersihan Diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun
kulit.

a. Kebersihan alat genitalia

b. Kebersihan pakaian

c. Kebersihan rambut

d. Kebersihan kulit
2. Mobilisasi

Mobilitas sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka. Jika
tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sidini mungkun, yaitu 2 jam setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina.

3. Buang Air Kecil ( BAK )

Pengeluaran air seni ( urin ) akan meningkatkan pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan. Anjuran :

a. Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan.

b. Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, kareana akan menyebabkan terjadinya
bendungan air seni.

4. Buang Air Besar ( BAB )

Sulit BAB ( konstipasi ) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena
adanya haemmoroid. Anjuran :

a. Mobilisasi dini

b. Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum

c. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada hari ketiga belum BAB, ibu bisa
menggunakan pencahar berbentuk suppositoria.

5.Istirahat

Anjuran :

a. Anjurkan untuk mencegah kelelahan berlebihan.

b. Meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah.

c. Putarkan atau dengarkan lagu klasik saat ibu dan bayi istirahat untuk menghilangkan rasa tegang
dan lelah
6. Latihan fisik / senam hamil

Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu memperkuat tonus otot jalan
lahir dan dasar panggul.

a. Ajari ibu teknik senam nifas dan juga latihan memperkuat tonus otot vagina.

b. Anjurkan untuk melakukan latiihan atau senam nifas setiap hari.

7. Nutrisi

a. Anjurkan makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.

b. Minum air mineral 2 liter setiap hari.

c. Tablet zat besi di minum minimal 40 hari pasca persalinan.

8. Perawatan payudara

Perawatan payudara yang dilakukan secara rutin agar tidak terjadi pembengkakan akibat bendungan ASI
antara lain :

a. Anjurkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu

b. Ajarkan teknik perawatan apabila terjadi gangguan pada payudara, seperti putting susu lecet dan
pembengkakan payudara

c. Menggunakan BH yang menyokong payudara.

9. Menyusui

a. Anjurkan teknik menyusui yang benar

b. Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin .

10. Lingkungan hidup


a. Bersosialisasi dengan lingkungan hidup disekitar ibu

b. Ciptakan suasana yang tenang dan harmonis dengan keluarga

c. Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang
menyenangkan

d. Berintegrasi dan saling mendukung dengan pasangan dalam merawat dan mengasuh bayi.

11. Penyesuaian seksual

Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering
melupakan perannya sebagai pasangan. Oleh karena itu perlu memahami perubahan perubahan yang
terjadi dalam diri istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan. Anjuran :

a. Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukan satu dua jari ke vagina tanpa ada rasa nyeri.

b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu yang tertentu
setelah 40 hari pasca persalinan.

c. Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan member kassih sayang pada bayinya sangat
dianjurkan

12. Keluarga berencana

a. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan, bagaimana merencanakan keluarganya

b. Bidan membantu merencanakan keluarga dengan mengajarkan tentang cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan.

c. Sebelum menggunakan metode KB jelaskan terlebih dahulu jenis KB dan kelebihan serta
keuntungan

13. Tanda bahaya masa nifas

Kondisi ini perlu mendapat perhatian secara khusus karena membawa kondisi yang buruk bagi
kesehatan. Kompllikasi yang mungkin terjadi dalam masa nifas , antara lain :

a. Demam , jika suhu tubuh lebih dari 38 derajat selam 2 hari


b. Peradangan payudara, bendungan ASI akan menyebabkan demam pada hari ketiga sampai
keempat payudara akan terasa keras dan sakit bila tertekan.

c. Penciutan kandungan yang tidak normal.

d. Infeksi kandung kemih

e. His pengiring

f. Perdarahan nifas

g. Infeksi luka jahitan

h. Pembendungan darah

5. Pendidikan Kesehatan pada Ibu Menyusui

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan
terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk di minum. Ibu menyusui harus :

1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

3. Minum sedikit 3 liter air setiap hari.

4. Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari persalinan.

5. Minum kapsul vit A agar bisa memberikan vit A kepada bayinya melalui ASI-nya.

6. Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam sekitar 10-15 menit.

7. Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman.

8. Tidurlah bersebelahan dengan bayi.

9. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

10. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut di
atas.

