Anda di halaman 1dari 53

Pada malam sebelum mereka pindah.

Chanyeol, Dio, Baekhyun dan Sehun memasuki sebuah


rumah. Mereka terkagum-kagum dengan arsitektur rumah
itu. Bahkan perabotan rumahnya masih lengkap semua.
Mereka saling berebut kamar tidur. Baekhyun selalu kalah
mendapatkan kamar tidur pilihannya. Kamar pertama yang
ia sukai, jatuh pada Chanyeol. Kamar kedua jatuh pada Dio
Mereka memasuki sebuah ruangan.Tempat itu begitu
sejuk. Sehun bertanya apa Chanyeol yakin ini adalah
rumah kakeknya. Tempat ini terlihat terlalu bagus dan
masih baru.
“Orang tua ku sudah memperbaikinya 'Karena dulu terlalu
rusak'. Aku rasa mereka sedikit berlebihan. Aku selalu
bermain di sini ketika aku masih kecil.” Ujar Chanyeol
“Ini adalah lingkungan yang tenang. Tempat yang
sempurna untuk tinggal sementara waktu.” Ujar Dio
Namun Sehun melihat mereka punya masalah. Tidak ada
tempat tidur. Apa yang mereka lakukan? Dio mengatakan
mereka akan mendapatkan tempat tidur besok. Jadi Sehun
bertahan hingga mndapatkan kamar. Tapi Sehun meminta
maaf. Ia tak sanggup untuk tidak tidur di kamar.
“Lakukan saja, hanya masalah kecil.” Ujar Baekhyun.
Saat semuanya terlelap, Chanyeol mendekati sebuah kursi
goyang. Ia membelai kursi itu ia mengingat kursi goyang
peningalan kakeknya.
"Kakek... Aku
di sini."

Pagi harinya,Chanyeol dan Dio bangun terlebih dulu.


Mereka berdua mengangkat barang bawaan mereka ke
dalam. Sedangkan Sehun dan Baekhyun masih tertidur.

“Hey, tukang tidur! Hei, bangun. Ayo bangun.” Chanyeol


memukuli keduanya dengan bantal.
Tiba-tiba hidung mereka mencium sesuatu yang sangat
enak. Rasa kantuk Baekhyun dan Sehun hilang seketika
saat mencium bau tersebut. Mereka mengira pasti ada
seseorang membawakan mereka sesuatu yang enak.
Bau harum itu membuat mereka lapar.. Mereka berempat
pun berjalan ke sumber bau harum itu.

Mereka terkejut saat melihat ada seorang gadis yang


makan kue mochi di dapur mereka. Ke empatnya
mengintip dan melihat Hana tersedak kue mochi. Chanyeol
yang melihat Hana membuka kulkas pun langsung keluar
dari persembunyian.

Hana kaget melihat mereka berempat mendekat.

“Siapa kau?” tanya Chanyeol


Dia menyeburya dengan air,pada saat sedang minum
Karena saking kagetnya.
Ketiga sahabatnya langsung tertawa melihat kejadian itu

“Apa ini? Apa yang terjadi? Mengapa EKSO di sini? Dan


mengapa aku meludahi mereka? Apa yang ku lakukan?”
ujar Hana dalam hati

Baekhyun mengomentari penampilan Chanyeol sesudah di


sembur. “Kulit mu terlihat bagus dan mengkilap.”
Hahhahaha

Hana pun membuka suaranya. “Rumah sebelah... Ibuku


menyuruhku membawakan ini untuk kalian...” Tapi mereka
tidak ada yang memperhatikan Hana. Hana pun memilih
pelan-pelan kabur dari sana.

Chanyeol mengumpat.

Sehun, Dio dan Baekhyun akhirnya sadar Hana melarikan


diri. Baekhyun mengatakan tetangga mereka sungguh
aneh.
Hana terbirit-birit pulang ke rumah. Ia menghampiri Kwang
yang tengah berlatih.

“Hei, kau, kau... Kau tau yang pindah di sebelah?” Hana


menekan kedua pipi Kwang.

“Ya. Orang-orang sangat jelek.” Jawab Kwang

Hana langsung kabur ke kamarnya.

Hana mencari informasi tentang EKSO di internet. Ia tidak


percaya kalau itu EKSO. Mana ada bintang, EKSO, tinggal
tepat di sebelah rumahnya. Hana bergumam apa yang
harus ia lakukan sekarang. Wajahnya begitu merah.

Hana lalu menelpon sahabatnya, Geun.


Geun : “Ada apa?”

Hana : “Apa kau sibuk hari ini?”

Geun : “Ya, aku punya sesuatu yang harus dilakukan.


Mengapa? Tidak bisa kau memberitahu ku melalui telepon?
Apa itu?”
Hana : “Masalahnya adalah... Tetanggaku... adalah EKSO.
Geun : “Apa? Ibumu memperlakukan mu begitu buruk dan
kau akhirnya tidak waras.

Geun : “Itu benar! Aku bilang ada beberapa orang pindah


sebelah kami. Itu adalah EKSO!”

Langkah Geun langsung terhenti mendengar kalimat


terakhir Hana. Geun mematikan telponnya. Ia langsung
menyetop taksi.

Hana mengambil teropongnya. Ia kembali mengintai EKSO


sampai hari berganti malam.

“Sebuah rumah berharga tentu akan menarik turis


sepertiku.”
setibanya Geun tiba. Hana menyembunyikan teropongnya.
Geun membawa teropong buat Hana sebagai tanda
persahabatan mereka selama sepuluh tahun. Hana
menolak, ia tidak tidak bisa menggunakan itu.

“Aku tidak percaya kau tinggal bersebelahan dengan EKSO.


Apa yang sudah kau lakukan untuk semua ini?” Geun lalu
duduk di samping Hana.
“Katakanlah kau sudah melindungi dunia dan ini adalah
upahmu. Kau tidak perlu membuang-buang kesempatan
yang diberikan Tuhan ini. Gunakan ini untuk terbiasa
dengan wajah mereka. Kau harus berhenti memerah jika
kau ingin berbicara dengan mereka.”

“Benar begitu? Itulah yang ku pikir juga.!” Hana


menunjukan teropongnya.

“Kau bertindak sebelum kau berbicara, apa kau tidak?


Tapi, bagaimana itu? Kau melihat mereka secara langsung.
Apa rasanya?” tanya Geun penasaran

“Iya, sebenarnya ... Cari tau sendiri sana.” Ujar Hana.

Hana dan Geun pun mengintai ke empat pria itu. Mereka


berdua tak henti-hentinya memuja Chanyeol, Sehun, Dio
dan Baekhyun.

Geun :“Diri mereka sangat tajam. Mereka bisa memotong


kertas.”

Hana : “Bagaimana dengan hidung itu? Dan itu ukuran


wajah yang indah. Mereka pasti dari surga, kan?”
Tiba-tiba Hana teringat akan kejadian tadi pagi. Ia
menyembur Chanyeol. Hana merasa menyesal. “Tidak! Aku
sudah mengacaukan semuanya. Bagaimana ini!”

Sepertinya mereka pergi membeli cemilan tuk melanjutkan


pengintaian. Hana bertanya jadi bagaimana jika aku
menghancurkannya? Selama aku melakukan ini, aku akan
berada bersama mereka selama 24 jam.”

Geun menyesal karena tidak bisa melihat mereka semua. 

Tiba-tiba ibu masuk. Ibu melihat sekeliling kamar. Kamar


mu sungguh seperti kapal pecah, ujar ibu pada Hana.

Ibu lalu menatap Geun. “Geun, kau masih di sini? Tidakkah


orang tuamu khawatir?”

Geun pun keluar. Hana mengusir ibunya keluar. Ia akan


membersihkan kamarnya jadi ibu keluar sekarang.

“Apa yang kau lakukan? Wajahmu mulai lagi.” protes ibu


melihat wajah Hana yang memerah.
“Jangan bodoh! Aku seperti ini karena kau melahirkan ku
seperti ini. Kau harus merasa kasihan padaku. Sudahlah.
Aku punya pertanyaan untuk ibu.”

“Pergilah bertanya pada guru. Dasar bodoh, tidak pernah


tahu waktu dan tempat yang tepat.”
Hana lalu menanyakan tentang tetangga mereka. Kenapa
ibunya terus memberi mereka makanan. Ibu tak mengerti
apa maksud putrinya itu. Hana bertanya apa ibu tahu apa
yang mereka lakukan? Ibu tidak akan membiarkan
sembarang orang masuk rumah kakek chan.

Ibu memarahi Hana. Mereka tidak menulis pekerjaan


mereka dalam perjanjian sewa. Bagaimana aku bisa tahu?
Lalu kenapa ibu begitu marah, tanya Hana. Ibu jadi
bingung sendiri. Kenapa ia harus marah.

“Berhenti mengganggu ku dan membersihkan kamar mu!”


Ibu balik marah lagi.
Hana lalu bergumam. Jika ibu tidak tau, ini berarti aku satu-
satunya yang tahu tentang mereka.

Hana lalu mengambil teropongnya. Ia melihat anak-anak


EKSO tengah video calling dengan seseorang.
“Hei, Kai!” sapa Baekhyun

“Hi Juga!” Kai melambaikan tangannya.

“Apa disana ada gadis cantik?” tanya She sambil


memotong pembicaraan.

Baekhyun lalu mendorong Sehun.  Kai tertawa melihat


tingkah sahabat-sahabatnya itu.

“Kai, kulit mu terlihat jauh lebih bercahaya. Apa disana ada


gadis cantik?” Dio langsung mendorong kepala Baekhyun.
“Kau dimana? Apa kau bertemu dengan orang tua mu?”
tanya Dio
Kai meminta para sahabatnya satu per satu berbicara
dengannya. Ia lalu menanyakan keadaan teman-temannya
itu. Baekhyun mengeluh keadaan mereka sangat
membosankan di sini. Lihat saja apa yang kita lakukan
(Baekhyun menunjukan wajah suntuknya).

“Tidak menyenangkan.” ujar Sehun


Kai : “Ya. Sebenarnya, aku juga ingin untuk menari lagi.
Aku rindu kalian. Aku akan segera kembali.”

Baekhyun : “Ya, luangkan waktu mu. Tinggalkan tempat ini


kepada kami.”

Kai : “Oke.”

Baekhyun : “Baiklah, sampai jumpa.”


Semuanya : “Bye.”

Kai : “Bye.”

Selesai menelpon dengan Kai, ketiga lelaki tampan itu


bingung apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sehun
menyandarkan kepalanya di sofa. Tiba-tiba Sehun kaget
melihat sesuatu dari balik kaca. Baekhyun penasaran apa
yang di lihat Sehun.

Sehun menyuruh Baekhyun melihat di sebelah sana. Ada


seseorang wanita yang tengah menerobong ke arah
mereka. Yeaa,, Hana. Sehun menduga Hana mengintip
mereka.
“Dia sepertinya tidak berbahaya. Haruskah kita membuat
adegan lucu dengan dia?” ujar Baekhyun dengan ide
gilanya.
Sehun Setuju.

“Dio setuju?” Tanya Baekhyun pada Dio. namun Dio


sepertinya tidak fokus..
Sehun dan Baekhyun pun memulai aksi gokil mereka.
“Apa itu? Apa mungkin...” Hana langsung bersembunyi. Ia
menggigit jarinya. “Aku tidak pernah berharap melihat
adegan yang aneh.” Hana kembali mengintip dengan
teropong.

Dio menendang mereka. Ia meminta mereka berhenti


melakukan itu. Chanyeol melihat kegilaan Sehun dan
Baekhyun dari lantai 2.

Dio menekan tombol penutup tirai. Ia lalu melambaikan


tangan pada Hana sebelum tirainya tertutup Hana melihat
lambaian Dio pun kaget dan bersembunyi. Ia bertanya-
tanya pada dirinya apa mereka melihatnya.

