Anda di halaman 1dari 176

PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN

TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V
SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :
Toto Purnawan
071224053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN


DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V
SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :
Toto Purnawan
071224053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN


DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011

i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahan kepada Bapakku dan


Ibuku tercinta

iv
MOTTO

“Siapkan Dirimu Menjadi Dirimu


Sendiri, Bertahanlah Dan Menang

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya tulis orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 12 September 2011

Penulis,

Toto Purnawan

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Toto Purnawan

NIM : 071224053

Menyatakan sutuju untuk memberikan izin publikasi serta hak untuk


menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, menggelola di internet, atau
media lain untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SD
KANISIUS
BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011” tanpa perlu meminta izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .

Yogyakarta, 12 September 2011

Penulis,

Toto Purnawan
vii
ABSTRAK

Purnawan, Toto. 2011. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat


Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. PBS.
FKIP. USD. Yogyakarta.

Penelitian ini mengkaji peningkatan kualitas pembelajaran menyimak


cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual siswa kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Tujuan penelitaian ini adalah
mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyat dengan
menggunakan media audiovisual sisiwa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten
Tahun Jaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah
penggunaan media audiovisual dalam pem-belajaran keterampilan menyimak
cerita rakyat.
Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus.
Setiap siklus dalam penelitian ini memuat empat tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk setiap siklus
adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes esai keterampilan
menyimak cerita rakyat dan instrumen nontes berupa hasil observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto.
Berdasarkan analisis data penelitian tes menyimak cerita rakyat pada
pratindakan, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata
kelas dan persentase ketuntasan siswa. Pada pratindakan persentase ketuntasan
hanya 55,55% dengan nilai rata-rata kelas 75,33 (Cukup). Pada siklus I
persentase ketuntasan siswa mencapai 88,88% dan nilai rata-rata kelas mencapai
85,22 (Baik). Sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai
100% dengan nilai rata-rata kelas 89,22 (Sangat Baik). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis tindakan pada penelitian ini sesuai dengan
harapan penulis bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan
keterampilan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD kanisius Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011.

viii
ABSTRACT

Purnawan, Toto. 2011. The Improving of the Listening Skills to the Folklore
Using Audiovisual Media for Students of SD Kanisius Bayat Klaten
Grade Five in the Academic Year of 2010/2011. Thesis. Yogyakarta.
PBSID. PBS. FKIP. USD. Yogyakarta.

This study analyzed the improvement of grade five students’ learning


quality in listening to folklore using audiovisual media in SD Kanisius Bayat
Klaten in the academic year of 2010/2011. This objective of the study was to
describe the increase in the grade five students’ listening skills to folklore using
audiovisual media in SD Kanisius Bayat Klaten in the academic year of
2010/2011. The subjects of this study were 18 students of SD Kanisius Bayat
Klaten grade five in the academic year of 2010/2011. The object of this study
was the use of audiovisual media in the learning of listening skill to folklore.
This form of classroom action research cycle consisted of two cycles.
Each cycle of this study included four stages of planning, action, observation,
and reflection. The instruments used for each cycle were test and nontest. Test
instrument was in the form of an essay test listening skill to folklore and the
nontest instruments were in the form of observations, journals, interviews, and
photo documentation.
Based on the research data analysis tests listening to folklore on pretest,
the cycle I, and cycle II, it showed an increase in the average grade and
percentage of the students’ completion. In pretest, completion percentage was
only 55.55 % with class average grade of 75.33 (Enough). In cycle I, the
completion percentage of students reached 88.88 % and the average grade of
85.22 (Good).
While in the second cycle the completion percentage of students reached
100% with average grade of 89.22 (Very Good). These results indicated that the
hypothesis on the research action was in accordance with the expectations of the
writer that the use of audiovisual media could improve the grade five students'
listening skills to folklore in SD Kanisius Bayat Klaten in the academic year of
2010/2011.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih, karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat

Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten Tahun Ajaran 2010/2011” ini dengan lancar. Penyususnan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi slah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulis menyelesaikan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan pihak lain sehinga penulis dapat menyelesaikanya dengan

lancar. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasehat,

dorongan, doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal sampai

akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Y Karmin M.Pd. selaku

dosen pembimbing yang berkenan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran,

ke-sabaran dan nasehat selama membimbing penulis

2. Dra. Yuliana Setianingsih selaku Kepala Program Studi PBSID.

3. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

dan Daerah yang telah membekali ilmu kepada penulis selama studi.

x
4. Dra. Anas Tri Paryanti selaku kepala sekolah SD kanisius Bayat

Klaten yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi

ini.

5. Drs. Andreas Suripto selaku guru kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

yang telah memberikan informasi, bantuan dan kerjasama kepada penulis

dalam melakukan penelitian.

6. Semua siswa kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran 2010/2011

terima kasih atas kerjasamanya.

7. Bapak dan Ibuku tercinta, Somo Diharjo (Sukiman) dan Sumiyem

yang dengan penuh kesabaran memberikan doa, nasehat, kasih sayang,

dan biaya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi dan skripsi ini.

8. Bernadeta Pusporini Prayogo yang membantu secara sepesial dalam

berbagai hal.

9. Semua teman-teman Prodi PBSID khususnya angkatan 2007 dan

sahabat-ku Aloysius Febryanto atas kerjasmanya selama ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

memerlukannya.

Yogyakarta, 12 September
2011 Penulis,

Toto Purnawan

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv

MOTTO...................................................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.............................vii

ABSTRAK...........................................................................................................viii

ABSTRACT.............................................................................................................ix

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL…...........................................................................................xvii

DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xx

DAFTAR GRAFIK..............................................................................................xxi

DAFTAR SKEMA…..........................................................................................xxii

DAFTAR LAMPIRAN…..................................................................................xxiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………............... 1

1.1 Latar Belakang Masalah…....................................................................1

1.2 Rumusan masalah………………………………………............... 3

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………................ 3

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………….............. 3

1.5 Batasan Istilah........................................................................................4

1.6 Sistematika Penyajian…………………………………........ ........ 5

xii
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………….................. 6

2.1 Penelitian yang sejenis………………………………........... ........ 6

2.2 Teori……………………………………………………........... .... 7

2.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia………………........ ........... 7

2.2.2 Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat……....................... 8

2.2.3 Jenis-Jenis Menyimak…………………………........ .......... 9

2.2.4 Tujuan Menyimak…………………………….............. ...... 9

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam

Menyimak......................................................................... .......... 11

2.2.6 Tahap-Tahap Dalam M……………………………... ......... 14

2.2.7 Cerita Rakyat………………………………………............ 15

2.2.8 Unsur-Unsur Cerita Rakyat………………………….. ........ 16

2.2.9 Media Pembelajaran Bahasa………………………... ......... 21

2.2.10 Media Audiovisual…………………………….......... ....... 21

2.3 Kerangka Berpikir………………………………………….. ........ 22

2.4 Hipotesis……………………………………………..................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………..................... 25

3.1 Desain Penelitian…………………………………….................... 25

3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I…………………............ .......... 26

3.1.1.1 Perencanaan (Planning)……………........... ............ 26

3.1.1.2 Tindakan (Acting)…………………............. ........... 27

3.1.1.3 Pengamatan (Observing)…………............. ............ 28

3.1.1.4 Refleksi (Reflection)………………............ ............ 28


xiii

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II………………........... .............. 29

3.1.1.1 Perencanaan (Planning)…………............ ............... 29


3.1.1.2 Tindakan (Acting)……………….............. .............. 29

3.1.1.3 Pengamatan (Observing)…………........... .............. 30

3.1.1.4 Refleksi (Reflection)………………........... ............. 30

3.2 Subjek Penelitian…………………………………........................ 31

3.3 Variabel Penelitian………………………………........... .............. 31

3.4 Instrumen Penelitian……………………………........................... 31

3.4.1 Instrumen Tes……………………………............ ............... 31

3.4.1 Instrumen Nontes……………………….............. ............... 35

3.4.1.1 Lembar Observasi………………............. ............... 35

3.4.1.2 Jurnal……………………………............................ 35

3.4.1.3 Wawancara…………………….............. ................ 36

3.4.1.4 Dokumentasi……………………............ ................ 37

3.5 Teknik Pengumpulan data……………………........... ................... 38

3.5.1 Tes………………………………………........... ................. 38

3.5.2 Nontes……………………………….…............ ................. 39

3.5.2.1 Observasi…………………….…........... ................. 39

3.5.2.2 Jurnal……………………………............................ 39

3.5.2.3 Wawancara……………………............ .................. 40

3.5.2.4 Dokumentasi…………………….......... .................. 40

3.6 Teknik Analisis Data…………………………........... ................... 40

3.6.1 Kuantitatif……………………………............. ................... 41


xiv

3.6.2 Kualitatif………………………………........... ................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…........... .................. 43

4.1 Diskripsi Data………………………………………..................... 43

4.2 Analisis Data……………………………………….. .................... 46


4.2.1 Analisis Data Pratindakan………………….. ...................... 46

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I………………………......................... 49

4.2.3 Analisis Data Siklus I………………………. ...................... 57

4.2.4 Pelaksanaan Siklus II…………………….... ....................... 60

4.2.5 Analisis Data Siklus II…………………….. ...................... 66

4.3 Pembahasan……………………………………… ........................ 68

4.3.1 Pembahasan Data Pratindakan………….. ........................... 69

4.3.2 Pembahasan Data Siklus I………………... ......................... 71

4.3.3 Pembahasan Data Siklus II………………........................... 73

4.3.4 Hasil Penelitian Dari Pratindakan, Siklus I, Dan Sikus II.........75

4.4 Refleksi… 75

4.4.1 Analisis Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran

Menyimak Cerita Rakyat...................................................................77

4.4.2 Refleksi Yang Dihadapi Guru Dan Siswa…………………. 78

BAB V PENUTUP................................................................................................81

5.1 Kesimpulan 81

5.2 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84

LAMPIRAN..........................................................................................................86

xv
DAFTAR TABEL

3.1 Penilaian Menyimak Cerita Rakyat ................................................... 33

3.2 Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat ................... 33

3.3 Kondisi Awal Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD

Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011.............................................34

3.4 Target Ketuntasan Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Siswa

Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten.......................................................... 34

4.1 Data Skor Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011 ................................ 44

4.2 Data Skor Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011 ................................ 45

4.3 Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Siswa kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ............................... 46

4.4 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat ...................................... 46

4.5 Skor Komulatif Menyimak Cerita Rakyat Pratindakan ............................. 48

4.6 Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses

Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual Siklus I....................................................................... 53

4.7 Jurnal Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran

Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audiovisual................... 54

4.8 Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa

Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ................ 58

xvi
4.9 Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten ................................................ 59

4.10Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses

Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Dengan

Menggunakan Media

Audiovisual Siklus I.................................................................................. 64

4.11 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Dan

Persentase Ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Tahun Ajaran2010/2011 ........................................................................... 66

4.12 Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II

Siswa Kelas V SD Kanisius bayat Klaten .............................................. 67

4.13 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat

Dan Persentase ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 .................................................. 69

4.14 Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Dan

Persentase ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 .................................................. 71

4.15 Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat

Dan Persentase ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 .................................................. 74

4.16Peningkatan Rata-Rata Dan Persentase Ketuntasan Tes

Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 .......................................................................... 76


xvii
DAFTAR DIAGRAM

4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pratindakan ...................................... 70

4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Siklus I............................................. 72

4.3 Diagram Perxsentase Ketuntasan Siklus II ................................................ 75

xviii
DAFTAR GRAFIK

4.1 Peningkatan Rata-rata Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ................................ 76

4.2 Peningkatan Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011……………….. .. 77

xix
DAFTAR SKEMA

3.1 Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual……………………………………………………… 26

3.1 Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual……………………………………………………… 29

xx
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Pembelajaran Menyimak Kelas V SD..................................................87

2. Rencana Pembelajaran Siklus I.........................................................................88

3. Soal Dan Kunci Jawaban Tes menyimak Cerita Rakyat Siklus I.....................93

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...................................................95

5. Soal Dan Kunci Jawaban Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II..................100

6. Pedoman Penilaian Menyimak Cerita Rakyat................................................102

7. Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat................................103

8. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I..............................................................104

9. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II.............................................................105

10. Nilai Tes Partindakan Menyimak Cerita

Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011.............................................................................106

11. Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita

Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten

Tahun Ajaran 2010/201..................................................................................107

12. Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran2010/2011.....................................108

13. Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II......................................................109

14. Hasil Jurnal Siswa Siklus I...........................................................................116

15. Hasil Jurnal Siswa Siklus II..........................................................................120

16. Hasil Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan


xxi
Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011.............................................................................124

17. Hasil Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Dengan

Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V Sd Kanisius

Bayat Klaten

Tahun Ajaran2010/2011..............................................................................134

Surat Izin Penelitian............................................................................................144

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Standar isi untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan yang berlaku pada tahun 2006 hingga

sekarang (2011) mencakup dua hal yakni tujuan dan ruang lingkup. Tujuannya

yaitu agar peserta didik memiliki enam kemampuan 1) berkomunikasi secara

efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis, 2) menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara, 3) memahami Bahasa Indonesia dan

mengguna- kannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4)

menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatan kemampuan intelektual,

serta kematangan emo- sional dan sosial, 5) menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahsa, 6) menghargai dan

membanggakan Sastra Indonesia sebagai khazanah budaya intelekual manusia

Indonesia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi

empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Sebuah keterampilan akan dikuasai dengan baik jika diajarkan dan

dilatihkan. Demikian pula dengan keterampilan menyimak. Menyimak perlu

diajarkan dan dilatihkan dengan baik dan berkelanjutan mengingat pentingnya

peran dalam kehidupan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Peran

1
2
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan seko-

lah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pela-

jaran yang disampaikan guru.

Di dalam pembelajaran menyimak pada kelas V SD salah satu Standar

Kompetensi dari aspek menyimak yaitu 1. Memahami penjelasan narasumber

dan cerita rakyat secara lisan dengan kompetensi dasarnya 1.1 Mengidentifikasi

unsur cerita rakyat yang di dengarnya.

Hasil Wawancara dengan Drs. Andreas Suripto guru Kelas V SD

Kanisius Bayat Klaten pada hari Sabtu, 12 Maret 2011 mengungkapkan bahwa

penyebab rendahnya nilai rata-rata pembelajaran menyimak cerita rakyat untuk

kelas V SD Kanisius Bayat Klaten yaitu keterbatasan media dan kurang

kreatifnya guru dalam menggunakan media pembelajaran menyimak. Media

pembelajaran khususnya pembelajaran menyimak tidak tersedia di SD Kanisius

Bayat Klaten. Hal ini dikarenakan terbatasnya dana untuk pengadaan media

khusunya media audiovisual untuk menunjang pembelajaran menyimak cerita

rakyat.

Dalam pembelajaran menyimak, media mempunyai peran yang sangat

penting untuk menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran. Maka peneliti

memilih judul penelitian ini “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita

Rakyat Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten Tahun Ajaran 2010/2011”. Peneliti mengambil lokasi SD Kanisius

Bayat Klaten yang terletak di pedesaan. Siswa yang belajar di situ sebagian

besar berasal dari keluarga yang mempunyai latar belakang ekonomi

mengengah ke bawah.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat

dengan media audiovisual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun

ajaran 2010/2011?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan

hasil keterampilan menyimak cerita rakyat dengan media audiovisual siswa

kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi, sekolah, guru

kelas, serta peneliti lain.

1. Sekolah

Hasil penelitian ini sebagai bukti pentingnya pemanfaatan media pembe-

lajaran dalam menunjang hasil belajar siswa.

2. Guru kelas V

Hasil penelitian ini sebagai masukan dalam penggunaan media

audiovisual dalam pembelajaran menyimak khususnya menyimak cerita rakyat

pada siswa kelas V.


3. Peneliti lain

Bagi peneliti lain hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan

penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

1.5. Batasan Istilah

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar

2. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan, mengenal, serta,

menginterpre- tasikan lambang-lambang lisan (Anderson via Tarigan 1983: 19).

3. Cerita rakyat

Cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar

secara lisan, diwariskan turun-temurun di kalangan masyarakat pendukungnya

secara tradisional (Soelarto, 1979-1980). Termasuk di dalamnya mite, dongeng,

dan legenda.

4. Media

Media adalah alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk

menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari sumber (resource)

kepada penerimanya (receiver) (Suparno 1987: 1).

5. Media Audiovisual

Media audiovisual yaitu alat yang audible artinya dapat didengar dan

visibel artinya dapat dilihat (Sulaiman, 1981: 11).


1.6. Sistematika Penyajian

Bab I berisi Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika

penyajian. Bab II Landasan Teori berisi penelitian yang relevan, teori, kerangka

berpikir, dan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian bab ini berisi jenis

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan berisi deskripsi data, analisis data,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup bab ini

berisi kesimpulan, implikasi, dan saran.


PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian yang Sejenis

Penelitian terdahulu yang sejenis, dan sekarang ini masih relevan untuk

dilaksanakan penelitian dilakukan Suratno (2006), Pangesti (2006), dan Marlina

(2007). Ketiga penelitian ini akan diuraikan di bawah ini.

Penelitian yang dilakukanSuranto (2006) dengan judul “Peningkatan

KeterampilanMenyimak Berita melalui Media Audio Visual dengan Pendekatan

KontekstualKomponen Inquiri pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Tarub

Kabupaten TegalTahun Pelajaran 2005/2006”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Hasil penelitiannya menunjukanbahwa nilai rata-rata

keterampilan menyimakberita mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata

pratindakan sebesar57,4 menjadi67,9 pada siklus I, dan pada siklus IInilai rata-

ratanya sebesar 80,6yang berarti ada peningkatan sebesar 12,7 poin atau 18,7%.

Penelitian yang dilakukan Pangesti (2006) dengan judul “Peningkatan

KeterampilanMenyimak Dongeng dengan Media Audio Visual pada Siswa

Kelas VII D SMPNegeri 30 Semarang”. Penelitian ini termasuk penelitian

tindakan kelas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya

peningkatanketerampilan menyimak, yaitu dari nilai rata-rata pratindakan

sebesar 57,7 menjadi69,1 pada siklus I, dan pada siklus II sebesar 79,7.

Dengandemikian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar sebesar

10,1.

Penelitian yang lain dilakukan Marlina (2007) dengan judul

“Peningkatan KeterampilanMenyimak Puisi Menggunakan Media Audio Visual

dengan
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
6
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
7
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

KomponenMasyarakat Belajar pada Siswa Kelas VII B SMP Islam Al-Kautsar

SemarangTahun Ajaran 2006/2007”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya

peningkatan nilai rata-rata keterampilan menyimak puisi menggunakan media

audiovisual yaitu pada nilai rata-rata prasiklus 58,70 termasuk kategori kurang,

menjadi 66,55 pada siklus Idan termasuk kategori cukup. Dari prasiklus ke

siklus I meningkat 7,85 poin. Siklus II74,70 termasuk kategori baik. Dari siklus

I ke siklus II meningkat 8,15. dari prasiklus kesiklus II naik 16 poin.

Penelitian terdahulu memberikan gambaran pada peneliti bahwa

penelitian tentang menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media

audiovisual masih relevan untuk dilakukan. Jenis penelitian ini sama dengan

penelitian terdahulu yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk pembelajaran

menyimak menggunakan media audiovisual.

2.2 Teori

2.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulumope-

rasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendi-dikan.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang ang cukup bagi prakarsa, kreatifitas

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik (Mulyasa, 2006: 245).

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena

itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

sisiwadalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan

dengan kurikulum 2006 bahwa pembelajaran bahasa diarahkan ke dalam empat

subaspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Mata pelajaran

Bahasa Indonesia ada empat aspek berbahasa yang harus di kuasai oleh siswa

(SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA). Keempat aspek tersebut adalah menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek berbahasa tersebut mempunyai

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Salah satu standar kompetensi untuk

aspek menyimak di tingkat sekolah dasar (SD) kelas V adalah 1. memahami

penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisankompetensi dasar 1.2

mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya.

2.2.2 Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat

Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ialah agar siswa:

terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil,

menulis. Menyimak yaitu mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh

informasi, me- nangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak

disampaikan secara langsung oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan

tarigan (1983: 19).

Pembelajaran menyimak disekolah dasar dilaksanakan mulai kelas I

hingga kelas VI. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan standar

kompetensi pembelajaran menyimak biasa disebuit dengan mendengarkan.

Standar kompetensi pembelajaran menyimak kelas V SD pada aspek

mendengarkan ditekankan pada memahami penjelasan narasumber dan cerita

rakyat secara lisan.


Kompetensi dasar yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi unsur cerita rakyat

yang di dengarnya.

2.2.3 Jenis-Jenis Menyimak

Menurut Tarigan (1983) ada 12 jenis menyimak, yaitu: menyimak sosial,

menyimak sekunder, menyimak estetik, menyimak kritis, menyimak

konsentratif, menyimak kreatif, menyimak penyelidikan, menyimak interogratif,

menyimak pasif dan menyimak selektif.

Penelitian ini akan meneliti jenis menyimak ektensif (extensive listening)

yaitu sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang lebih

umum dan lebih bebas pada suatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan lang-

sung oleh guru (Tarigan 1985: 23).

Penelitian ini lebih ditekankan pada pembelajaran menyimak cerita

rakyat. Cerita rakyat adalah cerita yang dituturkan secara lisan dan diwariskan

secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

tradisional.Cerita rakyat yang dalam bahasa inggris disebut dengan istilah

folkloredan sangat inklusif. Secara singkat dapat dikatakan setiap jenis cerita

yang hidup dikalangan masyarakat yang ditularkan dari mulut ke mulut adalah

cerita rakyat (Suwondo 1981: 1)

2.2.4 Tujuan Menyimak

Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak adalah antara

sebagai berikut.

1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia

dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.


2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak

dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang

diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam

bidang seni).

3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar

sipenyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-

jelek,tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).

4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan

maksudagar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa

yangdisimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan

lagu,dialog, diskusi panel, perdebatan).

5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu

menyimakdengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan

ide-ide,gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang

lain denganlancar dan tepat.

6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak

denganmaksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-

bunyidengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan

manabunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata

padaseseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik

mendengarkanujaran pembicara asli (native speaker).


7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan

analisis,sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak

masukanberharga.

8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan

dirinyaterhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan

oleh sipenyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara

persuasif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaranmenyi-

mak cerita rakyat dalam penelitian ini mempunyai tujuan supaya siswabelajar

agar memperoleh pengetahuan, mengevaluasi agar dapat menilai,mengapresiasi

materi simakan, dan mendapatkan hiburan melalui cerita rakyat.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak

Menurut Tarigan (1994: 98),ada delapan faktor yang mempengaruhi

kegiatanmenyimak. Faktor-faktor itu meliputi faktor fisik, psikologis, pengalam-

an, sikap,motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat.

Pertama, faktor fisik. Kondisi fisik seorang penyimak merupakan

faktorterpenting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya

dalammenyimak. Sebagai contoh, ada orang yang sukar sekali mendengar.

Dalam keadaanyang sama itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan

oleh upaya yangdilakukannya untuk mendengar. Secara fisik dia mungkin

berada jauh di bawahukuran gizi yang normal sehingga perhatiannya rendah.

Kesehatan sertakesejahteraan fisik merupakan suatu modal terpenting yang turut

menentukankeberhasilan menyimak. Oleh karena itu, faktor-faktor fisik yang


dapat mengganggudan menghambat kelancaran proses menyimak perlu

disingkirkan. Kedua, faktor psikologis. Faktor psikologis ini melibatkan sikap-

sikap dansifat-sifat pribadi yang hubungannya dengan menyimak. Faktor-faktor

psikologis diantaranya prasangka dan kurangnya simpati terhadap para

pembicara, keegosentrisandan keasyikan terhadap minat pribadi, kepicikan yang

menyebab- kan pandangan yangkurang luas, kebosanan dan kejenuhan yang

menyebabkan tiadanya perhatian samasekali terhadap pokok pembicaraan, sikap

yang tidak layak terhadap sekolah, guru,pokok pembicaraan atau sang

pembicara. Faktor psikologis yang positif dapat memberi pengaruh yang baik

begitu juga sebaliknya. Faktor psikologis yang negatifdapat juga memberi

pengaruh yang buruk pula terhadap kegiatan menyimak.

Ketiga, faktor pengalaman. Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbu-

han,perkembangan pengalaman kita sendiri. Kurangnya minat merupakan akibat

daripengalaman yang kurang dalam bidang yang akan disimak. Dengan

demikian, latarbelakang pengalaman merupakan faktor penting dalam kegiatan

menyimak.

Keempat, faktor sikap. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua

sikaputama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak.

Orang akanbersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan

bagi dirinya tapibersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak

menguntungkan bagidirinya. Kedua hal tersebut memberi dampak pada

penyimak, yaitu dampak positifdan dampak negatif.Sebagai pendidik, tentunya

para guru akan memilih dan menanamkan dampakpositif pada anak didiknya,

khususnya
bahan simakan. Menyajikan pelajaran denganbaik, materi yang menarik, serta

penampilan yang menarik maka akan membentuk

sikap positif pada siswa.

Kelima, faktor motivasi. Motivasi merupakan salah satu butir penentu

akankeberhasilan seseorang. Jika motivasi kuat maka yang diharapkan orang itu

akanberhasil mencapai tujuan. Begitu juga dengan menyimak. Dorongan dan

tekad yangdiperlukan dalam mengerjakan sesuatu dalam kehidupan ini.

Menerangkan pelajarandengan baik dan jelas merupakan suatu bimbingan pada

para siswa untukmenanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk

menyimak secara tekun.

Keenam, faktor jenis kelamin. Dari beberapa penelitian yang telah

dilakukanoleh para ahli maka pria dan wanita pada umumnya mempunyai

perhatian yangberbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu

pun berbeda pula.

Ketujuh, faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat

mempengaruhikeberhasilan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas. Oleh

karena itu, guruharusmenyadari hal itu. Faktor fisik ini meliputi faktor fisik

ruangan kelas, maupunyang berkaitan dengan suasana sosial kelas. Berkaitan

dengan faktor sosial maka guruharus dapat mengatur dan menata letak meja

guru dan kursi sedemikian rupa agarsiswa dapat mempunyai kesempatan yang

sama untuk menyimak dan disimak.Sedangkan untuk lingkungan sosial maka

guru harus dapat merencanakanpengalaman-pengalaman yang memungkinkan

siswa dapat memanfaatkan situasiruangan kelas untuk meningkatkan

keterampilan
berkomunikasi mereka sesuai dansejalan dalam perencanaan kurikulum secara

keseluruhan.

Kedelapan, faktor peranan dalam masyarakat. Kemauan menyimak kita

jugadipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan

pendidik, makakita ingin sekali menyimak ceramah yang berhubungan dengan

masalah pendidikan.Itu merupakan salah satu contoh bahwa peranan dalam

masyarakat itu mempengaruhi menyimak.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan faktor bahwa fisik,

psikologis, pengalaman, sikap,motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan

dalam masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang.

2.2.6 Tahap-Tahap Dalam Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah

barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Tahap-Tahap menyimak

menurut Tarigan (1994:58-59) adalah sebagai berikut.

1. Tahap Mendengar (Hearing)

Pada tahapan mendengar ini penyimak hanya mendengarkan

segala sesuatu dari pembecaraan pembicara (hearing).

2. Tahap Memahami (Understanding)

Pada tahapan ini penyimak timbul keinginan untuk untuk mengerti

dan memahami secara baik dari isi pembicaraan yang disampaikan

pembicara.
3. Tahap Menginterpretasi.(Interpreting)

Pada tahapan ini penyimak tidak hanya mendengar dan

memahami dari isi pembicaraan dari ujaran pembicara tetapi untuk

menafsirkan atau meminterpretasikan isi, butir-butir pendapat dari ujran

pembicara.

4. Tahap Mengevaluasi (Evaluating)

Setelah mendengar, memahami, serta dapat menafsir atau meng-

interpretasikan isipembicaraan, pada tahapan selanjutnya

penyimakmasuk pada tahap mengevaluasi mengevaluasi pendapat serta

gagasan sang pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana

kebaikan dan kekurangan sang pembicara.

5. Tahap Menanggapi

Tahapan ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak;

sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima

gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran

atau pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap

menanggapi

Berdasarkan tahap-tahap menyimak di atas, maka tahap menyimak

yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar, tahap

memahami, dan tahap mengevaluasi.

2.2.7 Cerita Rakyat

Cerita rakyat(folklore) adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada

ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di

dalamnya cerita binatang, legenda, dongeng, dan mite(Sudjiman, 1990:16).


Cerita rakyat adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi, baik oleh

penuturnya maupun oleh pendengarnya. Cerita rakyat tidak terikat oleh

ketentuan tentang pelaku, waktu, dan tempat, artinya: tokohnya boleh siapa saja,

dewa, hantu, manusia, binatang,dan sebagainya waktu terjadinya dapat kapan

saja dan dimana saja(Suwondo, 1981: 1).

Cerita rakyat ditularkan dari seseorang kepada orang lain dari mulut ke

mulut. Dalam proses penyebarannya, cerita rakyat dituturkan oleh seseorang dan

didengar oleh orang lain.Selanjutnya orang lain mengulang menuturkannya

kepada orang lain lagi sejauh dia dapat mengingat urutan isinya atau tambahan

yang dibuat oleh penuturnya yang baru itu.

Ada kemungkinan perubahan-perubahan yang dialami oleh cerita

rakyat terjadi di dalam proses penyebarannya. Hal itu disebabkan penuturnya

tidak mampu mengingat isi cerita itu secara runtut dan lengkap, atau tidak

mampu menuturkannya secara tepat seperti yang didengarnya dari penutur yang

memberi cerita kepadanya. Penyebablainnya yaitu tuntutan untuk

menyelaraskan penuturan cerita itu dengan selera pendengarnya. Mungkin pula

dipengaruhi oleh cetusan dari si penutur yang tidak mustahil dibubuhi dengan

daya khayal dan daya kreasinya (Suwondo, !981: 2).Dari hal tersebut cerita

rakyat dapat bermanfaat untuuk memperkaya pengetahuan bagi perkembangan

anak.

2.2.8 Unsur-unsur cerita rakyat

Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita. Unsur-unsur tersebut

yaitu, alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan amanat. Berikut pembahasan

masing-masing unsurnya.
1. Tokoh dan Penokohan

Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan bahwa

tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Hal senada juga

diungkapkan oleh Aminudin (dalam Siswanto 2008:142) yang

menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam

cerita rekaan sehungga peristiwa itu mampu menjalin suatu

ceritasedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut

penokohan. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai

tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat

berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinan- nya, adat

istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto 2005:20).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

pelaku yangmengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehungga

peristiwa itu mampumenjalin suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian

watak tokoh dan penciptaancitra tokoh yang membedakan dengan

tokoh yang lain.

2. Latar

Latar (setting) yaitu tempat maupun waktu terjadinya cerita.

Sudjiman(dalam Septiningsih, dkk. 1998:5) mengatakan bahwa latar

adalah keterangan,petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,

ruang, dan suasana terjadinyaperistiwa dalam suatu karya sastra.

Secara sederhana Suharianto (2005:22)mengatakan latar disebut juga

setting yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita.


Abrams (dalam Siswanto 2008:149) mengemukakan latar

cerita adalahtempat umum (generale locale), waktu kesejarahan

(historical time) dankebiasaan masyarakat (social circumtances)

dalam setiap episode atau bagianbagiantempat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar

adalahtempat, waktu dalam cerita, dan suasana terjadinya peristiwa

dalam karya sastra.Dalam penelitian ini karya sastra yang dimaksud

adalah cerita rakyat.

3. Tema

Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu

karya sastra. Secara sederhana Stanton (dalam Septiningsih, dkk.

1998:5) menyebut bahwatema adalah arti pusat yang terdapat dalam

cerita.

Hakikatnya tema adalah permasalahan yang merupakan titik

tolakpengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra tersebut,

sekaligus merupakanpermasalahan yang ingin dipecahkan pengarang

dengan karyanya itu (Suharianto2005: 17). Tema merupakan kaitan

hubungan antara makna dengan tujuanpemaparan prosa rekaan oleh

pengarangnya (Aminudin dalam Siswanto2008:161).

Dari uraian pendapat tentang tema di atas, dapat disimpulkan

bahwa temaadalah gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang

melalui karyanya ataupokok permasalahan yang mendominasi suatu

karya karya sastra.


4. Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesanyang

ingindisampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

(Siswanto 2008:162). Didalam karya sastra modern amanat ini

biasanya tersirat, di dalam karya sastralama pada umumnya amanat

tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yangmendasari karya sastra

baik tersirat maupun tersurat dalam karyasastra.

5. Alur

Luxemburg (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan

bahwa alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa yang

secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.

Sedangkan menurut Suharianto (2005:18) plot yakni cara pengarang

menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan

hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat,

dan utuh. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-

tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh

para pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam Siswanto 2008:159).

Sudjiman (dalam Siswanto 2008:159) menyatakan bahwa alur adalah

peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita.

Dari beberapa pendapat tentang alur di atas, dapat disimpulkan

bahwa aluradalah peristiwa-peristiwa yang terjalin dengan urutan

yang baik dan membentuksebuah cerita. Dalam alur terdapat

serangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.


2.2.9 Media Pembelajaran Bahasa

Media yaitu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk

menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari sumber (resource)

kepada penerimanya (receiver) (Suparno 1987: 1). Menurut Sadiman dkk (1984:

47), media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan.

Media pembelajaran yaitu segala alat yang dapat digunakan guru dan

pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan (Nababan, 1991:

206). Media pembelajaran berbeda dengan alat pengajaran perbedaan yang

tampak, bahwa media pembelajaran merupakan program yang telah diisi

informasi, sedangkan alat pembelajaran tidak dapat diisi oleh suatu program.

Pesan atau informasi yang dimaksud adalah materi pembelajaran yang disususn

dan disampaikan guru.

Media dapat menghindarkan siswa dari kebosanan dan memotivasi atau

menarik perhatian siswa untuk terlibat kedalam keguiatan belajar mengajar.

Sudjana ( 1991: 154) mengemukakan manfaat media pengajaran adalah sebagai

berikut. (1) mengurangi verbalisme, (2) menarik minat dan perhatian anak didik

dalam kegiatan belajar mengajar, (3) meletakkkan dasar untuk perkembangan

kegiatan belajar mengajar, (4) memberikan pengalaman nyata pada setiap siswa,

(4) menumbuhkan pemikiran yang sistematis dan seimbang, (4) membantu

tumbuhnya pemikiran dan perkembangan kemampuan berbahasa, (5)

memberikan pengalaman serta membantu berkembangnya efisiensi dan

pengtalaman belajar,

(6) memperjelas makna materi atau bahan pelajaran, (7) menambah variasi
metode mengajar sehingga anak didik tidak bosan, (8) meningkatkan aktivitas

belajar anak didik.

Manfaat media dapat dirasakan jika digunakan sesuai dengan fungsi

dan tujuannya. Cara memanfaatkan media harus sesuai dengan karakteristiknya.

Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan media sesuai fungsinya. Disamping itu

media pendidikan juga mempunyai fungsi dalam kegiatan belajarmengajar.

Roestiyah (1982: 62-79) juga mengungkapkann fungsi media pendidikan adalah

sebagai berikut.

1. Fungsi edukatif, media pendidikan dapat memberi pengaruh baik

yang mengandung nilai pendidikan.

2. Fungsi sosial, dengan media pendidikan hubungan antar siswa

menjadi lebih baik, siswa dapat bersama-sam mempergunakan media

tersebut.

3. Fungsi ekonomi, dengan satu macam alat atau media sudah dapat

dinikmati sejumlah anak didik dan dapat digunakan sepanjang waktu.

4. Fungsi politis, dengan media pendidikan berarti sumber pendidikan

dari pusat akan sampai kepelosok.

5. Fungsi seni budaya, dengan adanya media pendidikan siswa dapat

mengenal bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengeta-

huan siswa tentang nilai-nilai budaya semakin bertambah luas.

2.2.10 Media Audiovisual

Media audioviisual adalah alat yang dapat menghasilkan rupa dan

suara dalam satu unit. Rinanto (1982: 21) berpendapat bahwa media audiovisual

dalah suatu mediayang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan

media
audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru

dan siswa didaam proses belajar-mengajar. Suleiman (1981: 11) berpendapat

bahwa media audiovisual adalah alat-lat yang ‘audible’ dan ‘visibel’; artinya,

alat yang dapat didengarkan dan dapat dilihat. Media audiovisual merupakan

perpaduan antara suara dan gambar, yang dapat mengajak siswa untuk

melibatkan perasaan dan pikiran dengan melihat dan mendengarkan.

Penggunaan media audiovisual secara efektif menuntut guru terampil dalam

menggunakan alat secara tepat untuk subjek yang sesuai, pada waktu yang

cocok dengan penampilan yang memikat (Suleiman, 1981: 20). Media

audiovisual membuat komunikasi dalam pembelajaran lebih efektif. Media

audiovisual tidak saja menghasilkan pembelajaran yang lebh efektif dalam

waktu yang lebih singkat, tetap apa yang diterima melalui alat ini lebih lama dan

lebih baik tinggal dalm ingatan.

Menurut Suleiman (1981:16-18), fungi dari media audiovisual untuk

mempermudah menyampaiakan dan menerima pelajaran atau infrmasi serta

dapat menghindarkan salah pengertian; artinya, dapat menyampaikan pengertian

atau informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang disampaikan

dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Siswa mudah dan lebih

cepat belajar dengan melihat-lihat alat sensori sepertipenggunaan media

audiovisual dam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2.3 Kerangka Berfikir

Menyimak diartikan suatu proses kegiatan mendengarkan, mengenal

serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Dengan kegiatan menyimak,

siswa diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Salah satu
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak yaitu

menggunakan media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah suatu pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif berusaha

memanfaatkan media yang ada sebagai bentuk variasi pembelajaran di sekolah.

Guru harus pandai memanfaatkan media sebagai alat pembelajaran. Ada dua

media yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran menyimak, yaitu

media audio dan media audiovisual. Media audio berperan sebagai alat yang

dapat didengar dan media audiovisual berperan sebagai alat yang dapat dilihat

dan didengar yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran penyimak untuk

memperoleh informasi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setiap siswa.

Peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual dapat dilaksanakan dengan cara siswa diarahkan untuk menyimak

secara intensif, yaitu kegiatan menyimak yang berhubungan dengan atau

mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak

perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Setelah kegiatan

menyimak berakhir siswa disuruh menjawab pertanyaan yang telah disediakan

kemudian dianalisis kegiatan menyimak dilakukan dengan dua siklus guna

mengetahiu kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran menyimak serta

peningkatan hasil pembelajarannya menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual. Hasil jawaban yang ada dari situ dapat diketahui hasil belajar

dengan menggunakan media audiovisual, peningkatanhasil pembelajaran.


2.4 Hipotesis

Ada peningkatan yang signifikan hasil pembelajaran menyimak cerita

rak- yatmenggunakan media audiovisual siswa kelas V SDKanisius bayat klaten

Tahun ajaran 2010/2011.


PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

Dalam penelitian ini yang dibahas adalah (1) Desain Penelitian, (2)

Subjek Penelitian, (3) Variabel Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Teknik

Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data.

3.1. Desain Penelitian

Penelitian mengenai peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyat

dengan menggunakan media audiovisual ini merupakan penelitian tindakan

kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap masalah

kegiatan yang muncul dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto 2006: 19).

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat

melalui media audiovisual ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II,

yang dalam tiap siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu :

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang

akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat.

2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti

sebagai upaya peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan

mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat

dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.

25
26
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
3.1.1. Prosedur Tindakan Siklus I

3.1.1.1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang

untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus

pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menyimak

cerita rakyat menggunakan media audiovisual dengan langkah-langkah

(1) menyusun dengan menggunakan media audiovisual; (2) menyiapkan video

cerita rakyat yang akan diperdengarkan siswa; (3) menyusun instrumen tes dan

nontes.

observasi Refleki

Tindakan Perencanaan

Skema 3.1
Desain siklus I Menyimak Cerita rakyat Dengan
Menggunakan Media Audiovisual

Instrumen tes yaitu soal esai beserta penilaiannya. Instrumen nontes

yaitu berupa lembar observasi, lembar wawancara, jurnal, dan dokumentasi;

(4) melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya

peneliti terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

dengan guru kelas. Di samping itu, peneliti juga membutuhkan informasi

tentang keadaan kelas, karena peneliti bukanlah pengajar di kelas itu.


3.1.1.2. Tindakan (Acting)

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran

yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam

pembelajaran menyimak cerita rakyat melalui media audiovisual pada siklus I

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam

tahap ini terdiri atas:

1. Pendahuluan atau persiapan

Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab

tentang cerita anak yang pernah diketahui oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi

ini adalah untuk menggali pengalaman siswa tentang cerita rakyat. Kemudian

guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang hendak

dilaksanakan yaitu menyimak cerita anak melalui media audiovisual. Di

samping itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran. Hal ini dilakukan

sebagai upaya menumbuhkan minat belajar siswa agar mulai dari awal

pembelajaran siswa memiliki motivasi belajar terlebih dahulu.

2. Inti atau Pelaksanaaan

Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang menyimak cerita

rakyat agar mudah dipahami siswa. Siswa diminta menyimak cerita rakyat

berjudul “Malin Kundang” yang diputar melalui LCD Proyektor. Selama

kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan

pengamatan dan diperkenankan menulis nama-nama tokoh cerita dan bagian-

bagian yang dianggap penting. Setelah selesai menyimak, kegiatan selanjutnya

adalah siswa secara individu mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru
berkaitan dengan cerita rakyat yang telah diperdengarkan sebelumnya. Siswa

diberi pertanyaan mengenai nama-nama tokoh, watak tokoh, latar cerita, tema

atau amanat, dan isi cerita rakyat tersebut. Guru menyuruh siswa

mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dinilai. Kemudian guru meminta

beberapa perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

secara bergiliran dengan siswa lain. Setelah itu siswa yang lain dapat

memberikan masukan maupun sanggahan kepada siswa yang maju.

3. Penutup

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tugas

lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa

dalam menyimak cerita rakyat setelah proses pembelajaran di kelas.

3.1.1.3. Pengamatan (Observing)

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung

yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil kerja siswa

diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan pertanyaan dalam soal esai yang

diberikan oleh guru.

3.1.1.4. Releksi (Reflection)

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil

kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan

menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual. Analisis hasil

kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis

digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.
3.1.2. Prosedur Tindakan Pada Siklus II

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa

dalam menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual. Hasil

pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan

hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-

langkah yang sama dengan siklus pertama.

observasi Refleki

Tindakan Perencanaa
n

Skema 3.2
Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan
Menggunakan Media Audiovisual

3.1.2.1. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang

bagian-bagiannya sama dengan rencana pembelajaran siklus pertama. Peneliti

juga kembali melakukan diskusi dengan guru kelas tentang kegiatan apa saja

yang harus dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki.

3.1.2.2. Tindakan

Langkah awal tahap ini hampir sama pada tindakan pada siklus

pertama. Setelah apersepsi, siswa menyaksikan pemutaran rekaman yang berisi

cerita anak yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Kemudian siswa

menjawab soal-soal esai yang diberikan oleh guru. Guru menyuruh siswa

mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dinilai.


Kemudian guru meminta beberapa perwakilan siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan

siswa lain. Setelah itu, siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun

sanggahan kepada siswa yang maju. Peneliti juga mempersiapkan daftar

pertanyaan untuk wawancara dengan beberapa siswa yang bermasalah dan siswa

yang memiliki kelebihan dalam menyimak cerita rakyat melalui media animasi

audiovisual. Wawancara direncanakan dilakukan di luar jam pelajaran.

3.1.2.3. Pengamatan atau Observasi

Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja siswa selama

pembelajaran berlangsung. Apakah siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan dan

apakah siswa lebih antusias menyimak cerita rakyat. Selain itu, peneliti juga

bertanya langsung kepada beberapa siswa apakah mereka lebih menyukai

pembelajaran pada siklus kedua daripada siklus pertama beserta alasan-

alasannya. Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang

sama dengan siklus pertama.

3.1.2.4. Refleksi

Pada siklus kedua ini peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap

kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. analisa kinerja siswa meliputi

sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana

siswa antusias terhadap kegiatan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audiovisual dan membandingkannya dengan hasil pengamatan pada

siklus pertama dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak.

Peneliti juga menganalisis hasil kerja siswa dengan cara menentukan rata-rata

nilai kelas.
Hasil analisis dipergunakan sebagai bahan kajian dan bahan

pembanding terhadap hasil penilaian siklus pertama dalam bentuk persentase,

apakah ada peningkatan rata-rata nilai. Dengan demikian permasalahan seberapa

tinggi peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten tahun ajaran 2010/2011

dapat diketahui.

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 18 orang.

3.3. Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan meyimak cerita

rakyat dan variabel bebasnyua yaitu media audiovisual.

3.4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrumen yang

berupa tes dan nontes. Instumen tes berisi soal esai yang harus dikerjakan oleh

siswa pada akhir kegiatan menyimak cerita anak. Instrumen nontes berupa

lembar observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3.4.1. Instrumen Tes

Instrumen yang berupa tes digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan menyimak cerita anak. Instrumen yang berupa tes berupa tes berisi

soal esai yang harus diisi oleh siswa setelah mereka menyimak cerita rakyat.

Siswa menjawab beberapa pertanyaan mengenai nama-nama tokoh dan

wataknya, latar, tema, dan


pesan cerita. Penilaian meliputi tokoh dan perwatakan, latar, waktu, tema dan

atau pesan cerita.

Penelitian ini dikhususkan pada menyimak cerita rakyat. Tujuannya

adalah untuk memahami isi cerita rakyat yang diperdengarkan, yang merupakan

salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum 2006. Kompetensi dasar tersebut

memiliki beberapa indikator, yaitu (1) menentukan atau mengidentifikasi tokoh

dan perwatakan, (2) mengidentifikasi latar, (3) menentukan tema atau amanat

cerita rakyat. Indikator-indikator tersebut menjadi dasar kriteria penilaian dalam

penelitian ini.

Adapun jenis penilaian yang akan digunakan meliputi aspek sebagai

berikut.

1. Aspek menyebutkan nama-nama tokoh dan watak tokoh cerita

rakyat yang diperdengarkan.

2. Aspek menyebutkan latar cerita rakyat.

3. Aspek menentukan alur cerita rakyat

4. Aspek menentukan tema dan atau amanat yang terkandung dalam

cerita rakyat.

Penilaian aspek-aspek di atas menggunakan soal yang berbentuk esai

sebanyak 10 soal dengan skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Butir-butir

soal tersebut meliputi ranah kognitif yaitu pada tingkat pengetahuan atau

ingatan. Kesepuluh soal merupakan penilaian aspek dalam pembelajaran

menyimak cerita rakyat. Oleh karena itu, skor penilaian pada soal tersebut

menggunakan kriteria penilaian. Berikut ini pedoman kriteria penilaian untuk

masing-masing soal.
Tabel 3.1
Penilaian Meyimak Cerita Rakyat

No. Unsur No. Jumlah Jumlah

Soal Skor

1 menyebutkan nama-nama tokoh 1 4 40

dan watak

tokoh cerita rakyat yang

diperdengarkan.

2 Menentukan alur cerita rakyat 1 1 10

Meneyebutkan tokoh dan 1 2 20

perwatakannya

3 menentukan latar cerita rakyat 1 1 10

4 menentukan tema 1 1 10

5 menentukan pesan yang 1 1 10

terkandung dalam cerita rakyat.

Jumlah 10 100

Tabel 3.2
Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat

No Skor Kategori
1 86-100 Sangat Baik
2 76-85 Baik
3 66-75 Cukup
4 0-65 Kurang

Berdasarkan pedoman penilaian tersebut dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa dalam menyimak cerita rakyat berkategori sangat baik, baik, cukup,
dan kurang. Siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik jika memperoleh

nilai antara 86-100, kategori baik antara 76-85, kategori cukup antara 66-75,

kategori kurang antara 0-65.

Tabel 3. 3
Kondisi Awal Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nilai Keterangan
1 78 L
2 77 L
3 75 TL
4 74 TL
5 72 TL
6 82 L
7 73 TL
8 75 L
9 76 L
10 79 L
11 65 TL
12 75 TL
13 79 L
14 65 TL
15 73 TL
16 84 L
17 74 L
18 80 L

Tabel 3.4
Target Ketuntasan Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V
SD Kanisius Bayat

Target Persentase kelulusan pembelajaran menyimak cerita rakyat

Kondisi Awal Siklus I Sikuls II

55,55% 75% 90%


3.4.2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar

observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3.4.2.1. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pen-

catatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

sa- saran pengamatan. Jadi, observasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru

untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan, misalnya

pengamatan kondisi dan interaksi belajar mengajar, tanggapan siswa tentang

tugas yang diberikan guru, sikap positif dan negatif siswa terhadap

keterampilan menyimak. Observasi dilakukan selama siswa mengikuti proses

pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua.

Observasi dilakukan berdasarkan perilaku siswa. Hal yang dinilai

dalam lembar observasi meliputi (1) kesiapan siswa dalam pembelajaran

menyimak cerita anak, (2) keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan

dari guru,

(3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) respon siswa

ketika diputarkan rekaman cerita rakyat, (5) siswa bersemangat dalam menger-

jakan tes.

3.4.2.2. Jurnal

Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui

perubahan yang terjadi baik siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol

selama penelitian. Peneliti membuat jurnal sebagai umpan balik untuk

mengetahui tingkat keberhasilan teknik yang digunakan. Jurnal yang digunakan

dalam
penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal untuk siswa dan jurnal untuk guru.