6. PUS / WUS

PUS adalah pasangan usia subur dan WUS adalah wanita usia subur
Masa ini merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada
masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Promosi
kesehatan pada PUS / WUS:

1. Memberikan penyuluhan kontrasepsi.

2. Merencanakan KB

a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.

b. Sebelumnya menggunakan metode KB

3. Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah da yang ditanyakan oleh ibu atau pasangan
itu.

7. Klimakterium

Bukan suatu keadaan patotogik, melainkan masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa
tahun sebelum dan beberapa tahun setelah menopause. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum
menopause berdasarkan keadaan andokrinologik. Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan ringan atau kadang berat. Pada permulaan klimakterium
kesuburan menurun pada masa menopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan terutama pada
masa pasca menopause terdapat gangguan vegetative, pisik dan organis.

8. Menopause

Menopause adalah mens terakhir atau saat terjadinya mens terakhir. Berhentinya haid dapat didahului
oleh siklus haid yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. “ Coping Strategy “ Cara
mengatasi antara lain :

1. Menghindari perubahan kejiwaan.

2. Beri perhatian khusus.

3. Pengaturan dan penyesuaian nutrisi dan pola makanan yang seimbang.

4. Menghindari penuaan kulit yang terlalu cepat .

5. Mempertahankan aktivitas fisik.

6. Mempertahankan aktivitas seksual.

7. Pengobatan dan hormone pengganti.


8. Konsultasi dengan dokter.

9. Lakukan kegiatan spiritual dan berpikir positif.

* EARLY DIAGNOSIS DAN PROMOTIF (Diagnosa Secara Dini Dan Pengobatan Yang Cepat Dan Tepat)

Upaya promotif adalah untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal, dan
merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pelayanan Antenatal yang ada, dengan
menitikberatkan pada kegiatan promotif. Upaya preventif merupakan upaya promosi kesehatan untuk
mencegah terjadinya penyakit.

Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark merupakan suatu pendidikan kesehatan.
Berisikan kegiatan :

1. Mencari kasus sedini mungkin (case finding).

2. Melakukan pemeriksaan umum secara rutin.

3. Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu.

4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding).

5. Mencari orang – orang yang pernah berhubungan dengan penderita dengan penyakit menular
(contact person).

6. Pemberian pengobatan yang tepat pada permulaan kasus

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat di lakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan ( five levels of prevention ) dari Leavel and Clark sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan ( health promotion ).

2. Perlindungan khusus ( specific protection ).

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and promotif treatment ).

4. Pembatasan cacat ( disability limitation ).

5. Rehabilitasi ( rehabilitation )

Berdasarkan lima tingkat pencegahan ( five levels of prevention ) dari Leavel and Clark akan dibahas
Perlindungan khusus ( specific protection ) dan Diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis
and promotif treatment ).
* DISABILITION

Disabilitas adalah ketidakmampuan untuk terlibat dalam aktivitas penting yang berguna karena
keterbatasan fisik maupun mental yang ditentukan secara medis.

1. Macam-macam Disabilition

(WHO) memberikan definisi disabilitas sebagai keadaan terbatasnya kemampuan untuk melakukan
aktivitas dalam batas-batas yang dianggap normal. Dengan 3 kategori, yaitu:

1. Impairment

Yaitu suatu kehilangan atau keadaan abnormalitas dari psikis, fisiologi atau fisik baik struktur maupun
fungsinya.

2. Disability

Yaitu suatu hambatan atau gangguan dari kemampuannya untuk melaksanakan aktivitas yang
biasanya dapat dikerjakan oleh orang yang normal sebagai akibat dari ”impairment”.

3. Handicap

Yaitu suatu kerugian yang diderita oleh individu akibat ”impairment” dan “disability”.

Kebanyakan orang menganggap disabilitas adalah makhluk abnormal, seperti anak-anak,


membahayakan, aneh, tidak menarik, tidak mandiri, selalu membutuhkan perlindungan, tidak produktif,
anti sosial dan memiliki kesehatan yang buruk

2. Usaha Pembatasan Kecacatan

Disability Limitation atau pembatasan kecacatan yaitu berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan berfikir dan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit. Usaha ini
merupakan lanjutan dari usaha early diagnosis and promotif treatment yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi ).
Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi
dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin. Beberapa usaha diantaranya adalah:

a. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

b. Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemerikasaan lanjut yang lebih
akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya.

c. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi.


d. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sesuai dengan wewenang bidan, dengan
memenuhi semua hak-hak pasien.

e. Melakukan pendampingan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara


sempurna.

f. Memberikan pendidikan kesehatan untuk masyarakat sejak dini(preventive).