Sesudah mengerjai Hana, Sehun dan Baekhyun pada ribut


tentang rumah ini. Padahal mereka berdua yang selalu
mengeluh tentang kondisi mereka di rumah ini. Tapi
sekarang malah berebutan memiliki rumah ini
Chanyeol pun turun.
“Chanyeol. Mengapa kau membawa kita ke rumah ini? Apa
ada alasan kau ingin datang?” tanya Dio
“Aku kehilangan sesuatu di sini.” Chanyeol lalu membuka
tirai. Ia menatap Hana yang masih meneropong. “Sesuatu
yang sangat berharga.”
Hana kaget tertangkap basah oleh Chanyeol, lelaki yang
sudah ia sembur tadi pagi.
Hana merasa gelisah dalam tidurnya. Ada seseorang yang
berdiri di balik gorden jendela. Hana memberanikan diri
melihat ke jendela. Tidak ada siapapun di sana. Sosok itu
tiba-tiba saja berada di belakang Hana. Hana dapat
merasakannya. Perlahan ia berbalik.
“Kau pikir menyelinap itu menyenangkan?” ujar Chanyeol.
Arghhhhhhhhhhhhhhhhh. Hana berteriak hiteris. Oopss
lucunya tingkah Hana yang sedang mengigau itu di
saksikan sama ibu dan Kwang.
Mereka merasa heran melihat  tidur Hana kayak cacing
kepanasan Kwang menganalisis apa yang di lihatnya. Ia
percaya semalam sesuatu yang hebat terjadi pada Hana.
Bangun pagi langsung sarapan. Hal itu yang di lakukan
oleh ke empat pria tadi. Sarapan sehat mereka special di
buat oleh chef Dio. Baekhyun mengambil banyak makan
walau katanya ia ga suka. Selain banyak makan ia juga
banyak komen yang ga jelas.
Dio. menyuruh Baekhyun jangan banyak ngomong, ia
harus menghabiskan semuanya tanpa sisa. Baekhyun lalu
mengganti topik. Ia bertanya pada teman-temannya. Apa
menurut kalian gadis itu akan memberitahu semua orang
di komplek ini? Haruskah kita beritahu manajer? Dio
menjawab kalau Hana melakukannya, hidup mereka ga
bakalan damai kayak gini.
Baekhyun membenarkan kata-kata Dio barusan. Ia lalu
membicarakan wajah Hana yang memerah. Ia yakin Hana
menikmati kehidupannya (mungkin mengintip). Chanyeol
diam saja mendengarkan teman-temannya membicarakan
Hana.
“Dia tidak cukup berani untuk banyak ngomong, setelah
apa yang sudah dia lakukan.”
Kata-kata Chanyeol seakan ia mengenal Hana. Dio merasa
curiga. Kau mengenalnya? Chanyeol langsung menjawab
tidak. Baekhyun dan Sehun menatapnya curiga. Chanyeol
pun mengganti topik tentang manager mereka yang akan
mengirim seseorang untuk membersihkan rumah.
Baekhyun tampak senang. Ia langsung menanyakan umur
asisten yang akan membersihkan rumah mereka.
Yeon Hee frustasi berat. Ibu menyuruhnya menjadi asisten
EKSO. Hana harus teliti dan hati-hati dengan apa yang ia
sentuh di rumah itu. Hana tidak terima begitu saja dengan
ide ibu. Kenapa harus ia yang membersihkan rumah dan
mencuci pakaian EKSO? Kenapa? Kenapa? Ibu mengatakan
ini perintah. Hana berkata ini sangat keterlaluan. Hanya
karena ia adalah putri ibu, lalu ibu mau ia menjadi seorang
pembantu?
Ibu memarahi Hana. Ini tidak gratis. Kau akan dibayar.
Hana merajuk. Namun ibu tidak termakan rengeken
putrinya itu. Ibu tanya apa Hana tahu berapa bayarannya?
Mereka itu bintang Ibu hampir saja keceplosan. Ibu cepat-
cepat meralat ucapannya. Bayarannya diatas standar
bintang dunia.
Hana nampak berpikir. Namun ia teringat akan Dio dan
Chanyeol yang menangkap basah dirinya yang tengah
mengintip. Mana tatapan Chanyeol menakutkan lagi. Yeon
Hee menolak habis-habisan. Ia tidak peduli dengan apa
yang ibunya katakan. Ia tidak akan melakukannya. Ibu
tidak bisa menyuruhnya begitu saja.
Ibu menyuruh Hana melihat ke dinding. Di sana tertempel
harga sewa kamar seukuran kamar Hana dengan harga
yang cukup tinggi. “Apa kau tahu berapa banyak yang bisa
aku dapatkan jika menyewakan kamar mu? Aku tidak
punya alasan untuk biarkan kau tinggal secara gratis.”
Hana protes. Kau benar-benar berlebihan,ibu. Hana
kemudian mengganti panggilan Nyonya dengan sebutan
ibu. Kemudian ia merayu ibunya. Apa yang bisa aku
lakukan? Apa yang bisa aku lakukan untuk tidak pergi ke
sana? Ibu menjawab dengan santai. Gampang kok, cari
saja orangtua baru.
Ibu menyerahkan kartu kunci pada Hana. “Tidak ada orang
di rumah itu sepanjang hari ini. Dan juga, jangan ngomong
dengan orang lain . Pura-pura saja mereka tidak ada.
Kamar yang paling kanan di lantai dua. Kau tidak boleh
memasukinya.”

“Aku tidak akan pernah melakukan itu. Aku tidak mau pergi
ke rumah itu. Tidak akan pernah!” teriak Hana
Geun membawa barang-barang berwarna pink yang
hampir semuanya bertuliskan EKSO. Hana bengong melihat
begitu banyaknya barang-barang EKSO. Geun lalu
menjelaskan kepada Hana pengetahuan umum tentang
barang-barang.

Hana memegang kepalanya yang sakit. “Bukankah sudah


ku ceritakan padamu? Aku ketauan pake teropong waktu
itu.” Geun lalu meyakinkan Hana. Tapi ini untuk mereka.
Jika kau merasa bersalah, bekerja keraslah. Bersihkan
semuanya. Dengan begitu, kau menebus kesalahanmu.
Sehun keluar mencari kedai kopi. Ia berjalan sambil
menari. Ia bertemu dengan Kwang di jalan. Kwang yang
baru pertama kali melihat Sehun di kawasannya pun
langsung menunjukan aksi belah dirinya.
Sehun mendekat. Ia ingin menanyakan sesuatu. Kwang
bergumam dalam hati. Ia tidak percaya seseorang
meminta bantuannya.
“Dimana aku dapat menemukan Kedai kopi? Aku
membutuhkan setetes kopi.” Ujar Sehun

Kwang pun mengajak Sehun ke kemah di belakang


rumahnya. Kwang menggiling biji kopi menggunakan alat
manual.
Kopi seduhan buatan Kwang pun jadi. Sehun di persilahkan
mencobanya. Sehun tertegun setelah meneguk kopi itu.

“Aku harap kita bisa berteman baik.” Sehun memegang


tangan Kwang lalu memeluknya sebagai tanda Perjanjian
Persahabatan.
Hana terkagum-kagum dengan rumah EKSO. Hana
tersenyum memikirkan sesuatu. Namun ia sadar dan
membuang-buang jauh pikiran itu. Ia teringat akan
perkataan Geun. “Jika kau merasa bersalah, bekerja
keraslah. Bersihkan semuanya. Dengan begitu, rasa
bersalahmu akan pergi.”

Hana bertekad menebus kesalahannya dengan


bertanggung jawab atas kebersihan EKSO. Ya ampun,
perlengkapan Hana.Alat pel, baskom, sendal, dll
bertuliskan EKSO
Ibu mendapatkan telpon dari seseorang. Ibu mengatakan ia
sudah mengirim seorang asisten hari ini. Ibu meminta
penelpon itu tidak khawatir. Orang yang ia kirim dapat di
andalkan. Ibu juga sudah memberitahu semua yang di
perlukan kliennya kepada asisten yang di kirimnya itu.
Ibu teringat akan pertemuannya dengan kedua pria culun
itu. Kedua pria itu yang mengambil kunci di rumah
beberapa hari yang lalu. Mereka berdua adalah manager
EKSO. Mereka mencari rumah buat EKSO. Namun mereka
tidak memberitahu ibu siapa yang sebenarnya tinggal di
rumah itu
Kedua pria itu khawatir akan mereka (EKSO) adalah
selebriti. Bisakah ibu mencari seorang wanita tua yang
tidak pernah menonton TV? Sebagai seorang manager, ibu
meyakinkan mereka untuk tidak khawatir. Ia akan
menyediakan apa yang mereka butuhkan. Namun ibu
penasaran siapa artis itu. Tapi sayang, kedua pria itu tidak
mau memberitahu ibu. Ibu berpikir sejenak usai teringat
akan pertemuannya bersama manager EKSO. Ia yakin
Hana lebih baik dari orang asing.
Hana memulai aksi bersih-bersihnya. Tempat pertama
yang perlu di bersihkan adalah ruang makan dan dapur.
Saat membersihkan cangkir-cangkir EKSO yang habis di
pakai minum tadi pagi, Hana iseng mencium aroma cangkir
itu. Ia terlampau senang. Ia bisa merasakan sentuhan
EKSO. Hana kemudian mengecup cangkir itu
Hana melanjutkan bersih-bersih di sebuah kamar. Hana
memungut sebuah baju. Ia mencium bau baju yang di
pungutnya itu. Hana menebak ini pasti baunya si cowok
imut Baekhyun.
Hana lalu berpindah ke kamar Dio saat mengepel, ia
melihat ada sebuah topi di lantai. Hana mengambil dan
memakai topi itu, Hana berselfie ala EKSO sambil
mengucapkan nama Dio.
Selesai bersih-bersih di lantai 1, Hana pun naik ke lantai 2.
Mata Hana tertuju pada kamar paling kanan. Ia mendekati
kamar itu. Hana berniat membuka pintunya  tapi ia
mengurungkan niatnya. Hana bergumul dengan dirinya
sendiri.
“Tidak boleh. Aku akan menghargai privasi mereka. Mereka
juga mungkin punya rahasia perlu dijaga.”
Hana kemudian mencuci pakaian anak-anak EKSO. Saat
melihat ke empat masker yang bertengger manis di
jemuran. Hana pun menyadari bahwa ke empat pria yang
berjalan di malam hari beberapa hari yang lalu bukanlah
pembunuh tapi EKSO.

Hana penasaran yang dibicarakan EKSO malam itu. Hana


lalu memasuki sebuah kamar. Hana tercengang melihat
berbagai macam alat musik yang ada di dalam kamar
itu.Hana bergumam ia mencium bau seorang musisi.
Mata besar Hana tertuju pada sebuah sarung gitar. Di
sarung itu tertulis nama Matilda. Hana kaget. Ia pikir
Matilda adalah nama seorang gadis namun hanyalah gitar.
Hana ga habis siapa yang menamai gitarnya dengan nama
Matilda.
Tiba-tiba Hana melihat kecoak. “Hah? Beraninya kau
menginjakkan kaki di rumah suci ini!” Hana mengambil
sebuah album foto dan menyimpan ponselnya di atas
meja. Ia mengejar kecoak itu sampai ke bawah meja. Hana
berkata pada kecoak itu. “Jangan mengira aku gadis biasa.
Aku tidak takut.” hahaha
Kecoak itu sangat aktif-aktifnya. Sepertinya ia ingin
bermain-main dengan Hana. Ia berlari bersembunyi di
antara alat musik. Niat Hana mulia, ia ingin menyingkirkan
kecoak itu dari kamar tapi malah ia membuat kamar itu
berantakan. Kamar itu kayak kapal pecah. Semua alat
musik berserakan di lantai.
Hana kehilangan jejak kecoak. Ia mencari ke seluruh
penjuru kamar. Kecoak itu keluar dari persembunyiannya.
Hana melompat ingin menimpali kecoak itu dengan album
foto tapi ia malah mendarat di atas tempat tidur. Tiba-tiba
seseorang masuk ke dalam kamar. Chanyeol.

Chanyeol shock melihat kamarnya yang super dupel


berantakan kayak di sapu gelombang tsunami itu. Dan
parahnya, ia melihat ada seorang gadis di atas tempat
tidurnya.
“Hey!!! Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanya
Chanyeol. Hana kaget. “Tidakkah ada yang harus kau
katakan?”
“Itu...” Hana tak sanggup berkata. Chanyeol menyuruhnya
keluar.
Sehun, Dio dan Baekhyun gembira melihat rumah mereka
sudah bersih. Mereka yakin pasti asisten tukang bersih
sudah datang. Bahkan tidak ada setitik debu pun di lantai.
Tiba-tiba mereka kaget mendengar Chanyeol berteriak
mengusir seseorang keluar. Hana berlari menuruni tangga
dengan berlinang air mata. Dio yang melihat itu pun
merasa heran.

Hana berlari ke luar rumah. Ia lalu duduk jongkok di depan


pintu sambil menangis. Tiba-tiba Dio keluar dan
menyelimuti Hana dengan jaket (jaket itu punya Hana yang
teringgal di dalam).
“Hei, ini fotoku. Meskipun ini kurang bagus.” Ujar Dio
sambil tertawa menunjuk celemek yang di pakai Hana tadi.
“Kau di sini untuk bersih-bersih, kan? Kalian pasti salah
paham 'kan?
“Aku tidak bermaksud begitu...” lagi-lagi wajah Hana
memerah. Dio lalu memegang pipi Hana yang memerah
itu. Tepat saat itu, Chanyeol turun membawa ponsel Hana.
Ia terkejut melihat itu.

Hana menatap Dio, Dio menurunkan tangannya. “Wajahmu


begitu merah, jadi aku tak bisa mengendalikan diriku.
Maafkan aku.”
“Mengapa aku tidak ingat? Mengapa, mengapa,
mengapa?” Hana mencari ponselnya yang tertinggal di
kamar Chanyeol.

“Dia gadis aneh dengan pipi yang merah.” Chanyeol


tersenyum melihat foto-foto Hana.
”Selama kau punya liontin ini, kau akan mengusir hal-hal
yang buruk.” kakek Chan memberi Chanyeol kecil sebuah
liontin.

Chanyeol dan Chen latihan dance di studio. Chanyeol


pulang terlebih dulu meninggalkan Chen yang masih
semangat latihan. Sesampainya di luar, Chanyeol
mendengar bunyi dalam studio. Sepertinya, Chen ambruk
(pingsan).

Chanyeol memungut liontinnya yang terjatuh. Mata liontin


itu patah brkeping-keping.

Pranggggggggggggggg.... Chanyeol menangkap basah


Hana menyelinap masuk kamarnya.

Hana curhat dengan Geun

Geun : “Meludah, mengintip, dan penggeledahan. Tiga trik


yang sempurna, kan? Apa yang akan mereka pikirkan
tentang mu?"

Tentu saja mereka berpikir Hana orang yang aneh.

Hana : “Apa yang aku lakukan?”

Hana frustasi berat.. hahhahaha

Baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu dan


mengomentari perkerjaan Hana. Ketiga pria tampan kita di
kagetkan dengan teriakan Chanyeol yang mengusir Hana
keluar dari kamarnya. Hana berlari menuruni tangga
dengan berlinang air mata. Dio yang melihat itu pun
merasa heran.

Hana berlari ke luar rumah. Ia lalu duduk jongkok di depan


pintu sambil menangis. Chanyeol melihat kondisi kamarnya
yang berantakan akibat ulah Hana. Saat melihat ke atas
meja, ia melihat benda asing yang bukan miliknya (ponsel
Hana). Tanpa membuka ponsel itu pun Chanyeol tahu itu
milik Hana. Ia pun turun menyusul Hana.

Saat itulah ia melihat Dio membelai wajah Hana yang


memerah. Chanyeol tertegun. Sepertinya Yeon Hee tidak
menolak Dio menyentuh wajahnya.

“Satu tahun yang lalu, semuanya mulai berantakan.”

Waooo keren!!!! Konser EKSO begitu meriah dengan para


exotics yang membanjiri arena konser. Semua personil
EKSO mengeluarkan kebolehan mereka selain bernyanyi
dan menari. Kalau Chanyeol menabur drum
konser, anak-anak EKSO pergi ke ruang ganti. Chanyeol
memuji pekerjaan mereka luar biasa malam ini. Chanyeol
lalu membuang topinya ke atas meja. Tanpa ia sadari, topi
itu menutupi sebuah liontin.

Selesai membersihkan wajah, Chanyeol menarik topi.


Liontin itu pun terjatuh. Chanyeol mencarinya ke bawah
meja tapi saat ia menggeser kursinya, roda kursi mengenai
mata liontin yang berbentuk nada itu hingga hancur
berkeping-keping.

Tangan Chanyeol bergetar memungut kalungnya. Ia


menatap kalung itu dengan sedih. Tiba-tiba seseorang
mendekatinya.

“Chanyeol-ah. Kakekmu... Dia meninggal.”

Chanyeol diam tak bersuara. Ia shock berat mendengar


kabar buruk itu.

“Kakek pergi (meninggal) tanpa mengucapkan selamat


tinggal padaku.”

~17 tahun yang lalu~


Kakek dan Chanyeol kecil mendengar musik klasik
bersama. Kakek begitu menikmati musik itu namun tidak
bagi Chanyeol kecil. Wajah Chan terlihat tidak
bersemangat, bermuram durja. Kakek Chan penasaran
kenapa cucunya begitu cemberut hari ini. Apakah kau
putus dengan pacarmu?

Chanyeol kecil memberitahu kakeknya, kalau kakeknya


Minsu sekarang tidak lagi mengingat Minsu. Itu karena
kakeknya Minsu sudah tua. Kakek, apakah kau akan tua
juga? Kakek berkata ia tidak akan pernah tua. Dan juga ia
tidak akan meninggal. Benarkah, tanya Chanyeol kecil
penasaran.

“Tentu saja! Apakah kau pernah melihat orang tampan,


keren, dan lucu seperti kakek?” Chanyeol kecil
menggelengkan kepalanya. Kakek senang cucunya
mempercayai apa yang ia katakan. Kakek memberitahu
Chan kalau ia mempunyai rahasia.

“Aku punya liontin ajaib. Ta-da!” Kakek mengeluarkan


sebuah liontin dari kantung jaketnya dan menyerahkan
liontin itu pada cucu kesayangannya. (Ternyata kalung
yang jatuh dan hancur berkeping-keping itu adalah kalung
pemberian kakek.)

“Ini Ajaib?” tanya Chanyeol kecil yang terpesona dengan


kalung itu.

“Tentu saja.  Selama kau memiliki liontin ini, kau akan


terhindar dari semua nasib buruk.” kakek pun
mengalungkan kalung itu di leher Chan. Setelah itu, kakek
menyium mata kalung itu. “Chan, kau akan menjadi
terkenal... Kau akan menjadi seorang bintang top dunia!”

Chanyeol tersenyum mendengar kata-kata kakeknya,


namun ia menyadari sesuatu. Jika ia mengambil kalung ini,
bagaimana dengan kakek? Kakek akan kehilangan
keajaibannya. Kakek mengatakan ia mempunyai satu lagi.
Sang penyihir memberinya dua sebagai hadiah. Kakek
akan terus menjaganya. Jadi Chan tidak perlu khawatir.

Kakek bahagia bisa menyenangkan hati cucunya. Begitu


pun dengan Chan kecil. Ia bahagia mendapatkan liontin
yang sangat berharga itu.

Chanyeol memegang liontinnya yang hancur itu.

“Bagiku, liontin ini bukan sekadar jimat keberuntungan.


Sejak hari itu, kemalangan terus menghampiriku.”

Berbagai hal buruk pun terjadi padanya. Tentu saja hal-hal


buruk itu berimbas pada EKSO juga. Lagu baru EKSO bocor
seminggu sebelum rilis. Chanyeol dan kawan-kawan harus
bekerja lebih giat lagi melawan pesaing mereka di bidang
musik. Hal buruk lainnya, saat latihan Suho mengalami
kecelakaan ringan. Kalau di selidiki, penyebabnya dari
Chanyeol yang tanpa sadar menyenggol botol air hingga
terjatuh.

Chanyeol duduk termenung di kamarnya.

“Seperti itulah, kemalangan yang menimpa kami. Aku ke


sini... untuk mencari hal paling berharga yang sudah
hilang. Dan juga... Aku ingin sebuah awal yang baru. Tapi...
ini tidak seperti yang di rencanakan. Dan juga... semua ini
karena gadis berpipi merah.”

Tiba-tiba ponsel Hana bergater. Di layar ponsel tertera no.


“Rumah”. Ternyata Hana yang menelpon. Siapa tahu ada
yang mengangkat ponselnya. Namun Chanyeol tidak
menerima panggilan Hana.

Hana frustasi sendiri. Ia bingung dimana ia meninggalkan


ponselnya. Kenapa ia tidak ingat? Kenapa? Kenapa?
Kenapa? Hana mencoba meningat kapan ia meninggalkan
ponselnya.
Apakah saat ia berselfie di kamar Dio?

Atau saat ia menjemur pakaian?

Apa mungkin saat ia mencari Matilda? Yups.. Hana


meninggalkan ponselnya di kamar Chanyeol saat mengejar
kecoak. Hana bergumam tidak mungkin. Chanyeol tidak
boleh memegang ponselnya.

Tapi apa yang terjadi? Chanyeol tidak saja memegang


ponsel Hana. Tapi ia juga keasyikan melihat-lihat foto
Hana. Malah tersenyum pula melihat betapa cutenya Hana
dengan wajah meronanya. Tiba-tiba ada pesan LINE dari
Geun. Chanyeol membuka pesan itu dan membalasnya.

Ga Eun : “Apa tugasmu sudah selesai sebagai pembantu


EKSO? Jawab aku. Apakah tidak ada hal menarik yang bisa
kau ceritakan?”

Chanyeol : “Privasi orang harus dihormati.”

Ga Eun : “APA dengan kau. Apa kau lupa kalau kita teman
teropong? Teman itu ibarat karet. Kau tidak bisa lolos dari
mereka.” Geun mengirim emoticon tertawa.
Chanyeol geram. “Beri tahu pemilik ponsel untuk  datang
mengambil ponselnya.  Sekarang juga”. Chanyeol
melempar ponsel Hana ke meja setelah membalas pesan.

***

“Tidak!!” teriakk Hana menggelegar saat Geun


menyambangi kediamannya dan menceritakan semuanya.
Hana semakin galau. Ia menguncang-guncang tubuh Geun.
Bagaimana ini? Ia membujuk Geun pergi bersama mencari
ponselnya.

“Mengintip, dan menggeledah. dua cara yang sempurna,


kan? Apa yang akan mereka (EKSO) pikirkan tentangmu?”
“Orang aneh?”

“Aku tidak boleh terlihat bersama gadis sepertimu.” Geun


memeluk sahabatnya itu. “Hei teman, jangan menyeretku
ikut bersamamu.”

Hana mengumpat setelah mendengar apa yang di katakan


Geun**

Hana ga tenang seharian dalam kamar. Ia mondar-mandir


sambil memikirkan sesuatu. (sepertinya ia memikirkan
cara bagaimana caranya bisa menembus tembok rumah
EKSO tanpa terlihat). Tiba-tiba ia mendengar suara bunyi
mobil EKSO keluar dari halaman rumah mereka. Geun
cepat-cepat bangun dan ikutan mengintip. Ia menyuruh
Hana cepat bergegas ke sana.

. Ternyata Chanyeol ga kemana-mana. Dio malah asyik


memainkan mini keyboard-nya. Jemarinya yang bermain
dengan indahnya di atas tuts. Namun entah mengapa,
Chanyeol terlihat kesal. Seharusnya, seorang singer kalau
lagi galau obatnya ya music. Tapi kok ga mempan ya. **

Diam-diam Hana menyelinap masuk ke dalam rumah


EKSO. Perlahan-lahan ia mengintip. Setelah melihat situasi
aman, tidak adanya tanda-tanda pergerakan di sekitar
lantai satu. Hana pun memberanikan diri naik ke lantai
dua.

