Anda di halaman 1dari 50

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324861181

Penanganan Anak Tuna Grahita (Mental Retardation) dalam Program


Pendidikan Khusus
Article · December 2012

CITATIONS READS
0 17,971

1 author:

Sri W Rahmawati
Universitas Tama Jagakarsa
27 PUBLICATIONS 24 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Bullying View project

Holistic Parenting View project

All content following this page was uploaded by Sri W Rahmawati on 01 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 1/No 1
PSIKO UTAMA Des

Desember2012012

ISSN 2301-5582

JURNAL PSIKO UTAMA

PENGARUH KECANDUAN INTERNET TERHADAP KESEHATAN MENTAL


SISWA SMU DI JAKARTA SELATAN
Amrul M.S. Barus, Tjitjik Hamidah, Sukarti Retno Palupi

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KREATIVITAS


PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I CIAMIS Mia
Anita Lestari, Tjitjik Hamidah

RESILIENSI DAN PENGARUHNYA


TERHADAP COPING BEHAVIOR SISWA YANG MENGHADAPI UJIAN
Valued Acer Customer
Sri W Rahmawati

GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING


PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK ADHD
Desy Novita, Mia Anita Lestari

PENANGANAN ANAK TUNA GRAHITA (MENTAL


RETARDATION) DALAM PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS Sri W
Rahmawati
PSIKO UTAMA Des
2012

Pelindung :

Rektor Universitas Tama Jagakarsa (UTAMA)


Penanggung Jawab :
Dekan Fakultas Psikologi

DEWAN REDAKSI
Ketua LPPM UTAMA

Wakil Ketua Dewan Redaksi


Wakil Ketua LPPM UTAMA

Redaktur Pelaksana
Indah Kristiani, S.Psi, M.Psi
Leliwa Gayuh Lestari, S.Psi, M.Psi

Alamat Redaksi :
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B Simatupang No.152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telpon. (021) 7890965-66. E-mail: info@jagakarsa.ac.id
Website: http://www.jagakarsa.ac.id
PENANGANAN ANAK TUNA GRAHITA
(MENTAL RETARDATION)
DALAM PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS (Special Needs)
SRI W RAHMAWATI, Psi, M.Si
Fakultas Psikologi
Universitas Tama Jagakarsa

Abstrac

Anak Tunagrahita atau sering disebut dengan anak mental


retardation, sebenarnya memiliki hak - hak yang sama seperti anak
normal. Namun terkadang bagi orang tua sendiri, memiliki anak tuna
grahita (mental retardation) berarti akan menghadapi tantangan yang
panjang. Pada saat ini perhatian terhadap anak tuna grahita lebih
baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Dampak
perkembangan modernisasi cukup memiliki pengaruh pada prevalensi
tuna grahita, baik dari sisi kuantitas, maupun sisi kualitas.
AAMR mengungkapkan bahwa MR <Mental Retardation>, yaitu:
”MR is a disability
characterized by significant limitations both in intellectual
functioning and in adaptive behavior as expressed in conceptual,
social and practical adaptive skills. This disability originates before
18” (AAMR Ad Hoc Committee on Terminology and Classification,
2002). Berdasarkan American
Psychological Association (APA) Yang digolongkan berdasarkan tes
intelegensi retardasi mental terbagi menjadi:1. Mild : Rentang IQ 50
– 70 atau 52 – 67 tergolong dalam kategori mampu didik, 2
Moderate: 36 – 51 atau 35 – 50, 3. Severe: 20 – 35 yaitu anak yang
membutuhkan pengawasan terus menerus, tak dapat mengurus diri
sendiri tanpa bantuan orang lain., Profound: di bawah skor 20.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh
hasil bahwa proses pendidikan anak Tuna Grahita perlu dilakukan
dengan pendekatan khusus agar dapat memperoleh hasil optimal
dalam tumbuh kembang anak. Faktor-faktor utama yang perlu
mendapatkan perhatian adalah: adanya proses identifikasi yang
komprehensif serta terarah untuk memetakan karakteristik anak
sehingga dapat disediakan pola pendidikan yang sesuai. Selain itu
faktor muatan kurikulum serta tenaga pendidik yang kompeten juga
menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Terakhir adalah sistem
support, seperti kehadiran orang tua yang menerima anak apa
adanya, serta lingkungan yang kondusif untuk perkembangan anak
menjadi bekal bagi anak untuk mengoptimalkan diri.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita, merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki hak-
hak untuk diperhatikan memberikan kesempatan kepada penderita
tuna grahita untuk memasuki bidang pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Sehingga dengan diberikan kesempatan
mereka pun dapat memberikan sumbangan yang berarti melalui
keterampilan yang dimiliki.

Kata kunci :
Tuna Grahita (Mentally Retardation), AAMR, Proses Pendidikan, Dukungan terhadap
Pola Pendidikan Tuna Grahita.
Pembahasan dimulai
dengan teori
ABSTRAK yang akan digunakan
untuk
I. Pendahuluan
mendeskripsikan pengertian
A. Latar Belakang
tuna grahita, meliputi definisi,
Sebagaimana anak _ anak karakteristik, klasifikasi,
lain, anak penderita tuna grahita prevalensi dan penyebab.
memiliki hak - hak yang sama
seperti anak normal dan juga
kebutuhan-kebutuhan tertentu
yang hendaknya dipenuhi agar
mereka tumbuh menjadi
manusia total yang terintegrasi.
Bagi orang tua sendiri, memiliki
anak tuna grahita (mental
retardation) berarti akan
menghadapi tantangan yang
panjang. Namun kini perhatian
terhadap tuna grahita lebih baik
dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya.

Dampak perkembangan
modernisasi tampaknya juga
memiliki pengaruh pada
prevalensi tuna grahita, baik dari
sisi kuantitas, maupun sisi
kualitas. Pendekatan kualitatif
didukung pula oleh studi
kepustakaan dari literatur terkini,
berikut penelitan ilmiah dalam
bentuk jurnal internasional.
tulisan pada jurnal internasional,
baik dari sisi pola pendidikan
yang diterapkan, maupun sisi
coping behavior pada orang tua
yang memiliki anak tuna grahita.

Pembahasan akan dititik Akhirnya pada kesimpulan

beratkan pada penanganan disertakan pula beberapa saran

pendidikan tuna grahita yang dapat memberikan manfaat

yang berlangsung di Indonesia, bagi pola pendidikan anak tuna

khususnya pola pendidikan yang grahita secara ideal ke depan,

diterapkan di SLB merupakan bagi baik praktisi pendidikan;

program pendidikan resmi dari maupun bagi masyarakat luas

Kemendiknas untuk memfasilitas pada umumnya.

penanganan anak tuna grahita.


Setelah itu, terdapat analisis II. LANDASAN TEORI

kualitatif untuk membandingkan II. 1 Definisi Mental


Retardation
penanganan anak tuna grahita.
(MR)
Berdasarkan hasil beberapa

Desember 2012
4. Halyang penting dalam
AAMR memberikan definisi menjelaskan keterbatasan
terbaru mengenai MR <Mental ini adalah pengembangan
Retardation>, yaitu: ”MR is a bantuan yang dibutuhkan
disability characterized by 5. Dengan bantuan yang
significant limitations both in layak,

intellectual functioning and in penderita MR dapat


meningkatkan
adaptive behavior as expressed
kemampuannya.
in conceptual, social and
practical adaptive skills. This
disability originates before 18”
(AAMR Ad Hoc Committee on
Terminology and Classification,
2002).
Sehingga dalam definisi
yang telah diuraikan terdapat
lima asumsi:
1. Keterbatasan dalam
fungsi berkaitan
dengan konteks lingkungan
masyarakat, yaitu usia
teman sebaya dan budaya.
2. Assessmen yang valid
perlu
mempertimbangkan
keragaman bahasa dan
budaya, sebagaimana
perbedaan dalam
masyarakat, sensory, motor
dan faktor tingkah laku
3. Dalam diri individu,
keterbatasan saling
melengkapi dengan
kekuatan
Tingkah laku adaptif
Dua hal penting dalam batasan meliputi keterampilan
di atas: MR meliputi konseptual (berbahasa secara
keterampilan adapatif, tidak reseptif dan ekspresif; membaca
sekedar fungsi inteligensi. Fungsi dan menulis; konsep uang; self
inteligensi maupun keterampilan direction),
adaptif pun ternyata dapat keterampilan sosial
ditingkatkan. (keterampilan interpersonal,
Keterampilan Adaptif. tanggung jawab, self esteem,
Dahulu penentuan MR mengikuti aturan, dsb),
didasarkan pada skor IQ, namun keterampilan praktis (aktivitas
kini orang menyadari bahwa ada sehari - hari seperti: makan,
kemungkinan anak-anak yang memakai pakaian, ke kamar
memperoleh skor IQ rendah mandi), aktivitas instrumental
memiliki kemampuan coping seperti: menyiapkan makanan,
yang baik, dan hal ini menggunakan telepon, berobat,
menunjukkan mengelola uang; dan
keterampilan adaptif mereka sebagainya).
berkembang.
MR dapat Berkembang.
Desember 2012
II.2 KLASIFIKASI Mental
MR tidaklah bersifat retardasi
permanen dan dapat mengalami Berdasarkan skor IQ,
peningkatan kemampuan.
klasifikasi
Definisi yang dikemukan AAMR
MR menurut American
menyebutkan, bahwa ukuran MR
Psychological Association (APA)
antara lain adalah seberapa
dibagi sebagai berikut:
besar bantuan yang ia perlukan
dari lingkungannya. Bila
lingkungan bersifat suportif,
maka MR dapat berkembang
menjadi lebih baik.

Suport sendiri berarti:


“resources and strategies that
aim to promote the
development, education,
interests, and personal well
being of a person and that
enhance individual function”
(AAMR). Support ini dapat
bersifat natural (terjadi pada
lingkungan seseorang seperti:
keluarga atau teman) dan
service based (dilakukan oleh
professional: konselor, guru dan
psikolog).
Level support bervariasi,
mulai dari yang paling ringan
hingga yang
paling berat dan membutuhkan
intensitas tinggi (intermittent,
limited, extensive, pervasive).
yang merupakan gejala
1. Mild : Rentang IQ 50 – 70 atau bawaan, menunjukkan adanya
52 – 67 Tergolong dalam gangguan bicara namun
kategori mampu didik. Tidak kelainan ini tak seberat anak
memperlihatkan kelainan fisik pada kategori severe dan
yang mencolok, masih dapat profound.
dididik di sekolah umum 3. Severe: 20 – 35
dengan perhatian khusus. Membutuhkan pengawasan
Proses penyesuaian diri sedikit terus menerus, tak dapat
lebih rendah, kadang-kadang mengurus diri sendiri tanpa
lebih pendiam dan pemalu. bantuan orang lain. Terjadi
Keterampilan tertentu dapat gangguan bicara. Tanda-tanda
mereka lakukan tanpa fisik: lidah sering keluar
pengawasan, seperti: bersamaan dengan air liur,
mengurus diri sendiri (makan, kepala lebih besar dari
mandi, berpakaian). biasanya. Kondisi fisiknya
2. Moderate: 36 – 51 atau 35 – 50 lemah, sehingga hanya dapat
Digolongkan sebagai anak dilatih ketika keadaan fisiknya
yang mampu latih. memungkinkan.
Menampakkan kelainan fisik 4. Profound: di bawah skor 20.

Desember 2012
II. 3 PENYEBAB
Memiliki problema fisik yang MENTAL
serius, baik fisik maupun RETARDATION.
inteligensi. Terdapat Pada pertengahan tahun
kerusakan pada otak seperti: 1990, para ahli memperkirakan
hidrosefalus dan mongoloid. hanya 10-15 % penyebab MR
Kepala lebih besar dan sering yang dapat diketahui. Saat
bergoyang. Kadang tak dapat
berdiri tanpa bantuan orang
lain.

PREVALENSI
Nilai rata-rata (mean) IQ
adalah
100. Secara teoritis, 2.27 %
dari populasi berada pada 2 SD
(dengan skor IQ = 70 skala
WISC) atau jauh di bawah rata-
rata. 1 SD dalam distribusi
normal = 15 point skor IQ,
berarti 34.13 % dari populasi
memiliki skor IQ = 85 sampai
100.Selain itu 2.14 % dari
populasi menunjukkan skor IQ
antara 55-70 dan 0.13 %
menunjukkan skor di bawah 55.
Dengan demikian 2.27% dari
populasi menunjukkan skor
antara 0 – 70. Berdasarkan
gambaran tersebut, maka
prevalensi dari MR adalah 2.3 %
dari populasi.
750 sindrom genetik
ini penelitian dari The Human diidentifikasikan menjadi
Genome Projects memberikan penyebab MR (Dykens dkk, 2000
informasi lebih banyak, meski dalam Hallahan, 2006). Diantara
demikian masih lebih dari sekitar kromosom-kromosom tersebut
50% kasus MR yang tidak adalah: Down Syndrom, William
diketahui penyebab pastinya. Syndrom, Fragile X Syndrom dan
PRENATAL CAUSES Prader-Willi Syndrom.
Penyebab yang bersifat
prenatal dapat dibagi ke dalam Down Syndrom.
empat kelompok: Yaitu kondisi anomali pada
gangguan kromosom, gangguan kromosom. Pada orang normal
metabolisme, gangguan terdapat 46 kromosom (23 ayah
pembentukan otak dan pengaruh dan 23 ibu), namun pada Down
lingkungan. Syndrom terdapat 47 kromosom.
Dalam setiap sel memiliki
1. GANGGUAN KROMOSOM kelebihan satu kromosom, yaitu
Penelitian menyebutkan pada kromosom ke 21. Ciri-ciri
sebanyak fisik yang langsung terlihat:
telinga yang kecil,

Desember 2012
mereka masuk ke dalam
tengkorak kepala pendek, kepala kategori mild MR, namun
bagian belakang rata, leher beberapa variasi juga terdapat
pendek dengan lipatan _ lipatan pada mereka dengan kategori
yang banyak, bentuk tubuh yang severe.
pendek dan lidah yang kuat. Prader Willi Syndrome.