Jurnal yang diisi oleh siswa yaitu tentang ungkapan perasaan siswa yang berupa

kesan dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Hal-hal yang perlu diisikan

dalam jurnal siswa meliputi (1) ketertarikan siswa dalam pembelajaran

menyimak,

(2) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita anak, (3)

kesulitan siswa dalam kegiatan menyimak cerita rakyat, (4) perasaan siswa

setelah mengikuti pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menngunakan

media audiovisual, (5) kesan dan pesan siswa terhadap proses pembelajaran

menyimak cerita rakyat dengan mengunakan media audiovisual.

Jurnal yang diisi oleh guru meliputi pendapat mengenai seluruh

kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

Hal-hal yang dicatat dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan siswa terhadap

pembelajaran menyimak cerita anak melalui media audio visual, (2) respon

siswa terhadap materi pembelajaran, (3) respons siswa terhadap media pembe-

lajaran yang digunakan, (4) keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, dan

(5) situasi atau suasana kelas.

3.4.2.3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterang- an yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara lisan

secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah

ditentukan (Sudjono, 2006: 83). Wawancara bertujuan untuk mendapatkan

informasi tertentu tentang keadaan responden yang berhasil dan kurang berhasil

dalam menjawab soal-soal. Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis untuk

mengetahui peningkatan dalam menyelesaikan soal-soal. Wawancara dilakukan

dengan teknik tanya jawab secara


langsung terhadap siswa di luar jam pembelajaran setelah siklus selesai

dilakukan. Wawancara tidak dilakukan terhadap semua siswa, tetapi hanya

dilakukan pada siswa yang mendapat nilai baik, sedang, dan kurang baik.

Aspek yang diungkapkan dalam wawancara adalah sebagai berikut.

1) Sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran baik pada siklus

pertama maupun kedua.

2) Kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran pada

siklus pertama dan kedua.

3) Tanggapan yang dilakukan siswa terhadap proses pembelajaran pada

siklus pertama dan kedua.

4) Motivasi yang menyebabkan siswa mengalami peningkatan

kemampuan menyimak cerita anak melalui media animasi audiovisual

pada siklus kedua (diperkirakan).

3.4.2.4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya

suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk

memperkuat hasil penelitian selain wawancara, observasi, dan jurnal. Dokumen

dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa

dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas

yang dilakukan siswa pada setiap siklus.

Pengambilan foto dalam proses pembelajaran menyimak cerita anak

melalui media animasi audiovisual dapat dijadikan gambaran perilaku siswa

dalam penelitian. Foto yang diambil sebagai sumber data yang dapat

memperjelas hasil penelitian. Yang didokumentasi dalam penelitian ini yaitu (1)

ketika peneliti
sedang menyampaikan materi pembelajaran menyimak cerita rakyat (2)

keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3) ketika siswa

sedang menyimak pemutaran sebuah cerita rakyat melalui media audiovisual,

(4) ketika siswa mengerjakan soal esai dari guru, (5) ketika siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data

yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan suatu alat

penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu dan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes

dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

dalam menyimak cerita rakyat, sedangkan nontes digunakan untuk mengetahui

respons siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan

menggunakan media audiovisual..

3.5.1. Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan tes. Tes dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan tes pada siklus II. Pengumpulan data

tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi simakan serta

mengetahui ketercapaian indikator menyimak cerita rakyat. Soal digunakan

untuk mengetahui ketercapaian indikator. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan

cerita rakyat yang disimak siswa pada pratindakan, siklus I, dan siklus II yaitu

cerita rakyat dengan judul Malin Kundang, serta Bawang Merah dan Bawang

Putih. Dari hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan kemampuan

menyimak cerita rakyat pada siswa. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa
mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru, sementara penilaian hasil kerja

setelah proses pembelajaran.

3.5.2. Nontes

Teknik pengumpulan data nontes diperlukan untuk menjawab

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Teknik nontes yang

dipergunakan yaitu observasi pengamatan kinerja siswa dilaksanakan pada saat

pembelajaran, jurnal, wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran, dan

dokumentasi.

3.5.2.1. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran menyimak

cerita rakyat dilaksanakan. Observasi ini dilaksanakan selam proses

pembelajaran berlangsung. Untuk lebih memudahkan dan mengefektifkan

pelaksanaan observasi, peneliti mengamati keadaan siswa dengan memberi

tanda check list (√ ) pada lembar panduan observasi yang telah disediakan.

Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas yang diteliti.

3.5.2.2. Jurnal

Jurnal adalah buku atau catatan yang dimiliki oleh siswa dan guru

selama kegiatan menyimak berlangsung. Jurnal siswa berisi mengenai kesulitan,

daya tarik, kesan, dan pesan terhadap pembelajaran menyimak dengan

menggunakan media animasi audio visual. Jurnal pada siklus I diisi setelah

pembelajaran siklus

I. Hasil dari siklus ini kemudian dijadikan masukan untuk perbaikan pada siklus

II. Jurnal merupakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilak-

sanakan. Jurnal yang diisi oleh siswa dikumpulkan saat berakhirnya proses
pembelajaran pada tiap siklus. Hasil dari jurnal dijadikan data oleh peneliti

untuk diolah dan dideskripsikan. Selain jurnal siswa terdapat pula jurnal guru.

Jurnal ini

dibuat oleh guru (peneliti) pada setiap akhir siklus. Dari kedua data

tersebut direkap menjadi satu dengan tujuan untuk mempermudah dalam

menganalisis perkembangan kemampuan siswa.

3.5.2.3. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa yang berhasil dan siswa yang tidak

berhasil dalam menyimak cerita rakyat. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui

penyebab berhasil atau tidak berhasilnya siswa dalam menyimak cerita anak.

Hasil wawancara ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada

pembelajaran siklus berikutnya. Kegiatan wawancara dilaksanakan di luar jam

pelajaran efektif.

3.5.2.4. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi

foto. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik ini berupa gambar

kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peristiwa yang didoku-

mentasikan diusahakan dapat mewakili setiap kegiatan dalam pembelajaran

menyimak cerita rakyat.

3.6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik

analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang

diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan teknik analisis data secara

kualitatif. Pengkajian atau analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif

untuk
pengamatan kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa, sedangkan hasil

wawancara menggunakan metode kualitatif. Berikut dijelaskan penerapan kedua

teknik tersebut.

3.6.1. Kuantitatif

Analisis data dihitung dengan yang telah ditentukan. Ada dua hal yang

dihitung, yakni (a) menghitung nilai rata-rata dan (b) persentase ketuntasan siswa.

a) Menghitung nilai rata-rata

Tes yang digunakan yaitu tes esai. Tes ini digunakan untuk

mengukur keterampilan menyimak pemahaman siswa, khususnya dalam

menyimak cerita rakyat. Nilai tes rata-rata siswa dapat dicari dengan

menjumlahkan semua nilai yang diperoleh siswa dibagi jumlah siswa.

Hal ini dapat dilihat pada rumus di bawah ini.

Keterangan:
Mean = ∑x
Mean : Nilai rata-rata
N
∑X : Jumlah seluruh

skor (Nurgiyantoro, 2001: 361) N : Jumlah

siswa

b) Menghitung persentase ketuntasan siswa

Persentase ketuntasan siswa dihitung dengan cara menghitung

jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 76

lalu dibagi dengan jumlah siswa dan dikalikan 100%. Hal ini dapat dilihat

pada rumus di bawah ini.

Persentase jumlah siswa tuntas


Jumlah siswa 100%
3.6.2. Kualitatif

Teknik kualitatif berguna untuk menganalisis data kuantitatif dan

kualitatif yang diperoleh dari hasil tes dan nontes. Data dalam penelitian ini

berupa hasil tes menyimak cerita rakyat dan catatan lapangan dari hasil

observasi, jurnal, dan dokumentasi.. Hal tersebut untuk mengetahui kekurangan

dan juga perkembangan yang dimiliki oleh siswa selama penelitian berlangsung.
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Data

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Kanisius bayat Klaten

yang beralamat di desa Lemah Miring, Paseban, Bayat, Klaten. Sekolah ini

bernaung di yayasan Kanisius cabang Surakarta. Penelitian Tindakan kelas ini

dilaksanakan untuk kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Standar Kompetensi memahami

penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan dan Kompetensi Dasarnya

mengidentifikasi unsur.cerita tentang cerita rakyat yang di dengarnya.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan keterampilan

menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audio visual yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Kedua siklus itu dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah diatur oleh peneliti dengan Drs. Andreas Suripto, selaku guru Kelas V SD

Kanisius Bayat Klaten.

Hasil dari tes pratindakan menyimak cerita rakyat menunjukan 10 siswa

yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini

43
44
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

Tabel. 4.1
Data Skor Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Skor
1 Krisna Murti 78
2 Enbri W Andika 77
3 Utami Pamungkas 78
4 Diki Nur Yadi 74
5 Monica Palma K 72
6 C. Lucky Dewi P 82
7 Agustinus Tri Anggoro 70
8 Nanda Bontot Iswari 75
9 Ragil 76
10 Vamelia Tiafani 79
11 Eka Nugeraha 65
12 Edi Kurnianto 75
13 Milenia Cantica S 79
14 S. Rispata Putra P 61
15 Ayodya Laksmi Devi 77
16 Sri Teguh Lestari 84
17 B.Divanda K W 74
18 E. Ardian Tanaya 80

Hasil Siklus I yang dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2011 pukul

07.00-09.00 WIB yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 18

siswa menunjukkan 16 siswa tuntas tes menyimak cerita rakyat menggunakan

media audiovisual dan 2 siswa yang tidak tuntas. Data siklus I dapat dilihat dari

tabel di bawah ini.


Tabel 4.2
Data Skor Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus I Siswa Kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Skor
1 Krisna Murti 83
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 90
4 Diki Nur Yadi 78
5 Monica Palma K 89
6 C. Lucky Dewi P 73
7 Agustinus Tri Anggoro 97
8 Nanda Bontot Iswari 83
9 Ragil 84
10 Vamelia Tiafani 89
11 Eka Nugeraha 76
12 Edi Kurnianto 88
13 Milenia Cantica S 72
14 S. Rispata Putra P 83
15 Ayodya Laksmi Devi 94
16 Sri Teguh Lestari 94
17 B.Divanda K W 76
18 E. Ardian Tanaya 89

Hasil Siklus II yang dilaksanakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei

2011 pukul 07.10-09.10 WIB juga diikuti seluruh siswa kelas V yang berjumlah

18 siswa menunjukan 18 siswa tuntas dan tidak ada siswa yang tindak tuntas.

Data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini


Tabel 4.3
Data Skor Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa Kelas V
SD Kanisius Bayat Klaten

No Nama Skor
1 Krisna Murti 93
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 94
4 Diki Nur Yadi 91
5 Monica Palma K 88
6 C. Lucky Dewi P 83
7 Agustinus Tri Anggoro 90
8 Nanda Bontot Iswari 91
9 Ragil 79
10 Vamelia Tiafani 91
11 Eka Nugeraha 80
12 Edi Kurnianto 93
13 Milenia Cantica S 83
14 S. Rispata Putra P 86
15 Ayodya Laksmi Devi 96
16 Sri Teguh Lestari 93
17 B.Divanda K W 91
18 E. Ardian Tanaya 90

4.2 Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh dari hasil tes menyimak cerita rakyat

siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 yang

berjumlah 18 siswa selanjutnya dianalisis untuk mengetahui nilai rata-rata,

persentase ketuntasan siswa, dan peningkatanya.

4.2.1 Analisis Data Tes Pratindakan

Tes Pratindakan pada penelitian ini didapatkan dari hasil tes

pembelajaran menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 pada semester I yang lalu. Pada pembelajaran

menyimak cerita rakyat tersebut mengunakan cerita rakyat yang berjudul

“Timun Emas” dengan


tidak menggunakan media audiovisual tetapi dengan media dibacakan oleh guru

secara langsung. Hasil tes pratindakan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.4
Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Sisiwa kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Skor
1 Krisna Murti 78
2 Enbri W Andika 77
3 Utami Pamungkas 78
4 Diki Nur Yadi 74
5 Monica Palma K 72
6 C. Lucky Dewi P 82
7 Agustinus Tri Anggoro 70
8 Nanda Bontot Iswari 75
9 Ragil 76
10 Vamelia Tiafani 79
11 Eka Nugeraha 65
12 Edi Kurnianto 75
13 Milenia Cantica S 79
14 S. Rispata Putra P 61
15 Ayodya Laksmi Devi 77
16 Sri Teguh Lestari 84
17 B.Divanda K W 74
18 E. Ardian Tanaya 80
Jumlah 1356

Pada tabel di atas menunjukan =1356 dan N=18. Rata-rata nilai

menyimak cerita rakyat dapat diketahui dengan menggunakan rumus

Mean 

Diketahui =1356 N= 18
N

1356
Perhitungan Mean = Mean= 75,33
18

Jadi nilai rata-rata hasil pembelajaran menyimak tes pratindakan sebesar 75,33.
Tabel 4.5
Skor Komulatif Menyimak Cerita rakyat Pratindakan

No Kategori Skor Frekuensi Persentase

1 Sangat baik 85-100 0 0%

2 Baik 76-84 10 55,55%

3 Cukup 66-75 6 50%

4 Kurang 0-65 2 44,45%

Jumlah 18 100%

Pada tabel di atas menunjukkan frekuensi skor 76 keatas (tuntas)

sebanyak 10 siswa dan frekuensi yang mendapat skor dibawah 76 yaitu 8 siswa.

Jumlah Persentase ketuntasan dapat diketahui dengan rumus

jumlah siswa tuntas


Persentase  Jumlah siswa 100%

Diketahui Jumlah siswa tuntas=10

Jumlah siswa tidak tuntas = 8

Perhitungan

10
Persentase = Persentase = 55,55%
100%
18

Jadi persentase ketuntasan pada tes pratindakan sebesar 55,55%.

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil tes tersebut. Faktor yang

pertama dikarenakan media yang digunakan guru kurang efektif dan kurang

diminati oleh siswa. Faktor yang kedua siswa merasa kurang tertarik dengan

media dibacakan secara langsung oleh guru karena mereka lebih sulit

memahami cerita rakyat jika hanya dibacakan saja dengan kata lain siswa tidak

mempunyai gambaran yang jelas tentang isi cerita. Dari hasil tes tersebut

maka peneliti
merencanakan untuk mengadakan siklus I sebagai langkah awal untuk mening-

katkan kemampuan menyimak cerita rakyat sisiwa kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.

4.2.2 Pelaksanaan siklus I

Siklus pertama dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu:

a. Perencanaan, b. Pelaksanaan, c. Observasi, dan d. Refleksi. Siklus pertama di-

laksanakan satu kali pertemuan (3x40 menit)

a. Perencanaan

Setelah mendapatkan rekapan nilai pratindakan dari pembelajaran

menyimak cerita rakyat semester I, peneliti berdialog dengan guru kelas V untuk

merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan dalam siklus I ini

bertujuan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

siklus I. Perencanaan tersebut terdiri dari:

1) Mengidentifikasi masalah dan memetakan alternatif pemecahan masalah.

2) Menentukan materi pokok pembelajaran yang berkaitan dengan menyimak

cerita rakyat.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4) Mempersiapkan alat pengumpulan data tes (tes esai) dan nontes (jurnal sis-

wa, pedoman wawancara, pedoman observasi, alat dokumentasi)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanana tindakan pada siklus I dilakukan satu kali pertemuan (3x40

menit). Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2011 pukul

07.00-09.00 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti bersama guru kelas

V
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam tahap

perencanaan. Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengabsen siswa dan mela-

kukan kegiatan apersepsi dan branstorming tentang pengertian cerita rakyat dan

unsur-unsur instrinsik cerita rakyat. Hal itu digunakan untuk menggali sejauh

mana pengetahuan siswa tentang cerita rakyat dan unsur-unsur instrinsiknya.

Dari hasil brainstorming itu diketahui siswa sudah mengetahui secara singkat

tentang cerita rakyat dan unsur-unsurnya tetapi ada salah satu unsur instrinsik

cerita rakyat yaitu penokohan siswa belum begitu paham. Dengan mengetahui

pemahaman awal siswa tentang materi, guru lebih mudah menjelaskan materi

pembelajaran yang sudah diketahui siswa dan akan menjelaskan lebih dalam

tentang materi yang belum begitu dipahami siswa yang. Setelah itu guru

mengemukaan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa yakni, peserta

didik mampu mendefinisikan unsur-unsur insrtinsik cerita rakyat yang didengar

secara langsung. Setelah tujuan dikemukakan, siswa diberi motivasi bahwa

cerita- cerita rakyat yang akan di simak nanti banyak mengandung nilai-nilai

yang dapat diteladani.

