METODE PENGEMBANGAN
A. Jenis Penelitian
(R&D), yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Pengembangan yag dilakukan pada penelitian ini adalah pengembangan
model pembelajaran round table berbasis problem based learning (PBL) yang bertujuan
Kerja Peserta Didik (LKPD), dan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
B. Prosedur pengembangan
Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengacu ada prosedur R&D dari
Gall dan Borg (2003), yang memuat 10 lagkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yaitu:
2. Planning (Perencanaan)
21
22
Maka langkah-langkah tersebut disederhanakan menjadi enam langkah penelitian. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Penjelasan
collecting).
studi literatur. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mencari tahu masalah pembelajaran
apa yang dihadapi guru dan siswa. Observasi tersebut dilakukan dengan wawancara dan
penyebaran angket yang dilakukan pada guru matematika SMKN 1 Metro dan pemberian
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan sesuai dengan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Tahap ini
23
mencakup kegiatan mengkaji literatur, khususnya teori dan konsep yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Dari kajian teori, dipilih salah satu model pembelajaran yang
efektif untuk pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran round table berbasis
matematis siswa.
penelitian R&D ini meliputi: merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang
pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian tersebut,
terbatas. Pada tahap perencanaan, dilakukan perencanaan penyusunan model round table,
berupa buku model, Silabus dan RPP. Tahap selanjutnya menentukan kelas eksperimen
dan kelas kontrol, kemudian menentukan ahli materi dan ahli pendidikan untuk
mengembangkan model.
Produk yang dikembangkan pada penelitian iniadalah pembelajaran model round table
matematis siswa. Desain pengembangan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
round table, kemudian dilakukan validasi oleh ahli pendidikan untuk pengembangan
model round table berbasis PBL dan validasi oleh ahli materi untuk perangkat yang
digunakan untuk memfasilitasi pengembangan round table berbasis PBL, sehingga akan
diperoleh roduk awal yang pada tahap selanjutnya bisa diuji dilapangan awal.
Tahap berikutnya adalah uji coba lapangan awal. Prouk modelpembelajaran yang
telah dianalisis dan direvisi serta mendapat validasi dari ahli materi, dan ahli desain
pembelajaran round table berbasis PBL diujicobakan kepada siswa yang berbeda kelas
kepada seluruh siswa dalam kelas uji coba dan guru mata pelajaran matematika yaitu
Pada tahap ini dilakukan perbaikan dari hasiluji coba lapangan awal. Perbaikan
mengacu pada hasil analisis kualitas soal dilihat dari tingkat validitas, reliabilitas, daya
beda, dan tingkat kesukaran.perbaikan juga dilakukan pada pengembangan model round
table berbasis PBL dengan melihat hasil angket siswa dan guru matematika untuk
Tahap ini berkaitan dengan uji produk secara lebih luas, meliputi:
Evektifitas produk pengembangan adalah desain yangefektif baik dari ssi substansi
Sebelum uji lapagan, terlebuh dahulu siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
diberikan preteset untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan
Setelah itu diakhir pertemuan siswa pada kelas diberikan posttest untuk mengetahui
efektivitas model pembelajaran round table berbasis problem based learning (PBL) yang
observasi, wawancara, dan analisis tingkat kesulitan soal. Subjek pada saat observasi
adalah siswa kelas X SMK N 1 Metro, subjek pada saat wawancara adalah guru yang
2. Subjek Validasi
problem based learning (PBL) dalam penelitian ini adalah dua orang ahli yaitu dosen
Subjek uji coba lapangan awal untuk model pembelajaran round table adalah
siswa kelas X Perkantoran 2 yang belum menempuh materi program linier danseorang
guru mata pelajaran matematika kelas X yaitu ibu Dra. Sri Rejeki Handayani.
26
disebut kelas kontrol dengan masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Kelas eksperimen
yaitu kelas yang belajar dengan model pembelajaran round table berbasis problem based
learning (PBL) sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang belajar dengan model
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen,
yaitu nontes dan tes. Instrumen - instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Instrumen Nontes
Instrumen nontes ini terdiri dari beberapa bentuk yang disesuaikan dengan
yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara digunakan
saat studi pendahuluan, sedangakan instrumen angket digunakan pada beberapa tahapan
penelitian.
model pembelajaran round table berbasis Problem Based Learning (PBL). Instrumen ini
berupa pernyataan yang diberikan kepada ahli pendidikan untuk dinilai dengan skala
likert empat pilihan jawaban yaitu 1 sangat kurang; 2 kurang; 3 baik; 4 sangat baik, serta
Instrumen untuk memvalidasi soal pretest dan posttest diserahkan kepada ahli
materi. Instrumen yang diberikan berupa skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu
Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (SK), serta dilengkapi dengan
Instrumen untuk memvalidasi silabus dan RPP diserahkan kepada ahli materi.
Instrumen yang diberikan berupa skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat
Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (SK), serta dilengkapi dengan komentar
model pembelajaran round table berbasis Problem Based Learning (PBL) yang
dikembangkan. Instrumen yang diberikan berupa pernyataan skala likert dengan empat
pilihan jawaban yaitu 1 tidak setuju;2 kurang setuju);3 setuju ;4 sangat setuju, serta
pembelajaran round table berbasis Problem Based Learning (PBL) yang dilaksanakan
dalam pembelajaran.
2. Instrumen Tes
hasil tes dilakukan sesuai dengan pedoman penilaian indikator pemecahan masalah
diujicobakan terlebih dulu pada kelas XI yang telah menempuh materi program linier
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.
a. Uji Validitas
pembelajaran yang telah ditentukan. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah
dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur serta didasarkan
pada penilaian guru. Teknik yang digunakaan untuk menguji validitas empiris ini
n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√(n ∑ X −(∑ X ) )( N ∑ Y −(∑ Y ) )
2 2
Keterangan:
r xy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = Jumlah Siswa
∑ X = Jumlah skor siswa pada setiap butir soal
∑ Y = Total skor siswa
∑ XY = Jumlah hasilperkalian skor siswa padasetiap butir soaldengan total skor siswa
b. Reliabilitas
ukurnya sehingga dapat dipercaya, sehingga akan menghasilkan data yang dapat reliabel
atau apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah
soal tes tipe uraian. Menurut Arikunto (2013: 239) untuk mencari koefisien reliabilitas (
r 11) soal tipe uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan sebagai berikut:
29
2
n ∑ σi
r 11 =( )(
n−1
1−
σ i2 )
Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
2
∑ σ i = jumlah varians butir
σ i2 = varians total
Interpretasi koefisien reliabilitas suatu butir soal menurut Arikunto (2013: 319), diambil
Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan bantuan SPSS. Pada penelitian
ini data dikatakan reliabel jika nilai koefisien minimal mencapai 0,6 yaitu bahwa kategori
c. Tingkat Kesukaran
Arikunto (2009: 223) untuk menghitung tingkat kesukaran soal dihitung dengan
B
P=
JS
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan tingkat kesukaran
sedang.
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
untuk menghitung daya beda terlebih dahulu diurutkan dari nilai tertinggi dan terendah.
Berikut perhitungan indeks daya pembeda (DP) soal uraian digunakan rumus sebagai
B A BB
DP= −
J A JB
Keterangan:
Adapun interpretasi indeks daya pembeda suatu butir soal menurut Sudijono (2013: 399)
Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interpretasi baik
Data studi pendahuluan ini berupa hasil observasi dan wawancara untuk
pembelajaran round table berbasis problem based learning (PBL). Observasi dilakukan
di dalam kelas X SMK N1 Metro. Wawancara dilakukan pada guru mata pelajaran
matematika yang mengajar kelas X. Hasil review berbagai buku teks serta KI dan KD
matematika SMK Kelas X juga dianalisis secara deskriptif sebagai acuan untuk
Data yang diperoleh dari validasi model pembelajaran, silabus, RPP, dan soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis adalah hasil validasi para ahli melalui angket
skala kelayakan. Analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator dideskripsikan secara kualitatif
sebagai acuan untuk memperbaiki model pembelajaran, silabus, RPP, dan soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis. Data kuantitatif berupa skor penilaian ahli
materi dan ahli media dideskripsikan secara kuantitatif menggunakan skala likert dengan
4 skala kemudian dijelaskan secara kualitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan data angket validasi yang diperoleh, rumus yang digunakan untuk
P=
∑ X ×100 %
∑ Xi
Keterangan:
P = Presentase yang dicari
∑ X = Jumlah nilai jawaban responden
∑ X i = Jumlah niai ideal
Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi produk yang dikembangkan yaitu
Dengan kriteria yang digunakan, jika asymp.sig > α (α = 0,05) maka Ho diterima.
Untuk memperkuat data hasil penilaian kevalidan atau kelayakan, dilakukan juga
penilaian kepraktisan model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru matematika dan
respon siswa berupa angket pengembangan model. Penilaian berdasarkan data angket
yang diperoleh. Kriteria analisis nilai rata-rata yang digunakan disajikan dalam Tabel 3.4
∑X
i=1
P= n
×100 %
∑ Xi
i=1
Keterangan:
P = Presentase yang dicari
n
problem based learning (PBL) dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes
pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dari
pretest dan postest dianalisis menggunakan uji statistik. Sebelum melakukan analisis uji
statistik perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas.
a. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji
pengujian yaitu jika nilai probabilitas (sig) dari Z ≥ 0,05, maka hipotesis nol diterima
(Trihendradi, 2005).
a. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima dalam arti data berdistribusi normal
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak dalam arti data tidak berdistribusi
normal
3) Hasil Perhitungan
Data uji normalitas diperoleh dari hasil pretest dan hasil posttest kelas X Perkantoran
b. Uji Homogenitas
data memiliki variansi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas variansi
maka dilakukan uji Levene. Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan uji
Levene dengan software SPSS versi 20.0 dengan kriteria pengujian adalah jika nilai
probabilitas (Sig.) lebih besar dari = 0,05, maka hipotesis nol diterima (Trihendradi,
2005).
a. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima dan varian pada tiap kelompok
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak dan dan varian pada tiap kelompok
3. Hasil perhitungan
35
Data uji homogenitas diperoleh dari hasil pretest dan hasil posttest kelas X
kontrol. Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest dan posttest digunakan untuk
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat ditentukan Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas
data, dengan melihat hasil uji skor awal (pretest) dan skor akhir (posttest) kelas kontrol
dan eksperimen.
(PBL))
(PBL))
36