Wiiliam Syndrom.
Kurangnya material dari
tujuh pasang kromosom. IQ
mereka berkisar antara 50 - 70.
Mereka biasanya mengalami
defect pada hati, sensitif pada
suara dan tampilan muka yang
”elfin”.
Fragile X Syndrom.
Dikenal sebagai kelainan
yang bersifat herediter (Taylor,
2005) dan prevalensinya lebih
banyak terjadi pada laki-laki.
Kelainan ini terjadi ketika
kromosom terakhir dari 23
pasangan kromosom menempel
pada beberapa sel darah
sehingga terjadilah anomali.
Lebih sering terjadi pada laki-laki
karena kromosom laki-laki terdiri
dari X dan Y; sedangkan
kromosom wanita X dan X.
Disebut fragile, karena
kerusakan kromosom X pada
wanita dapat segera diatasi oleh
kromosom X lainnya. Biasanya
kekurangan enzim yang
Diturunkan dari pasangan digunakan untuk proses
kromosom ke 15 dari ayah metabolisme tubuh, seperti
(Dykens, aminoacids, karbohidrat ataupun
2000). Ada dua fase dalam vitamin. Salah satunya adalah
sindrom ini: awalnya bayi sulit PKU (phenylketonuria). Bayi
makan, memasuki tahun yang menderita PKU harus
pertama mereka menjadi obsesi menjalani diet tertentu untuk
dengan makanan sehingga menghindari terjadinya MR.
menyebabkan obesitas. Hampir 90 % bayi yang
Problema kesehatan seperti mengalami PKU dan tidak
defisiensi hormon, gangguan melakukan diet, menderita MR
tidur dan MR terjadi secara dan juga gangguan jantung (The
bervariasi, umumnya ada tingkah Arc, 2001).
mild, ada puka yang miliki IQ
normal (Taylor, 2005). 3.GANGGUAN PERKEMBANGAN
PEMBENTUKAN OTAK.
2. KESALAHAN METABOLISME Karena berbagai sebab,
Kesalahan metabolisme baik yang bersifat heriditer
terjadi sebagai akibat maupun infeksi,

Desember 2012
pembentuka ota dapa terganggu. Penyeb biologis misalnya:
n k t ab traumati c
Contohnya microcepal (kepala brai injury infeksi, malnutri dan
pada us n , si,
yang kecil, biasanya mengalami keracunan (misalnya keracunan
MR yang zat lead
severe profoun tidak dapat yang terdapat dalam cat).
hingga d, Sementara
bertaha lam untuk hidup) dan penyeb psikososial denga
n a ab berkaitan n
hydroceph (akumula dari cairan miskinnya stimulasi yang
alus si diperoleh anak
cerebrospin yang tidak dapat dari lingkungannya (bisa karen
al a
disalurkan ke penolakan orang tua, abuse,
luar). pengabaian,
anak yang dilahirkan dari ibu
yang masih
4. PENGARUH remaja, dan sebagainya). yan
LINGKUNGAN MR g
Pengar lingkungan. Kondisi diderita umumn ringan Meskipu
uh ya . n
kehamil ib deng malnutrisi, faktor lingkungan berperan,
an u an namun ia
meroko dan minum- keras berinteraksi pula dengan faktor
k minuman heriditer.
mempengar keadaa jani yang Hal ini nampak dari penelitian
uhi n n Spinath,
dikandungn Infek sepertiRubella dkk (2004) pada ana kemb
ya. si k ar
juga mempengaruhi monozygotic dan dyzygotic.
kesehatan bayi. Skor IQ yang
PERINATAL hampir serupa nampak pada
CAUSES anak yang
kembar monozygot menunjukkan
ic,
Berbag proble dap terjadi besarnya peran
ai m at herediter.
saat seperti: posi dalam
kelahiran, si
kandungan, brain injury anoxi II. 4 ASSESMEN
, a MENTAL
(kekurangan dan berat RETARDATION
oksigen) badan
rendah. Hal menyebabk masala Dua area utama digunakan
ini an h dalam
kesehatan dan juga MR. Infeksi asessmen
seperti MR:
sifilis dan herpes simplex juga 1. TES IQ
ditengarai
menjadi Yan umum digunakan adala
penyebab. g h
POSTNATAL WISC (edisi ke empat, 200
CAUSES Wechsler 3)
Kasus MR yang terjadi yan menyajikan full sca IQ
setelah g le
kelahira dapa terbagi dua: berdasark empat skor: verb
n t penyebab an al
biologis dan penyeb psikososial
ab .

Desember 2012
yang ikut berperan. Karena
comprehension, perceptual itu para ahli juga
reasoning, working memory dan menggunakan pengukuran
processing speed. keterampilan adaptif.
Perkiraan IQ seseorang
didapat dengan 2. ADAPTIVE BEHAVIOR
SKILLS
membandingkan usia mentalnya
dengan usia kronologisnya.
Berkaitan dengan tes IQ,
beberapa hal perlu diperhatikan:
a. IQ seseorang dapat berubah
(kadang-kadang secara
dramatis) dari satu
pengukuran tes ke
pengukuran yang lain
b. Semua tes IQ tidak lepas
dari konteks lingkungan.
Perbedaan dalam bahasa
dan pengalaman
mungkin saja
menyebabkan
kelompok minoritas tertentu
memperoleh skor IQ yang
lebih rendah
c. Semakin muda usia seorang
anak, semakin kecil validitas
hasil tes.
d. Tes IQ bukanlah penentu
yang mutlak terhadap fungsi
seseorang dalam
masyarakat. IQ superior
tidak menjamin akan sukses,
ada banyak variabel lain
motivasi. Terjadi secara
Pengukuran dilakukan bervariasi pada penderita MR.
dengan bantuan dari orang
tua, guru dan para ahli Kebanyakan masalah belajar
lainnya untuk menjawab pada anak-anak MR terjadi
sejumlah pertanyaan karena lemahnya atensi
berkaitan dengan anak. (Tomporowski dkk, 1997). Juga
Misalnya saja AAMR Adaptive dalam mengingat informasi,
Behavior Scale – School terutama untuk working memory
Edition: 2. (Bray dkk, 1997) yaitu suatu
3. PSYCHOLOGICAL & kemampuan untuk tetap
BEHAVIOR mempertahankan informasi yang
CHARACTERISTICS
sudah didapat dan pada saat
Gangguan yang biasa bersamaan menerima informasi
dialami MR adalah kurangnya baru. Selain itu perkembangan
atensi, memori, bahasa mereka juga lebih
perkembangan bahasa, rendah dari anak-anak pada
kemampuan mengatur diri umumnya (Warren dkk, 1997),
(self regulation), hingga mereka sulit memahami
perkembangan sosial dan dan memproduksi bahasa.