Kegiatan inti dari tahap tindakan ini yaitu siswa dibantu guru dengan

media Power Point untuk menyebutkan dan menjelaskan unsur-unsur instrinsik

cerita rakyat. Setelah siswa mampu malakukan kegiatan itu siswa bertanya

jawab dengan guru dan siswa yang lainya tentang materi yang sudah dipelajari

tadi agar pemahaman siswa lebih mantap tentang materi. Langkah selanjutnya

yaitu siswa mendengar-kan rekaman cerita rakyat yang berjudul ”Malin

Kundang”, tetapi sebelumnya siswa dikondisikan terlebih dahulu agar semuanya

tenang dalam
melakukan kegiatan menyimak. Langkah berikutnya siswa menerima lembar

kertas kosong dari guru untuk mencatatat hal-hal penting yang berkaitan dengan

cerita rakyat yang akan didengarnya nanti. Siswa menyimak cerita rakyat yang

berjudul “Malin Kundang” yang berdurasi 35 menit dengan media audiovisual

sebanyak 2 kali. Hal itu bertujuan agar siswa lebih mantap memahami ceritanya

dan membantu siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang cerita rakyat yang

telah disimak. Langkah berikutnya, siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)

dari guru yang berisi 10 pertanyaan esai yang berkaitan dengan cerita rakyat

“Malin Kundang” yang telah disimak tadi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal

tersebut sambil mendengarkan instrumen musik yang diputar secara pelan agar

membuat siswa lebih nyaman dalam mengerjakan soal. Alokasi waktu untuk

mengerjakan soal tersebut yaitu 30 menit. Setelah waktu mengerjakan berakhir

siswa mengumpulkan hasil kerja mereka kepada guru. Langkah berikutnya

beberapa siswa diberi kesempatan untuk menceritakan kembali di depan kelas

tentang isi cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang” yang telah di dengar

serta nilai- nilai apa yang dapat dipetik dan diteladani siswa dari erita rakyat

tersebut.

Tahap akhir dari tindakan siklus ini yaitu siswa dibantu guru

menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung tadi. Isi kesimpulan yaitu

tentang materi pengertian cerita rakyat dan unsur-unsur instrinsik cerita rakyat.

Setelah menyimpulkan pembelajaran, siswa diajak guru untuk merefleksikan

pembelajaran yang telah usai dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal-hal

yang direfleksikan berupa amanat yang ada di dalam cerita rakyat “Malin

Kundang” yaitu “Kita harus berbakti dengan orang tua kita khususnya

kepada ibu kita


kareana ibu kita yang merawat dan membesarkan kita sewaktu masih

dikandungan sampai kita besar dan kita tidak boleh sekali-kali mengcewakan

orang tua kita”.

Di akhir pembelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa yang

belum antusias dan memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah bekerja

sama dan antusias. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran berikutnya

(siklus II) menjadi lebih baik lagi dengan hasil yang optimal.

c. Observasi

Dalam tahap observasi peneliti mengamati pembelajaran yang sedang

berlangsung. Tahapan ini peneliti menggunakan instrumen nontes lembar

observasi siswa. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan

yang-kegiatan siswa selama proses pembelajaran belangsung. Observasi

dilakukan selama siswa mengikuti proses pembelajaran pada siklus pertama. Hal

yang dinilai dalam lembar observasi meliputi 1) kesiapan siswa dalam

pembelajaran menyimak cerita rakyat, 2) keseriusan siswa dalam mendengarkan

penjelasan dari guru, 3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung,

4) respon siswa ketika diputarkan rekaman cerita rakyat, 5) siswa bersemangat

dalam mengerjakan tes.

Pada tahap observasi ini ditemukan beberapa fakta dalam proses

pembelajaran yang berlangsung yaitu sebagai berikut.

1) Siswa yang siap dalam pemebelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan

media audiovisual berjumlah 17 siswa dan ada 1 siswa yang belum siap

dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat.


2) Siswa yang serius dalam mendengarkan penjelasan guru selama proses

pembelakjaran berlangsung berjumlah 16 siswa dan hanya ada 1 siswa yang

kurang serius dalam mendengarkan penjelasan dari guru.

3) Siswa yang aktif selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung

berjumlah 13 siswa dan siswa yang kurang aktif berjumlah 5 siswa.

4) Siswa yang merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat yang berjudul

“Malin Kundang” ada 17 siswa dan siswa yang kurang merespon berjumlah 1

siswa.

5) Semua siswa bersemangat dalam mengerjakan tes menyimak cerita-rakyat.

Tabel 4.6
Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siklus I

Nama Kategori Perilaku siswa


No 1 2 3 4 5
1 Krisna Murti     
2 Enbri W Andika     
3 Utami Pamungkas     
4 Diki Nur Yadi     
5 Monica Palma K   -  
6 C. Lucky Dewi P   -  
7 Agustinus Tri Anggoro  -   
8 Nanda Bontot Iswari     
9 Ragil     
10 Vamelia Tiafani     
11 Eka Nugeraha  - -  
12 Edi Kurnianto   -  
13 Milenia Cantica S -  -  
14 S. Rispata Putra P   - - 
15 Ayodya Laksmi Devi     
16 Sri Teguh Lestari     
17 B.Divanda K W     
18 E. Ardian Tanaya     
Keterangan:
1. Kesiapan siswa dalam pemebelajaran menyimak cerita rakyat
menggunakan media audiovisual
2. Keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
3. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
4. Siswa merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat
yang berjudul “Malin Kundang”
5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Tahap refleksi ini digunakan peneliti untuk berdiskusi dengan guru kelas

V. Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran siklus I selesai. Dari hasil diskusi

tersebut diketahui bahwa pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan

menggunakan media audiovisual sangat manarik bagi siswa karena siswa

terbantu dalam memahami cerita rakyat yang disimak.

Tabel 4.7
Jurnal Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat
Menggunakan Media Audiovisual

No Pertanyaan Jawaban diberi Jumlah

tanda ()

1 Apakah Anda tertarik dengan □ya 18


pembelajaran menyimak?
□tidak 0
2 Apakah Anda tertarik dengan pembelajaran □ya 18
menyimak cerita rakyat?
□ tidak 0
3 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam □ya 0
menyimak cerita rakyat dengan meng-guna-
kan media audiovisual? □ tidak 18
4 Apakah Anda tertarik dan senang dengan □ya 18
pembelajaran menyimak menggunakan me-dia
audiovisual? □ tidak 0
Jika dilihat dari hasil jurnal tersebut, skor yang diperoleh sangatlah

bervariasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I, ada beberapa hal

yang harus diperbaiki. Dari hasil kuesioner tersebut, didapatkan kenyataan

bahwa media audiovisual banyak membantu sis-wa untuk kegiatan

pembelajaran menyimak cerita rakyat.

Berikut ini beberapa alasan yang siswa berikan ketika diwawan-carai

oleh peneliti dan Drs. Andreas Suripto selaku guru kelas V:

(1) Menurut Ayodya Laksmi Devi “Menyimak dengan media audio-visual lebih

mudah dipahami karena ada gambarnya, jadi seperti menonton televisi

dirumah, cerita rakyat Malin Kundang sudah pernah tahu, jadi pengen tahu

cerita rakyat yang lainnya selain malin kundang”.

(2) Menurut Kresna Murti “Menyimak dengan media audiovisual baru pertama

kali saya alami sebelumnya belum pernah dipakai guru-guru untuk

mengajar, dan lebih menarik dari pada menyimak hanya dengan dibacakan

gurunya saja dan juga tadi saat membahas unsur-unsur cerita rakyat terlalu

cepat.”.

(3) Menurut Eka Nugeraha “Bagus menyimak dengan media audiovisual tetapi

tadi saya lebih asik menonton daripada mencatat hal-hal pentingnya”.

Dari fakta-fakta tersebut peneliti akan memperbaiki hal-hal yang

kurang baik dan menambah lagi beberapa hal yang sudah baik berkaitan dengan

pembelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan media audiovisual. Hal

yang dirasa perlu diperbaiki adalah (1) pada saat penjelasan materi unsur-unsur

instrinsik cerita rakyat harus lebih jelas dan tidak terlalu cepat, (2) guru akan

memberikan hadiah berupa CD rekaman cerita rakyat untuk siswa yang

mendapat
nilai tertinggi dalam mengerjakan tes pada siklus II, hal itu bertujuan agar siswa

lebih antusias dan aktif untuk mengikuti pembelajaran serta serius dalam

mengerjakan soal tes, (3) guru harus aktif mengecek dan mengingatkan siswa

dalam mencatat hal-hal penting saat menyimak cerita rakyat menggunakan

media audiovisual untuk siklus II agar siswa tidak asik menonton dan menyimak

cerita rakyat saja tetapi juga mencatat hal-hal pentingnya, (4) Peneliti dan guru

kelas sepakat menggunakan cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan

Bawang Putih” dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan

media audiovisual pada siklus II. Cerita itu dipilih berdasarkan pertimbangan

belum pernah diajarkan kepada siswa pada pembelajaran sebelumnya

sebelumnya.

Berkaitan dengan tes yang peneliti dan guru kelas V berikan kepada

siswa, ada beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak mencapai KKM dan

nilai siswa yang mencapai KKM tetapi tidak mampu mendapat nilai maksimal.

Faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut dikarenakan siswa tidak teliti dalam

mengerjakan soal dan siswa terburu-buru ingin cepat selesai seperti temannya

yang sudah selesai mengerjakan tes, sehingga jawaban yang ditulis masih

kurang lengkap seperti burir saoal nomor 4 tetang diskripsi tempat tinggal Malin

(latar) tidak disebutkan secara komlit seperti yang berada di dalam cerita.

Kekurangan-kekurangan yang telah ditemukan pada proses pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari aspek siswa maupun guru. Hal ini

menjadi tugas peneliti untuk memperbaiki pembelajaran siklus I, agar di siklus

II pembelajaran dapat lebih ditingkatkan secara optimal, maka langkah guru

untuk memperbaiki hal tersebut di atas adalah sebagai berikut.


1) Memberi penjelasan materi yang lebih tajam kepada siswa agar mampu lebih

teliti dalam dalam mengerjakan soal demi soal.

2) Guru mengecek dan mengingatkan siswa untuk mencatat hal-hal penting

yang berkaitan dengan cerita rakyat yang telah disimak menggunakan media

audiovisual.

3) Guru akan membimbing siswa agar dapat mengunakan waktu semaksimal

mungkin dalam mengerjakan soal-soal.

4) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses

pembelajaran, dari kegiatan awal, inti maupun akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I bisa dikatakan berhasil karena

sudah melampau target siklus I tetapi masih ada kekurangan yang perlu

diperbaiki agar target jumlah kelulusan siswa siklus II bisa terpenuhi atau

bahkan melampauhi target. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan dengan

mengadakan siklus II.

4.2.3 Analisis Data Siklus I

Tes Siklus I pada penelitian ini didapatkan dari hasil tes pembelajaran

menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran

2010/2011 dengan menggunakan media audiovisual. Pada siklus I penelitian ini

mengunakan cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”. Rincian hasil Tes

pratindakan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 4.8
Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Siswa kelas V SD Kanisius Bayat
Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Skor
1 Krisna Murti 83
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 90
4 Diki Nur Yadi 78
5 Monica Palma K 89
6 C. Lucky Dewi P 73
7 Agustinus Tri Anggoro 97
8 Nanda Bontot Iswari 83
9 Ragil 84
10 Vamelia Tiafani 89
11 Eka Nugeraha 76
12 Edi Kurnianto 88
13 Milenia Cantica S 72
14 S. Rispata Putra P 83
15 Ayodya Laksmi Devi 94
16 Sri Teguh Lestari 94
17 B.Divanda K W 76
18 E. Ardian Tanaya 89
Jumlah 1534

Pada Tabel di atas menunjukkan =1534 dan N= 18. Rata-rata nilai tes

menyimak cerita rakyat siklus I dapat diketahui dengan menggunakan rumus di

bawah ini.

Mean 

N

Diketahui: =1534

N= 1534
Perhitungan

1534
Mean=
18

Mean = 85,22

Jadi rata-rata nilai menyimak cerita rakyat menggunakan media audio-

visual siklus I sebesar 85,22.

Tabel 4.9
Skor Komulati Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus I

No Kategori Skor Frekuensi Persentase


1 Sangat baik 86-100 9 50%
2 Baik 76-85 7 38,88%
3 Cukup 66-75 2 11,12
4 Kurang 0-65 0 0%
Jumlah 18 100%

Pada tabel diatas menunjukkan frekuensi skor 76 keatas (tuntas)

sebanyak 16 siswa dan frekuensi skor 0-75 (tidak tuntas) sebanyak 2 siswa. Jadi

persentase ketuntasan siswa dapat diketahui dengan rumus di bawah ini.

jumlah siswa tuntas


Persentase Jumlah siswa 100%

Diketahui Jumlah siswa tuntas=16

Jumlah siswa tidak tuntas = 2

Perhitungan

16
Persentase = 100%
18

Persentase = 88,88%

Jadi persentase ketuntasan pada tes siklus I sebesar 88,88%.


Dari hasil analisis data tes siklus I diketahui adanya peningkatan nilai

rata- rata kelas dan persentase ketuntasan siswa dari tes pratindakan.

Peningkatan nilai rata-rata sebesar 9,89 dan persentase jumlah ketuntasan siswa

juga mengalami peningkatan sebesar 33,33% .

4.2.4 Pelaksanaan siklus II

Setelah serangkaian tahapan siklus I selesai dilaksanakan, peneliti

merencanakan tindakan siklus II. Hal ini dilakukan karena hasil dari tindakan

siklus masih ada kekurangan-kekurangan yang membuat nilai siswa belum

maksimal walaupun target untuk siklus I sudah terlampau namun belum sampai

memenuhi target siklus II. Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan

dalam untuk satu pertemuan (3x40 menit). Dalam siklus II ini, pemahaman

materi pembelajaran tentang pengertian cerita rakyat dan unsur-unsurnya hanya

mengulang kembali karena sebagian besar siswa sudah tidak mengalami

masalah lagi tentang hal tersebut dan telah dikuasai dari pengetahuan awal siswa

dan pada penjelasan materi pembelajaran siklus I.

Kegiatan pada siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu terdiri

dari tiga tahap. Ketiga tahap itu meliputi: (1) rancangan pelaksanaan siklus II,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (3) refleksi. Secara lebih rinci,

kegiatan yang dilakukan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, peneliti dan

guru bahasa Indonesia berdiskusi merencanakan tindakan pada siklus II.

Rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang masih

terdapat pada
siklus I agar pada siklus II dapat diperoleh hasil yang lebih baik dari siklus I.

Rencana kegiatan yang disusun ialah sebagai berikut.

1) mengidentifikasi dan memetakan masalah yang terdapat pada siklus I serta

mencari solusinya.

2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

3) mempersiapkan alat pengumpul data penelitian tes dan nontes seperti: lembar

observasi siswa, jurnal siswa, dan pedoman wawancara siswa;

4) menyusun lembar kerja siswa (LKS);

5) mempersiapkan sumber dan media pembelajaran termasuk rekaman video

cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”;

6) mendampingi secara intensif siswa ketika sedang menyimak video cerita

rakayat dan saat mengerjakan soal;

7) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan yang

dirasa menyulitkan siswa.

Secara teknis siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya saja pada

siklus II video cerita rakyat haruslah lebih menarik untuk di simak siswa.

Peneliti memilih video cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang

Putih” karena cerita rakyat ini belum pernah diajarkan oleh guru kepada siswa

pada saat pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar

siswa lebih tertarik untuk menyimak video tersebut.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sebagai kegiatan awal pembelajaran pada siklus II pembelaran menyimak

cerita rakyat menggunakan media audio visual yaitu dengan melakukan apersepsi
tentang pembelajaran pada siklus I dan guru mengulang kembali materi

sebelumnya secara singkat dengan memberikan handout tentang materi

pembelajaran untuk setiap siswa. Setelah itu siswa dibagikan hasil pekerjakan

siklus I yang telah dinilai guru dan peneliti, serta membahasnya kembali selama

15 menit agar siswa semakin mantap dalam mengerjakan tes siklus II yang akan

dilakukan nanti.

Kegiatan inti pada siklus II ini hampir sama seperti dengan siklus I.

Langkah pertama yaitu siswa tetap dikondisikan terlebih dahulu agar siswa lebih

siap dalam melakukan kegiatan menyimak cerita rakyat dengan media audio

visual. Siswa diberitahu bahwa akan menyimak cerita rakyat yang berjudul

“Bawang Merah dan Bawang Putih”. Setelah siswa dirasa siap untuk menyimak

cerita rakyat, guru membagikan kertas kosong kepada siswa untuk mencatat hal-

hal penting pada saat menyimak. Guru mengingatkan kembali kepada siswa

untuk mencatat hal-hal penting yang ada di dalam cerita agar siswa tidak lupa

dan lebih serius dalam menyimak. Selanjutnya guru memutarkan video cerita

rakyat yang berjudul ”Bawang Merah dan Bawang Putih” yang berdurasi 28

menit. Saat siswa melakukan kegiatan menyimak, guru mengawasi kegiatan

yang dilakukan siswa agar tetap fokus dan tidak mengganggu teman yang

lainnya. dan mengecek siswa apakah mereka menuliskan hal-hal penting atau

tidak. Untuk lebih memantapkan pemahaman siswa tentang cerita rakyat

“Bawang Merah dan Bawang Putih” guru memutarkan kembali cerita rakyat”

Bawang Merah dan Bawang Putih”. Langkah berikutnya siswa diberikan

Lembar Kerja Siswa yang berisi 10 soal tentang cerita rakyat “Bawang Merah

dan Putih” dan siswa diberi


waktu 30 menit untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Selama siswa

mengerjakan tes tersebut siswa juga diperdengarkan instrumen musik akustikan

yang diputar pelan agar siswa lebih nyaman dalam mengerjakan soal-soal

tersebut hal ini dilakukan juga karena siswa juga meminta guru untuk

memutarkan instrumen musik saat mereka mengerjakan soal-soal mereka. Saat

itu juga guru tetap mengawasi siswa dan sesekali mengingatkan siswa untuk

tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal-soalnya karena waktu yang

diberikan masih cukup lama dan guru juga mengingatakan agar jangan sampai

ada soal yang tidak dijawab. Guru juga mempersilahkan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam soal-soal kepada guru. Setelah

waktu selesai Lembar Kerja Siswa dikumpulkan kepada guru. Kegiatan

selanjutnya yaitu beberapa siswa menceritakan kembali isi video cerita rakyat

“Bawang Merah dan Bawang Putih” di depan kelas secara lisan.

Kegiatan akhir dalam proses tindakan siklus II ini siswa diajak guru

untuk menyimpulkan kembali pembelajaran hari ini yaitu berkaitan materi serta

merefleksikan pembelajaran menyimak cerita rakyat “Bawang Putih dan

Bawang Merah” dalam kehidupan sehari-hari mereka yaitu untuk tidak boleh

jahat kepada orang lain, harus saling membantu dan berbakti dengan orang tua.

c. Obsservasi

Tahap observasi oleh peneliti dipergunakan untuk mengamati

pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan selama siswa

mengikuti proses pembelajaran pada siklus II. Hal yang dinilai dalam lembar

observasi meliputi 1) kesiapan siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak,


2) keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru, 3) keaktifan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung, 4) respon siswa ketika

diputarkan rekaman cerita rakyat, 5) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.

Dari hasil obesrvasi terdebut ditemukan fakta sebagai berikut.

1) Siswa yang siap dalam pemebelajaran menyimak cerita rakyat

menggunakan media audiovisual berjumlah 18 siswa dan tidak siswa yang

belum siap dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2) Siswa yang serius dalam mendengarkan penjelasan guru selama proses

pembelakjaran berlangsung berjumlah 18 siswa dan tidak ada siswa yang

kurang serius dalam mendengarkan penjelasan dari guru.

3) Siswa yang aktif selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung

berjumlah 15 siswa dan siswa yang kurang aktif berjumlah 3 siswa.

4) Semua siswa yang merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat yang

berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”.

5) Semua siswa bersemangat dalam mengerjakan tes menyimak cerita-rakyat.

Tabel 4.10
Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siklus I

Nama Kategori Perilaku siswa


No 1 2 3 4 5
1 Krisna Murti     
2 Enbri W Andika     
3 Utami Pamungkas     
4 Diki Nur Yadi     
5 Monica Palma K   -  
6 C. Lucky Dewi P   -  
7 Agustinus Tri Anggoro  -   
8 Nanda Bontot Iswari     
9 Ragil     
10 Vamelia Tiafani     
11 Eka Nugeraha  - -  
12 Edi Kurnianto   -  
13 Milenia Cantica S -  -  
14 S. Rispata Putra P   - - 
15 Ayodya Laksmi Devi     
16 Sri Teguh Lestari     
17 B.Divanda K W     
18 E. Ardian Tanaya     

Keterangan:
1. Kesiapan siswa dalam pemebelajaran menyimak cerita rakyat
menggunakan media audiovisual
2. Keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
3. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
4. Siswa merespon ketika diputarkan rekaman cerita rakyat
yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”
5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Tahap refleksi dipergunakan peneliti untuk berdiskusi dengan tim

kolaborator dan guru bidang studi. Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran

siklus II selesai. Refleksi yang diperoleh pada penelitian tindakan siklus II ini

adalah sebagai berikut.

1) Media audiovisual sangat efektif dan membantu siswa dalam pembelajaran

menyimak khususnya menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dengan adanya

peningkatan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan yang signifikan dari tes

pratindakan ke siklus I, dan ke siklus II bahkan pada siklus II hasilnya sangat

memuaskan dengan jumlah presentase ketuntasan siswa mencapai 100%

dengan rata-rata nilai 89,33.

2) Keaktifan siswa yang ikut meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan semua siswa

serius dan fokus dalam pembelajaran dan saat mengrjakan tes.


3) Instruksi dari guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga siswa

dapat mengerjakan tes dengan jelas dan tepat. Kekurangan-kekurangan yang

ditemukan pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I, baik

aspek guru maupun siswa diperbaiki pada siklus II. Dengan adanya perbaikan

dari kekurangan tersebut, tujuan untuk mengupayakan proses pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang lebih baik sudah tercapai. Melalui diskusi dan

melihat hasil analisis data yang dilakukan diputuskan tidak perlu diadakan

siklus III karena target yang diinginkan sudah tercapai.

4.2.5 Analisis Data Siklus II

Tes Siklus II pada penelitian ini didapatkan dari hasil tes pembelajaran

menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran

2010/2011 dengan menggunakan media audio visual. Pada siklus II penelitian

ini mengunakan cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah Dan Bawang

PutiH”. Rincian hasil Tes pratindakan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11
Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa kelas V SD Kanisius
Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Skor
1 Krisna Murti 93
2 Enbri W Andika 96
3 Utami Pamungkas 94
4 Diki Nur Yadi 91
5 Monica Palma K 88
6 C. Lucky Dewi P 83
7 Agustinus Tri Anggoro 90
8 Nanda Bontot Iswari 91
9 Ragil 79
10 Vamelia Tiafani 91
11 Eka Nugeraha 80
12 Edi Kurnianto 93
13 Milenia Cantica S 83
14 S. Rispata Putra P 86
15 Ayodya Laksmi Devi 96
16 Sri Teguh Lestari 93
17 B.Divanda K W 91
18 E. Ardian Tanaya 90
Jumlah 1608

Pada Tabel di atas menunjukkan =1608 dan N= 18. Rata-rata nilai tes

menyimak cerita rakyat siklus II dapat diketahui dengan menggunakan rumus di

bawah ini.

Mean 

N

Diketahui: =1680 N= 18

Perhitungan

1680
Mean=
18

Mean = 89,33

Jadi rata-rata nilai menyimak cerita rakyat menggunakan media audio

visual siklus II sebesar 89,33

Tabel 4.12
Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa Kelas V
SD Kanisius Bayat Klaten

No Kategori Skor Frekuensi


1 Sangat baik 86-100 0
2 Baik 76-85 0
3 Cukup 66-75 0
4 Kurang 0-65 0
Jumlah 18
Pada tabel di atas menunjukkan frekuensi skor 76 ke atas (tuntas)

sebanyak 18 dan frekuensi yang mendapat skor dibawah 76 yaitu 0. Jumlah

Persentase ketuntasan dapat diketahui dengan rumus

jumlah siswa tuntas


Persentase Jumlah siswa 100%

Diketahui Jumlah siswa tuntas=18

Jumlah siswa tidak tuntas = 0

Perhitungan

18
Persentase = 100%
18

Persentase = 100%

Jadi persentase ketuntasan pada tes pratindakan sebesar 100%

Dari hasil analisis data tes siklus II diketahui adanya peningkatan nilai

rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa dari tes pratindakan. Peningkatan

nilai rata-rata sebesar 9,89 dan untu persentase ketuntasan mengalami

peningkatan sebesar 33,33% .

4.3 Pembahasan

Peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audiovisual dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan setelah

rencana untuk siklus I tersusun dengan baik. Setelah tindakan pada siklus I

selesai, peneliti merencanakan tindakan untuk siklus II. Kemudian rencana

untuk siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Hasil

penelitian tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa di setiap siklusnya. Berikut

ini merupakan pemaparan pembahasan data setiap siklus.


4.3.1 Pembahasan Data Pratindakan

Data tes pratindakan diperoleh dari pembelajaran menyimak cerita rakyat

dengan media dibacakan langsung oleh guru pada semester I. Tes ini sebagai

acuan untuk melakukan perencanaan dan tindakan untuk siklus I. Nilai total tes

pratindakan adalah akumulasi dari setiap aspek yang telah ditentukan Nilai rata-

rata masing masing siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13
Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Dan Persentase
Ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 78 Tuntas
2 Enbri W Andika 77 Tuntas
3 Utami Pamungkas 78 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 74 Tidak Tuntas
5 Monica Palma K 72 Tidak Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 82 Tidak tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 70 Tidak Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 75 Tuntas
9 Ragil 76 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 79 Tuntas
11 Eka Nugeraha 65 Tidak Tuntas
12 Edi Kurnianto 75 Tuntas
13 Milenia Cantica S 79 Tuntas
14 S. Rispata Putra P 61 Tidak Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 77 Tidak Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 84 Tuntas
17 B.Divanda K W 74 Tidak Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 80 Tuntas
Jumlah 1356 T=10
Rata-rata 75,33
TT= 8
Prosentase ketuntasan kelas 55,55%
Persentase ketidaktuntasan kelas 44,55%
Hasil data pada Tes Pratindakan ketuntasan kelas hanya mencapai

55,55 % Hasil ini belum begitu memuaskan karena masih banyak siswa yang

tidak Tuntas. Di bawah ini merupakan rincian hasil tes kemampuan menyimak

cerita rakyat siswa pada siklus I.

1) Tes kemampuan menyimak cerita rakyat yang didengar

Berdasarkan data hasil tes siswa pada siklus I, terdapat 8 siswa yang

tidak tuntas. Jika dirata-rata terdapat 44,55% siswa yang tidak tuntas dan

terdapat 55,55% atau 10 siswa yang mendapat nilai tuntas dari jumlah 18 siswa.

Untuk lebih jelasnya, ketuntasan kemampuan menyimak cerita rakayat dengan

menggunakan media audio visual siswa pada siklus I dapat kita lihat dari

diagram di bawah ini.

Diagram 4.1
Persentase Kelulusan Tes Pratindakan

44,45% Tuntas
55,55% Tidak Tuntas

2) Faktor yang mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan siswa

Berdasarkan tes kemampuan menyimak cerita rakyat dengan

menggunkan

media dibacakan langsung oleh guru, ada dua faktor yang memperngaruhi

ketidaktuntasan siswa. Faktor yang pertama media yang digunakan kurang

efektif sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa dan siswa cenderung

bosan
memdengarkan langsung cerita dari guru. Faktor yang kedua siswa kesulitan

memahami isi cerita rakyat yang dibacakan langsung oleh guru karena siswa

tidak mempunyai gambaran yang nyata tentang isi cerita rakyat.

4.3.2 Pembahasan Data Siklus I

Data siklus I diperoleh dari hasil tes yang diadakan peneliti di setiap akhir

pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman yang diperoleh siswa setelah memyimak cerita rakyat dengan

media audiovisual.

Nilai total siklus I adalah akumulasi dari setiap aspek yang telah

ditentukan. Nilai rata-rata masing masing siswa pada siklus I dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4.14
Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus I dan Persentase ketuntasan
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 83 Tuntas
2 Enbri W Andika 96 Tuntas
3 Utami Pamungkas 90 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 78 Tuntas
5 Monica Palma K 89 Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 73 Tidak tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 97 Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 83 Tuntas
9 Ragil 84 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 89 Tuntas
11 Eka Nugeraha 76 Tuntas
12 Edi Kurnianto 88 Tuntas
13 Milenia Cantica S 72 Tidak tuntas
14 S. Rispata Putra P 83 Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 94 Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 94 Tuntas
17 B.Divanda K W 76 Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 89 Tuntas
Jumlah 1534 T=16
Rata-rata 85,22
TT= 2
Prosentase ketuntasan kelas 88,88%
Persentase ketidaktuntasan kelas 11,12%

Hasil data pada siklus I ketuntasan kelas mencapai 88,88 % Hasil ini

sudah mencapai bahkan nilai batas KKM, namun masih belum mencapai

indikator keberhasilan yang peneliti buat. Di bawah ini merupakan rincian hasil

tes kemampuan membaca pemahaman fakta dan opini siswa pada siklus I.

1) Tes kemampuan menyimak cerita rakyat yang didengar

Berdasarkan data hasil tes siswa pada siklus I, terdapat 2 siswa yang

tidak tuntas. Jika dirata-rata terdapat 11,12% siswa yang tidak tuntas dan

terdapat 88,88

% atau 16 siswa yang mendapat nilai tuntas (dari 18 siswa yang hadir). Untuk

lebih jelasnya, ketuntasan kemampuan menyimak cerita rakayat dengan

menggunakan media audio visual siswa pada siklus I dapat kita lihat dari

diagram di bawah ini.

Diagram 4.2
Prersentase kelulusan siklus I

11,12%
Tuntas
Tidak Tuntas

88,88%
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa di

siklus I

Berdasarkan tes kemampuan menyimak cerita rakyat dengan

menggunkan media audiovisual ada dua faktor yang memperngaruhi ketuntasan

siswa antara lain, kurang telitinya siswa dalam menjawab soal-soal yang

dikerjakan, siswa tidak mencatatat hal-hal penting saat menyimak cerita anak

sehingga siswa kesulitan untuk menjawab soal-soal yang diberikan.

4.3.3 Pembahasan Data Siklus II

Pada siklus II ini, penelitian juga berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini

dapat dilihat dari hasil tes menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media

audiovisual diperoleh siswa. Persentase ketuntasan siswa yaitu 100%. Agar

lebih jelas, rinciannya dapat dilihat sebagai berikut.

1. Tes kemampuan menyimak cerita rakyat yang didengar

Berdasarkan data hasil tes menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audio visual siswa yang dilaksanakan pada siklus II, terdapat 18 siswa

tuntas dan tidak ada siswa yang tidak tuntas dan bisa dikatakan 100% siswa

tuntas dengan nilai rata-rata 89,33. Nilai total siklus I adalah akumulasi dari

setiap aspek yang telah ditentukan. Nilai rata-rata masing masing siswa pada

siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


Tabel 4.15
Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Dan Persentase Ketuntasan
Siswa Kelas V SSD kanisius Bayat Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 93 Tuntas
2 Enbri W Andika 96 Tuntas
3 Utami Pamungkas 94 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 91 Tuntas
5 Monica Palma K 88 Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 83 Tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 90 Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 91 Tuntas
9 Ragil 79 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 91 Tuntas
11 Eka Nugeraha 80 Tuntas
12 Edi Kurnianto 93 Tuntas
13 Milenia Cantica S 83 Tuntas
14 S. Rispata Putra P 86 Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 96 Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 93 Tuntas
17 B.Divanda K W 91 Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 90 Tuntas
Jumlah 1608 T= 18
Rata-rata 89,33
TT= 0
Prosentase ketuntasan kelas 100%
Persentase ketidaktuntasan kelas 0%

Hasil data pada siklus I ketuntasan kelas mencapai 100 % . Hasil ini

sangat memuaskan dan sudah mencapai bahkan melampaui target siklus II .

Rincian hasil tes kemampuan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audio visual dapat dilihat pada diagaram dibawah ini.


Diagram 4.3
Persentase Ketuntasan Siklus II

Tuntas
Tidak Tuntas
100%

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa di

siklus II

Berdasarkan hasil dan proses yang dilakukan pada siklus II, dapat

dikatakan bahwa siklus II mengalami keberhasilan. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya hasil rata-rata yang menunjukkan siklus II melampaui target

siklus

II. Dari hasil yang ditunjukkan, pada siklus II, siswa juga lebih teliti dan cermat

dan sudah mencatat-hal-hal penting saat menyimak cerita rakyat dengan

menggunakan medsia audiovisual. Peneliti berasumsi bahwa ketelitian siswa

dalam mengerjakan soal dan kegiatan mencatat hal-hal penting pada saat

menyimak cerita rakyat dengan menggunkan media audio visual pada siklus II

ini berpengaruh pula pada tingkat pemahaman siswa.