Hana memasuki kamar Chanyeol. Ia mencari ponselnya di


atas meja. Setahu Hana, ponsel itu ia letakan di atas meja
tapi tidak ada. Di bawah kolong juga gada. Ke mana
ponselnya berjalan ya???

Hei,,, Itu dia di atas kasur Hana pun langsung mengambil


ponselnya. Ia berniat kabur sebelum ketahuan tapi tiba-
tiba pintu kamar mandi terbuka dan ada sosok makhluk
keluar hanya memakai handuk.
“Kau benar-benar sesuatu.” Ujar Chanyeol
“Aku disuruh untuk mengambil ponsel ini.” Wajah Hana
semakin memerah. Wajar sih kalau memerah di dekat
cowok tampan mana githu lagi.

“Jadi kau menyelinap masuk?”

Bukannya menjawab, Hana malah berniat kabur. Tapi


Chanyeol langsung serta merta menariknya mendekat.
“Kau tidak tahu siapa aku?” Hana terperangah menatap
wajah Chanyeol.,

“Apa kau tidak makan?” teriak ibu membangun Hana dari


mimpinya. Ternyata demam membuat Hana mimpi ia
menjadi terlantar di usia senja akibat perbuatannya di
masa muda. Ibu memasukan termometer ke mulut Hana.
Ibu melihat grafik termometer itu. Panas Hana sudah turun.

Kwang mengejek Hana. Kata orang kucing saja  tidak pilek


saat musim panas. Hana mengejk Kwang . Sekarang kan
masih Januari. Hana lalu bersin. Ibu tak tahan untuk
mengomelinya karena membiarkan jendela terbuka
sepanjang malam. Hana beralasan ia frustrasi dan butuh
udara segar.

“Frustrasi kenapa? Makanlah walaupun kau tidak lapar.


Kau perlu minum obat.” Ujar ibu. Hana yang tak
bersemangat makan pun mengambil secuil nasi dan
memakannya. Melihat itu, ibu kembali memarahinya. Aku
bilang makan!

“Bahkan kucing pun harus tenang ketika mereka makan.


Biarkan saja dia, ibu.” Ya ampun, Kwan kenapa dari tadi
mengumpamakan Hana sbg seekor kucing sih? Heran deh.

Ibu menuruti kata-kata Kwang dan menyuruh Hana pergi


ke kamar. Ibu akan membuatkan bubur untuknya. Hana
menurut. Melihat Hana yang tak berdaya seperti itu, Kwang
berkata Hana benar-benar sakit rupanya. Ibu malah
mengatai Hana. Emang seberapa sulitnya membersihkan
rumah? Kwang Soo
***

Ke empat pria lagi bersantai-santai di ruang tengah.


Chanyeol dan Dio terlihat tidak tenang. Walau bermain
laptop, Chanyeol sesekali melihat ke jendela yang
mengarah ke kamar Yeon Hee di seberang jalan.
Sedangkan Dio mondar-mandir ga tenang. Ia berpura-pura
membaca novel tapi ia diam-diam mencuri pandang ke
kediaman Hana
“Mengapa gadis itu masih belum kesini?” akhirnya
Chanyeol yang khawatir plus penasaran membuka
suaranya. Sehun kaget dan menatap Chanyeol.
“Mungkin dia ketakutan dan jatuh sakit.” Ujar Dio dengan
wajah sedih. Baekhyun mendekati Dio dan bertanya apa
yang kau khawatirkan? Aku bisa membantumu, katakan
saja padaku. Namun Dio berbohong tidak ada apa-apa.
Tapi Sehun tidak mudah percaya akan kata-kata Dio. Ia
bisa saja mengatakan tidak apa-apa tapi wajahnya tidak
dapat membohongi mereka.
“Kenapa kau terus menatap ke rumah itu? Kenapa?
Kenapa? Kenapa?” tanya Sehun pada Dio dan Chanyeol.
Hahhaha mereka ga sadar kalau Sehun memperhatikan
mereka berdua.. Chanyeol mengelak sejak kapan ia
menatap ke sana. Sehun pun berkata ia tahu kenapa Hana
tidak ke sini. Semua karena kata-kata Chanyeol. “Cepat
keluar! Aku bilang keluar!”  Benar kan?
Baekhyun baru ngeh kalau yang di khawatirkan Dio adalah
Hana. Dan Dio juga baru ngeh kalau Hana tidak datang ke
sini karena Chanyeol mengusirnya kemarin. Baekhyun
berkata jika itu yang mengganggu Dio, ia bisa menelepon
Hana dan bertanya. Chanyeol dan Sehun terperanjat
mendengar perkataan Baekhyun.
(emang Baekhyun punya nomor Yeon Hee? Pasti itu yang
ada dalam pikiran mereka.)
“Sebenarnya, aku tidak punya nomor teleponnya.”
Hahahhaha Baekhyun oh Baekhyun. Kau memberi harapan
namun kau juga memberi derita.
“Aku punya.” Kini giliran Chanyeol, Dio dan Baekhyun yang
kaget mendengar kata-kata Sehun. “Maksudku, aku juga
tidak tahu, tapi aku berteman dengan adiknya. Aku bisa
bertanya kepadanya tentang itu. Bagaimana?” Bukannya
menjawab, mata Chanyeol berkedip-kedip penuh harap.
***

Sehun pun pergi ke tenda Kwang. Kwang duduk


membelakangi Sehun saat Sehun bertanya padanya.
Kwang berkata Hana sakit parah. Wajah Sehun terlihat
kaget mendengar itu. Namun Kwangbelum selesai
berbicara. Ia mengatakan Hana terkena flu. Haha wajah
khawatir Sehun hilang seketika.

Sehun penasaran Kwang selalu berbicara seperti orang tua.


Kenapa ia tidak melihat Sehun sambil bicara tapi malah
membelakanginya begitu. Kwang mengatakan ia tidak
duduk berhadapan dengan teman yang ia temui di luar
sekolah. Ia menegur Sehun supaya berhati-hati dengan
sikapnya.
“Berapa umurmu...?” tanya Sehun penasaran.

“Sudah ku katakan! Hati-hati dengan sikapmu. Dan satu


lagi. Kalian salah paham. Kakakku menganggap kalian
hanyalah sekelompok pria buruk-rupa.”

“Apa?”

“Dia bilang kalian ‘SANGAT JELEK’. Jika kalian punya pikiran


yang kotor tentang kakakku, buang jauh-jauh pikiran itu.”

Sehun hanya bisa bengong mendengar perkataan Kwang


tentang diri mereka yang begitu tampan tapi di mata Hana
mereka jelek.
Sehun kembali ke rumah. Ia mengatakan pada ketiga
sahabatnya kalau sakit Hana benar-benar parah. Hana
sampai bingung dan berfikir mereka "SANGAT JELEK”.
Tetapi menurut pendapatnya, Kwang lebih “SAKIT” dari
pada Hana.

Dio tak mengerti maksud perkataan Sehun. Chanyeol


berniat menanyakan kondisi Hana namun ia sadar Dio
tengah memandanginya. Dia masuk angin, tanya Chanyeol
kemudian. Sehun mengiyakan. Baekhyun menduga Hana
sakit karena Chanyeol. Chanyeol yang tak terima di tuduh
seperti itu pun langsung melayangkan sendalnya.
**

Di kamarnya, Hana teringat akan Dio yang membelai


wajahnya. Hana tak mau pikiran itu terus menghantuinya.
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Hana berhasil
menyingkirkan Dio dari pikirannya. Namun gambaran
Chanyeol yang menariknya di kamar saat ia berniat kabur
pun muncul menghantui pikirannya.
“Kau sungguh tidak tahu siapa aku?” tanya Chanyeol

Hana berpikir sejenak dan berkata “EKSO?” Chanyeol


tersenyum. “Chanyeol, yang bersinar?” Chanyeol menarik
nafas. Ia frustasi sendiri. Ia menyuruh Hana berhenti
menebak.

Hana kembali ke kesadarannya. Sebenarnya Chanyeol


ingin ia bilang apa sih? Hana jadi penasaran. Jantung Hana
berdegup dengan kencang Hana menyuruh jantungnya
berhenti berdetak begitu cepat. Apakah kau tidak lelah,
tanya Hana pada jantungnya.

**

Chanyeol membrowsing obat tradisoinal untuk flu. Teh


Madu adalah minuman yang cocok untuk meredahkan flu.
Chanyeol ingin membuat Teh Madu special untuk Hana.
Tapi tangannya terkena air panas. Chanyeol kesal dan
membatalkan rencananya.
Dio dalam perjalanan pulang. Ia teringat akan wajah Hana
yang memerah. Waktu itu Dio ingin memanggil ambulans
tapi Hana melarangnya. Hana mangatakan ia tidak sakit.
Itu karena ia malu. Wajahnya tidak pernah se-merah ini
selama tiga tahun. Hana merasa malu dan menangis
sambil mengibas wajahnya. Dio meminta maaf. Tapi Hana
mangatakan ia yang seharus minta maaf karena terlihat
seperti ini. Maafkan aku. Aku tidak bisa menahannya. Oh
bagaimana ini? Hana masih saja menangis. Ia mengambil
celemek (ada gambar Dio) lalu memeres ingusnya. Dio
hanya bisa bengong melihat wajah tampannya itu terkena
ingus Hana. Dio tersenyum mengingat keluguan Hana.
Tiba-tiba ia menyuruh sopirnya berhenti sebentar di suatu
tempat.
**
Kwang membawa kiriman buat Hana. Namun Hana
menyuruh Kwang diam dan keluar. Ia sangat lelah. Kwang
melihat kiriman itu. Di sana tertulis nama pengirimnya, pria
celemek. Hana yang kaget langsung bangun dari tidurnya.
Hana membaca pesan yang tertempel pada kiriman itu.

“Madu dan jahe baik untuk mengobati flu. Minum ini dan
segeralah sembuh. Aku berharap kau sehat saat kita
bertemu lagi.
Pesan :
Kalau ketemu, katakan namamu.
~Dari cowok celemek, tetangga sebelahmu~

Hana tersenyum membaca pesan dari Dio. tanpa sadar,


wajahnya kembali memerah. Kwang menegurnya karena ia
mulai aneh lagi. namun Hana tak mendengarkannya.
**
Hana bangun dari tidurnya. Ia memegang jidatnya, ia tidak
demam lagi. Hana senang karena cuman satu hari istrahat
dan ia sudah sembuh. Hana bergumam, ia terlalu sehat
untuk kebaikannya sendiri.
Tiba-tiba kata-kata Geun terngiang-ngiang di pikiranya.
“Meludah, mengintip, dan penggeledahan. Pengacau yang
sempurna, kan?”
Hana pun bertekad ia tidak bisa membiarkan mereka
berpikir ia orang aneh.
**
Pagi harinya. Hana kembali ke rumah EKSO. Ia
membersihkan meja Chanyeol ketika Chanyeol masuk ke
dalam kamar. Chanyeol melipat tangannya dan bersandar
di balik pintu. Chanyeol pun bertanya kenapa Hana tidak
memberitahunya. Hana berbalik dan menatap Chanyeol.
“Kau di sini untuk bersih-bersih. Dan bukannya pengintip
mesum. Kenapa kau kembali ke sini? Apa kau butuh uang?
Katakanlah sesuatu!” Hana tak tahan mendengar tuduhan
Chanyeol. Ia berniat pergi tapi lagi-lagi Chanyeol
menahannya.
“Maaf.” Hana terlihat kaget mendengar Chanyeol meminta
maaf padanya. “Jika aku sudah berprasangka buruk. Aku
kasar. Maafkan aku. Kau bisa terus bekerja di sini. Aku
tidak akan menghalagimu.” Usai mengatakan itu, Chanyeol
keluar kamar meninggalkan Hana sendirian.
“Mengapa aku kembali? Karena aku juga ingin minta maaf.
Aku tidak ingin melarikan diri. Aku ingin minta maaf dan
berbuat hal yang benar sebelum berhenti. Menyelinap
masuk ke kamarmu dan menyentuh barang-barang mu...
Aku sungguh minta maaf. Tapi aku tidak melakukannya
dengan sengaja. Aku tidak bermaksud jahat. Dan aku
bukan penguntit mesum. Kau tidak perlu tahu ataupun
peduli. Tapi aku juga punya nama. Namaku...”