Desember 2012
Gangguan tidur
Obsesif
Self regulation anak-anak Kompulsif

MR juga terganggu hingga


mereka kurang dapat mengatur
diri sendiri, juga dalam hal
memilih strategi tertentu dalam
belajar (metacognition).
Dalam hal keterampilan sosial,
mereka juga mengalami
hambatan misalnya dalam
mempertahankan teman. Anak-
anak MR dengan gangguan yang
berualang kali sering kali berisiko
menjadi learned helplessness
(perasaan bahwa meskipun
sudah bekerja keras, tetap akan
gagal).

II. 5 GANGGUAN TINGKAH


LAKU PADA SINDROM
GENETIK
Berbagai penyebab MR yang berkaitan
dengan kelainan kromoson (sindrom genetik)
menyebabkan anak
Fragile X Short term Keterampilan verbal
memory
Syndro Sequential Perbendaharaan
m kata
Processin Long term memory
g
Pola bicara Tingkah laku adaptif
repetiti
f
Kecemasa sosial
n
dan menarik diri

Prader Will Auditory IQ relatif tinggi (di


processing atas
Syndro Problem makan 70)
m saat
bayi Overeati Visual processing
ng
masa Jigsaw puzzle
kanak2
Down Bahasa, reseptif – Keterampilan Visual spasial

mengalami behavioral
Syndr ekspresif Visual short term memory
om
phenotypes (yaitu tingkah Interpret tampilan
asi
laku psikopatologis baik emosi
Keterampilan
dalam hal kognitif, bahasa kognitif
Alzeimer
dan tingkah laku sosial).
Tabel di bawah ini dapat Willia
m
Syndr Visual spatial Berbahasa ekspresif
menjelaskan beberapa jenis om skills
Fine motor Perbendaharaan kata
gangguan tersebut : control
Cemas, dan Facial recognition
ketakutan
fobia Memory
Sindrom Overly friendly Ketertarikan pd musik
Genetis
Kelemahan Kelebihan

Desember 2012
spesifik, misalnya dalam
II. 6 INKLUSI DAN memilih tujuan
USEFULL
 Psychological
SKILLS
empowerment: keyakinan
Banyak anak-anak MR untuk melakukan kontrol
yang dapat memperoleh terhadap
pendidikan inklusi di sekolah
reguler. T entu perlu ada
penyesuaian kurikulum yang
sesuai dengan mental age-nya.
Dalam proses
pendidikan diperlukan bantuan
konselor, selain guru khusus
yang memahami anak dan kerja
sama dengan orang tua.

II.7 SELF DETERMINATION


Karena kurangnya
kemampuan kognitif, hal ini
juga berpengaruh pada self
determination (kemampuan
untuk membuat pilihan,
mengatur hidup sendiri, dan
mengadvokasi diri sendiri
(Westling dkk, 2000). Empat
ciri nampak pada anak yang
memiliki self determination:
 Autonomy: kebebasan untuk
membuat pilihan sesuai
preferensi, minat dan
kemampuan
 Self regulation: pemilihan
strategi dalam situasi
akademik perlu diperbesar;
lingkungan dan mencapai sebaliknya semakin berat,
apa yang diinginkan perhatian lebih diarahkan untuk
 Self realization: menumbuhkan keterampilan
Pengetahuan akurat tentang menolong diri sendiri, kehidupan
diri sendiri, kekuatan dan bermasayarakat maupun
keterbatasan yang dimiliki keterampilan vokasional. Meski
 Self determination ini perlu demikian tetap saja untuk semua
dilatihkan pada anak-anak klasifikasi MR dibutuhkan
MR sehingga mereka metode
meyakini dapat membuat pengajaran yang sesuai dan
pilihan yang sesuai dengan
memberikan penekanan pada
kondisi dan keadaan dirinya.
aspek-aspek keterampilan.
Bagi anak-anak
II.8 METODE INSTRUKSIONAL tingkat SD,
Metode pengajaran perlu pengajaran lebih bersifat
mempertimbangkan tingkat MR academic functional (yaitu pada
yang diderita. Semakin ringan, keterampilan praktis: membaca
penekanan pada keterampilan koran atau buku

Desember 2012
anak-anak dengan MR yang
telepon) dari pada keterampilan berat, pemberian reinforcer ini
akademis lain. Pada matematika sebaiknya sesegera mungkin.
lebih dikenalkan bagaimana Isyarat yang diberikan ini
membedakan diharapkan dapat menjadi
berat-ringat; kecil-besar dsb- tanda untuk mengarahkan
nya. Sementara untuk anak-
anak dengan MR yang berat,
pengajaran harus melibatkan
tiga hal penting: pengajaran
yang sistematis, assesmen
fungsi tingkah laku dan
dukungan tingkah laku positif.

II.9. SYSTEMATIC
INSTRUCTION
Instruksisistematik
didefinisikan sebagai: ”the use
of instructional prompts
consequences for perfomance,
and strategies for the transfer
of stimulus control ” (Davis &
Cuvo, 1997). Anak-anak ini
membutuhkan tanda/ cue agar
dapat memberikan respon yang
sesuai. Bentuk isyarat ini dapat
bersifat verbal, gerakan, fisik
ataupun peniruan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa
siswa yang dapat memberikan
respon sesuai akan lebih cepat
belajar. Penguatan (seperti
reward ataupun hadiah) dapat
diberikan kepada mereka, pada
II. 10. FUNCTIONAL
tingkah laku tertentu, dan
BEHAVIOR ASSESSMEN
bersifat alamiah. Transfer agar (FBA) DAN POSITIVE
siswa memiliki kemampuan ini BEHAVIOR SUPPORT (PBS)
dilakukan dengan teknik Anak-anak MR sering kali
progressive time delayed sulit

(pemberian waktu tunda). beradaptasi pada kelas reguler

Instruksi sistematik ini dikarenakan tingkah laku yang

perlu diterjemahkan dalam tidak sesuai, seperti: menggigit,

keterampilan hidup sehari-hari. berteriak dan memukul. Untuk

Untuk mengajarkan berbelanja mengurangi hal ini, para ahli

di toko, misalnya, guru menyarankan FBA dan PBS. FBA

memperkenalkan dengan lebih digunakan untuk menentukan

dahulu menunjukkan foto letak konsekuensi (berteriak karena

barang-barang dalam toko, label minta

harga dan kasir tempat perhatian), antecedents


pembayaran. Program (penyebab tingkah laku: agresif
kunjungan langsung ke toko pun pada teman tertentu) dan latar

perlu dilakukan. belakang / konteks kejadian


(bertingkah laku tidak sesuai

Desember 2012
 Orientasi isi pengajaran
karena kondisi sakit). pada lingkungan di
Sementara PBS digunakan dekatnya
untuk untuk memberikan  Penekanannya pada latihan
dukungan tingkah laku positif keterampilan, seperti:
sebagai penggati pemberian latihan gerakan tertentu,
hukuman. latihan warna, mengenal
bunyi, latihan mengurus diri

II. STRATEGI sendiri, latihan membuat

PENYUSUNAN mainan, dsb.

KURIKULUM (Frieda,
1983)
Dalam penyusunan
kurikulum, perlu disesuaikan
dengan tingkat kemampuan
anak.
1. TUNA GRAHITA RINGAN
 Isi kurikulum secara
kuantitatif sama dengan
anak normal, namun
kualitatifnya sedikit lebih
rendah
 Dapat ditambah
dengan berbagai latihan
keterampilan
2. TUNA GRAHITA MENENGAH
 Isi kurikulum baik
secara kuantitas maupun
kualitas lebih rendah
 Bobot latihan
keterampilan disarankan
lebih banyak
3. TUNA GRAHITA BERAT
Hallahan dkk (2006)
 Dilakukan terapi mencontohkan tiga macam
terintegrasi melibatkan program intervensi, yaitu yang
profesional di berbagai dilakukan oleh
bidang, seperti terapi The Perry Preschool
Project, The
wicara, fisioterapi, terapis
Chicago Child Parent Center
okupasional.
Program dan The
Abecedarian Project. Dua
INTERVENSI AWAL
program pertama ditujukan
Program untuk intervensi
pada kelompok berpendapatan
dini dibedakan dalam dua hal:
rendah yang
untuk mencegah anak-anak
rentan terkena MR. Hasilnya
mengalami MR lebih buruk dan
menunjukkan, intervensi dini
untuk pengembangan
mengurangi terjadinya MR.
kemampuan bagi anak yang
Studi dilakukan ketika anak-
teridentifikasi MR tingkat
anak tersebut telah dewasa dan
severe.
berusia 20 ataupun 27 dengan
pencapaian kemampuan:
PROGRAM PENCEGAHAN
 Menyelesaikan pendidikan
tingkat
SMA

Desember 2012
 Mampu menabung lebih baik terapis fisik dan juga
dari mereka yang memiliki keterlibatan penuh orang tua.
pendapatan rata-rata Dalam program ini orang tua pun
 Lebih sejahtera dapat belajar untuk melakukan intervensi
sebagaimana yang dilakukan guru di sekolah.
 Lebih sedikit yang mengalami
kehamilan usia remaja
 Lebih sedikit terlib pada UPAY PENANGGULANG
at A AN
kriminalit dan kenakalan (Frieda,
as 1998)
remaj Kurangny stimulsi, tekana
a a n
dalam kehidupa sulitnya situasi
n,
Pada Abecedarian, keluarga,menjadi penyebab
program bayi anak-anak
yang baru lahir dikelompokkan MR berkemban optima
dalam takdapat g l.
dua grup: kelompok eksperime Beberapa upaya yang dapat
n disarankan
menerima program sepert melalu jalur-jalur berikut:
intervensi i
stimulasi khusus, sementara
kelompok
kontrol tidak menerima apa-apa. 1. JALUR KELUARGA
Pada
usia 21 tahun, kelompok  Pertemuan antar
eksperimen orang tua
mendapat skor yang lebih tinggi  Ho based individu teachi
dalam me al ng
tes IQ dan dapat programmes: home teacher
menyelesaikan mengunjungi
pendidikan hingga perguruan para orang tua untuk
tinggi. diberikan
keterampilan penanganan
tertentu
PROGRAM PENGEMBANGA  Mother child group :
N membawa anak-
MASA DEPAN anak usia pra sekolah
bersama
Anak- yan sudah dengan
anak g ibunya
teridentifika MR mendapatka  Orang tua mampu
si n menemukan saat
pengembangan kemampuan kritis dimana anak perlu
konsep dan diberikan
bahasa. Anak-anak ini biasanya program pengajaran
memiliki
ketidakmampu ganda, sehingga  Strategi belajar yang
an tepat
dibutuhkan sam anta tenag  School parents’ workshop:
kerja a r a based kerja
profesional, seperti: terapis sama antara orang tua dan
wicara dan guru.

Desember 2012
 Pendekatan antar
2. JALUR SEKOLAH departemen: Depdiknas,
 Penyediaan tenaga ahli dan Depsos, Depnaker, Depkes
terampil dari berbagai  Organisasi sosial dan LSM
disiplin ilmu
 Memperluas kesempatan TRANSISI KE MASA DEWASA
belajar melalui peningkatkan Program transisi
pelayanan PLB dalam jumlah hendaknya sudah dimulai sejak
maupun intensitasnya. Dikenal masa kanak-kanak. Program
tiga jenis pelayanan: tersebut dilakukan mulai dari
terintegrasi (kelas inklusi), tingkat SD, SMP maupun SMA.
terpisah secara khusus, Program yang diberikan meliputi
pelayanan diantara (in kehidupan domestik, kehidupan
between) keduanya.
masyarakat, program pada
 Peningkatan keterampilan waktu luang (leisure) dan
guru dan fasilitas pendidikan. program vokasional.
Contoh program:
AREA KETERAMPILAN
3. JALUR MASYARAKAT Kehidupa Waktu Vokasional
n
 Ceramah, seminar atau
Masy. Luang
media masa yang ditujukan
SD
kepada masyarakat Mencuci Makan di BerlariMengembalika
n
 Menyediakan lapangan piring restoran Memanja main ke
t an
pekerjaan yang sesuai.
Toileting temp
 Meningkatkan penyesuaian at
SMP Menyebrang Mengoperasik
sosial anak tuna grahita. i an
Mencuci jalan Ikut mesin(pencuci
kelas
pakaian Berbelan aerobik piring, dll)
4. JALUR ORGANISASI ja
(MULTI Masak Bermain
sederhana golf mini
DISIPLIN BERBAGAI SMA
Membersihk Naik bus Jogging Fotografi
DEPARTEMEN) an
rumah Menggunak Berkebu Tugas laundry
 Perlu dimiliki tim ahli dari
an n
berbagai profesi Memasak fasilitas Video
kesehatn games
agar seseorang dapat membuat
Perencanaan pilihan dan memutuskan secara
pribadi (person center mandiri. Program transformasi
planning) diberikan ini

Desember 2012
Pelatihan yang diberikan untuk
meliputi dua area: penyesuaian jenis pekerjaan dengan tuntutan
di masyarakat dan pekerjaan. yang ringan, dapat berfungsi
sebagai penempatan permanen
PENYESUAIAN DI ataupun penempatan transisi
MASYARAKAT
Agar dapat menyesuaikan diri di
tengah masyarakat dibutuhkan
keterampilan tertentu seperti;
mengelola uang, menggunakan
transportasi umum dll.
Komunitas pendukung
dibutuhkan oleh mereka, seperti
CSFs (Community resendential
facility), terdiri dari 3 – 10 orang
yang mensupervisi penderita
MR.