Dewasa ini serangan otak stroke atau stroke, merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia,
bahkan di banyak rumah sakit dunia stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Tetapi
banyak ahli kesehatan dunia yakin bahwa serangan otak stroke adalah penyebab kecacatan nomor satu
di dunia.

* REHABILITATION

1. Pengertian Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
dapa berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.

2. Tujuan Rehabilitasi

1. Agar dapat bersosialisasi seperti lazimnya atau sebelum cacat individu lain yang tidak cacat.

2. Agar penderita dapat merawat dirinya sendiri sesuai dengan usianya.

3. Agarpenderita cacat dapat mempertahankan diri

4. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

5. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral
setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

6. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu
mempertahankan diri.

7. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh
dari suatu penyakit.

3. Macam-macam Rehabilitasi
1. Rehabilitasi Fisik : Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal mungkin.

2. Rehabilitasi Mental : Yaitu agar bekas penderita menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan
sosial secara memuaskan.

3. Rehabilitasi Sosial Vokasional : Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.

4. Rehabilitasi Aestetis: Yaitu untuk mengembalikan rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi dari
alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.

4.Bentuk Rehabilitasi

1. Rehabilitasi Medik

Dalam bidang Rehabllitasi Medik ada beberapa pelayanan yang dibutuhkan:

a. Fisioterapi

Relaksasi, terapi manipulasi, latihan keseimbangan, latihan koordinasi, latihan mobilisasi, latihan
ambulasi dan latihan Bobath dengan teknik inhibisi, fasilitasi dan stimulasi latihan dapat diberikan
ditempat tidur, di gymnasium, di kolam renang.

b. Terapi Okupasi

ü Latihan diberikan dalam bentuk aktifitas permainan, permainan yang memerlukan keberanian.

ü Aktifitas kehidupan sehari-hari : berpakaian, makan minum, penggunaan alat perkakas rumah tangga.

ü Seni dan ketrampilan.

c. Terapi Wicara

Pada pasien dengan gangguan komunikasi/bicara dengan latihan dalam bahasa pasif : anggota tubuh,
benda-benda di dalam/diluar rumah dan disekolah dan dalam bahasa konsonan, suku kata, kata,
kalimat. dengan pengucapan huruf hidup/voval.
d. Terapi Musik

Tujuannya menumbuhkembangkan potensi-potensi pada anak yang berkelainan baik fisik, mental
intelektual maupun sosial emosional sehingga mereka akan berkembang menjadi percaya diri sendiri.
Pelayanan tersebut dengan cara melatih : ritme, nada dan irama, interfal, tarian, drama, cerita, senam,
pengenalan alat musik, pengenalan lagu, latihan baca sajak/puisi.

e. Psikolog

Merupakan suatu penyembuhan yang berkaitan dengan kejiwaan pasien,sehinnga dapat mengetahui
seberapa besar tingkat kesadaran dalam minat kesembuhanya sertaseberapa besar tingkat kekecewaan
yang pasien rasakan atas kecacatannya.

f. Sosial Medik

Memberikan pelayanan mencari data keluarga, sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan tempat tinggal,
dan sebagainya yang dapat bermanfaat bagi para dokter dan terapis dalam menyusun program
rehabilitasi.

g. Ortotik Prostetik

Memberikan pelayanan pembuatan alat-alat bantu; misal brace, tongkat ketiak, kaki tiruan, kursi roda.

h. Bina Mandiri

Lingkup pelayanan meliputi :

ü Kemandirian yang sesuai dengan aktifitas perawatan diri sendiri, aktifitas dimeja makan, aktifitas
rumah tangga, aktifitas dikamar tidur, pengenalan alat pertukangan dan kegunaannya, penggunaan alat
bantu, kegiatan berjalan.

ü Komunikasi

ü Sosialisasi

5. Peran Bidan Dalam Rehabilitasi


1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral
setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu
mempertahankan diri.

4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari
suatu penyakit.

5.Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan
kesehatan.

6. Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi


dengan masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti
individu normal lainnya.

7. Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai