Full Metode Sip
Full Metode Sip
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
SKRIPSI
Disusun oleh :
Toto Purnawan
071224053
SKRIPSI
Disusun oleh :
Toto Purnawan
071224053
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
MOTTO
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya tulis orang lain, kecuali yang telah
ilmiah.
Penulis,
Toto Purnawan
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
NIM : 071224053
Penulis,
Toto Purnawan
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
Purnawan, Toto. 2011. The Improving of the Listening Skills to the Folklore
Using Audiovisual Media for Students of SD Kanisius Bayat Klaten
Grade Five in the Academic Year of 2010/2011. Thesis. Yogyakarta.
PBSID. PBS. FKIP. USD. Yogyakarta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Klaten Tahun Ajaran 2010/2011” ini dengan lancar. Penyususnan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi slah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, pada Fakultas Keguruan dan
lepas dari bantuan pihak lain sehinga penulis dapat menyelesaikanya dengan
lancar. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
dorongan, doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal sampai
akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu penulis menyampaikan
1. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Y Karmin M.Pd. selaku
dan Daerah yang telah membekali ilmu kepada penulis selama studi.
x
4. Dra. Anas Tri Paryanti selaku kepala sekolah SD kanisius Bayat
ini.
dan biaya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi dan skripsi ini.
berbagai hal.
skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
memerlukannya.
Yogyakarta, 12 September
2011 Penulis,
Toto Purnawan
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
MOTTO...................................................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT.............................................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL…...........................................................................................xvii
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xx
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................xxi
DAFTAR SKEMA…..........................................................................................xxii
DAFTAR LAMPIRAN…..................................................................................xxiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………............... 1
xii
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………….................. 6
Menyimak......................................................................... .......... 11
2.4 Hipotesis……………………………………………..................... 24
3.4.1.2 Jurnal……………………………............................ 35
3.5.2.2 Jurnal……………………………............................ 39
4.4 Refleksi… 75
BAB V PENUTUP................................................................................................81
5.1 Kesimpulan 81
5.2 Saran 82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84
LAMPIRAN..........................................................................................................86
xv
DAFTAR TABEL
4.1 Data Skor Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V
4.2 Data Skor Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V
xvi
4.9 Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II
Menggunakan Media
Klaten
xviii
DAFTAR GRAFIK
xix
DAFTAR SKEMA
Media Audiovisual……………………………………………………… 26
Media Audiovisual……………………………………………………… 29
xx
DAFTAR LAMPIRAN
3. Soal Dan Kunci Jawaban Tes menyimak Cerita Rakyat Siklus I.....................93
5. Soal Dan Kunci Jawaban Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II..................100
Klaten
Klaten
Bayat Klaten
Tahun Ajaran2010/2011..............................................................................134
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan yang berlaku pada tahun 2006 hingga
sekarang (2011) mencakup dua hal yakni tujuan dan ruang lingkup. Tujuannya
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
serta kematangan emo- sional dan sosial, 5) menikmati dan memanfaatkan karya
Peran
1
2
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
dan cerita rakyat secara lisan dengan kompetensi dasarnya 1.1 Mengidentifikasi
Kanisius Bayat Klaten pada hari Sabtu, 12 Maret 2011 mengungkapkan bahwa
Bayat Klaten. Hal ini dikarenakan terbatasnya dana untuk pengadaan media
rakyat.
Bayat Klaten yang terletak di pedesaan. Siswa yang belajar di situ sebagian
mengengah ke bawah.
1.2. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
ajaran 2010/2011?
1. Sekolah
2. Guru kelas V
Bagi peneliti lain hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan
1. Pembelajaran
2. Menyimak
3. Cerita rakyat
Cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar
dan legenda.
4. Media
5. Media Audiovisual
Media audiovisual yaitu alat yang audible artinya dapat didengar dan
penyajian. Bab II Landasan Teori berisi penelitian yang relevan, teori, kerangka
berpikir, dan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian bab ini berisi jenis
dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan berisi deskripsi data, analisis data,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup bab ini
BAB II
KAJIAN TEORI
Penelitian terdahulu yang sejenis, dan sekarang ini masih relevan untuk
pratindakan sebesar57,4 menjadi67,9 pada siklus I, dan pada siklus IInilai rata-
ratanya sebesar 80,6yang berarti ada peningkatan sebesar 12,7 poin atau 18,7%.
sebesar 57,7 menjadi69,1 pada siklus I, dan pada siklus II sebesar 79,7.
10,1.
dengan
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
6
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
7
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
audiovisual yaitu pada nilai rata-rata prasiklus 58,70 termasuk kategori kurang,
menjadi 66,55 pada siklus Idan termasuk kategori cukup. Dari prasiklus ke
siklus I meningkat 7,85 poin. Siklus II74,70 termasuk kategori baik. Dari siklus
audiovisual masih relevan untuk dilakukan. Jenis penelitian ini sama dengan
2.2 Teori
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang ang cukup bagi prakarsa, kreatifitas
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
sisiwadalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan
Bahasa Indonesia ada empat aspek berbahasa yang harus di kuasai oleh siswa
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Salah satu standar kompetensi untuk
informasi, me- nangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan secara langsung oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
yang di dengarnya.
yaitu sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang lebih
umum dan lebih bebas pada suatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan lang-
rakyat. Cerita rakyat adalah cerita yang dituturkan secara lisan dan diwariskan
folkloredan sangat inklusif. Secara singkat dapat dikatakan setiap jenis cerita
yang hidup dikalangan masyarakat yang ditularkan dari mulut ke mulut adalah
sebagai berikut.
1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia
bidang seni).
masukanberharga.
persuasif.
mak cerita rakyat dalam penelitian ini mempunyai tujuan supaya siswabelajar
Dalam keadaanyang sama itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan
pembicara. Faktor psikologis yang positif dapat memberi pengaruh yang baik
menyimak.
sikaputama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak.
bagi dirinya tapibersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak
para guru akan memilih dan menanamkan dampakpositif pada anak didiknya,
khususnya
bahan simakan. Menyajikan pelajaran denganbaik, materi yang menarik, serta
akankeberhasilan seseorang. Jika motivasi kuat maka yang diharapkan orang itu
dilakukanoleh para ahli maka pria dan wanita pada umumnya mempunyai
karena itu, guruharusmenyadari hal itu. Faktor fisik ini meliputi faktor fisik
dengan faktor sosial maka guruharus dapat mengatur dan menata letak meja
guru dan kursi sedemikian rupa agarsiswa dapat mempunyai kesempatan yang
keterampilan
berkomunikasi mereka sesuai dansejalan dalam perencanaan kurikulum secara
keseluruhan.
pembicara.
3. Tahap Menginterpretasi.(Interpreting)
pembicara.
5. Tahap Menanggapi
gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran
menanggapi
ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di
ketentuan tentang pelaku, waktu, dan tempat, artinya: tokohnya boleh siapa saja,
Cerita rakyat ditularkan dari seseorang kepada orang lain dari mulut ke
mulut. Dalam proses penyebarannya, cerita rakyat dituturkan oleh seseorang dan
kepada orang lain lagi sejauh dia dapat mengingat urutan isinya atau tambahan
tidak mampu mengingat isi cerita itu secara runtut dan lengkap, atau tidak
mampu menuturkannya secara tepat seperti yang didengarnya dari penutur yang
dipengaruhi oleh cetusan dari si penutur yang tidak mustahil dibubuhi dengan
daya khayal dan daya kreasinya (Suwondo, !981: 2).Dari hal tersebut cerita
anak.
yaitu, alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan amanat. Berikut pembahasan
masing-masing unsurnya.
1. Tokoh dan Penokohan
2. Latar
3. Tema
cerita.
5. Alur
secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.
dan utuh. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-
kepada penerimanya (receiver) (Suparno 1987: 1). Menurut Sadiman dkk (1984:
47), media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan.
Media pembelajaran yaitu segala alat yang dapat digunakan guru dan
informasi, sedangkan alat pembelajaran tidak dapat diisi oleh suatu program.
Pesan atau informasi yang dimaksud adalah materi pembelajaran yang disususn
berikut. (1) mengurangi verbalisme, (2) menarik minat dan perhatian anak didik
kegiatan belajar mengajar, (4) memberikan pengalaman nyata pada setiap siswa,
pengtalaman belajar,
(6) memperjelas makna materi atau bahan pelajaran, (7) menambah variasi
metode mengajar sehingga anak didik tidak bosan, (8) meningkatkan aktivitas
Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan media sesuai fungsinya. Disamping itu
sebagai berikut.
tersebut.
3. Fungsi ekonomi, dengan satu macam alat atau media sudah dapat
suara dalam satu unit. Rinanto (1982: 21) berpendapat bahwa media audiovisual
dalah suatu mediayang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan
media
audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru
bahwa media audiovisual adalah alat-lat yang ‘audible’ dan ‘visibel’; artinya,
alat yang dapat didengarkan dan dapat dilihat. Media audiovisual merupakan
perpaduan antara suara dan gambar, yang dapat mengajak siswa untuk
menggunakan alat secara tepat untuk subjek yang sesuai, pada waktu yang
waktu yang lebih singkat, tetap apa yang diterima melalui alat ini lebih lama dan
atau informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang disampaikan
dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Siswa mudah dan lebih
Salah satu
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak yaitu
Guru harus pandai memanfaatkan media sebagai alat pembelajaran. Ada dua
media audio dan media audiovisual. Media audio berperan sebagai alat yang
dapat didengar dan media audiovisual berperan sebagai alat yang dapat dilihat
dan didengar yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran penyimak untuk
mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak
audiovisual. Hasil jawaban yang ada dari situ dapat diketahui hasil belajar
METODOLOGI PENILITIAN
Dalam penelitian ini yang dibahas adalah (1) Desain Penelitian, (2)
Subjek Penelitian, (3) Variabel Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Teknik
kegiatan yang muncul dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto 2006: 19).
melalui media audiovisual ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II,
pembelajaran berlangsung.
25
26
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
3.1.1. Prosedur Tindakan Siklus I
cerita rakyat yang akan diperdengarkan siswa; (3) menyusun instrumen tes dan
nontes.
observasi Refleki
Tindakan Perencanaan
Skema 3.1
Desain siklus I Menyimak Cerita rakyat Dengan
Menggunakan Media Audiovisual
(4) melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya
peneliti terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam
Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar siap
tentang cerita anak yang pernah diketahui oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi
ini adalah untuk menggali pengalaman siswa tentang cerita rakyat. Kemudian
samping itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran. Hal ini dilakukan
sebagai upaya menumbuhkan minat belajar siswa agar mulai dari awal
rakyat agar mudah dipahami siswa. Siswa diminta menyimak cerita rakyat
adalah siswa secara individu mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru
berkaitan dengan cerita rakyat yang telah diperdengarkan sebelumnya. Siswa
diberi pertanyaan mengenai nama-nama tokoh, watak tokoh, latar cerita, tema
atau amanat, dan isi cerita rakyat tersebut. Guru menyuruh siswa
secara bergiliran dengan siswa lain. Setelah itu siswa yang lain dapat
3. Penutup
yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil kerja siswa
diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan pertanyaan dalam soal esai yang
kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti
kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis
digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.
3.1.2. Prosedur Tindakan Pada Siklus II
pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan
hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-
observasi Refleki
Tindakan Perencanaa
n
Skema 3.2
Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan
Menggunakan Media Audiovisual
3.1.2.1. Perencanaan
juga kembali melakukan diskusi dengan guru kelas tentang kegiatan apa saja
3.1.2.2. Tindakan
Langkah awal tahap ini hampir sama pada tindakan pada siklus
cerita anak yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Kemudian siswa
menjawab soal-soal esai yang diberikan oleh guru. Guru menyuruh siswa
siswa lain. Setelah itu, siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun
pertanyaan untuk wawancara dengan beberapa siswa yang bermasalah dan siswa
yang memiliki kelebihan dalam menyimak cerita rakyat melalui media animasi
Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja siswa selama
apakah siswa lebih antusias menyimak cerita rakyat. Selain itu, peneliti juga
alasannya. Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang
3.1.2.4. Refleksi
kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. analisa kinerja siswa meliputi
sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana
siklus pertama dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak.
Peneliti juga menganalisis hasil kerja siswa dengan cara menentukan rata-rata
nilai kelas.
Hasil analisis dipergunakan sebagai bahan kajian dan bahan
dapat diketahui.
Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
berupa tes dan nontes. Instumen tes berisi soal esai yang harus dikerjakan oleh
siswa pada akhir kegiatan menyimak cerita anak. Instrumen nontes berupa
kemampuan menyimak cerita anak. Instrumen yang berupa tes berupa tes berisi
soal esai yang harus diisi oleh siswa setelah mereka menyimak cerita rakyat.
adalah untuk memahami isi cerita rakyat yang diperdengarkan, yang merupakan
salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum 2006. Kompetensi dasar tersebut
dan perwatakan, (2) mengidentifikasi latar, (3) menentukan tema atau amanat
penelitian ini.
berikut.
cerita rakyat.
sebanyak 10 soal dengan skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Butir-butir
soal tersebut meliputi ranah kognitif yaitu pada tingkat pengetahuan atau
menyimak cerita rakyat. Oleh karena itu, skor penilaian pada soal tersebut
masing-masing soal.
Tabel 3.1
Penilaian Meyimak Cerita Rakyat
Soal Skor
dan watak
diperdengarkan.
perwatakannya
4 menentukan tema 1 1 10
Jumlah 10 100
Tabel 3.2
Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat
No Skor Kategori
1 86-100 Sangat Baik
2 76-85 Baik
3 66-75 Cukup
4 0-65 Kurang
belajar siswa dalam menyimak cerita rakyat berkategori sangat baik, baik, cukup,
dan kurang. Siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik jika memperoleh
nilai antara 86-100, kategori baik antara 76-85, kategori cukup antara 66-75,
Tabel 3. 3
Kondisi Awal Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
No Nilai Keterangan
1 78 L
2 77 L
3 75 TL
4 74 TL
5 72 TL
6 82 L
7 73 TL
8 75 L
9 76 L
10 79 L
11 65 TL
12 75 TL
13 79 L
14 65 TL
15 73 TL
16 84 L
17 74 L
18 80 L
Tabel 3.4
Target Ketuntasan Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V
SD Kanisius Bayat
sa- saran pengamatan. Jadi, observasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru
tugas yang diberikan guru, sikap positif dan negatif siswa terhadap
dari guru,
(3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) respon siswa
ketika diputarkan rekaman cerita rakyat, (5) siswa bersemangat dalam menger-
jakan tes.
3.4.2.2. Jurnal
dalam
penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal untuk siswa dan jurnal untuk guru.
Jurnal yang diisi oleh siswa yaitu tentang ungkapan perasaan siswa yang berupa
kesan dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Hal-hal yang perlu diisikan
menyimak,
kesulitan siswa dalam kegiatan menyimak cerita rakyat, (4) perasaan siswa
media audiovisual, (5) kesan dan pesan siswa terhadap proses pembelajaran
kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang dicatat dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan siswa terhadap
pembelajaran menyimak cerita anak melalui media audio visual, (2) respon
siswa terhadap materi pembelajaran, (3) respons siswa terhadap media pembe-
lajaran yang digunakan, (4) keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, dan
3.4.2.3. Wawancara
secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah
informasi tertentu tentang keadaan responden yang berhasil dan kurang berhasil
dilakukan pada siswa yang mendapat nilai baik, sedang, dan kurang baik.
3.4.2.4. Dokumentasi
suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk
dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa
dalam penelitian. Foto yang diambil sebagai sumber data yang dapat
memperjelas hasil penelitian. Yang didokumentasi dalam penelitian ini yaitu (1)
ketika peneliti
sedang menyampaikan materi pembelajaran menyimak cerita rakyat (2)
(4) ketika siswa mengerjakan soal esai dari guru, (5) ketika siswa
penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu dan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes
dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
3.5.1. Tes
sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan tes pada siklus II. Pengumpulan data
cerita rakyat yang disimak siswa pada pratindakan, siklus I, dan siklus II yaitu
cerita rakyat dengan judul Malin Kundang, serta Bawang Merah dan Bawang
Putih. Dari hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan kemampuan
menyimak cerita rakyat pada siswa. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa
mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru, sementara penilaian hasil kerja
3.5.2. Nontes
dokumentasi.
3.5.2.1. Observasi
tanda check list (√ ) pada lembar panduan observasi yang telah disediakan.
Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru pengampu mata
3.5.2.2. Jurnal
Jurnal adalah buku atau catatan yang dimiliki oleh siswa dan guru
menggunakan media animasi audio visual. Jurnal pada siklus I diisi setelah
pembelajaran siklus
I. Hasil dari siklus ini kemudian dijadikan masukan untuk perbaikan pada siklus
II. Jurnal merupakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilak-
sanakan. Jurnal yang diisi oleh siswa dikumpulkan saat berakhirnya proses
pembelajaran pada tiap siklus. Hasil dari jurnal dijadikan data oleh peneliti
untuk diolah dan dideskripsikan. Selain jurnal siswa terdapat pula jurnal guru.
Jurnal ini
dibuat oleh guru (peneliti) pada setiap akhir siklus. Dari kedua data
3.5.2.3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa yang berhasil dan siswa yang tidak
berhasil dalam menyimak cerita rakyat. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui
penyebab berhasil atau tidak berhasilnya siswa dalam menyimak cerita anak.
pelajaran efektif.
3.5.2.4. Dokumentasi
foto. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik ini berupa gambar
analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang
diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan teknik analisis data secara
untuk
pengamatan kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa, sedangkan hasil
teknik tersebut.
3.6.1. Kuantitatif
Analisis data dihitung dengan yang telah ditentukan. Ada dua hal yang
dihitung, yakni (a) menghitung nilai rata-rata dan (b) persentase ketuntasan siswa.
Tes yang digunakan yaitu tes esai. Tes ini digunakan untuk
menyimak cerita rakyat. Nilai tes rata-rata siswa dapat dicari dengan
Keterangan:
Mean = ∑x
Mean : Nilai rata-rata
N
∑X : Jumlah seluruh
siswa
lalu dibagi dengan jumlah siswa dan dikalikan 100%. Hal ini dapat dilihat
kualitatif yang diperoleh dari hasil tes dan nontes. Data dalam penelitian ini
berupa hasil tes menyimak cerita rakyat dan catatan lapangan dari hasil
dan juga perkembangan yang dimiliki oleh siswa selama penelitian berlangsung.
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
BAB IV
yang beralamat di desa Lemah Miring, Paseban, Bayat, Klaten. Sekolah ini
penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan dan Kompetensi Dasarnya
dilaksanakan dalam 2 siklus. Kedua siklus itu dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah diatur oleh peneliti dengan Drs. Andreas Suripto, selaku guru Kelas V SD
yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dalam
43
44
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
Tabel. 4.1
Data Skor Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Skor
1 Krisna Murti 78
2 Enbri W Andika 77
3 Utami Pamungkas 78
4 Diki Nur Yadi 74
5 Monica Palma K 72
6 C. Lucky Dewi P 82
7 Agustinus Tri Anggoro 70
8 Nanda Bontot Iswari 75
9 Ragil 76
10 Vamelia Tiafani 79
11 Eka Nugeraha 65
12 Edi Kurnianto 75
13 Milenia Cantica S 79
14 S. Rispata Putra P 61
15 Ayodya Laksmi Devi 77
16 Sri Teguh Lestari 84
17 B.Divanda K W 74
18 E. Ardian Tanaya 80
Hasil Siklus I yang dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2011 pukul
07.00-09.00 WIB yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 18
media audiovisual dan 2 siswa yang tidak tuntas. Data siklus I dapat dilihat dari
No Nama Skor
1 Krisna Murti 83
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 90
4 Diki Nur Yadi 78
5 Monica Palma K 89
6 C. Lucky Dewi P 73
7 Agustinus Tri Anggoro 97
8 Nanda Bontot Iswari 83
9 Ragil 84
10 Vamelia Tiafani 89
11 Eka Nugeraha 76
12 Edi Kurnianto 88
13 Milenia Cantica S 72
14 S. Rispata Putra P 83
15 Ayodya Laksmi Devi 94
16 Sri Teguh Lestari 94
17 B.Divanda K W 76
18 E. Ardian Tanaya 89
2011 pukul 07.10-09.10 WIB juga diikuti seluruh siswa kelas V yang berjumlah
18 siswa menunjukan 18 siswa tuntas dan tidak ada siswa yang tindak tuntas.
No Nama Skor
1 Krisna Murti 93
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 94
4 Diki Nur Yadi 91
5 Monica Palma K 88
6 C. Lucky Dewi P 83
7 Agustinus Tri Anggoro 90
8 Nanda Bontot Iswari 91
9 Ragil 79
10 Vamelia Tiafani 91
11 Eka Nugeraha 80
12 Edi Kurnianto 93
13 Milenia Cantica S 83
14 S. Rispata Putra P 86
15 Ayodya Laksmi Devi 96
16 Sri Teguh Lestari 93
17 B.Divanda K W 91
18 E. Ardian Tanaya 90
Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes menyimak cerita rakyat
secara langsung. Hasil tes pratindakan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Sisiwa kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Skor
1 Krisna Murti 78
2 Enbri W Andika 77
3 Utami Pamungkas 78
4 Diki Nur Yadi 74
5 Monica Palma K 72
6 C. Lucky Dewi P 82
7 Agustinus Tri Anggoro 70
8 Nanda Bontot Iswari 75
9 Ragil 76
10 Vamelia Tiafani 79
11 Eka Nugeraha 65
12 Edi Kurnianto 75
13 Milenia Cantica S 79
14 S. Rispata Putra P 61
15 Ayodya Laksmi Devi 77
16 Sri Teguh Lestari 84
17 B.Divanda K W 74
18 E. Ardian Tanaya 80
Jumlah 1356
Mean
Diketahui =1356 N= 18
N
1356
Perhitungan Mean = Mean= 75,33
18
Jadi nilai rata-rata hasil pembelajaran menyimak tes pratindakan sebesar 75,33.
Tabel 4.5
Skor Komulatif Menyimak Cerita rakyat Pratindakan
Jumlah 18 100%
sebanyak 10 siswa dan frekuensi yang mendapat skor dibawah 76 yaitu 8 siswa.
Perhitungan
10
Persentase = Persentase = 55,55%
100%
18
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil tes tersebut. Faktor yang
pertama dikarenakan media yang digunakan guru kurang efektif dan kurang
diminati oleh siswa. Faktor yang kedua siswa merasa kurang tertarik dengan
media dibacakan secara langsung oleh guru karena mereka lebih sulit
memahami cerita rakyat jika hanya dibacakan saja dengan kata lain siswa tidak
mempunyai gambaran yang jelas tentang isi cerita. Dari hasil tes tersebut
maka peneliti
merencanakan untuk mengadakan siklus I sebagai langkah awal untuk mening-
Siklus pertama dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu:
a. Perencanaan
menyimak cerita rakyat semester I, peneliti berdialog dengan guru kelas V untuk
cerita rakyat.
4) Mempersiapkan alat pengumpulan data tes (tes esai) dan nontes (jurnal sis-
b. Pelaksanaan Tindakan
menit). Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2011 pukul
07.00-09.00 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti bersama guru kelas
V
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam tahap
kukan kegiatan apersepsi dan branstorming tentang pengertian cerita rakyat dan
unsur-unsur instrinsik cerita rakyat. Hal itu digunakan untuk menggali sejauh
Dari hasil brainstorming itu diketahui siswa sudah mengetahui secara singkat
tentang cerita rakyat dan unsur-unsurnya tetapi ada salah satu unsur instrinsik
cerita rakyat yaitu penokohan siswa belum begitu paham. Dengan mengetahui
pemahaman awal siswa tentang materi, guru lebih mudah menjelaskan materi
pembelajaran yang sudah diketahui siswa dan akan menjelaskan lebih dalam
tentang materi yang belum begitu dipahami siswa yang. Setelah itu guru
cerita- cerita rakyat yang akan di simak nanti banyak mengandung nilai-nilai
Kegiatan inti dari tahap tindakan ini yaitu siswa dibantu guru dengan
cerita rakyat. Setelah siswa mampu malakukan kegiatan itu siswa bertanya
jawab dengan guru dan siswa yang lainya tentang materi yang sudah dipelajari
tadi agar pemahaman siswa lebih mantap tentang materi. Langkah selanjutnya
tenang dalam
melakukan kegiatan menyimak. Langkah berikutnya siswa menerima lembar
kertas kosong dari guru untuk mencatatat hal-hal penting yang berkaitan dengan
cerita rakyat yang akan didengarnya nanti. Siswa menyimak cerita rakyat yang
sebanyak 2 kali. Hal itu bertujuan agar siswa lebih mantap memahami ceritanya
dan membantu siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang cerita rakyat yang
telah disimak. Langkah berikutnya, siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)
dari guru yang berisi 10 pertanyaan esai yang berkaitan dengan cerita rakyat
“Malin Kundang” yang telah disimak tadi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal
tersebut sambil mendengarkan instrumen musik yang diputar secara pelan agar
membuat siswa lebih nyaman dalam mengerjakan soal. Alokasi waktu untuk
tentang isi cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang” yang telah di dengar
serta nilai- nilai apa yang dapat dipetik dan diteladani siswa dari erita rakyat
tersebut.
Tahap akhir dari tindakan siklus ini yaitu siswa dibantu guru
tentang materi pengertian cerita rakyat dan unsur-unsur instrinsik cerita rakyat.
yang direfleksikan berupa amanat yang ada di dalam cerita rakyat “Malin
Kundang” yaitu “Kita harus berbakti dengan orang tua kita khususnya
dikandungan sampai kita besar dan kita tidak boleh sekali-kali mengcewakan
belum antusias dan memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah bekerja
sama dan antusias. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran berikutnya
(siklus II) menjadi lebih baik lagi dengan hasil yang optimal.
c. Observasi
dilakukan selama siswa mengikuti proses pembelajaran pada siklus pertama. Hal
berlangsung,
media audiovisual berjumlah 17 siswa dan ada 1 siswa yang belum siap
4) Siswa yang merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat yang berjudul
“Malin Kundang” ada 17 siswa dan siswa yang kurang merespon berjumlah 1
siswa.
Tabel 4.6
Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siklus I
d. Refleksi
Tahap refleksi ini digunakan peneliti untuk berdiskusi dengan guru kelas
Tabel 4.7
Jurnal Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat
Menggunakan Media Audiovisual
tanda ()
bervariasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I, ada beberapa hal
(1) Menurut Ayodya Laksmi Devi “Menyimak dengan media audio-visual lebih
dirumah, cerita rakyat Malin Kundang sudah pernah tahu, jadi pengen tahu
(2) Menurut Kresna Murti “Menyimak dengan media audiovisual baru pertama
mengajar, dan lebih menarik dari pada menyimak hanya dengan dibacakan
gurunya saja dan juga tadi saat membahas unsur-unsur cerita rakyat terlalu
cepat.”.
(3) Menurut Eka Nugeraha “Bagus menyimak dengan media audiovisual tetapi
kurang baik dan menambah lagi beberapa hal yang sudah baik berkaitan dengan
yang dirasa perlu diperbaiki adalah (1) pada saat penjelasan materi unsur-unsur
instrinsik cerita rakyat harus lebih jelas dan tidak terlalu cepat, (2) guru akan
mendapat
nilai tertinggi dalam mengerjakan tes pada siklus II, hal itu bertujuan agar siswa
lebih antusias dan aktif untuk mengikuti pembelajaran serta serius dalam
mengerjakan soal tes, (3) guru harus aktif mengecek dan mengingatkan siswa
media audiovisual untuk siklus II agar siswa tidak asik menonton dan menyimak
cerita rakyat saja tetapi juga mencatat hal-hal pentingnya, (4) Peneliti dan guru
kelas sepakat menggunakan cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan
media audiovisual pada siklus II. Cerita itu dipilih berdasarkan pertimbangan
sebelumnya.
Berkaitan dengan tes yang peneliti dan guru kelas V berikan kepada
siswa, ada beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak mencapai KKM dan
nilai siswa yang mencapai KKM tetapi tidak mampu mendapat nilai maksimal.
Faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut dikarenakan siswa tidak teliti dalam
mengerjakan soal dan siswa terburu-buru ingin cepat selesai seperti temannya
yang sudah selesai mengerjakan tes, sehingga jawaban yang ditulis masih
kurang lengkap seperti burir saoal nomor 4 tetang diskripsi tempat tinggal Malin
(latar) tidak disebutkan secara komlit seperti yang berada di dalam cerita.
kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari aspek siswa maupun guru. Hal ini
yang berkaitan dengan cerita rakyat yang telah disimak menggunakan media
audiovisual.
4) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses
sudah melampau target siklus I tetapi masih ada kekurangan yang perlu
diperbaiki agar target jumlah kelulusan siswa siklus II bisa terpenuhi atau
Tes Siklus I pada penelitian ini didapatkan dari hasil tes pembelajaran
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran
mengunakan cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”. Rincian hasil Tes
No Nama Skor
1 Krisna Murti 83
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 90
4 Diki Nur Yadi 78
5 Monica Palma K 89
6 C. Lucky Dewi P 73
7 Agustinus Tri Anggoro 97
8 Nanda Bontot Iswari 83
9 Ragil 84
10 Vamelia Tiafani 89
11 Eka Nugeraha 76
12 Edi Kurnianto 88
13 Milenia Cantica S 72
14 S. Rispata Putra P 83
15 Ayodya Laksmi Devi 94
16 Sri Teguh Lestari 94
17 B.Divanda K W 76
18 E. Ardian Tanaya 89
Jumlah 1534
Pada Tabel di atas menunjukkan =1534 dan N= 18. Rata-rata nilai tes
bawah ini.
Mean
N
Diketahui: =1534
N= 1534
Perhitungan
1534
Mean=
18
Mean = 85,22
Tabel 4.9
Skor Komulati Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus I
sebanyak 16 siswa dan frekuensi skor 0-75 (tidak tuntas) sebanyak 2 siswa. Jadi
Perhitungan
16
Persentase = 100%
18
Persentase = 88,88%
rata- rata kelas dan persentase ketuntasan siswa dari tes pratindakan.
Peningkatan nilai rata-rata sebesar 9,89 dan persentase jumlah ketuntasan siswa
merencanakan tindakan siklus II. Hal ini dilakukan karena hasil dari tindakan
maksimal walaupun target untuk siklus I sudah terlampau namun belum sampai
memenuhi target siklus II. Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan
dalam untuk satu pertemuan (3x40 menit). Dalam siklus II ini, pemahaman
masalah lagi tentang hal tersebut dan telah dikuasai dari pengetahuan awal siswa
Kegiatan pada siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu terdiri
dari tiga tahap. Ketiga tahap itu meliputi: (1) rancangan pelaksanaan siklus II,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (3) refleksi. Secara lebih rinci,
a. Perencanaan
terdapat pada
siklus I agar pada siklus II dapat diperoleh hasil yang lebih baik dari siklus I.
mencari solusinya.
3) mempersiapkan alat pengumpul data penelitian tes dan nontes seperti: lembar
Secara teknis siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya saja pada
siklus II video cerita rakyat haruslah lebih menarik untuk di simak siswa.
Peneliti memilih video cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih” karena cerita rakyat ini belum pernah diajarkan oleh guru kepada siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
cerita rakyat menggunakan media audio visual yaitu dengan melakukan apersepsi
tentang pembelajaran pada siklus I dan guru mengulang kembali materi
pembelajaran untuk setiap siswa. Setelah itu siswa dibagikan hasil pekerjakan
siklus I yang telah dinilai guru dan peneliti, serta membahasnya kembali selama
15 menit agar siswa semakin mantap dalam mengerjakan tes siklus II yang akan
dilakukan nanti.
Kegiatan inti pada siklus II ini hampir sama seperti dengan siklus I.
Langkah pertama yaitu siswa tetap dikondisikan terlebih dahulu agar siswa lebih
siap dalam melakukan kegiatan menyimak cerita rakyat dengan media audio
visual. Siswa diberitahu bahwa akan menyimak cerita rakyat yang berjudul
“Bawang Merah dan Bawang Putih”. Setelah siswa dirasa siap untuk menyimak
cerita rakyat, guru membagikan kertas kosong kepada siswa untuk mencatat hal-
hal penting pada saat menyimak. Guru mengingatkan kembali kepada siswa
untuk mencatat hal-hal penting yang ada di dalam cerita agar siswa tidak lupa
dan lebih serius dalam menyimak. Selanjutnya guru memutarkan video cerita
rakyat yang berjudul ”Bawang Merah dan Bawang Putih” yang berdurasi 28
yang dilakukan siswa agar tetap fokus dan tidak mengganggu teman yang
lainnya. dan mengecek siswa apakah mereka menuliskan hal-hal penting atau
“Bawang Merah dan Bawang Putih” guru memutarkan kembali cerita rakyat”
Lembar Kerja Siswa yang berisi 10 soal tentang cerita rakyat “Bawang Merah
yang diputar pelan agar siswa lebih nyaman dalam mengerjakan soal-soal
tersebut hal ini dilakukan juga karena siswa juga meminta guru untuk
itu juga guru tetap mengawasi siswa dan sesekali mengingatkan siswa untuk
diberikan masih cukup lama dan guru juga mengingatakan agar jangan sampai
ada soal yang tidak dijawab. Guru juga mempersilahkan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam soal-soal kepada guru. Setelah
selanjutnya yaitu beberapa siswa menceritakan kembali isi video cerita rakyat
Kegiatan akhir dalam proses tindakan siklus II ini siswa diajak guru
untuk menyimpulkan kembali pembelajaran hari ini yaitu berkaitan materi serta
Bawang Merah” dalam kehidupan sehari-hari mereka yaitu untuk tidak boleh
jahat kepada orang lain, harus saling membantu dan berbakti dengan orang tua.
c. Obsservasi
mengikuti proses pembelajaran pada siklus II. Hal yang dinilai dalam lembar
4) Semua siswa yang merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat yang
Tabel 4.10
Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siklus I
Keterangan:
1. Kesiapan siswa dalam pemebelajaran menyimak cerita rakyat
menggunakan media audiovisual
2. Keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
3. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
4. Siswa merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat
yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”
5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.
d. Refleksi
siklus II selesai. Refleksi yang diperoleh pada penelitian tindakan siklus II ini
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan yang signifikan dari tes
2) Keaktifan siswa yang ikut meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan semua siswa
aspek guru maupun siswa diperbaiki pada siklus II. Dengan adanya perbaikan
kegiatan pembelajaran yang lebih baik sudah tercapai. Melalui diskusi dan
melihat hasil analisis data yang dilakukan diputuskan tidak perlu diadakan
Tes Siklus II pada penelitian ini didapatkan dari hasil tes pembelajaran
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran
ini mengunakan cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah Dan Bawang
PutiH”. Rincian hasil Tes pratindakan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11
Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Skor
1 Krisna Murti 93
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 94
4 Diki Nur Yadi 91
5 Monica Palma K 88
6 C. Lucky Dewi P 83
7 Agustinus Tri Anggoro 90
8 Nanda Bontot Iswari 91
9 Ragil 79
10 Vamelia Tiafani 91
11 Eka Nugeraha 80
12 Edi Kurnianto 93
13 Milenia Cantica S 83
14 S. Rispata Putra P 86
15 Ayodya Laksmi Devi 96
16 Sri Teguh Lestari 93
17 B.Divanda K W 91
18 E. Ardian Tanaya 90
Jumlah 1608
Pada Tabel di atas menunjukkan =1608 dan N= 18. Rata-rata nilai tes
bawah ini.
Mean
N
Diketahui: =1680 N= 18
Perhitungan
1680
Mean=
18
Mean = 89,33
Tabel 4.12
Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa Kelas V
SD Kanisius Bayat Klaten
Perhitungan
18
Persentase = 100%
18
Persentase = 100%
Dari hasil analisis data tes siklus II diketahui adanya peningkatan nilai
rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa dari tes pratindakan. Peningkatan
4.3 Pembahasan
rencana untuk siklus I tersusun dengan baik. Setelah tindakan pada siklus I
untuk siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Hasil
penelitian tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa di setiap siklusnya. Berikut
dengan media dibacakan langsung oleh guru pada semester I. Tes ini sebagai
acuan untuk melakukan perencanaan dan tindakan untuk siklus I. Nilai total tes
pratindakan adalah akumulasi dari setiap aspek yang telah ditentukan Nilai rata-
rata masing masing siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.13
Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Dan Persentase
Ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran2010/2011
55,55 % Hasil ini belum begitu memuaskan karena masih banyak siswa yang
tidak Tuntas. Di bawah ini merupakan rincian hasil tes kemampuan menyimak
Berdasarkan data hasil tes siswa pada siklus I, terdapat 8 siswa yang
tidak tuntas. Jika dirata-rata terdapat 44,55% siswa yang tidak tuntas dan
terdapat 55,55% atau 10 siswa yang mendapat nilai tuntas dari jumlah 18 siswa.
menggunakan media audio visual siswa pada siklus I dapat kita lihat dari
Diagram 4.1
Persentase Kelulusan Tes Pratindakan
44,45% Tuntas
55,55% Tidak Tuntas
menggunkan
media dibacakan langsung oleh guru, ada dua faktor yang memperngaruhi
efektif sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa dan siswa cenderung
bosan
memdengarkan langsung cerita dari guru. Faktor yang kedua siswa kesulitan
memahami isi cerita rakyat yang dibacakan langsung oleh guru karena siswa
Data siklus I diperoleh dari hasil tes yang diadakan peneliti di setiap akhir
media audiovisual.
Nilai total siklus I adalah akumulasi dari setiap aspek yang telah
ditentukan. Nilai rata-rata masing masing siswa pada siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.14
Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus I dan Persentase ketuntasan
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran 2010/2011
Hasil data pada siklus I ketuntasan kelas mencapai 88,88 % Hasil ini
sudah mencapai bahkan nilai batas KKM, namun masih belum mencapai
indikator keberhasilan yang peneliti buat. Di bawah ini merupakan rincian hasil
tes kemampuan membaca pemahaman fakta dan opini siswa pada siklus I.
Berdasarkan data hasil tes siswa pada siklus I, terdapat 2 siswa yang
tidak tuntas. Jika dirata-rata terdapat 11,12% siswa yang tidak tuntas dan
terdapat 88,88
% atau 16 siswa yang mendapat nilai tuntas (dari 18 siswa yang hadir). Untuk
menggunakan media audio visual siswa pada siklus I dapat kita lihat dari
Diagram 4.2
Prersentase kelulusan siklus I
11,12%
Tuntas
Tidak Tuntas
88,88%
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa di
siklus I
siswa antara lain, kurang telitinya siswa dalam menjawab soal-soal yang
dikerjakan, siswa tidak mencatatat hal-hal penting saat menyimak cerita anak
Pada siklus II ini, penelitian juga berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini
dapat dilihat dari hasil tes menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media
media audio visual siswa yang dilaksanakan pada siklus II, terdapat 18 siswa
tuntas dan tidak ada siswa yang tidak tuntas dan bisa dikatakan 100% siswa
tuntas dengan nilai rata-rata 89,33. Nilai total siklus I adalah akumulasi dari
setiap aspek yang telah ditentukan. Nilai rata-rata masing masing siswa pada
Hasil data pada siklus I ketuntasan kelas mencapai 100 % . Hasil ini
Tuntas
Tidak Tuntas
100%
siklus II
Berdasarkan hasil dan proses yang dilakukan pada siklus II, dapat
siklus
II. Dari hasil yang ditunjukkan, pada siklus II, siswa juga lebih teliti dan cermat
dalam mengerjakan soal dan kegiatan mencatat hal-hal penting pada saat
menyimak cerita rakyat dengan menggunkan media audio visual pada siklus II
menggunkan media audio visual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten dapat
dilihat dari rata-rata yang diperoleh siswa mulai dari pratindakan, siklus I, dan
siklus II. Secara umum, hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan
Rata-rata Peningkatan
Keterangan:
PT : Pratindakan
SI : Siklus I
SII : Siklus II
Grafik 4.1
Peningkatan Rata-rata Nilai Menyimak cerita rakyat Siswa Kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
90 89,33
85,22
80 75,55
70 Nilai Rata‐Rata
60
Data Awal Siklus I
Siklus II
Grafik. 4.2
Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Siswa
Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat secara umum bahwa
peningkatan yang cukup signifikan. Rata- rata nilai prates 75,33, pada siklus I
pratindakan ke siklus I, dan siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data
yang telah diperoleh, yaitu berupa nilai tes menyimak cerita rakyat siswa. Hasil
yang mendapat nilai di atas atau sama dengan standar keberhasilan yang telah
ditetapkan, yakni 76, siswa yang nilainya berada di bawah 76 sebanyak 8 siswa
atau 44,45% . Data siklus I menunjukkan bahwa terdapat 16 siswa dari 18 siswa
atau 88,88% yang mendapat nilai di atas atau sama dengan standar keberhasilan
yang telah ditetapkan, yakni 76, siswa yang nilainya berada di bawah 76
terdapat 18 siswa dari 18 siswa atau 100% yang mendapat nilai di atas atau
sama dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan, yakni 76, dan tidak ada
4.3.5 Refleksi
kekurangan yang ditemui siswa pada pratindakan (prates) dan setiap siklusnya.
cerita rakyat dengan media dibacakan langsung oleh guru kurang menarik bagi
dibacakan langsung oleh guru juga kurang efektif sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam memahami isi cerita rakyat karena siswa tidak mempunyai
gambaran yang nyata terhadap isi cerita rakyat. Hal ini terbukti dengan
persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 55,55% dan rata-rata nilai kelas
hanya 75,33.