“Aku tahu.” Tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu.


Chanyeol membuka pintu dan masuk kembali. Ooppss dari
tadi Chanyeol belum pergi dari sana. Ia mendengar semua
yang Hana katakan tadi dari balik pintu.

“Aku tahu namamu. Kau pikir aku tidak tau nama


lengkapmumu? Hanary.” Chanyeol mengeja nama Hana
dengan benar. Ia tersenyum begitu manis menatap Hana .
Hana hanya bisa tercengau terkejut.

“Hanary. Kau Hanary, kan?” ujar Chanyeol sambil


tersenyum manis.
Hana ga sanggup menjawab. Ia bertanya-tanya dalam hati
bagaimana Chanyeol tahu namanya. Chanyeol seperti
membaca pikiran Hana. Apa aku terlihat bodoh sampai
tidak tahu nama pekerjaku sendiri, tanya Chanyeol. Hana
menjawab dalam hati tidak.
“Apa kau tidak merasakan apapun saat aku menyebut
namamu?”
Hana memikirkan apa yang harus ia katakan. Apakah ia
merasa takut, bersemangat, takjub atau terhormat.
Dengan polosnya Hana berkata ia merasa terhormat.
Jawaban Hana membuat Chanyeol tak bersemangat. Ia
menyuruh Hana pergi. Hana bertanya dalam hati apa dia
tidak mengatakan padaku untuk tetap bekerja saja? ehh
lagi-lagi Chanyeol bisa menebak apa yang di pikirkan Hana
“Dan siapa bilang kau boleh berhenti? Aku menerima
permintaan maafmu. Adapun kesalahpahaman harus kita
luruskan.” Hana terkejut Chanyeol ingin ia tetap bekerja.
**
Hana mendapatkan pesan dari Chanyeol. Hana mulai
bekerja jam 3 sore. Ia harus bersiap untuk upacara
penerimaan. Hana bingung tentang upacara penerimaan.
Untuk pekerja paruh waktu ada upacara penerimaan? Apa
yang harus aku siapkan? Apa yang mereka rencanakan?
Hana pun menghayal ia di interogasi oleh anak-anak EKSO.
Mereka semua menyerang Hana dengan berbagai macam
pertanyaan sampai tidak ada ruang untuk Hana menjawab
pertanyaan.
Lamunan Hana berakhir. Ia terlihat frustasi membayangkan
EKSO akan mewawancarainya. Hana tertunduk lemas. Tapi
tiba-tiba ia mengangkat wajahnya dan tersenyum. Aku
sangat beruntung. Hana lalu bersiap-siap dengan
penampilannya di depan cermin. “Bahkan jika aku akhirnya
dipecat, aku tidak boleh melewati kesempatan ini.”
***
Beberapa anak SMA menguntit rumah EKSO. Salah satu
dari mereka yakin kalau anak-anak EKSO tinggal di rumah
ini. Bagaimana kalau mereka salah tempat? Mereka pun
bertanya kepada Kwang yang kebetulan lewat. Mereka
melontarkan sejuta pertanyaan sampai Kwang bingung
sendiri. Pada akhirnya mereka harus menelan kekecewaan
karena mereka salah rumah lagi (padahal bener tuh rumah
EXO).
Kwang yang penasaran diam-diam membawa laptopnya ke
dalam kemah. Ia mencari tahu tentang EKSO tapi ia malah
menulis Ekso di google pencarian. tidak ada hasil yang di
temukan. Kwang kembali mencoba. Ia mengetik EKSO,
Exalt kemudian EKSO barulah ada hasilnya.
Kwang terkejut melihat gambar orang-orang jelek dari
rumah sebelah ada di internet. Kwang mengklik salah satu
MV EKSO. Ia terbelalak kaget melihat MV itu.
Hana berkata aku tidak boleh melihat mata seseorang saat
aku berbicara. Jadi aku punya saran. Mari kita lakukan
upacara penerimaan online secara kecil-kecilan. Hhaha
ternyata Hana tengah latihan berbicara. Dan parahnya ia
berbicara dengan ke4 bantal yang ada wajah Chanyeol,
Dio, Sehun dan Baekhyun supaya ia tidak gugup.
“Sampai jumpa di dunia maya.” Ujar Hana pada bantal
Chanyeol. Namun ia gugup melihat tatapan bantal
Chanyeol. “Bisakah kau membiarkan aku bekerja saja? Aku
akan bekerja keras semampuku.” Hana meminta
persetujuan dari bantal Dio, Sehun dan Baekhyun.
Hana panik sudah hampir waktunya. Mau tidak mau ia
harus pergi walau dirinya belum siap. Saat ia membuka
pintu, ia di kejutkan dengan Kwang yang memakai helm
dan baju ala super hero. Hahaha Hana mengatai Kwang
semakin aneh dari hari ke hari.
Saat Kwang tahu Hana mau pergi bekerja, ia bersikeras
tidak mengijinkan Hana pergi. “Tidak! Kau tidak boleh pergi
ke sana. Apakah kau idiot? Apakah kau bodoh? Rumah itu
bukan tempat dimana kau bisa keluar masuk begitu saja.”
“Kau sudah tahu?”
“Apa? Kau sudah tahu?  Tapi kau tetap akan pergi? Apa
kau gila?”
“Itu agak kasar. EKSO adalah...”
“Mereka memiliki kekuatan gaib!!” teriak Kwang.
Bhuaaahahahahhaa dasar aneh. Yeon Hee bengong
mendengar perkataan adiknya.  “Mereka mungkin orang-
orang jelek, tetapi mereka bisa membuat api dari telapak
tangan. Mereka adalah alien... jelek yang legendaris.”
“Jika mereka memiliki kekuatan gaib maka aku memiliki
kekuatan super-supranatural. Aku bisa mengurus diriku
sendiri. Jadi minggir, anak gila.” hahahaha
“Kau yakin?” Kwang lalu memakaikan helmnya buat Hana.
“Setidaknya pakai ini. Kak, tolong kembalilah hidup-hidup.”
wkwkwkwkkwkwkkk
***

Anak-anak EKSO bengong melihat Hana berdiri memakai


helm. Baekhyun ga bisa menahan tawanya. Dalam hati
Hana bersyukur ia memakai helm ini. situasinya begitu
aneh menegangkan. Chanyeol bertanya kenapa Hana
memakai helm. Hana diam saja. Dio lalu membuka suara
mempersilahkan Hana duduk.
Melihat Hana gugup. Baekhyun berkata jangan gugup. Kau
sudah tahu siapa kita. Jadi, perkenalkan dirimu pada kami.
Hana berkata dalam hati lagi. “Perkenalkan diri? Baik. Aku
bisa melakukannya. Jangan takut.”
“Namaku Yona. Aku berumur dua puluh tiga tahun. Aku
seorang mahasiswa, tapi sekarang sedang liburan musim
dingin. Ibuku yang menyuruhku bekerja di sini.” Belum
selesai memperkenalkan dirinya, Chanyeol sudah
mengajuhkan pertanyaan.
“Dimana kau lahir?”
“Chanyeol, pertanyaan macam apa itu? Dimana kau lahir?
Aishh,, seperti kakekku.” Ujar Sehun
“Aku lahir di Incheon..”
“Gadis Incheon.” Ujar Chanyeol tiba-tiba sambil
mengangkat tangannya. “Kita akan memanggilmu seperti
itu.” Baekhyun suka dengan ide Chanyeol. Gadis Incheon?
Kedengarannya bagus. Sehun juga menyukainya. Dalam
hati, Hana berteriak tidak suka ia di panggil Gadis Incheon.
Itu sungguh menggelikan. Bukan hanya Hana yang tak
suka. Dio pun tidak menyukai nama itu. hahah kalian
kompak.
**
Ketika membersihkan rumah, Hana melihat Dio tengah
tidur siang. Melihat betapa imutnya Dio tidur siang, Hana
pun berniat memotret Dio namun ia teringat akan pesan
Dio.
“Jangan mengambil gambar ataupun merekam video kami.
Aku ingin merasa nyaman di rumah.”
Hana menyetrika pakaian Baekhyun dengan sangat hati-
hati sesuai pesanan pemiliknya. Karena pakaian-pakaian
itu bagi Baekhyun sangatlah berharga. Bukan karena di
hitung dengan uang namun karena kelembutan dan
kualitas pakaiannya (mungkin seperti itu).
“Jam kerja akan bervariasi menurut suasana hati kami.”
Pesan Chanyeol.
saat Hana memasuki kamar Chanyeol, ia di lempari kertas-
kertas karena Chanyeol tengah sibuk menulis lagu.
Chanyeol mengusirya keluar. Kau tidak lihat aku sedang
menulis lagu? Aku bilang keluar!
“Datanglah saat kami suruh, dan pergilah saat kami
suruh.” Dari mereka berempat, pesan Chanyeol terlalu
banyak. Apalagi moodnya yang kadang berubah-ubah
dengan cepat membuat pusing pala Hana. hahahha
“Aku benar-benar benci serangga. Kau harus menangkap
mereka semua, gadis Incheon.”  Pesan Sehun.
Maka inilah yang Hana lakukan. Ia memberantas serangga
sampai ke tempat tersembunyi sekali pun.
***
“Ini bukan pekerjaan.” Ujar Hana dengan wajah penuh
senyuman.
“Pekerjaan? Ekspresi wajahmu mengatakan sebaliknya.”
kata Geun. Hahaha. Hana bertanya apa aku tersenyum?
Geun berkata Hana terlihat sangat bahagia. Hana punya
pikiran seorang budak.
Hana mengatakan ia seharusnya tidak menceritakan
apapun pada Geun. Ia bahkan menandatangani perjanjian
rahasia. Mereka mungkin mengawasinya sekarang. Geun
penasaran dan membujuk Hana. Hana membungkam dia
agar tidak boleh mengatakan apapun pada siapapun di
internet. Jika ia tertangkap, ia mungkin harus menjadi
budak mereka selamanya.
Menurut Geun, menjadi budak mereka selamanya bukanlah
ide yang buruk. Hana tersenyum jahil mendengar
perkataan sahabatnya itu.
**
Chanyeol mengiringi Baekhyun latihan nyanyi dengan
gitar. Chanyeol berhenti sejenak. Ia tidak suka paduan
nada ini. Tapi Baekhyun mengatakan ini lebih baik
daripada sebelumnya. Chanyeol merasa nadanya tidak
benar. Ia akan coba lagi.
“Kau yakin kau baik-baik saja? Jangan terlalu keras pada
diri sendiri. Ini tidak ada hubungannya dengan kalung
kakekmu. Kau harus bangkit, Chanyeol. Maka dari itu...
semuanya akan berjalan lancar.” Ujar Baekhyun
Chanyeol menyandarkan tubuhnya ke kursi. Wajahnya
terlihat tak semangat. Sepertinya ia memikirkan apa yang
di katakan Baekhyun.
**
Hana baru saja pulang belanja. Dalam perjalanan, ia
menelpon ibu. “Ibu, ini keterlaluan. Kwang tidak melakukan
apapun di rumah. Kau menyuruhku bekerja sepanjang hari.
Aku bukan Cinderella, kau tahu. Aku lebih suka membayar
sewa!” ponsel Hana terjatuh. Hana meringis kesal.
Hana menunduk mengambil ponselnya. Tiba-tiba ia
mendengar seseorang menyapanya. Hana menengadah ke
atas. Ia terbelalak kaget. Seorang cowok tersenyum
kepadanya. Itu Hiwan, cinta pertama Hana di SMA.
Ibu masih di seberang telpon, memanggil-manggil nama
Hana tapi Hana yang shock dengan kehadiran Hiwan tak
menjawab.
“Apakah kau cuti?” tanya Hana menunduk dengan wajah
memerah.
“Kau tahu aku pergi wamil(wajib militer)? Aku sudah
menunaikan wamil.” Jawab Hiwan.
“Oh.” Ujar Hana
“Bagaimana kabarmu?” tanya Hiwan. Tapi Hana diam saja.
“Sama saja aku rasa. Kau tidak melihat orang yang bicara
denganmu. Ini sangat tidak nyaman.” Hana tidak
bermaksud seperti itu. Ia pun meminta maaf namun Hiwan
berkata Hana tidak perlu meminta maaf. Hana terdiam lagi.
Kini matanya berkaca-kaca.
“Hei, kenapa kau menangis? Orang akan salah paham.”
Tiba-tiba Chanyeol datang dan merangkul lengan Hiwan
dari belakang. Apa yang kau lakukan? Hana terkejut
melihat itu. dan bukan hanya Chanyeol saja, tapi ketiganya
pangeran tampan kita muncul dan berjejar di samping
Hiwan dengan memakai masker kesukaan mereka.
Sehun :  “Apakah kau membuat gadis Incheon kami
menangis?”
Hiwan yang di apit oleh ke empat pria tampan itu pun tak
bisa berkutik. Ia tertunduk malu. 

Hana terlihat kaget melihat Chanyeol, Dio, Sehun dan


Baekhyun tiba-tiba muncul dan menginterogasi Hiwan. Ia
melihat Hiwan gugup menjawab pertanyaan ke empat pria
tampan itu. Hana meyakinkan mereka kalau ini hanya
kesalahpahaman. Bukankah dia membuatmu menangis,
tanya Sehun. Hiwan langsung membantah. Ia tidak pernah
melakukannya. Benar 'kan, Hana?

Hana mengiyakan. Hana mengatakan pada mereka kalau


ia dan Hiwan sudah lama tidak bertemu. Ia senang bisa
bertemu dengan Hiwan lagi. Chanyeol sepertinya kaget
mengetahui Hana dan Hiwan saling kenal. Baekhyun
memastikan apa benar Hana senang bertemu dengannya?
Hana mengangguk.

“Jika kau sudah selesai menyapa, kenapa kau belum


pergi?” kata Dio Hiwan pun pamit pergi. Tapi sebelum
pergi, Hiwan berjanji akan mengirimi Hana pesan LINE.

Hana menceritakan semuanya kepada Geun. Sepertinya


Geun tidak percaya dengan cerita Hana. Hana berujar
ceritanya benar-benar sungguhan. Ia sangat terpukau.
Entah darimana mereka datang.

Ke empat pria tampan kita bermain kasti. Sehun merasa


aneh dengan kejadian tadi. Ia berpikir Hiwan tadi memalak
Hana. Namun Baekhyun tidak sependapat. Mereka kan
sudah dewasa dan juga mereka saling kenal. Tapi ia juga
merasa ada yang aneh. Hiwan memanggil Incheon Gal
dengan namanya. Bahkan Incheon Gal sangat senang
bertemu dengannya sampai-sampai dia menangis.

Sehun dan Baekhyun menduga Hiwan adalah mantan


pacarnya Incheon . Mendengar itu, Chanyeol langsung
melampiaskan kekesalannya dengan memukul pemain
kasti.

Hana masih telponan ama Geun. Geun kaget mendengar


Hana bertemu dengan hiwan, cinta pertama Hana. Hana
berujar cinta pertama apanya. Hiwan hanyalah bagian
gelap dari masa lalunya yang membosankan.Geun malah
berkata EKSO semuanya memancarkan cahaya dalam
kehidupan cinta gelap Hana.

Omong kosong apa yang kau bicarakan, ujar Hana. Geun


berkata seorang pria bertemu dengan gadis yang tidak
sepadan untuknya. Tapi gadis itu di lindungi oleh orang-
orang yang paling menakjubkan di dunia. Pertanyaannya,
apa yang pertama terlintas di pikiran pria itu? Gadis itu
dulu menyukaiku!
“Terus kenapa? Itu 'kan sudah lama sekali.” potong Hana.

“Gadis itu dulu milikku. Maka aku harus


mempertahankannya. Dia mulai berpikir bahwa dia bisa
mengalahkan semua pria hebat lainnya. hiwan akan
menghubungimu dalam waktu 3 hari. Aku sangat yakin
dengan itu.”
***

Hana nampak senang saat medengar bunyi pesan LINE.


Namun pesan itu bukan dari Hiwan. Wajah Hana langsung
cemberut tapi saat ia mendengar Chan memanggilnya
Incheon, ia langsung semangat bekerja.

Sehun menemui Kwang di tenda. Kwang masih saja duduk


membelakanginya. Sehun teringat akan perkataan Hana
saat di tanyai tentang usia adiknya. Sehun kaget karena
Hana masih SMA. Sehun merasa di bohongi.

Sehun mengatai Kwang licik karena menyembunyikan


identitasnya sebagai siswa SMA. Kwang berbalik
menghadap Sehun. Kaulah yang menyembunyikan
identitasmu yang memiliki kekuatan super. Sehun tak
mengerti maksud perkataan Kwang . Kwang malah nanya
kenapa Sehun mendekatinya? Apa yang Sehun inginkan?

Sehun memegang tangan Kwang . Sehun berkata ia tak


bisa melupakan kopi yang di giling Kwang. Dan juga
mereka kan sudah berteman. Kwang melepaskan tangan
Sehun. Aku bisa membuatkannya kapan saja. Tapi kau
harus berjanji sesuatu. Jangan pernah menggunakan
kekuatan supermu saat bersamaku. Sehun bergumam
dalam hatinya, ini adalah hal yang gila tapi ia sedikit
tertarik.

“Baiklah. Kita baikan sekarang?” Sehun ingin menjabat


tangan Kwang tapi Kwang menepis. Yang Kwang inginkan
adalah janji telunjuk ala alien. Sehun lalu mengorek
informasi tentang Hana.

Chanyeol mengawasi Hana yang tengah membersihkan


kamarnya. Hana merasa tak nyaman di awasi seperti itu.
Chanyeol teringat akan perkataan Sehun. (Sehun sudah
mendapatkan informasi tentang Hiwan, cinta pertama
Hana). Sehun berkata bukankah cinta pertama tak pernah
terlupakan? Chanyeol bergumam sendiri mengingat itu.
Jadi dia cinta pertamanya?

“Apakah kau butuh sesuatu?” tanya Hana

“Tidak bisakah kau membersihkan ini lebih bersih?”


Chanyeol menjentikan jarinya ke meja yang belum di
bersihkan. “Kenapa kau terlihat bingung? Apa kau sedang
memikirkan cinta pertamamu?” Bukannya menjawab, Hana
malah kembali merapihkan tempat tidur Chan.

Baekhyun tengah membantu Dio membaca naskah. Tapi


Baekhyun merasa kesulitan. Naskah yang ia baca adalah
bagian perempuan. Di saat seperti itu, Hana masuk ke
kamar. Baekhyun menyuruh Hana membacanya. Ia lebih
suka menonton daripada berpartisipasi.
“Apa kau punya waktu? Ini sangat berarti bagiku jika kau
mau membantuku.” Ujar Dio

“Tentu, akan ku coba. Bagian mana yang harus kubaca?”


tanya Hana.

Dio lalu menunjukan bagian yang perlu di baca oleh Hana.


Tapi gelagat Dio mencurigakan. Wajah Hana memerah saat
membaca naskah itu.

“Aku tidak bisa melihat wajahmu.” Hana membaca teks itu


dengan kakuh.

“Jujurlah dengan perasaanmu. Lihat aku. Lihat mataku.”


Dio terlihat menghayati perannya.

“Aku tak bisa.” Hana membacanya lurus-lurus. Baekhyun


menegurnya karena tidak melihat instruksi dalam kurung.
Kau harus memainkan perannya agar Dio bisa mendalami
karakternya. Baekhyun lalu menyuruh Dio, mulai dari baris
terakhir. 

“Kamera, Roll, Action!” Cie cieee,,, Baekhyun berbakat jadi


sutradara tuh...
“Lihat aku. Lihat mataku. Ketika aku melihat matamu, aku
merasa damai.” Hana tertegun mendengar perkataan Dio
hahhaa Dio . Dia terlalu menghayati perannya.

“Apa ini… Chanyeol?”

“Chanyeol,” kata Sehun bersamaan dengan Dio saat


menyebut nama Chanyeol.
“Aaaaa…!” Chanyeol berteriak tertahan sambil menutup
wajahnya.
“Ada apa?” tanya Baek Hyun terkejut lalu menghentikan
aktivitas menulisnya. Chanyeol mengatakan bahwa dia
sedang kacau. Baek Hyun bertanya apa maksudnya.

“Apa kau…” Baek Hyun mulai menebak yang bukan-bukan,


tapi ucapannya terpotong oleh Chanyeol.
“Aku tidak bisa berpikir tentang melodi merdu,” kata
Chanyeol.
“Kau membuatku takut,” desah Baek Hyun. Lalu dia
kembali menulis.
“Baek Hyun, kenapa kau tidak mencari penulis yang lain?”
tanya Chanyeol menyarankan.
“Jangan bodoh. Aku terlalu khawatir tentang Suho
sekarang,” kata Baek Hyun. Chanyeol bertanya keadaan
Suho. Baek Hyun menjawab bahwa keadaan Suho
memburuk di rumah sakit. Dia tertekan.
Chanyeol Nampak sedih. Dia menyesal karena keadaan
Suho sekarang disebabkan olehnya. Dia pun berdiri dan
mulai mencari apa yang dia cari, tujuan dia pergi ke rumah
kakeknya lagi.

Sementara itu, Sehun dan Dio masih berdiskusi tentang


foto itu. Sehun yakin 100% bahwa anak laki-laki di foto itu
adalah Chanyeol. Dia harus mencari tahu kebenarannya.
Lalu, Chanyeol datang untuk minum.
“Apa yang kau lihat?” tanya Chanyeol menyadari kedua
temannya itu menatapnya aneh. Sehun dan Dio tak
menjawab. Mereka hanya sedikit mengalihkan pandangan.
“Apa?!” tanya Chanyeol membentak. Kemudian dia pergi.
Saat Chanyeol pergi, Sehun dan Dio melihat ke foto itu
sebentar, lalu sama-sama berkata bukan. Bukan dia.

“Kakek, aku sedang melakukannya. Kenapa aku di tempat


yang sama?” keluh Hana sambil berlari. Kelihatannya dia
hanya berlari di tempat.
“Aku tidak akan pernah melepaskan tanganku,” jawab
kakek itu yang ternyata adalah kakek Chanyeol. Tapi,
tubuh kakek Chanyeol berkali-kali lebih besar dari pada
Hana. Hana berlari-lari di telapak tangan kakek Chanyeol
tanpa berpindah tempat. Dia memohon pada kakek untuk
membiarkannya pergi. Kakek Chanyeol mengatakan dia
akan membiarkan Hana pergi Hana menjawabnya dengan
benar.
“Menjawab apa?” tanya Hana masih terus berlari.
“Rudolp adalah rusa si hidung merah. Apa itu merah?”
tanya kakek Chanyeol. Hana menjawab apel. Jawaban itu
salah.
“Hana,” jawab Hana lagi. Kakek Chanyeol mengerutkan
kening lalu menggeleng . Artinya jawaban Hana salah lagi.
“Kakek, berapa lama lagi aku seperti ini?” tanya Hana
berharap selesai. Kakek Chanyeol menjawab Hana akan
seperti itu sampai dia ingat. Tapi Hana bingung. Dia benar-
benar tidak tahu maksud kakek Chanyeol.
“Kumohon, kakek.”

Tiba-tiba Hana jatuh dari tempat tidurnya.

“Kakek?” kata Hana membuka matanya. Ibunya sudah ada


di situ dan mengomelinya. Ibu Hana berkata apa Hana
tidak mengenali ibunya sendiri. Hana mengucek matanya,
lalu sadar bahwa dihadapannya adalah ibunya. Hana
menjelaskan bahwa kakek Chan ada di dalam mimpinya
karena dia selalu pergi ke rumah sebelah.
Chanyeol mulai mencari ulang di ruang tengah. Dia
membuka semua laci dan lemari. Mencari dibalik buku-
buku. Semua sisi di ruangan itu ditelusurinya. Tapi dia tak
menemukan apapun.

Karena terlalu lama mencari, dia merasa gerah. Jadi dia


membuka sweater-nya dan mengantungkannya di tiang.
Karena beratnya sweater itu, gagang tiang gantungan itu
jadi turun, lalu lemari di situ bergeser.

Terlihat sebuah ruangan rahasia. Chanyeol terkejut.


Perlahan dia masuk ke dalam. Banyak barang-barang di
dalam. Dan seperti ruangan yang tak pernah dipakai pada
umumnya, barang-barang di situ penuh dengan debu.
Chanyeol berjalan melewati lorong itu, lalu dia menemukan
sebuah ruangan. Gelap, tapi untungnya lampu masih dapat
berfungsi saat Chanyeol menyalakannya. Ruangan itu
seperti yang ada di foto Chanyeol dan kakeknya.
Hana baru saja mengambil pakaian kotor untuk di cuci.
Saat dia melewati ruang tengah, dia berhenti sebentar
untuk merapikan bantal. Tak sengaja dia melihat foto
kecilnya tergeletak di situ.

“Ini fotoku,”kata Hana. Seketika dia menyembunyikan


fotonya dibalik punggunggnya.

“Kenapa ini di sini?” tanyanya khawatir. Lalu dia


memperhatikan foto itu lagi. “Mungkin… Tidak, aku yakin,”
kata Hana curiga. “Pasti Kwang yang melakukan ini,”
kesalnya.

Lalu dia mengangkat kembali bak cuciannya, dan melihat


sweater Chanyeol tergantung. Dia pun mendekat untuk
mengambil sweater itu karena mengiranya pakaian kotor.
Saat dia sudah dekat, dia melihat sebuah ruangan  lain.
Sambil mengambil sweater itu, dia masuk ke dalam
ruangan. Tanpa dia sadari, lemari itu kembali bergeser dan
menutup.
Saat terdengar bunyi ‘Brakk’, Hana baru terlonjak kareka
terkejut.

“Siapa itu?” tanya Chanyeol dari dalam. Segera Hana


bersembunyi dengan bak cucian menutupi kepalanya. Tapi
tentu saja Chanyeol tahu. Dia mengetuk-ketuk bak cucian
itu, tapi Hana tak berkata. Chanyeol menyakan akan
berapa lama dia seperti itu. Barulah Hana membuka bak
cucian itu. Dia mengulurkan tangan untuk meminta tolong
pada Chanyeol agar membantunya berdiri. Tapi Chanyeol
malah bersikap acuh.

“Tempat apa ini?” tanya Hana takjub saat masuk kedalam


ruangan. Chanyeol menjawab bahwa itu bukan urusannya.
Hana mendengus kesal.

Lalu Hana menatap Chanyeol. Walaupun Chanyeol tak


menghadap kearah Hana, tapi dia dapat melihatnya dari
samping. Makanya dia bertanya apa Hana menatapnya.
“Jangan bodoh,” elak Hana. Chanyeol hanya tersenyum.
“Ini pasti tempat persembunyian kakek,” kata Hana.
Chanyeol menatapnya. Hana menjelaskan bahwa dulu
kakek tinggal di situ. “Kenapa kakek tidak pernah
memberitahumu tempat ini? Ini tempat yang bagus untuk
petak umpet.”
“Jadi kau sudah menyelinap ke sini sejak kecil?” tanya
Chanyeol menggoda. Hana hanya memasang muka jutek.

Lalu tak sengaja Hana melihat mainan lompat tali berwarna


pink. Dia menjelaskan bahwa temannya tinggal di sini
waktu kecil. “Saat wajahku memerah…” Tiba-tiba Hana
berhenti berbicara. Chanyeol mengatakan bahwa dia tahu
tentang itu. Chanyeol bisa melihatnya dari jarak 100 m.
“Ngomong-ngomong, sesekali wajahmu memerah. Dia
memberiku ini padaku. Dia menyuruhku untuk lompat tali.
Jadi aku bisa memberitahu teman-temanku kenapa
wajahku merah,” terang Hana menceritakan masa kecilnya
yang Chanyeol juga tahu.
“Waktu itu dia berumur 6 tahun,” kata Chanyeol sambil
tersenyum bangga.
“Bagaimana kau tahu dia berumur 6 tahun?” tanya Hana
terkejut.
“Menurutmu dari mana aku tahu?” tanya Chanyeol balik.
Tapi Hana malah mengatakan dia terdengar kekanak-
kanakan. Persis seperti anak TK.
“Lupakan itu. Apa yang aku tunggu?” kesal Chanyeol. Lalu
dia mengajak keluar.

Chanyeol berjalan di depan, sedangkan Hana terlihat


sangat suka dengan tempat itu, jadi dia berjalan agak
lamban sambil melihat benda-benda di situ.

Tiba-tiba Chanyeol berjalan cepat menghampirinya dengan


wajah emosi.
“Kenapa?” tanya Hana panik. Spontan dia langsung
mundur. Chanyeol bertanya apa Hana menutup pintu.

“Mungkin,” katanya dengan agak ragu. Tapi kemudian dia


berkata dengan tegas bahwa itu tertutup sendiri. “Apa kau
punya kunci?” tanya Hana karena Hana pikir Chanyeol
punya kunci pintu itu.
Chanyeol bertanya dengan marah kenapa Hana membawa
sweater-nya ke sini. Hana mengatakan dia kira itu untuk
dicuci.
Chanyeol berbalik. Dia lalu memberikan tangannya.
Kemudian Hana memegang tangan Chanyeol. Tapi
Chanyeol malah melepasnya dan bertanya apa yang dia
lakukan. Ternyata Chanyeol meminta ponsel Hana, bukan
tangan Hana. Tapi, Hana melupakan ponselnya.

Chanyeol memukulkan kepalanya ke dinding. Dia benar-


benar kesal. Hana meminta maaf. Mereka berdua berteriak
memanggil orang rumah, tapi tidak ada yang
mendengarnya sampai malam menjelang.

Tentu saja tidak ada yang mendengarnya. Hari itu, tidak


ada seorang pun yang pergi ke situ. Di samping itu, Sehun
dan Baek Hyun sibuk bermain game dengan heboh.

Sedangkan orang di rumah Hana, mereka tertidur di depan


TV.

Alhasil, Chanyeol dan Hana terkurung di situ. Hana


mengeluh karena tidak ada pemanas. Dia merasa
kedinginan. Sedangkan Chanyeol, dia menyelimuti
tubuhnya dengan sweater-nya dan pakaian yang di bawa
Hana tadi.
“Mendekatlah,” suruh Chanyeol.
“Apa?”
“Mendekat!” Chanyeol menarik Hana agar mendekat, lalu
dia menggunakan Sweater-nya bersama sambil
mengatakan ini keadaan darurat.

Hanya berdua di ruangan itu, mereka merasa canggung.


“Sial. Hei, kau penipu,” kata Baek Hyun berdiri dari
duduknya. “Dengar. Aku…”
“Aku tidak tahan lagi. Bukankah aku bertanya padamu
berulang kali apa kau tahu aku?” tanya Chanyeol sambil
mengomel. Hana mengangguk sambil mengatakan iya. Dia
juga bertanya-tanya kenapa Chanyeol bertanya padanya.
“Hana, bagaimana aku tahu namamu?” tanya Chanyeol.
“Benar, itu agak aneh,” kata Hana dalam hati baru
menyadarinya.

“Enam tahun,” kata Chanyeol. Dia bahkan telah


memberikan petunjuk besar banyak kali. Bahkan di
ruangan itu. “Apa kau… Apa kau tidak tahu berpikir?”

Tapi, Hana malah menganggap Chanyeol sedang


memberikannya kuis. “Chanyeol EKSO. Namaku Hana.
Enam tahun,” Hana berpikir. Lalu dia meminta satu
petunjuk lagi. Dengan kesal, Chanyeol mengatakan bahwa
dirinya adalah Chan.

“Chan. Chan,” ulang Hana dalam hati. Beberapa detik


kemudian, matanya membulat, mulai menyadari sesuatu.
“Ini adalah rumah kakekku. Aku Park Chan,” tegas
Chanyeol.
“Kau…Kau sungguh…?” kata Hana tak percaya bahwa
teman kecilnya adalah Chanyeol EKSO.

Ibu Hana dan Kwang ketiduran di depan TV. Mereka


bahkan sampai ngorok-ngorok. Tiba-tiba ibu Hana
terbangun. Dia lalu meraih ponselnya di atas meja untuk
melihat jam.

Ternyata sudah larut malam, Ia lalu menyuruh Kwang


bangun agar tidur di kamarnya.

Kemudian dia pergi ke kamar Hana untuk melihatnya. Tapi


di sana tidak ada siapa-siapa. Ibu Hana lalu menelpon
Hana, tapi ponsel Hana malah di kamar. Hana lupa
membawanya.
“Dia keluar sepanjang malam?” tebak ibu Hana agak kesal.

Baek Hyun meraba tempat tidur Chanyeol sambil


menelpon. Rasanya dingin. Itu artinya dia tidak tidur di situ
semalam.
“Apa dia tidak memberitahu apapun padamu?” tanya Baek
Hyun pada Dio melalui telpon. Dio berada di mobil, hendak
pulang dari syuting. Dio menjawab tidak. Dia tidak melihat
Chanyeol sebelum pergi.

Sehun juga mengatakan mereka tidak melihatnya kemarin


malam. Baek Hyun me-loud speaker suara ponselnya.
“Kemana dia pergi, bahkan dia tidak membawa
ponselnya,” kata Sehun. Lalu dia bertanya apa harus
memberitahu meneger. Tapi Dio mengatakan dia pasti
akan segera pulang. Jangan membuat masalah menjadi
besar. Lebih baik menunggunya saja.
Yang lain mengerti.
“Dia tidak bisa tidur di tempat lain,” gumam Baek Hyun.

Sementara itu, di ruang rahasia, Hana tengah tertidur,


kepalanya yang tidak bersandar pada apapun terjatuh di
pundak Chanyeol. Chanyeol yang melihati Hana tengah
tertidur, kesal lalu mendorong kepala Hana. Kepala Hana
terdorong ke kiri, tapi dia tak bangun. Chanyeol tertawa
melihatnya, entah tertawa geli atau kesal.

Lalu kepala Hana kembali tersandar di pundak Chanyeol.


Chanyeol sedikit memajukan badannya, sehingga
membuat kepala Hana terantuk. Dia akhirnya bangun.
“Hah? Apa?” kata Hana setengah sadar, dibarengi dengan
wajahnya yang tiba-tiba memerah.

Chanyeol tertawa lalu berkata sambil menunjuk wajah


Hana, “Rudolph adalah si rusa hidung merah.”
Hana merasa malu, dan berusaha menutupi wajahnya.
“Apa kenangan lama membuatmu malu? Mungkin benar.”
tanya Chanyeol.
“Kau…kau…” Hana hendak protes, tapi kemudian Chanyeol
memotong, apa kau pikir kau bodoh sampai tidak
mengenaliku.
“Bagaimana denganmu?” tanya Hana kesal. Dia lalu
memegang wajah Chanyeol dengan kedua tangannya
sambil bertanya kenapa dia bisa berubah total. “Luar
biasa. Anak ingusan itu adalah member EKSO.”
“Siapa anak ingusan?” protes Chanyeol.
“Aku tidak bermaksud untuk…” kata Hana menyesal.
“Butuh lompat tali?” tanya Chanyeol menggoda Hana.
Dengan cepat Hana mengatakan tidak membutuhkannya.
“Iya. Wajahmu akan membuatmu hangat. Setidaknya kau
tidak akan kedinginan saat musim dingin,” kata Chanyeol
masih menggoda Hana
“Hentikan itu, anak ingusan,” kesal Hana.
“Hana tidak datang tadi malam,” kata Geun datang ke
rumah Hana. Ibu Hana mengatakan Hana tidak kembali
bekerja. “Apa dia punya pacar?” tanya ibu Hana.
Kwang mengatakan bahwa itu mustahil. Dia mungkin pergi
karena ibu menyuruhnya untuk mencari tempat tinggal
lain.
“Dia tidak memberitahuku kalau ada sesuatu yang
mengganggunya. Dia bilang dia setres dan bingung,” kata
Geun.
“Tentang apa?” tanya ibu Hana. Geun menjawab tetangga.
“Tetangga?!” pekik ibu Hana dan Kwang.

Masih menelpon, Dio mengatakan mungkin Chanyeol


terlalu setres menulis lagu. “Apa ada yang terjadi
kemarin?”
Baek Hyun menjawab dia berbicara tentang Suho pada
Chanyeol kemarin.
“Apa yang terjadi (pada Suho)?” tanya Sehun pada Baek
Hyun.
“Keadaannya memburuk di rumah sakit,” jawab Baek
Hyun. Dio mengatakan seharusnya dia tidak
membicarakan itu, karena Chanyeol berpikir dia
bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami Suho.
“Benar, kurasa seharusnya kita tidak menyinggungnya.
Chanyeol pasti merasa bersalah. Apa dia mengalami
kesulitan?”

Chanyeol bertanya pada Hana apakah dia menyukai Kai.


“Apa?” jawab Hana.
“Apa dia pria impianmu?” tanya Chanyeol dengan nada
agak tinggi.
“Apa yang kau bicarakan? Tentu saja tidak,” tegas Hana.
Diam-diam Chanyeol tersenyum senang.

Baek Hyun khawatir Chanyeol merasa kesepian. Dio


menanyakan hal terakhir yang Chanyeol katakana pada
Baek Hyun.
“Dia bilang ingin mencari yang lainnya,” jawab Baek Hyun.
“Yang lainnya?” pikir Dio dalam hati. Dia lalu mengatakan
akan tiba di sana dalam 5 menit, dan mereka bisa bicara.
Telpon belum dimatikan, dari ponsel Sehun ada panggilan
masuk dari Kwang. Kwang bertanya tentang apakah
kakaknya ada di sana.
“Apa?! Gadis Incheon tidak pulang?” jawab Sehun.
Wajah Dio berubah menjadi agak cemburu.

“Ini sangat kebetulan mereka hilang bersama-sama,


iyakan?” Baek Hyun menanyakan pendapat pada Dio. Tapi
kelihatannya Dio sedang melamun.
“Mereka pasti pergi ke suatu tempat bersama-sama,” kata
Dio tanpa menatap Baek Hyun. Seperti ada amarah di
dalam matanya.

“Seperti melarikan diri bersama-sama? Sepanjang malam?”


tebak Baek Hyun.
Tiba-tiba ada awan hitam yang bergemuruh karena petir di
atas kepala Dio. Lalu awan itu menurunkan hujan di atas
kepalanya.
“Melarikan diri bersma-sama… Sepanjang malam,” gumam
Dio dalam hati.

Baek Hyun seolah bisa melihat awan itu, dia menenangkan


Dio dengan mengatakan tidak mungkin seperti itu. Mereka
bahkan tidak dekat. Chanyeol selalu mengganggu gadis
Incheon.

“Terutama dia yang paling aneh di sekitar Hana,” kata Dio


menanggapi. Awan di kepalanya sudah tidak ada. “Seperti
murid laki-laki yang mengganggu murid perempuan karena
suka?”
“Kau juga berpikir begitu?” tanya Baek Hyun yang
berpendapat sama.
“Tapi dia harus memberitahu sesuatu pada kita!!!” katanya
dengan nada membentak, lalu melemparkan bantal kecil
sebelum pergi.
Hana tidur di pundak Chanyeol. Dan kali ini Chanyeol
membiarkannya. Dia bahkan tersenyum sambil
memandangi Hana yang sedang tertidur.
“Bagaimana kau bisa tidur?” gumam Chanyeol.
Chanyeol memberikan semua yang menyelimutinya pada
Hana. Dia sampai kedinginan karenanya.

Kwang mencari kakaknya di jalanan. Dia menggantungkan


karton di lehernya dengan gambar Hana yang ia gambar
sendiri sepertinya. Hana di gambarkan dengan wajah
merah dan bertuliskan ‘Orang hilang. Nama Hanary, umur
23 tahun, dll’. *Aku pikir hanya seperti itu (tanpa foto
sungguhan), orang-orang juga bisa tahu siapa yang dia
cari.
Kwang bertanya pada setiap orang yang dia temui. Tapi,
tidak ada yang tahu Hana. Mereka melihat Kwang dengan
aneh.
Sebenarnya dia ingin menyempurnakan seni bela dirinya,
tapi dia harus mencari kakaknya.

Baek Hyun dan Sehun mencoba menghubungi seseorang,


tapi tidak ada yang menjawabanya.

Hana dan Chanyeol terlihat lemah.


“Kita tidak akan mati di sini, kan? Bagaimana bisa ini
terjadi pada kita?” tanya Hana tanpa tenaga.

“Kurasa terjebak di sini denganmu tidak terlalu buruk,”


kata Chanyeol sambil tersenyum. Jika itu tidak terjadi,
maka Hana tidak akan mengenali Chanyeol.
“Kau seharusnya memberitahuku kalau kau Chan,” kata
Hana. Chanyeol mengatakan bahwa Hana punya masalah
di kiri dan di kanan. Chanyeol senang melihat itu.

“Keterlaluan,” gumam Hana dengan kesal. Chanyeol


mengatakan dia pikir Hana akan mengenalnya saat
melihatnya. “Bagaimana bisa kau lupa aku?” tanya
Chanyeol. Chanyeol merasa terluka.
“Tapi, kau berubah total.” Hana tak pernah
membayangkan bahwa Chan akan menjadi bintang
terkenal. Chanyeol hanya bergummam. Hana lalu meminta
maaf, karena seharusnya dia tahu.
Chanyeol malah tertawa. Hana pun ikut tertawa.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar.
“Kita di sini!” teriak Hana. Mereka pun segera berdiri.
Saat mereka berjalan mendekati lorong, tiba-tiba lampu
yang berada di depan Hana pecah. Dia pun terjatuh
didekapan Chanyeol. Dan tepat di saat itu, sebuah kalung
keluar dari dalam baju Hana. Kalung itulah yang dicari
Chanyeol selama ini.
Sehun menyuruh Kwang untuk menunggu di ruang bawah
dari rumah EKSO. Sementara Sehun mencari info tentang
keberadaan Chanyeol.
Kwang masih mengenakan karton bergambar wajah Hana,
melepaskannya, lalu melihat ke sekeliling raungan. Dia lalu
melihat tiang gantungan baju. Segera dia menghampiri
tiang itu dan berlatih memukul. Tak sengaja dia memegang
dan menurunkan bagian tiang yang merupakan kunci dari
ruang rahasia.
Saat pintu lemari itu bergeser, Kwang mendapati kakaknya
bersama Chanyeol di ruangan itu.
Terbebasnya dari ruangan itu chanyeol mengajak hana
untukminumteh bersama

Akhirnya mereka minum teh bersama.


Yeon Hee bertanya kenapa Chan.
"Chan?" tanya Dio. Hana langsung meralat ucapannya.
Maksudnya adalah Chanyeol. Hana juga menjelaskan
bahwa saat kecil Chanyeol dipanggil Chan.

Dan setelah menceritakan semuanya itu temann-temannya


chan tertawa terbahak-bahak karena masa kecil chan yang
lucu

Sminggu kemudiaan

“Ketika Chanyeol pindah, aku menangis tersedu-sedu,”


jawab Hana. Hana ingat waktu dia menangis sampai
kepalanya sakit chanyeol da Hana pasti punya banyak
kenangan.
“Kami selalu bersama. Dia sedikit kasar sekarang. Tapi
dulu dia sangat lucu. Kami berjanji akan menikah saat
besar nanti.”
Hana kemudian pergi ke teempat itu karena chanyeol
menyuruhnya untuk mengambil barang disana.setibanya
disana

Hana membuka tas gitar itu karena heran kenapa Chanyeol


meninggalkannya. Isinya bukan gitar, melainkan earphone
beserta rekamannya, kalung kakek Chan, dan secarik
kertas.

Hana mengabil earphone itu dan memasangkannya ke


telinga.

Lalu dia memutar rekamannya. Kemudian music mengalun.


Hana tersenyum.

Dia lalu mengabil secarik kertas.

“Ini adalah surat berantai. Jika kamu menerima ini…”

“Apa-apan ini,” kata Hana menghentikan membaca isi


surat. Tapi, kemudian dia melanjutkan membaca.
Senyumnya terukir saat dia membaca surat dari Chanyeol.

“Jika kau menjaga kalung ini, kau akan terhindar nasib


buruk dan kita akan bertemu lagi nanti. Jadi, jangan
hilangkan, gadis Incheon. Mengerti? Aku akan kembali.”

“Oke, Chan. Ayo bertemu lagi.” kata Hana.

6 bulan kemudian

Hana berada di kamarnya. Dia berkacang pinggang sambil


menatap tajam pada kalender kecil di mejanya. Beberapa
bulan berlalu penampilan Yeon Hee agak berubah.
Rambutnya lebih rapi. Dia juga memakai poni.
“Kita bertemu lagi, pantaku,” omel Hana.

Begitu lagu baru EKSO dirilis, itu menjadi hit besar. Tapi
Chan tidak pernah menelponnya sekalipun.

“Aku tidak menunggu telponnya,” elak Hana. Dia tidak


akan menelponnya atau mengirim pesan LINE pertama. Dia
harus menegakkan keputusannya. Dan lingkaran ini
membutktikan bahwa dia tidak akan menjadi gadis yang
gampangan.

“Tapi berapa banyak lingkaran yang harus ku gambar?”


tanya Hana pada dirinya sendiri sambil menunjuk
lingkaran-lingkaran di kalender dengan pensil warna.

Tiba-tiba pesan LINE masuk dari ibunya yang menyuruhnya


untuk bersih-bersih karena ada orang yang akan pindah.

Dengan wajah kesal, Hana mengetik, “Aku belajar untuk


yang terakhir.” Maksudnya dia menolak perintah ibunya.
Tapi, kemudian ibunya mengirimi pesan lagi dengan bunyi,
“aku ini ibumu.”

Terpaksa Hana menuruti perintah ibunya. Dia pergi ke


rumah kakek Chan untuk membersihkan. Keadaan di situ
masih sama.

Hana bertanya-tanya siapa yang akan pindah ke situ.


Kemudian dia berjalan menuju dapur. Dia terkejut saat
melihat bungkusan berbentuk kotak di atas meja.

“Wow, kue beras,” serunya. Segera dia menghampirinya.

Hana meletakkan alat bersih-bersihnya lalu membuka


bungkusan itu.

“Ini harus dimakan sebelum dingin,” katanya lalu


memakan kue berasnya.

Seperti dulu, Hana tersedak. Dia memukul-mukul dadanya.


“Ini,” kata seseorang yang menyodorkan sebotol air
minum.

“Hai, gadis Incheon,” sapa orang-orang saat Hana


menengok untuk melihat siapa yang memberikannya air
minum.

Orang-orang itu adalah member EKSO. Mereka akan


tinggal di rumah itu lagi. Tapi kali ini, mereka tidak hanya
empat, tapi enam.

Hana bahagia karena Chanyeol kembali. Dia juga bahagia


kerena EKSO menjadi tetangganya.

Kenanga
n
Manis
Yang
Terpend
am.

Anda mungkin juga menyukai