PEKERJAAN
Penderita MR perlu dibantu
untuk memiliki keterampilan
bekerja saat
dewasa. Kegagalan yang terjadi
umumnya disebabkan oleh
tingkah laku yang ditampilkan,
seperti keterampilan
bekerja sama dan
menerima
kritik/masukan, bukan pada
kemampuan/kinerja mereka.
Dua jenis pelatihan vokasional
diberikan kepada mereka:

1. SHELTERED WORKSHOP
pembimbingnya dan dapat
sebelum mendapatkan mengembangkan pilihan-
pekerjaan yang kompetitif pilihannya.

2.SUPPORTIVE COMPETITIVE
III.GAMBARAN KASUS DAN
EMPLOYMENT POLA
Pada pendekatan ini, penderita PENANGANANANAKTUNA
MR GRAHITA
SLB C Lebak Bulus
memperoleh pekerjaan
bergabung dengan pelayanan
kompetitif dengan pengawasan.
SLB B, dikelola oleh pemerintah
Mereka bekerja bersama
daerah dan merupakan SLB
dengan orang dewasa lain yang
yang cukup besar. Meski
memiliki kemampuan normal.
statusnya belum setara dengan
Hasilnya ternyata lebih
SLB Pembina (sebagaimana SLB
memuaskan. Dalam sistem ini
A yang terletak satu area
yang dikembangkan adalah self
dengan SLB B dan C), namun
determination, hingga seorang
fasilitas dan luas area yang
pekerja MR tidak tergantung
dimiliki cukup besar untuk
pada
ukuran sebuah sekolah.