visual. Adapun kelebihannya yaitu siswa lebih antusias dalam mengikuti proses
menyimak khususnya menyimak cerita rakyat lebih menarik dan lebih mudah
dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
dan persentase ketuntasan siswa dalam tes kemampuan menyimak cerita rakyat
sedangkan, kekurangan pada siklus I yaitu siswa tidak teliti dalam mengerjakan
soal-soal tes
dan siswa tidak mencatat hal-hal penting saat melakukan kegiatan menyimak
cerita rakyat. Hal ini menimbulkan siswa tidak maksimal dalam mengerjakan
tugas. Namun, secara keseluruhan hasil siklus I lebih baik daripada pratindakan
yang terdapat di siklus I. Perbaikannya tersebut diantaranya, (1) guru lebih aktif
untuk mencatta-hal-hal penting dari cerita, dan (2) guru juga menginstrusksikan
kepada siswa untuk tidak terburu-buru pada ssaat mengerjakan soal-soal. Oleh
sebab itu, pada siklus II ini, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal dan waktu yang digunakan lebih efektif dan berjalan sesuai
dengan rencana. Hal itu terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata dan
persentase ketuntasan san siswa yang mencapai 100% dalam tes kemampuan
menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran
2010/2011.
menyimak cerita rakyat siswa meningkat, keaktifan siswa di kelas pun ikut
meningkat, meskipun dilaksanakan dengan tidak menggunakan metode Student
berlangsung, ada satu hal kendala yang dihadapi oleh siswa yaitu, ada beberapa
materi karena terlalu cepat. Hal ini dikarenakan kebiasan siswa yang pada saat
dan baru dibahas bersama, dan pada saat siklus I dan II penjelasan materi
memahami materi karena siswa ingin mencatat materi tersebut secara utuh.
Dalam hal ini guru mengalami kendala untuk memfokuskan siswa untuk
kurang. Dengan melihat kenyataan ini guru dan peneliti sepakat menjanjikan
hadiah kepada siswa sebuah CD cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah
dan Bawang Putih” atau “Malin Kundang” kepada siswa yang mendapat
BAB V
PENUTUP
yang telah dilaksanakan. Selain itu pada bagian ini juga diuraikan saran dari
peneliti. Saran yang diberikan ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak
yang bersangkutan.
5.1 Kesimpulan
media audiovisual.
untuk siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten lebih efektif dan menarik
bagi siswa.
cerita rakyat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas dan persentase
81
82
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
Berikut ini merupakan paparan hasil rata-rata kelas dari tes kemampuan
siswa tidak tuntas (11,12%). Hasil Tersebut sudah melampaui target awal
untuk siklus I yaitu sebesar dengan nilai rata-rata 80,00 dan persentase
ketuntasan 75%
100%.
5.2 Saran
beberapa saran bagi empat pihak. Saran-saran ini ditujukan kepada Sekolah
Khususnya SD Kanisius Bayat Klaten, dan peneliti lain. Secara rinci, saran-
keberhasilan pembelajaran.
2) Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan lebih kreatif dan bisa
yang lebih menarik dan membuat siswa aktif dengan menggunakan salah
audiovisual.
bungkan dengan metode atau teknik yang lebih efektif hal itu dimaksudkan
agar keberhasilan siswa dalam menyimak cerita rakyat lebih dapat optimal.
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
DAFTAR PUSTAKA
dan Sastra.
Jakarta: Gramedia.
Sinar
Baru.
SILABUS
A. Standar Kompetensi
1.Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. Kompetensi Dasar
1.2Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang di dengarnya.
C. Indikator
4. Menentukan atau mengidentifikasi tokoh dan perwatakan cerita rakyat
yang telah diperdengarkan.
5. Mengidentifikasi latar cerita rakyat yang telah diperdengarkan
6. Menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang telah diperdengarkan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi tokoh dan menentukan tokoh
cerita rakyat yang telah diperdengarkan.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi mengidentifikasi latar cerita
rakyat yang telah diperdengarkan.
3. Peserta didik mampu menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang
telah diperdengarkan.
E. Materi Pembelajaran
3. Rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”
4. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat
a. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang
mengalami peristiwa peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dibedakan
menjadi dua, yaitu: Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. Tokoh
antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang
bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai
negatif.
b. Latar
Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika
peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau
bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa dalam cerita. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang
berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya
bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira,
sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
c. Penokohan
Penokohan ialah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.
d. Tema
Tema ialah sesuatu yang menjadi pikiran utama, sesuatu yang menjadi
persoalan dalam cerita.
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Nilai Kemanusiaan
1. Toleransi
2. Cinta kasih
3. Kebijaksanaan
4. Tanggung jawab
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pembelajaran
b. Presensi
c. Apersepsi
d. Brainstorming: Siapa yang mengetahui atau pernah menyaksikan
tentang cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih”, jika mengetahui coba ceritakan secara singkat isi ceritanya?
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Motivasi: Cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih” yang akan kalian simak nanti banyak mempunyai nilai moral
yang bisa membentuk pribadi manusia yang baik.
2. Kegiatan inti
a. Siswa dibantu guru menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam cerita
rakyat
b. Siswa bertanya jawab dengan teman dan guru seputar unsur-unsur
instrinsik cerita rakyat.
c. Siswa menyimak rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul
“Malin Kundang” serta mencatat hal-hal penting yang ada di dalam
cerita.
d. Siswa mengrejakan soal tentang cerita rakyat yang berjudul “Malin
Kundang” di lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
3. Kegiatan akhir
a. Siswa membuat rangkuman pembelajaran dibimbing oleh guru.
b. Siswa merefleksikan pembelajaran dibantu oleh guru.
I. Refleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah bisa menentukan tema, tokoh, latar dan
amanat cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual?
2. Apakah kamu akan melaksanankan pesan apabila kamu mendapatkan
pesan atau amanat?
3. Apakah kamu akan mencontoh perilaku tokoh yang baik seperti cerita
tersebut?
J. Aksi
1. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran ini.
2. Saya akan melaksanakan pesan yang diberikan kepada saya
3. Saya akan mencontoh perilaku tokoh yang baik supaya saya bisa menjadi
anak yang baik juga.
K. Kecakapan Hidup
1. Kecakapan berperilaku yang baik.
L. Alat
Laptop, viewer, speaker.
M. Sumber Belajar
Suwanto, dkk. 2009. Ayo Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 SD. Yogyakarta:
Kanisius.
N. Penilaian
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Tes tertulis
3. KKM 75
4. Instrumen :
Mengetahui,
Kepala sekolah SD Kanisius Bayat
No. G. 8987
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
1.Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang di dengarnya.
C. Indikator
1. Menentukan atau mengidentifikasi tokoh dan perwatakan cerita rakyat
yang telah diperdengarkan.
2. Mengidentifikasi latar cerita rakyat yang telah diperdengarkan
3. Menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang telah diperdengarkan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi tokoh dan menentukan tokoh
cerita rakyat yang telah diperdengarkan.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi mengidentifikasi latar cerita
rakyat yang telah diperdengarkan.
3. Peserta didik mampu menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang
telah diperdengarkan.
E. Materi Pembelajaran
5. Rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”
6. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat
f. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang
mengalami peristiwa peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dibedakan
menjadi dua, yaitu: Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. Tokoh
antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang
bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai
negatif.
g. Latar
Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika
peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau
bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa dalam cerita. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang
berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya
bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira,
sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
h. Penokohan
Penokohan ialah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.
i. Tema
Tema ialah sesuatu yang menjadi pikiran utama, sesuatu yang menjadi
persoalan dalam cerita.
j. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita.
F. Metode Pembelajaran
3. Ceramah
4. Tanya jawab
G. Nilai Kemanusiaan
5. Toleransi
6. Cinta kasih
7. Kebijaksanaan
8. Tanggung jawab
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
4. Kegiatan awal
a. Guru membuka pembelajaran
b. Presensi
c. Apersepsi
d. Brainstorming: Siapa yang mengetahui atau pernah menyaksikan
tentang cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih”, jika mengetahui coba ceritakan secara singkat isi ceritanya?
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Motivasi: Cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih” yang akan kalian simak nanti banyak mempunyai nilai moral
yang bisa membentuk pribadi manusia yang baik.
5. Kegiatan inti
a. Siswa dibantu guru menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam cerita
rakyat
b. Siswa bertanya jawab dengan teman dan guru seputar unsur-unsur
instrinsik cerita rakyat.
c. Siswa menyimak rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul
“Malin Kundang” serta mencatat hal-hal penting yang ada di dalam
cerita.
d. Siswa mengrejakan soal tentang cerita rakyat yang berjudul “Malin
Kundang” di lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
6. Kegiatan akhir
a. Siswa membuat rangkuman pembelajaran dibimbing oleh guru.
b. Siswa merefleksikan pembelajaran dibantu oleh guru.
I. Refleksi
4. Bagaimana perasaanmu setelah bisa menentukan tema, tokoh, latar dan
amanat cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual?
5. Apakah kamu akan melaksanankan pesan apabila kamu mendapatkan
pesan atau amanat?
6. Apakah kamu akan mencontoh perilaku tokoh yang baik seperti cerita
tersebut?
J. Aksi
4. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran ini.
5. Saya akan melaksanakan pesan yang diberikan kepada saya
6. Saya akan mencontoh perilaku tokoh yang baik supaya saya bisa menjadi
anak yang baik juga.
K. Kecakapan Hidup
2. Kecakapan berperilaku yang baik.
L. Alat
Laptop, viewer, speaker.
M. Sumber Belajar
Suwanto, dkk. 2009. Ayo Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 SD. Yogyakarta:
Kanisius.
N. Penilaian
5. Teknik : Tes
6. Bentuk : Tes tertulis
7. KKM 75
8. Instrumen : Tes tertulis
Mengetahui,
Kepala sekolah SD Kanisius Bayat
1. Siapa saja tokoh yang ada di dalam cerita Bawang Merah dan
Bawang Putih?
2. Apa yang menyebabkan ibu bawang putih meninggal?
3. Siapa yang membantu bawang putih mencuci pakaian
dengan menggunakan sulap?
4. Sebutkan sifat-sifat Bawang Putih?
5. Sebutkan sifat-sifat bawang merah?
6. Dimanakah Tanaman emas itu tumbuh?
7. Siapakah yang berhasil mencabut tanaman emas itu?
8. Dengan cara apakah Baginda Raja sembuh dari sakitnya?
9. Menurut kamu lebih baik sikap bawang merah atau bawang
putih? Mengapa?
10. Pesan apa yang bisa kamu dapatkan dari cerita “Bawang Merah
dan Bawang Putih?
Kunci Jawaban
No Skor Kategori
2 76-85 Baik
3 66-75 Cukup
4 0-65 Kurang
Lampiran 8
7 - selama proses
pembelajaran
8
berlangsung
9 4. Siswa merespon ketika
10 diputarkan rekaman cerita
rakyat yang berjudul
11 - -
“Bawang Merah dan
12 -
Bawang Putih”
13 - - 5. Siswa bersemangat
14 - - dalam mengerjakan tes.
15
16
17
18
Lampiran 9
7 selama proses
pembelajaran
8
berlangsung
9 4. Siswa merespon ketika
10 diputarkan rekaman cerita
rakyat yang berjudul
11
“Bawang Merah dan
12
Bawang Putih”
13 5. Siswa bersemangat
14 dalam mengerjakan tes.
15
16
17
18
Lampiran 10
Foto 1.1
Siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Sangat Tertarik Saat
Diperkenalkan Dengan Media Audiovisual Saat Pembelajaran Menyimak
Cerita
Rakyat (Siklus I)
Foto 1.2
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Saat Mempelajari Materi Pembelajaran
Menyimak Cerita Rakyat Dengan Media Power Point (Siklus I)
Foto 1.3
Foto 1.4
Foto 1.6
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Saat Mengerjakan Tes Menyimak
Cerita Rakyat (siklus I)
Foto 1.7
Salah Satu Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Bertanya Kepada
Guru Karena Mengalami Kesulitan Untuk Memahami Soal Dalam Tes
Menyimak
Cerita Rakyat (siklus I)
Foto 1.8
Salah Satu Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Menceritakan Kembali
Cerita Rakyat “Malin Kudang” Di Depan Kelas (siklus I)
Foto 2.1
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Memulai Pembelajaran Menyimak Cerita
Rakyat (Siklus II)
Foto 2.2
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Saat Membahas Kembali Materi Tentang
Cerita Rakyat Yang Diajarkan Pada Siklus I
Foto .2.3
Siswa Kelas VSD Kanisius Bayat Saat Menyimak Cerita Rakyat “Bawang
Merah Dan Bawang Putih”
Foto 2.4
Siswa Kelas VSD Kanisius Bayat Saat Menyimak Dan Mencatat Hal-Hal
Penting Cerita Rakyat “Bawang Merah Dan Bawang Putih”
Foto2.5
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Saat Mengerjakan Tes Menyimak Cerita
Rakyat”Bawang Merah Dan Bawang Putih”
Foto 2.6
Salah Seorang Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Menceritakan Kembali Isi
Cerita Rakyat “Bawang Merah Dan Bawang Putih”Di Depan Kelas
Lampiran 14
JURNAL SISWA
SIKLUS I
Lampiran 15
SURAT KETERANGAN
No. 178 / SDK. 6230 / VIII / 2011
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Kanisisu Bayat menerangkan
bahwa, Nama : Toto Purnawan
NIM 071224053
Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah Jurusan : Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu
Pendidiakan Universitas : Sanata Dharma
Yogyakarta
Telah melaksanakan Penelitian yang berjudul ” Peningklatan Keterampilan Menyimak Cerita
Rakyat Dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SD Kanisus Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011” pada bulan Mei 2011 di SD Kanisius Bayat Klaten.
No. G. 8987
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK TTEERRPPUUJJII
BIOGRAFI PENULIS
ditempuh di SMP Pangudi Luhur Cawas Klaten lulus tahun 2004. Kemudian,
melanjutkan di SMK Leonardo Klaten lulus tahun 2007. Pada Tahun 2007
Yogyakarta.