4.3.4 Hasil Penelitian dari Prates, Siklus I dan Siklus II

Hasil penelitian peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan

menggunkan media audio visual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten dapat

dilihat dari rata-rata yang diperoleh siswa mulai dari pratindakan, siklus I, dan

siklus II. Secara umum, hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan

grafik di bawah ini.


Tabel 4.16
Peningkatan Rata-Rata Dan Persentase Ketuntasan Tes Menyimak
Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011

No Tes Rata-rata Ketuntasan Ketidak Tuntasan

1 Pratindakan 75,33 55,55% 44,45%

2 Siklus I 85,22 88,88% 11,12%

3 Siklus II 89,33 100% 0%

Rata-rata Peningkatan

PT SI SII PT-S I % SI-SII %

75,33 85,22 89,33 9,89 33,33% 4,11 11,12%

Keterangan:

PT : Pratindakan

SI : Siklus I

SII : Siklus II

Grafik 4.1
Peningkatan Rata-rata Nilai Menyimak cerita rakyat Siswa Kelas V SD
Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

90 89,33
85,22
80 75,55

70 Nilai Rata‐Rata

60
Data Awal Siklus I
Siklus II
Grafik. 4.2
Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Siswa
Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat secara umum bahwa

nilai rata-rata dan persentase kelulusan keterampilan menyimak cerita rakyat

siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Rata- rata nilai prates 75,33, pada siklus I

meningkat menjadi 85,22 dan siklus II meningkat menjadi 89,33. Persentase

keterampilan menyimak menyimak cerita rakyat Siswa kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 selalu mengalami peningkatan dari

pratindakan ke siklus I, dan siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data

yang telah diperoleh, yaitu berupa nilai tes menyimak cerita rakyat siswa. Hasil

Pratindakan menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa dari 18 siswa atau 55,55%

yang mendapat nilai di atas atau sama dengan standar keberhasilan yang telah

ditetapkan, yakni 76, siswa yang nilainya berada di bawah 76 sebanyak 8 siswa

atau 44,45% . Data siklus I menunjukkan bahwa terdapat 16 siswa dari 18 siswa

atau 88,88% yang mendapat nilai di atas atau sama dengan standar keberhasilan
yang telah ditetapkan, yakni 76, siswa yang nilainya berada di bawah 76

sebanyak 2 siswa atau 11,12%. Sedangkan data siklus II menunjukkan bahwa

terdapat 18 siswa dari 18 siswa atau 100% yang mendapat nilai di atas atau

sama dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan, yakni 76, dan tidak ada

siswa yang nilainya berada di bawah 76 atau 0%.

4.3.5 Refleksi

Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ditemui siswa pada pratindakan (prates) dan setiap siklusnya.

Hasil refleksi pada pratindakan menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak

cerita rakyat dengan media dibacakan langsung oleh guru kurang menarik bagi

siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajran 2010/2011. Media

dibacakan langsung oleh guru juga kurang efektif sehingga siswa mengalami

kesulitan dalam memahami isi cerita rakyat karena siswa tidak mempunyai

gambaran yang nyata terhadap isi cerita rakyat. Hal ini terbukti dengan

persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 55,55% dan rata-rata nilai kelas

hanya 75,33.

Hasil refleksi pada siklus I didapatkan beberapa kekurangan dan

kelebihan dalam menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audio

visual. Adapun kelebihannya yaitu siswa lebih antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan media audiovisual pembelajaran

menyimak khususnya menyimak cerita rakyat lebih menarik dan lebih mudah

dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata nilai

dan persentase ketuntasan siswa dalam tes kemampuan menyimak cerita rakyat

sedangkan, kekurangan pada siklus I yaitu siswa tidak teliti dalam mengerjakan

soal-soal tes
dan siswa tidak mencatat hal-hal penting saat melakukan kegiatan menyimak

cerita rakyat. Hal ini menimbulkan siswa tidak maksimal dalam mengerjakan

tugas. Namun, secara keseluruhan hasil siklus I lebih baik daripada pratindakan

baik dari aspek rata-rata nilai dan persentase kelulusan.

Pada pelaksanaan siklus II, peneliti mencoba memperbaiki kekurangan

yang terdapat di siklus I. Perbaikannya tersebut diantaranya, (1) guru lebih aktif

mengamati siiswa sewaktu menyimak cerita rakyat dan sesekali mengingatkan

untuk mencatta-hal-hal penting dari cerita, dan (2) guru juga menginstrusksikan

kepada siswa untuk tidak terburu-buru pada ssaat mengerjakan soal-soal. Oleh

sebab itu, pada siklus II ini, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam

melakukan proses pembelajaran, bahkan peneliti menemukan kelebihan setelah

dilangsungkannya perbaikan. Pada siklus II ini, siswa lebih antusias dalam

mengerjakan soal dan waktu yang digunakan lebih efektif dan berjalan sesuai

dengan rencana. Hal itu terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata dan

persentase ketuntasan san siswa yang mencapai 100% dalam tes kemampuan

menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran

2010/2011.

4.4.1 Refleksi Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Menyi-

mak Cerita Rakyat

Selama kegiatan refleksi dilaksanakan, terbukti bahwa dengan

menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan proses pembelajaran

menyimak, khususnya dalam menyimak cerita rakyat. Selain tes keterampilan

menyimak cerita rakyat siswa meningkat, keaktifan siswa di kelas pun ikut
meningkat, meskipun dilaksanakan dengan tidak menggunakan metode Student

Active Learning yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

4.4.2 Refleksi Kendala Yang Dihadapi Oleh Siswa Dan Guru

a. Kendala yang dihadapai siswa

Menurut hasil jurnal dan observasi selama proses pembelajaran

berlangsung, ada satu hal kendala yang dihadapi oleh siswa yaitu, ada beberapa

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan guru tentang

materi karena terlalu cepat. Hal ini dikarenakan kebiasan siswa yang pada saat

pembelajaran sebelum-sebelumnya harus mencatat dahulu materi pembelajaran

dan baru dibahas bersama, dan pada saat siklus I dan II penjelasan materi

menggunakan media power point sehingga siswa merasa terlalu cepat

memahami materi karena siswa ingin mencatat materi tersebut secara utuh.

Maka peneliti terdorong dengan untuk melakukan perbaikan pembelajaran yaitu

dengan memberikan handout yang isinya sama dengan penjelasan materi

dengan media power point.

b. Kendala yang dihadapi guru

Dalam hal ini guru mengalami kendala untuk memfokuskan siswa untuk

siap mengikuti pembelajaran dan membangkitkan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran karena keseriusan siswa dalam mengerjakan tes juga

kurang. Dengan melihat kenyataan ini guru dan peneliti sepakat menjanjikan

hadiah kepada siswa sebuah CD cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah

dan Bawang Putih” atau “Malin Kundang” kepada siswa yang mendapat

nilai tertinggi saat tes menyimak cerita rakyat.


PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilaksanakan. Selain itu pada bagian ini juga diuraikan saran dari

peneliti. Saran yang diberikan ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak

yang bersangkutan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1) Keterampilan menyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Kanisius Bayat

Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan dengan menggunakan

media audiovisual.

2) Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat

untuk siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten lebih efektif dan menarik

bagi siswa.

Berdasarkan analisis data, hasil tes kemampuan menyimak cerita rakyat

siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten mengalami peningkatan. Hasil tersebut

membuktikan bahwa hipotesis tindakan sesuai dengan harapan peneliti, yaitu

media audiovisual yang dipilih dapat meningkatkan kemampuan menyimak

cerita rakyat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas dan persentase

kelulusan yang meningkat.

81
82
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

Berikut ini merupakan paparan hasil rata-rata kelas dari tes kemampuan

membaca pemahaman siswa.

1) Pada kondisi awal (pratindakan) nilai rata-rata kelas 75,33 dengan

persentase ketuntasan siswa hanya 55,55% dengan rincian 10 siswa yang

tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas (44,45%)

2) Pada siklus I kemampuan menyimak cerita rakyat rata-rata nilai kelas

mengalami peningkatan menjadi 85,22 atau meningkat 9,89 poin.

Persentase ketuntasan juga mengalami peningkatan menjadi 88,88% atau

meningkat sebesar 33,33% dengan rincian 16 siswa tuntas (88,88%) dan 2

siswa tidak tuntas (11,12%). Hasil Tersebut sudah melampaui target awal

untuk siklus I yaitu sebesar dengan nilai rata-rata 80,00 dan persentase

ketuntasan 75%

3) Pada siklus II kemampuan menyimak cerita rakyat rata-rata kelas

mengalami peningkatan menjadi 89,33 dan persentase kelulusan mencapai

100%.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan

beberapa saran bagi empat pihak. Saran-saran ini ditujukan kepada Sekolah

khususnya SD Kanisius Bayat Klaten, guru mata pelajaran bahasa Indonesia

Khususnya SD Kanisius Bayat Klaten, dan peneliti lain. Secara rinci, saran-

saran itu akan diuraikan di bawah ini.

1) Pihak Sekolah khususnya SD Kanisius Bayat Klaten, agar memperhatikan

kebutuhan pembelajaran salah satunya pengadaan media audiovisual karena

media audiovisual terbukti dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa


khusunya menyimak cerita rakyat.Media audiovisual juga lebih menarik bagi

siswa karena peran media pembelajaran menjadi salah satu aspek

keberhasilan pembelajaran.

2) Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan lebih kreatif dan bisa

menggunakan media audiovisual dalam kegiatan pembelajaran menyimak

khususnya menyimak cerita rakyat karena hasil penelitian menunjukkan

bahwa media audiovisual dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif,

menarik dan meningkatkan kemampuan menyimak khususnya menyimak

cerita rakyat. Selain itu, guru diharapkan menciptakan kegiatan pembelajaran

yang lebih menarik dan membuat siswa aktif dengan menggunakan salah

satunya dengan media audiovisual

3) Guru mata pelajaran lain SD Kanisius Bayat Klaten, sebaiknya juga

memvariasikan kegiatan pembelajaran salah satunya dengan media

audiovisual karena selain terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa

dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga belum pernah melakukan

pembelajaran untuk mata pelajaran lain dengan menggunakan media

audiovisual.

4) Peneliti lain sebaiknya melanjutkan penelitian tindakan kelas tentang

menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual mengga-

bungkan dengan metode atau teknik yang lebih efektif hal itu dimaksudkan

agar keberhasilan siswa dalam menyimak cerita rakyat lebih dapat optimal.
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Reineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Managemen penelitian. Jakarta: Reineka Cipta.

Marlina, Ice. 2007. Peningkatan Keterampilan Menyimak Puisi Menggunakan


Media Audio Visual dengan Komponen Masyarakat Belajar pada Siswa
Kelas VII B SMP Al-Kautsar Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.
Skripsi: Unnes

Mulyasa. 2006. Kurikulum Satuan Pendidikan.Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dlam Pengajaran Bahasa

dan Sastra.
Jakarta: Gramedia.

Pangesti. 2006. Peningkatan Keterampilan Meyimak Dongeng dengan Media


Audio Visual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi:
Unnes

Rianto, Andre. 1982. Peranan Media Audiovisual Dalam Pendidikan.


Yogyakarta: Kanisius.

Septiningsih, Lustantini dkk. 1998. Memahami Cerita Anak-Anak Studi Kasus


Majalah Bobo, Ananda, dan Amanah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo

Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.

Sudjana, Nanan dan Rivai.1991. Penggunaan Media AudioVisual. Bandung:

Sinar
Baru.

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia

Suharianto. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia

Sulaiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk


Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Soelarto. 1987-1980. Risalah Sejarah dan Budaya. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya

Suratno. 2006. Peningkatan Menyimak Berita melalui Media Audio Visual


dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiri pada Siswa Kelas
VIIA SMP N I Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006.
Skripsi: Unnes
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
84
85
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK TTEERRPPUUJJII

Tarigan, Henry Gubtur. 1988. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Gubtur. 1983. Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.
LAMPIRAN
Lampiran 1

SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :V/I

Standar Kompetensi : Memahami penjelasan nara sumber dan cerita


rakyat secara lisan.
Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Belajar Alokasi
Dasar Pokok Waktu

1.Mendengarkan 1. Menentukan 1. Rekaman 1. Menjelaskan 1x Perte-


atau audio- unsur muan
1.1.Mengidentifik mengidentifik visual instrinsik
asi tokoh dan cerita cerita rakyat 3x40
asi unsur perwatakan rakyat menit
cerita rakyat cerita rakyat yang 2. Mendengark
yang telah berjudul an cerita
yang
diperdengarka “Malin rakyat
didengar n. Kundang
2. Mengidentifik ” 3. Mencatat
asi latar cerita hal-hal
rakyat yang 2.Uns ur- penting dari
telah unsur cerita
diperdengarka instrinsik rakyat yang
n cerita didengar.
rakyat
3. Menentukan 4. Mengerjaka
tema dan n tes cerita
amanat cerita rakyat
rakyat yang
telah diper- 5. Menceritaka
dengarkan n kembali
dan
memberi
tanggapan
tentang
cerita rakyat
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD KANISIUS BAYAT


KLATEN Kelas/ Semester : V/1
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia Jumlah Pertemuan : 1 x
Pertemuan Alokasi waktu : 3 x 40
menit

A. Standar Kompetensi
1.Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

B. Kompetensi Dasar
1.2Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang di dengarnya.

C. Indikator
4. Menentukan atau mengidentifikasi tokoh dan perwatakan cerita rakyat
yang telah diperdengarkan.
5. Mengidentifikasi latar cerita rakyat yang telah diperdengarkan
6. Menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang telah diperdengarkan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi tokoh dan menentukan tokoh
cerita rakyat yang telah diperdengarkan.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi mengidentifikasi latar cerita
rakyat yang telah diperdengarkan.
3. Peserta didik mampu menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang
telah diperdengarkan.
E. Materi Pembelajaran
3. Rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”
4. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat

a. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang
mengalami peristiwa peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dibedakan
menjadi dua, yaitu: Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. Tokoh
antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang
bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai
negatif.
b. Latar
Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika
peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau
bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa dalam cerita. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang
berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya
bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira,
sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
c. Penokohan
Penokohan ialah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.
d. Tema
Tema ialah sesuatu yang menjadi pikiran utama, sesuatu yang menjadi
persoalan dalam cerita.
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Nilai Kemanusiaan
1. Toleransi
2. Cinta kasih
3. Kebijaksanaan
4. Tanggung jawab
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pembelajaran
b. Presensi
c. Apersepsi
d. Brainstorming: Siapa yang mengetahui atau pernah menyaksikan
tentang cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih”, jika mengetahui coba ceritakan secara singkat isi ceritanya?
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Motivasi: Cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih” yang akan kalian simak nanti banyak mempunyai nilai moral
yang bisa membentuk pribadi manusia yang baik.
2. Kegiatan inti
a. Siswa dibantu guru menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam cerita
rakyat
b. Siswa bertanya jawab dengan teman dan guru seputar unsur-unsur
instrinsik cerita rakyat.
c. Siswa menyimak rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul
“Malin Kundang” serta mencatat hal-hal penting yang ada di dalam
cerita.
d. Siswa mengrejakan soal tentang cerita rakyat yang berjudul “Malin
Kundang” di lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
3. Kegiatan akhir
a. Siswa membuat rangkuman pembelajaran dibimbing oleh guru.
b. Siswa merefleksikan pembelajaran dibantu oleh guru.
I. Refleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah bisa menentukan tema, tokoh, latar dan
amanat cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual?
2. Apakah kamu akan melaksanankan pesan apabila kamu mendapatkan
pesan atau amanat?
3. Apakah kamu akan mencontoh perilaku tokoh yang baik seperti cerita
tersebut?
J. Aksi
1. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran ini.
2. Saya akan melaksanakan pesan yang diberikan kepada saya
3. Saya akan mencontoh perilaku tokoh yang baik supaya saya bisa menjadi
anak yang baik juga.
K. Kecakapan Hidup
1. Kecakapan berperilaku yang baik.
L. Alat
Laptop, viewer, speaker.

M. Sumber Belajar
Suwanto, dkk. 2009. Ayo Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 SD. Yogyakarta:
Kanisius.
N. Penilaian
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Tes tertulis
3. KKM 75
4. Instrumen :

Yogyakarta, 13Mei 2011


Disetujui,
Guru Kelas Peneliti

Drs. Andreas Suruipto Toto Purnawan


No. G. 8912

Mengetahui,
Kepala sekolah SD Kanisius Bayat

Dra. Anas Sri Paryanti

No. G. 8987
Lampiran 3

SOAL TES MENYIMAK CERITA RAKYAT

Petunjuk pelaksanaan dalam menjawab butir soal.

1. Dengarkan cerita rakyat “ Malin Kundang” berikut ini


dengan sekssama!
2. Setelah kamu mendengarkan cerita “ Malin Kundang”
jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
3. Waktu untuk mengerjakan soal 30 menit
Pertanyaan
1. Apakakah tema cerita rakyat “Malin Kundang” ? Sebutkan siapa
saja tokoh dalam cerita rakyat yang berjudul ”Malin Kundang”?
2. Dimana Malin Kundang tinggal?
3. Sebutkan sifat-sifat Malin Kundang!
4. Sebutkan sifat-sifat Emak Malin?
5. Mengapa malin sering diejek oleh temanny asewaktu kecil?
6. Mengapa Malin bersikeras ingin merantau?
7. Apa yang terjadi ketika Malin tidak mengakui Emaknya?
8. Menurutmu apakah malin termasuk anak berbakti dengan orang tua?
9. Pesan apa yang dapat kalian ambil dari cerita rakyat yang
berjudul “malin Kundang”?
Kunci Jawaban

1. Malin, Emak Malin, Monyet,Burung Beo, Kapten kapal.


2. Di desa Air Manis
3. Manja, jahat, tidak berbakti dengan orang tua.
4. Penyayang, sabar, baik hati.
5. Karena Malin masih minta digendong walau sudah besar dan
malin termasuk anak yang manja.
6. Karena ingin merubah nasibnya.
7. Malin dikutuk ibunya menjadi batu.
8. Tidak karena malin tidak mengakui Emaknya.
9. Harus berbakti dengan orang tua.
Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : SD KANISIUS BAYAT
KLATEN Kelas/ Semester : V/1
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia Jumlah Pertemuan : 1 x
Pertemuan Alokasi waktu : 3 x 40
menit

A. Standar Kompetensi
1.Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang di dengarnya.
C. Indikator
1. Menentukan atau mengidentifikasi tokoh dan perwatakan cerita rakyat
yang telah diperdengarkan.
2. Mengidentifikasi latar cerita rakyat yang telah diperdengarkan
3. Menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang telah diperdengarkan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi tokoh dan menentukan tokoh
cerita rakyat yang telah diperdengarkan.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi mengidentifikasi latar cerita
rakyat yang telah diperdengarkan.
3. Peserta didik mampu menentukan tema dan amanat cerita rakyat yang
telah diperdengarkan.
E. Materi Pembelajaran
5. Rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul “Malin Kundang”
6. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat
f. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang
mengalami peristiwa peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dibedakan
menjadi dua, yaitu: Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. Tokoh
antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang
bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai
negatif.

g. Latar
Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika
peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau
bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa dalam cerita. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang
berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya
bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira,
sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
h. Penokohan
Penokohan ialah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.
i. Tema
Tema ialah sesuatu yang menjadi pikiran utama, sesuatu yang menjadi
persoalan dalam cerita.
j. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita.
F. Metode Pembelajaran
3. Ceramah
4. Tanya jawab
G. Nilai Kemanusiaan
5. Toleransi
6. Cinta kasih
7. Kebijaksanaan
8. Tanggung jawab
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
4. Kegiatan awal
a. Guru membuka pembelajaran
b. Presensi
c. Apersepsi
d. Brainstorming: Siapa yang mengetahui atau pernah menyaksikan
tentang cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih”, jika mengetahui coba ceritakan secara singkat isi ceritanya?
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Motivasi: Cerita rakyat yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang
Putih” yang akan kalian simak nanti banyak mempunyai nilai moral
yang bisa membentuk pribadi manusia yang baik.
5. Kegiatan inti
a. Siswa dibantu guru menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam cerita
rakyat
b. Siswa bertanya jawab dengan teman dan guru seputar unsur-unsur
instrinsik cerita rakyat.
c. Siswa menyimak rekaman audiovisual cerita rakyat yang berjudul
“Malin Kundang” serta mencatat hal-hal penting yang ada di dalam
cerita.
d. Siswa mengrejakan soal tentang cerita rakyat yang berjudul “Malin
Kundang” di lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
6. Kegiatan akhir
a. Siswa membuat rangkuman pembelajaran dibimbing oleh guru.
b. Siswa merefleksikan pembelajaran dibantu oleh guru.
I. Refleksi
4. Bagaimana perasaanmu setelah bisa menentukan tema, tokoh, latar dan
amanat cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual?
5. Apakah kamu akan melaksanankan pesan apabila kamu mendapatkan
pesan atau amanat?
6. Apakah kamu akan mencontoh perilaku tokoh yang baik seperti cerita
tersebut?
J. Aksi
4. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran ini.
5. Saya akan melaksanakan pesan yang diberikan kepada saya
6. Saya akan mencontoh perilaku tokoh yang baik supaya saya bisa menjadi
anak yang baik juga.
K. Kecakapan Hidup
2. Kecakapan berperilaku yang baik.
L. Alat
Laptop, viewer, speaker.
M. Sumber Belajar
Suwanto, dkk. 2009. Ayo Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5 SD. Yogyakarta:
Kanisius.
N. Penilaian
5. Teknik : Tes
6. Bentuk : Tes tertulis
7. KKM 75
8. Instrumen : Tes tertulis

Yogyakarta, 13 Mei 2011


Disetujui,
Guru Kelas Peneliti

Drs. Andreas Suruipto Toto Purnawan


No. G. 8912

Mengetahui,
Kepala sekolah SD Kanisius Bayat

Dra. Anas Sri Paryanti


No. G. 8987
Lampiran 5

SOAL TES MENYIMAK CERITA RAKYAT

Petunjuk pelaksanaan dalam menjawab butir soal.

1. Dengarkan cerita rakyat “ Bawang Merah dan Bawang Putih”


berikut ini dengan sekssama!
2. Setelah kamu mendengarkan cerita “ Bawang Merah dan
Bawang Putih” jawablahpertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
3. Waktu untuk mengerjakan soal 30 menit
Pertanyaan

1. Siapa saja tokoh yang ada di dalam cerita Bawang Merah dan
Bawang Putih?
2. Apa yang menyebabkan ibu bawang putih meninggal?
3. Siapa yang membantu bawang putih mencuci pakaian
dengan menggunakan sulap?
4. Sebutkan sifat-sifat Bawang Putih?
5. Sebutkan sifat-sifat bawang merah?
6. Dimanakah Tanaman emas itu tumbuh?
7. Siapakah yang berhasil mencabut tanaman emas itu?
8. Dengan cara apakah Baginda Raja sembuh dari sakitnya?
9. Menurut kamu lebih baik sikap bawang merah atau bawang
putih? Mengapa?
10. Pesan apa yang bisa kamu dapatkan dari cerita “Bawang Merah
dan Bawang Putih?

Kunci Jawaban

1. Bawang Putih, Bawang Merah, Ibu Bawang Putih, Ibu Bawang


Merah, Ayah Bawang Putih, Pangeran, dan Baginda Raja.
2. Ibu bawang putih dipaksa meminum jamu yang sudah dicampur
racun oleh Bawang Merah
3. Ikan emas yang dulu pernah ditolong bawang putih sewaktu
terkena kail.
4. Baik, sabar, pennyayang, dan suka menolong.
5. Jahat, serakah, keras kepala dan ingin menag sendiri.
6. Tanaman emas tumbuh di samping rumah bawang putih yang
tumbuh di atas bekas kuburan tulang ikan emas sahabatnya.
7. Bawang putih
8. Baginda Raja sembuh dengan cara meminum ramuan dari
tanaman emas yang diracik dan diminumkan sendiri oleh
bawang putih.
9. Bawang Putih karena sabar dan baik hati
10. Kita tidak boleh irihati, tidak boleh berbuat jahat kepada orang lain.
Lampiran 6

Pedoman Penilaian Meyimak Cerita Rakyat

No. Unsur No. Jumlah Jumlah


Soal Skor
1 menyebutkan nama-nama tokoh 1 4 40
dan watak
tokoh cerita rakyat yang
diperdengarkan.
2 Menentukan alur cerita rakyat 1 1 10
Meneyebutkan tokoh dan 1 2 20
perwatakannya
3 menentukan latar cerita rakyat 1 1 10
4 menentukan tema 1 1 10
5 menentukan pesan yang 1 1 10
terkandung dalam cerita rakyat.
Jumlah 10 100
Lampiran 7

Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat

No Skor Kategori

1 86-100 Sangat Baik

2 76-85 Baik

3 66-75 Cukup

4 0-65 Kurang
Lampiran 8

Hasil Observasi Perilaku Siswa Pada Siklus I

No Kategori perilaku siswa Keterangan


Responden
1 2 3 4 5 1. Kesiapan siswa dalam
pemebelajaran menyimak
1     
cerita rakyat
2      menggunakan media
3      audiovisual
2. Keseriusan siswa dalam
4     
mendengarkan penjelasan
5   -  
dari guru
6   -   3. Keaktifan siswa

7  -    selama proses
pembelajaran
8     
berlangsung
9      4. Siswa merespon ketika
10      diputarkan rekaman cerita
rakyat yang berjudul
11  - -  
“Bawang Merah dan
12   -  
Bawang Putih”
13 -  -   5. Siswa bersemangat
14   - -  dalam mengerjakan tes.

15     

16     

17     

18     
Lampiran 9

Hasil Observasi Perilaku Siswa Pada Siklus II

No Kategori perilaku siswa Keterangan


Responden
1 2 3 4 5 1. Kesiapan siswa dalam
pemebelajaran menyimak
1     
cerita rakyat
2      menggunakan media
3      audiovisual
2. Keseriusan siswa dalam
4     
mendengarkan penjelasan
5     
dari guru
6      3. Keaktifan siswa

7      selama proses
pembelajaran
8     
berlangsung
9      4. Siswa merespon ketika
10      diputarkan rekaman cerita
rakyat yang berjudul
11     
“Bawang Merah dan
12     
Bawang Putih”
13      5. Siswa bersemangat
14      dalam mengerjakan tes.

15     

16     

17     

18     
Lampiran 10

Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD


Kanisius Bayat Tahun Ajaran2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 78 Tuntas
2 Enbri W Andika 77 Tuntas
3 Utami Pamungkas 75 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 74 Tidak Tuntas
5 Monica Palma K 72 Tidak Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 82 Tidak tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 73 Tidak Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 75 Tuntas
9 Ragil 76 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 79 Tuntas
11 Eka Nugeraha 65 Tidak Tuntas
12 Edi Kurnianto 75 Tuntas
13 Milenia Cantica S 79 Tuntas
14 S. Rispata Putra P 65 Tidak Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 73 Tidak Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 84 Tuntas
17 B.Divanda K W 74 Tidak Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 80 Tuntas
Jumlah 1356 T=10
Rata-rata 75,33
TT= 8
Prosentase ketuntasan kelas 55,55%
Persentase ketidaktuntasan kelas 44,55%
Lampiran 11

Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat


Tahun Ajaran2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 83 Tuntas
2 Enbri W Andika 96 Tuntas
3 Utami Pamungkas 90 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 78 Tuntas
5 Monica Palma K 89 Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 73 Tidak tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 97 Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 83 Tuntas
9 Ragil 84 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 89 Tuntas
11 Eka Nugeraha 76 Tuntas
12 Edi Kurnianto 88 Tuntas
13 Milenia Cantica S 72 Tidak tuntas
14 S. Rispata Putra P 83 Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 94 Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 94 Tuntas
17 B.Divanda K W 76 Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 89 Tuntas
Jumlah 1534 T=16
Rata-rata 85,22
TT= 2
Prosentase ketuntasan kelas 88,88%
Persentase ketidaktuntasan kelas 11,12%
Lampiran 12

Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Kanisius


Bayat Tahun Ajaran2010/2011

No Nama Nilai Keterangan


1 Krisna Murti 83 Tuntas
2 Enbri W Andika 96 Tuntas
3 Utami Pamungkas 90 Tuntas
4 Diki Nur Yadi 78 Tuntas
5 Monica Palma K 89 Tuntas
6 C. Lucky Dewi P 73 Tidak tuntas
7 Agustinus Tri Anggoro 97 Tuntas
8 Nanda Bontot Iswari 83 Tuntas
9 Ragil 84 Tuntas
10 Vamelia Tiafani 89 Tuntas
11 Eka Nugeraha 76 Tuntas
12 Edi Kurnianto 88 Tuntas
13 Milenia Cantica S 72 Tidak tuntas
14 S. Rispata Putra P 83 Tuntas
15 Ayodya Laksmi Devi 94 Tuntas
16 Sri Teguh Lestari 94 Tuntas
17 B.Divanda K W 76 Tuntas
18 E. Ardian Tanaya 89 Tuntas
Jumlah 1534 T=16
Rata-rata 85,22
TT= 2
Prosentase ketuntasan kelas 88,88%
Persentase ketidaktuntasan kelas 11,12%
Lampiran 13

Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II

Foto 1.1
Siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Sangat Tertarik Saat
Diperkenalkan Dengan Media Audiovisual Saat Pembelajaran Menyimak
Cerita
Rakyat (Siklus I)

Foto 1.2
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Saat Mempelajari Materi Pembelajaran
Menyimak Cerita Rakyat Dengan Media Power Point (Siklus I)
Foto 1.3

Foto 1.4

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Saat Menyimak Cerita Rakyat “Malin


Kundang” Dengan Menggunakan Media Audiovisual (siklus I)
Foto 1.5
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Saat Mencatat Hal-Hal Penting Cerita
Rakyat “Malin Kundang” Yang Disimak Dengan Menggunakan Media
Audiovisual (siklus I)

Foto 1.6
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Saat Mengerjakan Tes Menyimak
Cerita Rakyat (siklus I)
Foto 1.7
Salah Satu Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Bertanya Kepada
Guru Karena Mengalami Kesulitan Untuk Memahami Soal Dalam Tes
Menyimak
Cerita Rakyat (siklus I)

Foto 1.8
Salah Satu Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Menceritakan Kembali
Cerita Rakyat “Malin Kudang” Di Depan Kelas (siklus I)
Foto 2.1
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Memulai Pembelajaran Menyimak Cerita
Rakyat (Siklus II)

Foto 2.2
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Saat Membahas Kembali Materi Tentang
Cerita Rakyat Yang Diajarkan Pada Siklus I
Foto .2.3
Siswa Kelas VSD Kanisius Bayat Saat Menyimak Cerita Rakyat “Bawang
Merah Dan Bawang Putih”

Foto 2.4
Siswa Kelas VSD Kanisius Bayat Saat Menyimak Dan Mencatat Hal-Hal
Penting Cerita Rakyat “Bawang Merah Dan Bawang Putih”
Foto2.5
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Saat Mengerjakan Tes Menyimak Cerita
Rakyat”Bawang Merah Dan Bawang Putih”

Foto 2.6
Salah Seorang Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Menceritakan Kembali Isi
Cerita Rakyat “Bawang Merah Dan Bawang Putih”Di Depan Kelas
Lampiran 14

JURNAL SISWA
SIKLUS I
Lampiran 15

HASIL JURNAL SISWA


SIKLUS II
Lampiran 16

Hasil Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat


Dengan Menggunakan Media Audiovisual
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011
Lampiran 17

Hasil Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat


Dengan Menggunakan Media Audiovisual
Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011
Lampiran 18

SURAT IZIN PENELITIAN


145
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK
SEKOLAH DASAR KANISIUS BAYAT KLATEN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN
Alamat: Lemah Miring, Paseban, Bayat, Klaten

SURAT KETERANGAN
No. 178 / SDK. 6230 / VIII / 2011

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Kanisisu Bayat menerangkan
bahwa, Nama : Toto Purnawan
NIM 071224053
Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah Jurusan : Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu
Pendidiakan Universitas : Sanata Dharma
Yogyakarta
Telah melaksanakan Penelitian yang berjudul ” Peningklatan Keterampilan Menyimak Cerita
Rakyat Dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas V SD Kanisus Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011” pada bulan Mei 2011 di SD Kanisius Bayat Klaten.

Demikian Surat Keterangan tersebut semoga dapat digunakan dengan semestinya.

No. G. 8987
PPLLAAGGIIAATT MMEERRUUPPAAKKAANN
TTIINNDDAAKKAANN TTIIDDAAKK TTEERRPPUUJJII

BIOGRAFI PENULIS

Toto Purnawan lahir di Klaten 11 September 1989.

Merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Somo Diharjo

dan Ibu Sumiyem. Mengawali sekolah Formal di Taman

kanak-kanak Nanggulan I 1995. Setelah itu melanjutkan

Sekolah Dasar di SD Nanggulan III Cawas, lulus tahun 2001.

Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

ditempuh di SMP Pangudi Luhur Cawas Klaten lulus tahun 2004. Kemudian,

melanjutkan di SMK Leonardo Klaten lulus tahun 2007. Pada Tahun 2007

melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diakhiri dengan

menulis skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011”.

Anda mungkin juga menyukai