Desember 2012
Dala kunjung ini, penulis dan pembentukan keterampilan
m an adaptif
bertemu dengan Kepala Sekolah anak mengelola
dan dua (kemampuan emosi,
orang guru yang langsung bekerja sama dengan orang
menangani lain,
anak-anak yang mengalami tuna berkomunikasi dan
grahita. kedisiplinan).
Guru tersebut mengajar di
sekolah
tingkat persiapan (setara dengan Tenaga Kependidikan
TK)
dan tingkat lanjut (setara dengan Pengajar di kelas C ini adalah
SD). para guru
yang memiliki latar belakang
pendidikan
Proses identifikasi Anak Tuna anak luar biasa. Namun ada
Grahita pula guru
Setiap anak yang masuk ke SLB C yang berasal dari latar
akan belakang
diidentifikasi dari sisi kesehatan pendidika umu (pada awalny
dan tes n m a
IQ.Halinidiperlukanuntuk mengajar di SMEA), namun
karena
penempat anak, mereka ketertarikan dengan dunia
an apakah anak luar
berada di kelas C (untuk anak- biasa, mereka melamar untuk
anak menjadi
dengan MR ringan) atau di kelas guru di SLB. Guru seperti
C.1 ini
(untuk anak-anak dengan MR sebelumn mendapatkan
lebih ya pendidikan
berat ataupun yang mengalami khusus mereka memili
Down sehingga ki
Syndrom). keterampil yan sesu dengan
an g ai
kebutuhan di lapangan.
Pembagian Kelas Karakteristik utama dari guru
ALB
Di SLB C Lebak Bulus dikenal adalah mereka memiliki
dua perhatian dan
pembagian kelas secara umum, keterikatan terhadap anak tuna
yaitu grahita,
mereka yang tergolong C dan C1. karena mereka dituntut untuk
Baik bersikap
dalam kelas C maupun C1, anak- sabar dan mampu menyelami
anak ini dunia anak
memasuki terlebih dahulu kelas tuna grahita. Mereka juga harus
yang dapat
dinamakan persiapan terdiri dari menterjemahkan dengan
, kurikulum
persiapan 1, 2 dan 3. Pada bahasa yang sederhana dan
kelas ini, sesuai
pelajaran yang diberikan setara dengan daya tangkap anak tuna
dengan grahita.
anak-anak TK, yaitu lebih
banyak
berkaitan dengan pengenalan
konsep-
konsep dasar (warna, bentuk,
motorik)
Desember 2012
Karakteristik anak tuna keterampila sederhana (seperti
grahita. n di
Anak-anak tuna grahita memiliki bengk keterampilan tata
el, pada boga
beraga karakt da kemampuan dan sebagainya). Mereka juga
m er n . diajarkan
Untuk kelas persiapan yang diamati, ekstra kurikuler sederhana
ada seperti:
yang mampu membeda warna, menari dengan gerakan tertentu.
kan
namu kuran dala keterampila Contoh Kurikulum SLTP LB – C
n g m n
menulis Sebalikny teku dala Pelajaran Bahasa
. a n m Indomesia
membu tulisan (yaitu Kompetens Indikator Materi
at menebalkan i
huruf yang diberikan oleh guru), Dasar Pokok
Aspek
namun
sulit dalam mengelola emosi. Ada Mendengark Mengajukan Cerita
pula an
Mendengarka pertanyaan pengalama
n n
anak yan senang berbica dan cerita Menceritaka teman
g ra dan n
pengalaman kembali isi
bercerit namu lema dala teman cerita yang
a, n h m dan
konsentrasi. Saat mereka berusia menanggapin disampaikan
remaja, ya
Aspek Menyebutka Cerita
mere pun mengalam perasaa Berbic n
ka i n ara
Menceritakan pengalaman Pengalama
n
sebagaim manusi pada Pengalaman yang
ana a umumnya, dialami
Menceritaka
n
ada yang mulai tertarik dengan pengalaman
lawan
dengan
jenisnya, ditunjukkan bahasa
biasanya dengan yang
cara dudu berdekat atau mudah dan
selalu k an runtut
beraktivitas Aspek
Memba Membaca Teks
bersama.
ca bacaan
Memba nyaring teks (minimal
ca 10
nyaring teks bacaan kalimat)
Keterampilan Kurikulu yang dengan lafal
dan m dan intonasi
Dipelajar yang tepat
i.
Muatan akade da pengetahua
mis n n
dalam pendidikan tuna grahita
porsinya
jauh lebih kecil bila dibandingkan
deng anak- normal pada
an anak
umumnny
a.
Keterampilan yang bersifat praktis
lebih
bany diberikan kepad mereka,
ak a
seperti: bagaimana mengurus diri
sendiri
(pada kela persiapan), dan
s
Desember 2012
IV. KUALITATI POLA Untuk menangani anak tuna
ANALISIS F grahita
PENANGANA ANAK TUNA dibutuhk tenaga hand
N an pendidikan al
GRAHIT yang karakteristik khusu
A memiliki s
sebagai pendidikan, seperti
kemampuan
Berdasarkan progam penanganan berempa kesedia membantu,
anak ti, an
Tuna Grahita yang dilakukan di SLB kesabara mengikuti prose serta
C n s
Lebak Bulus dapat dianalisis hal- keterampilan/s pendidika Aspe
hal kill n. k
sebagai person da emosion menja
berikut: al n al di
tuntutan utama karena anak-
anak Tuna
1. Proses identifikasi anak Tuna Grahit membutuhka penangana
Grahita a n n
menja suat keharus sebelum denga pendekatan emo yang
di u an n si
dilakukan penanganan dan mendalam. Adapun aspek
perancangan keterampilan
progra pendidika individu Hal pengajar dap terus ditingkatka
m n al. an at n
tersebut dikarenakan karakteristik seiring dengan proses
anak pelatihan dan
tuna grahita memiliki beragam pengemban yang diberika kepa
aspek, gan n da
sehingga dengan proses guru-guru pendidik secara
identifikasi yang berkala
tepat akan diperoleh pola sebagai bagian dari program
penanganan sekolah.
dan pola pendidikan yang 4. Kerjasama orang tua dan
sesuai. lingkungan.
Klasifikas tingka kecerdas Anak
i t an
Tuna Grahita yang terbagi Orang pertama yang paling
dalam signifikan
beberapa kategori juga menjadi dalam proses perkembangan
fokus anak tuna
perhatia pendidik dala proses grahita adalah orang tua
n an m penderita.
identifikasi awal Edukasi kepada orang tua
ini. anak tuna
grahita perlu diberikan agar
mereka
2. Pembagian Kelas dan memiliki mental yang suportif
Muatan dan
Kurikum yang bersedia untuk terlibat dalam
dipelajari. proses
Anak Tuna Grahita membutuhkan pendidika termasu memberika
kelas n, k n
yang sesuai dengan karakteristi fasilitas yang diperlukan.
k Selain itu,
mereka. Kelas yang sesuai lingkungan di mana anak
dengan tersebut
kebutuhan anak Tuna Grahita tinggal, seperti keluarga besar,
akan tetangga,
membuat anak lebih nyaman masyara termasu lingkungan
dalam kat k
belajarsehingg keterampil untuk sekolah juga menjadi faktor
a an pendukung
meningkatka kapasita dir akan berikutnya untuk
n s i mengoptimalisasikan
berjalan sesuai proses pendidikan perkembangan anak tuna
yang grahita.
dilalui. Dalam penelitian ini,
terdapat
kelas yang dibedakan antara
kelas
persiapan dengan kelas reguler, IV. 1. STRESS DAN
dengan PERILAKU
pembeda pad kemampua daya COPING PADA IBU YAN
an a n G
adapatas sisw untu menerim MEMILIKI ANAK TUNA
i a k a GRAHITA
muata kurikulu yang diberikan
n m .
Selain itu, aspek kurikulum (Sani Budiantini, Skrips Fak
lebih i
ditekank padaketerampil praktis Psikologi UI tahun
an an 1997).
sehari-hari sehingga dapat Reaksi orang tu berbeda-
memberikan a beda
manfaat nyata kepada ketika mengetah bahwa anakn
mereka. ui ya
3. Tenaga menderit MR. Sebagian
Kependidikan. a
Desember 2012
mengganggapnya sebagai tragedi penyesuai (fas dimana timb
berat, an e ul
sementara bagi yang lain reaksi adjusment, orang tua
masalahnya optimis
bukan karena mempunyai anak dan berusaha mengeluarkan
itu anak dari
sendiri namun lebih pada kondis serba kekurangan
perjuangan i menuju
hidupnya kelak (Begab, dalam keadaan lebih
Gargiulo, baik).
1985). Reaksi orang tua tersebut
adalah
wajar, dan akan memiliki dampak Perilaku orang tua anak Tuna
umum Grahita
seperti adanya konflik-konflik akhirnya terbagi dua menerima
tertentu :
dan rasa frustrasi. Ini bukan keberadaan anak Tuna
berarti Grahita atau
mereka orang tua yang tidak baik. Menolak
.
Ad beberapa tahapan a. terhada ana tuna
a reaksi Penerimaan p k
orang yang terdiri dari tiga grahit
tua, fase a
sebagai berikut (Kubler, Ross, Secara umum penerimaan
1969) : melibatkan
kehangatan, anak apa
menerima
a. Fas Prime ditand dengan adanya, menghargai anak,
e r: ai melakukan
terkeju (shock menol (denial) aktivita yang bagi
t ), ak s menyenangkan
yang ditampilkan karena ragu anak, mengusahakan
akan kemajuan bagi
kemampuan diri tentang masa sekolah anak. Sikap seperti ini
depan akan
anak, sedih dan depresi (fase membuat anak merasa lebih
ini aman
dianggap mulai mengalami dalam berhuung dengan oran
kemajuan an g
karena ada sikap mulai tuany memiliki penilaian
menerima a, positif
kenyataan). terhada diriny dan dap
p a at
b. Sekunder: ambivalensi membawakan diri secara lebih
Fase baik di
(kebingung karen berada pada lingkungan.
an a
du keada berlawanan rasa
a an ),
bersalah, marah dan perasaan b. terhadap anak tuna
malu Penolakan
serta grahita
dipermalukan.
c. tertier: tawar menawa Emp indikator penolakan
Fase r at (menurut
(memiliki harapan-harapan Gallagher dalam Gargulio,
untuk 1985), adalah:
kesembuha anak), adapta dan sang meremehka prestasi ana
n si at n k,
reorganisasi penerima dan menetapk tujuan- yang tida
serta an an tujuan k
Desember 2012
diri yang negatif dan merasa
realistis, menghindari anak rendah diri.
(escape) dan
reaksi formasi
IV. 2. Educating Student
(menyembunyikan penolakan
With MR in General
dengan melakukan hal-hal yang Education Classroom.
justru berlawanan dan Pamela Williamson dkk,
berlebihan). 2006. Exceptional Children:
Penolakan ini tampil Proquest Journal.
melalui cara berbeda:
pengabaian anak, bersikap
perfectionist dan selalu
menuntut anak dan bersikap
terlalu melindungi (sebagai
bentuk dari kompensasi). Orang
tua yang menolak kehadiran
anak memiliki tingkah laku: tidak
berminat pada anak, tidak
menyediakan waktu untuk
anak,
mengabaikan anak,
membanding-bandingkan,
menghukum secara fisik
dan mengabaikan
kesehatan/kesejahteraan anak.

Anak yang ditolak akan


menunjukkan tingkah laku
mencari
perhatian secara berlebihan,
bermasalah dan cenderung
nakal di sekolah. Memiliki
perasaan tidak aman, konsep
ditempatkan pada fasilitas
Penelitian empiris terpisah menurun dari 46%.
menjelaskan bahwa anak-anak Studi ini membuktikan bahwa
dengan kondisi MR di Amerika terdapat kemajuan dalam
menghabiskan lebih banyak perhatian pemerintah terhadap
waktu di sekollah-sekolah umum penempatan anak-anak tuna
(general education classrooms). grahita dalam penempatan di
Penelitian diadakan antara pendidikan umum.
tahun 1989-90 dan
1999-2000 menyajikan beberapa 4.The Effectiveness of
hasil:
Modified Cognitive
(a) rata-rata tingkat identifikasi
Strategy in Writing With
relatif stabil, (b) proporsi anak- Midly MR Turkish Student.
anak tuna grahita yang Ruyal Guzel Ozman, 2006.
ditempatkan di sekolah umum Exceptional Children:
meningkat dari 27.3% ke 44.7%, Proquest Journal.
(c) penempatan/placement pada
seting yang terpisah menurun
dari 72.7% ke 55.3%, dan (d)
proporsi siswa tuna grahita yang Penelitian ini menjelaskan

Desember 2012
tentang efektivitas strategi kaitan dengan human mental
menulis illness seperti
dengan menggunakan schizophrenia, gangguan bipolar
Modified Cognitive Strategy dan mental retardation.
Instruction in Writing (CSIW)
pada anak-anak MR ringan. V. KESIMPULAN
Strategi ini terbukti membuat
Tidak ada satu pun orang tua
kemampuan anak-anak dalam yang berharap memiliki anak
menulis teks, elemen kalimat tuna grahita, namun
keberadaan mereka tidak dapat
dan kata-kata menjadi lebih dipungkiri. Sebagai individu,
baik. Kualitas anak-anak pun mereka juga bagian dari
masyarakat yang memiliki hak-
dilaporkan meningkat dan hak untuk diperhatikan,
dampak dari strategi ini disamping kewajiban sebagai
anggota masyarakat.
diketahui menetap untuk Ringan ataupun beratnya tuna grahita
waktu yang cukup lama. ditentukan dengan seberapa besar bantuan
yang perlu diberikan orang lain kepada mereka
(menurut definisi AAMR). Dalam definisi ini
5. Welcome Trust Sanger
tersirat secara jelas, peran lingkungan (baik
Institute: Genome Center
lingkungan keluarga maupun lingkungan
Researches Report New
masyarakat lain: seperti
understanding of Proteins
in Brain Synapses. Health
Insurance Week.
Atlanta, februari Proques sekolah sang dibutuhkan AAMR
2006. t ) at .
Journal. menyatakan, anak-anak tuna
grahita ini
bukanlah individu yang tidak
bisa
Otak manusia memiliki banyak berkembang, dengan
penanganan yang
cabang (sinaps) yang saling tepat dan perlakukan yang
terhubung sesuai, maka
satu sama lain. Dalam penelitian mereka akan menjadi anak-
baru- anak yang
baru ini, digunakan protein memili kemajua dalam aspek
biokimiawi, ki n
prediksi gen dan model kemampuan serta
matematika keterampilan.
untuk hubunga Melihat apa yang sudah
mengidentifikasikan n
antara komponen-komponen dilakukan di negara-negara
MASC. maju pada
Para peneliti memiliki prediksi penanganan anak tuna grahita,
tentang kita bisa
protein MASC. Ia dinyatakan belajar banyak hal. Pendidikan
memiliki inklusi

Desember 2012
merupakan pendidikan yang sudah perkembang ana Namun tidak
sejak an k.
lama di lakukan di sana, semua anak beruntung untuk
sebagaimana memasuki
yang kita baca dalam jurnal sekolah semacam ini. Pilihan
penelitian. untuk
Anak tuna grahita tidak diisolasi memasukkan anak ke sekolah
dalam milik
lingkungan tersendiri (terpisah) pemerinta kemudi menjadi
namun h an
mendapatkan berinterak alternatif. Fasilitas yang
kesempatan si diberikan pada
dengan anak-anak normal. Hal ini sekola semaca ini nampakny
tentu h m a
sangat berpengaruh pada memang perlu terus
pembentukan ditingkatkan. Selain
konsep diri dan orientasi masa itu sekolah pun perlu secara
depan aktif
yang dimiliki. Khususnya di negara menjalin koordinasi dengan
kita orang tua
sendiri, pendidikan inklusi saat (antara lain dalam bentuk
ini komunikasi
sedan digalakkan dimana dan pelatihan kepada orang
g , sekolah tua),
regule diharapkan memberika sehingga mereka dapat bekerja
r juga n sama dan
tempat pada anak-anak tuna mengajark pada anak mere
grahita ini. an ka
Namun hal ini kadang masih keterampilan adaptif yang
terbentur dibutuhkan.
denga kendala dan fasilitas, Hal lain yang juga perlu
n a,
guru/tena yang dan dilakukan adala memberik
ga berpengalaman h an
juga kebijakan pemerintah kesempat kepad penderit tuna
sendiri. an a a
Kendala lain dari tuna grahita grahita untuk memasuki bidan
g
adalah lingkungan keluarga dan pekerjaan yang sesuai deng
latar an
belakang anak tuna grahita. Bila kemampu mereka. Tent saja
anak an u
tuna grahita berasal dari orang tua dibutuhka kebijakan kua dari
yang n t
memiliki status sosial ekonomi pemerintah untuk memberi
lebih tempat yang
baik, biasanya mereka akan sesuai pada mereka, sehingga
memilih mereka
untuk menyekolahkan anak pun dapat memberikan
mereka ke sumbangan yang
sekolah-sekolah swasta khusus berarti melal keterampil yang
yang ui an
memberik pelayanan kepad anak dimiliki
an a .
tuna grahita (misalnya: Santi
Rama).
Sekolah-sekolah ini umumnya
memiliki
fasilitas dan SDM yang lebih
menonjol
sehing dapat membant
ga u
Desember 2012
DAFTAR PUSTAKA
Budiantini, Sani., (1997). Stress dan
Perilaku Coping pada Ibu yang Memiliki
Anak Tuna
Grahita. Studi pada para Ibu dari Anak-
anak Penyanang Tuna Grahita Tingkat
Ringan. Skripsi. Depok: Fak
Psikologi UI

Hallahan, Dan P., Kauffman, James


M.,
(2006). Exceptional Learners
:
Introduction to Special Education. 10 th
edition. Boston: Allyn & Bacon.

Health Insurance Week (2006). Welcome


Trust Sanger Institute: Genome Center
Researches Report New understanding of
Proteins in Brain Synapses. Atlanta:
Proquest Journal.

Mangunsong, Frieda.,
(1998). Psikologi
Pendidikan Anak Luar Biasa.
Depok:
LPSP3 UI

Ozman, Ruyal Guzel. (2006). The


Effectiveness of Modified Cognitive
Strategy in Writing
With Midly MR Turkish Student.
Exceptional Children: Proquest
Journal.

Taylor, Ronald L., (2003).


Assessment of
Exceptional Student. 6 th ed.
Boston:
Allyn & Bacon.

Williamson, Pamela et.al. (2006)


Educating Student With MR in General
Education
Classroom.ExceptionalChildren:
Proquest Journal.
Desember 2012
PSIKO UTAMA Des
2012

Juni 2017 6

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai