Anda di halaman 1dari 13

Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No.

2, Desember 2017, pp 178-


190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN, ASIMETRI INFORMASI, KOMPENSASI

DAN KENDALI RELIGIUS TERHADAP PENGUNGKAPAN FRAUD AKUNTANSI OLEH

AKUNTAN PUBLIK

Abdul Manan
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang,
ham11smg@gmail.com
Windasari Rahmawati
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang,
windasarirachmawati@yahoo.com
Nasron Alfianto
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang,
nasron.alfianto@gmail.com

Abstrak
Fraud akuntansi sebuah fenomena yang selama ini belum bisa dideteksi oleh akuntan publik
sebagai pihak yang memeriksa laporan keuangannya. Terbaru Penipuan dalam bidang akuntansi
kembali terjadi di perusahaan raksasa dan tidak terlacak oleh akuntan external (akuntan publik).
Awal semester pertama 2017 telah muncul isu terjadinya fraud akuntansi di British Telecom.
Pada salah satu anak usahanya di Italia. Kantor akuntan publik yang melakukan pekerjaan audit
pada British Telecom bukan kantor akuntan pubik yang kecil tetapi salah satu dari the bigfour,
Price Waterhouse Coopers (PwC).Modus fraud akuntansi yang dilakukan British Telecom di
Italia sebenarnya relatif sederhana dan banyak dibahas di literatur kuliah auditing namun banyak
auditor gagal mendeteksinya. Untuk mengetahui adanya fraud akuntansi auditor berupaya
memahami tatakelola perusahaan dan pengetahuan terhadap akuntansi forensik yang memadai.
Dalam penelitian ini variabel akuntansi forensik, sistem pengendalian intern, asimetri informasi,
kompensasi dan kendali religius sebagai variabel yang digunakan untuk mendeteksi dan
memahami ada tidaknya fraud akuntansi pada perusahaan yang di audit oleh auditor. Kata
Kunci: Akuntansi forensik, Fraud akuntansi, sistem pengendalian intern.

Abstract
Fraud accounting a phenomenon that has not been detected by a public accountant as a party that
checks its financial statements. Latest Fraud in the field of accounting re-occur in the giant
company and not tracked by an external accountant (public accountant). The beginning of the
first half of 2017 has emerged the issue of accounting fraud in British Telecom. On one of its
subsidiaries in Italy. The public accounting firm doing the audit work on British Telecom is not a
small public accounting firm but one of the bigfour, Price Waterhouse Coopers (PwC). The
British Telecom accounting fraud mode in Italy is actually relatively simple and much discussed
in the literature of auditing lectures yet many auditors fail to detect it. To know the existence of
accounting fraud the auditor seeks to understand corporate governance and knowledge of
forensic accounting is adequate. In this study, forensic accounting variables, internal control
system, information asymmetry, compensation and religious control as variables used to detect
and understand the presence or absence of accounting fraud in the company audited by the
auditor. Keywords: Forensic accounting, accounting fraud, internal control system.

178
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

PENDAHULUAN dengan klien-klien perusahaan dan jasa keuangan.


Penipuan dalam bidang akuntansi Modusnya adalah membesarkan penghasilan
kembali terjadi di perusahaan raksasa dan tidak perusahaan melalui perpanjangan kontrak yang
terlacak oleh akuntan external (akuntan palsu dan invoice-nya serta transaksi yang palsu
publik).Awal semester pertama 2017 telah muncul dengan vendor.Praktik fraud ini sudah terjadi sejak
isu terjadinya fraud akuntansi di British tahun 2013.Dorongan untuk memperoleh bonus
Telecom.Perusahaan raksasa Inggris ini (tantiem) menjadi stimulus fraud akuntansi ini.
mengalami fraud akuntansi di salah satu lini Untuk meminimalkan fraud akuntansi ini
usahanya di Italia.Sebagaimana skandal fraud perusahaan harus memperhatikan tata kelolanya.
akuntansi lainnya, fraud di British Telecom Sistem manajemen kinerja yang sehat dan wajar
berdampak kepada akuntan publiknya. Tidak adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang
tanggung-tanggung, kali ini yang terkena baik.Pada beberapa kasus, dorongan untuk
dampaknya adalah Price Waterhouse Coopers memperoleh bonus (tantiem) menjadi stimulus
(PwC) yang merupakan akuntan publik klien dari fraud akuntansi ini.Biasanya bonus diukur dari
British Telecom, dan juga merupakan kantor kinerja keuangan dan kinerja itu diukur dari
akuntan ternama di dunia dan termasuk dalam the pelampauan atas indikator laba dan aset yang telah
bigfour. Jauh sebelum itu kasus fraud sudah sering ditentukan. Sehingga untuk menilai suatu korporasi
terjadi, belum lupa dari ingatan kita bagaimana (corporate value) oleh investor dan kreditor
kasus Enron yang menguncang dunia, tentu saja semestinya harus mengevaluasi desain dan
dampak fraud akuntansi ini bukan saja keefektifan tata kelolanya. Value suatu organisasi
menyebabkan reputasi kantor akuntan publik mestinya tidak hanya mengacu pada kinerja
tersebut tercemar, namun ikut mencoreng profesi keuangan.Publik tidak bisa mengandalkan akuntan
akuntan publik. Padahal eksistensi akuntan publik publik untuk mendeteksi fraud dalam
sangat tergantung pada kepercayaan publik kepada penugasannya melakukan audit atas laporan
reputasi profesional akuntan publik.British keuangan dikarenakan karakteristik fraud yang
Telecom mengganti PwC dengan KPMG, kantor selalu disembunyikan dan ditutupi, adanya
akuntan yang berpusat di Belanda. Dan KPMG informasi asimetri, dan groupthink yang kohesif
juga merupakan kantor akuntan yang masuk dalam melindungi perbuatan tidak etis, serta kelemahan
the bigfour. bawaan atau keterbatasan sistem pengendalian
Modus fraud akuntansi yang dilakukan intern untuk mencegah fraud apabila terjadi kolusi
British Telecom di Italia sebenarnya relatif dan pengabaian kontrol oleh eksekutif itu sendiri.
sederhana dan banyak dibahas di literatur kuliah Di Indonesia pada medio 2016 laporan
auditing namun banyak auditor gagal OJK (Otoritas Jasa Keuangan), melaporkan
mendeteksinya. Yaitu mereka para pembuat banyaknya kasus fraud di dunia perbankan.
laporan keuangan melakukan inflasi (peningkatan) Menurut OJK paling tidak ada 108 kasus tentang
atas laba perusahaan selama beberapa tahun fraud yang ada di dalam industri perbankan.
dengan cara tidak wajar melalu kerja sama koruptif

179
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Akuntan publik bukan seorang fraud masalah kejahatan, karena itu pendekatan Strain
investigator. Meskipun akuntan publik diberikan Theory kadang disebut a structuralexplanation.
pengetahuan dan pelatihan tentang fraud, bukan Berasumsi bahwa pada dasarnya orang itu taat
berarti mereka memiliki keahlian yang sama hukum, tetapi dibawah tekanan besar mereka akan
dengan fraud investigator. Pengetahuan dan melakukan kejahatan, disparitas antara tujuan dan
keahlian auditor intern pun tidak sama dengan sarana iniliah yang memberikan tekanan. Ketika
orang yang spesialis antifraud atau menjadi semua orang bergiat untuk mencapai kesuksesan,
investigator fraud. orang yang paling tidak mungkin sukses melalui
cara-cara yang sah adalah yang paling tertekan
Perumusan Masalah untuk (terpaksa) mempergunakan kesempatan
Dari beberapa kasus tentang fraud yang ilegal atau cara-cara yang tidak sah.
akuntansi tidak ada kecurangan akuntansi yang
dilakukan oleh manajemen terdeteksi oleh akuntan Robert K. Merton (1957) mengemukakan
atau auditor external sewaktu pelaksanaan audit teorinya bahwa korupsi merupakan suatu perilaku
dilakukan. Pertanyaan penelitian ini dirumuskan manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial,
sebagai berikut; Bagaimana pengaruh pemahaman sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
akuntansi forensik terhadap kendali religius, Setiap sistem sosial memiliki tujuan dan manusia
bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern berusaha untuk mencapainya melalui cara-cara
terhadap kendali religius, bagaimana pengaruh (means) yang telah disepakati.Teori Strain
Asimetri informasi terhadap kendali religius, (Means-Ends Scheme) dari Merton ini ditujukan
bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kendali untuk menjawab bagaimana kebudayaan terlalu
religius, bagaimana pengaruh kendali religius menekankan sukses ekonomi tetapi membatasi
terhadap pengungkapan fraud akuntansi. kesempatan-kesempatan untuk mencapainya yang
TELAAH PUSTAKA akan menyebabkan tingkat korupsi yang tinggi.
Landasan Teori Suatu kehidupan masyarakat yang mementingkan
Strain Theory (Means – Ends Scheme) anggota keluarga sendiri (nepotisme) maupun
“Individu-individu dari kelas sosial rendah kepentingan antar individu dan kelompok (kolusi),
menjadi frustasi oleh ketidakmampuannya untuk akan menyebabkan orang lain iri dan
beradaptasi dalam anugerah ekonomi masyarakat menyuburkan korupsi. Demikian pula orang akan
yang lebih luas, akan mengarahkan kembali mencari jalan di dalam mencapai struktur
energi mereka ke dalam kegiatan kriminal sebagai kekuasaan agar ia mendapatkan kesempatan untuk
suatu cara untuk memperoleh anugerah ini” memperoleh apa yang diinginkannya. Hal ini dapat
(Merton, 1957) menjelaskan mengapa banyak negara berkembang
Strain Theoryatau Teori Ketegangan,memiliki jatuh ke dalam wabah korupsi.
fokus terhadap suatu konflik antara tujuan dan 2.1.1. Fraud
cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Dalam istilah sehari-hari fraud sering
tersebut. Struktur sosial merupakan akar dari diberi nama yang berlainan, seperti pencurian,

180
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

penyerobotan, pemerasan, pengisapan, menghadapi masalah keuangan, kebiasaan


penggelapan, pemalsuan, dan lain-lain. Sesuai buruk seseorang seperti berjudi dan
dengan Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. peminum; tamak atau mempunyai
70, Fraud diterjemahkan sebagai kecurangan, harapan/ tujuan yang tidak realistik.
sedangkan error dan irregularities masing-masing 2. Kesempatan (opportunity), menurut
diterjemahkan sebagai kekeliruan dan penelitian yang dilakukan oleh IIA
ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA Research Foundation tahun 1984, dengan
No.32. Fraud dapat diklasifikasikan menjadi tiga urutan paling sering terjadi.
macam menurut Association of Certified Fraud 3. Pembenaran (rationalization), terjadi
Examinations (ACFE) yaitu: dalam hal seseorang atau sekelompok
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial orang membangun pembenaran atas
Statement Fraud). Fraud yang dilakukan oleh kecurangan yang dilakukan.
manajemen yaitu dalam bentuk salah saji Fraud Diamond
material laporan keuangan yang merugikan Kecurangan atau fraud didefinisikan oleh G.
investor dan kreditor yang bersifat finansial Jack Bologna, Robert J.Lindquist dan Joseph
atau non finansial. T.Wells (1993) sebagai berikut: “ Fraud is
2. Penyalahgunaan Aset (Asset criminal deception intended to financially benefit
Misappropriation). Penyalahgunaan asset the deceiver”. Kecurangan adalah penipuan
dapat digolongkan ke dalam ‘kecurangan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat
kas’ dan kecurangan atas persediaan dan aset keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti
lainnya, serta fraudulent disbursement. setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan
3. Korupsi (Corruption). Korupsi terjadi apabila dengan maksud jahat. Fraud diamond merupakan
memenuhi tiga kriteria yang merupakan sebuah pandangan baru tentang fenomena fraud
syarat bahwa seseorang bias dijerat undang- yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson
undang korupsi, yaitu: melawan hukum, (2004). Fraud diamond merupakan suatu bentuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau penyempurnaan dari teori Fraud Triangle oleh
korporasi, merugikan keuangan negara atau Cressey (1953). Selain elemen tekanan (pressure),
perekonomian negara. kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi,
Fraud Triangle Theory Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan satu
Donald R. Cressey (1953), mengungkapkan elemen kualitatif yang diyakini memiliki pengaruh
konsep fraud yang dikenal dengan fraud triangle signifikan terhadap fraud yakni kemampuan
atau segi tiga fraud. Cressey menyatakan alasan (capability) sehingga menjadi empat elemen yang
seseorang melakukan fraud, yaitu karena dikenal dengan Fraud Diamond. Menurut Hay
disebabkan oleh adanya : (2013) dalam Shelton (2014), capability adalah
1. Tekanan (pressure), untuk melakukan sifat dari individu yang melakukan penipuan/
kecurangan lebih banyak tergantung pada fraud, yang mendorong mereka untuk mencari
skondisiindividu,sepertisedang kesempatan dan memanfaatkannya untuk

181
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

melakukan kecurangan. Dalam penelitian ini, 3. needs (kebutuhan), berkaitan dengan faktor-
elemen capability diproksikan dengan variabel faktor yang ibutuhkan oleh individu untuk
posisi/ jabatan dalam pekerjaan, level penalaran menunjang hidupnya yang menurutnya wajar.
moral, dan kompetensi, sebagaimana di exposure (pengungkapan), berkaitan dengan
gambarkan berikut ini: tindakan atau konsekuensi yang akan
Fraud Diamond dihadapi oleh pelaku fraud apabila pelaku
Incentive Perceived Opportunity ditemukan melakukan fraud.
Akuntansi Forensik
Tuanakotta (2012) mengemukakan bahwa
Rationalization Capability akuntansi forensik adalah penerapan disiplin
akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada
masalah hukum untuk penyelesaian hukum
Gambar:Fraud Diamond – Wolfe and Hermanson didalam atau di luar pengadilan. Akuntansi
Fraud merupakan tindakan yang jelas-jelas forensik dapat diterapkan di sektor publik maupun
bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat swasta, sehingga apabila memasukkan pihak yang
karena tindak fraud menimbulkan banyak berbeda, maka akuntansi forensik menurut
kerugian baik secara materiil maupun moril, Crumbley dalam Tuanakotta (2012)
misalnya hancurnya reputasi organisasi, kerugian mengemukakan bahwa secara sederhana akuntansi
organisasi, kerugian keuangan negara, rusaknya forensik dapat dikatakan sebagai akuntansi yang
moril karyawan serta dampak-dampak negatif akurat untuk tujuan hukum, yang tahan uji dalam
lainnya. kancah perseteruan selama proses pengadilan,
GONE Theory dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan
Teori yang juga membahas perilaku administratif.
fraud dengan baik dikemukakan oleh Jack Bologna dan Lindquisdt (1995)
Bologne (1993). Teori ini dikenal sebagai GONE mendefinisikan akuntansi forensik dan investigasi
theory. Bologna dalam Soepardi (2006) adalah aplikasi kecakapan finansial dan sebuah
menjelaskan mentalitas penyelidikan terhadap isu-isu yang
faktor-faktor yang mendorong terjadinya tidak terpecahkan, yang dijalankan dalam konteks
kecurangan (fraud) meliputi: aturan pembuktian. De Lorenzo (1993)
1. greed (keserakahan), berkaitan dengan adanya mendefinisikan akuntansi forensik sebagai
perilaku serakah yang secara potensial ada di penerapan pengetahuan akuntansi dan
dalam diri setiap orang. keterampilan untuk masalah hukum, meskipun
2. opportunity (kesempatan), berkaitan dengan dalam lingkungan komersial yang kompleks saat
keadaan organisasi atau instansi masyarakat ini makna dan penggunaan istilah ini jauh lebih
yang sedemikian rupa sehingga terbuka luas. Tuanakotta (2012) mengemukakan di sektor
kesempatan bagi seseorang untuk melakukan publik (pemerintahan), tahap-tahap dalam seluruh
fraud terhadapnya. rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi diantara

182
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

berbagai lembaga. Juga ada lembaga swadaya Sistem Pengendalian Intern


masyarakat yang berfungsi sebagai pressure group Mulyadi & Kanaka P (1998) berpendapat bahwa
seperti ICW, Pekat UGM, dan sebagainya. Di pengendalian intern adalah suatu proses yang
sektor publik maupun privat, akuntansi forensik dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
berurusan dengan kerugian. Di sector publik ada personel lain, yang didesain untuk memberikan
kerugian negara dan kerugian keuangan negara keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
sedangkan di sektor privat juga ada kerugian yang golongan tujuan berikut:
timbul karena cidera janji dalam suatu perikatan. 1. Keandalan pelaporan keuangan
Kerugian adalah titik pertama dalam Segitiga 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
Akuntansi Forensik. berlaku
Titik kedua dalam Segitiga Akuntansi 3. Efektivitas dan efisiensi operasi
Forensik adalah perbuatan melawan hukum. Tanpa Theodorus M.Tuanakotta (1982), mengatakan
perbuatan melawan hukum, tidak ada yang dapat pengendalian intern adalah meliputi rencana dan
dituntut untuk mengganti kerugian dan titik ketiga semua metode kebijaksanaan yang terkordinasi
dalam Segitiga Akuntansi Forensik adalah adanya dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta
keterkaitan antara kerugian dan perbuatan kekayaannya, menguji ketepatan dan sampai
melawan hukum atau ada hubungan kausalitas seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya,
antara kerugian dan perbuatan melawan hukum. manggalakkan efisiensi usaha dan mendorong
Perbuatan melawan hukum dan hubungan ditaatinya kebijaksanaan yang telah digariskan.
kausalitas adalah ranahnya para ahli dan praktisi Dan Arens (2003:396) juga mengatakan suatu
hukum, sedangkan perhitungan besarnya kerugian sistem pengendalian intern terdiri dari kebijakan
adalah ranahnya para akuntan forensik. dan proses yang dirancang untuk memberikan
Akuntansi Forensik terhadap Pendeteksian manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan
(Detektif) Fraud mencapai tujuan dan sasarannya.Sistem
Berikut adalah gambaran secara garis besar pengendalian intern adalah metoda yang
pendeteksian kecurangan berdasarkan digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva,
penggolongan fraud oleh ACFE dalam Miqdad menghasilkan informasi yang dapat dipercaya,
(2008) yaitu:Kecurangan Laporan Keuangan memperbaiki efisiensi dan untuk melindungi
(Financial Statement Fraud). Penyalahgunaan aset kebijakan manajemen ( Krismadji, 2002:219).
(Asset Misappropriation,),Korupsi (Corruption) Menurut COSO dalam Tunggal (2010:232),
Dari Uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis pengendalian intern terdiri dari 5 komponen yang
penelitian sebagai berikut : saling terkait yaitu :
Hipotesis 1 : Pemahaman terhadap akuntansi 1. Lingkungan pengendalian (control
Forensik dapat mempengaruhi environtment) menetapkan corak suatu
kendali religius. organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendaian merupakan dasar untuk semua

183
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

pengendalian intern, menyediakan disiplin Hipotesis 2 : Pemahaman Sistem Pengendalian


dan struktur. intern dapat mempengaruhi kendali
2. Penaksiran resiko (risk Assesment) adalah religius.
identifikasi entitas dan analisis terhadap
resiko yang relevan untuk mencapai Asimetri Informasi
tujuannya, membentuk suatu dasar untuk Dalam suatu organisasi atau perusahaan
menentukan bagaiman resiko harus dikelola. terdapat aturan yang menjadi dasar perilaku
3. Standar Pengendalian (control manajemen yang dibuat untuk mencegah
activities)adalah kebijakan dari prosedur yang terjadinya aktivitas menyimpang yang dapat
membantu menjamin bahwa arahan merugikan perusahaan. Salah satu aturan dalam
manajemen dilaksanakan. suatu perusahaan atau organisasi adalah aturan
4. Informasi dan komunikasi (information and akutansi. Aturan akuntansi mengatur tentang
communication) adalah pengidentifikasian, pelaporan keuangan yang berpedoman pada PSAK
pengungkapan, dan pertukaran informasi yang dikeluarkan oleh IAI. Informasi yang tersedia
dalam suatu bentuk dari waktu yang dalam laporan keuangan sangat penting bagi
memungkinkan orang melaksanakan investor dan manajemen sehingga harus dapat
tanggung jawab mereka. Sistem informasi diandalkan. Sehingga dibutuhkan suatu aturan
mencakup sistem akuntansi, terdiri atas untuk menjaga keandalan informasi tersebut dan
metode dan catatan yang dibangun untuk menghindari tindakan yang menyimpang yang
mencatat, mengolah, meringkas dan dapat merugikan perusahaan atau organisasi.
melaporkan transaksi entitas dan untuk Anthony dan Govindrajan (2001),
memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi
dan ekuitas. Komunikasi mencakup muncul dalam teori keagenan (agency theory), yaitu
penyediaan suatu pemahaman tentang peran principal (pemilik/atasan) memberikan wewenang
dan tanggung jawab individual berkaitan kepada agen (manajer/bawahan) untuk mengatur
dengan pengendalian intern terhadap perusahaan yang dimilikinya. Pendelegasian
pelaporan keuangan. wewenang akan menyebabkan manajer sebagai
5. Pemantauan (monitoring) adalah proses pengelola perusahaan akan lebih mengetahui
menentukan mutu kinerja pengendalian intern prospek dan informasi perusahaan sehingga
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup menimbulkan ketidak seimbangan informasi antara
penentuan desain dan operasi pengendalian manajer dengan pemilik yang disebut dengan
yang tepat waktu dan pengambilan tindakan asimetri informasi. Asimetri informasi antara
koreksi. Dari uraian diatas tentang manajer (agen) dan pemilik (principal) inilah yang
pemahaman terhadap sistem pengendalian dapat memberikan kesempatan kepada manajer
intern perusahaan klien dapat dirumuskan untuk melakukan tindakan-tindakan kecurangan
hipotesis penelitian sebagai berikut : yang dapat menguntungkan dirinya. Selanjutnya
Rahmawati dkk.(2006) dalam Adryani (2011)

184
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

mengemukakan beberapa kondisi perusahaan yang kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk
berkemungkinan besar memberikan kesempatan meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan
timbulnya asimetri informasi, yaitu perusahaan- meningkatkan kinerja para karyawan adalah
perusahaan yang sangat besar yang mempunyai melalui kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000
penyebaran secara geografis, yang meiliki prosedur dalam Dito, 2010). Kompensasi penting bagi
beragam, dan membutuhkan teknologi. Tipe karyawan sebagai individu karena besarnya
asimetri Informasi. Menurut Jansen dan Meckling kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka
(1976) dalam Olyvia (2010) ada dua tipe asimetri diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan
informasi yaitu: masyarakat.
1. Adverse selection, Adverse selection adalah Kompensasi seringkali juga disebut
sejenis asimetri informasi dimana satu pihak penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai
atau lebih yang melangusungkan suatu setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada
transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang
memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. mereka berikan kepada organisasi (Dito, 2010).
2. Moral Hazard, Moral hazard adalah jenis Selain itu dalam buku Malayu S.P. Hasibuan
asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih (2002) dalam Dito (2010) terdapat beberapa
yang melangsungkan atau akan melangsungkan pengertian kompensasi dari beberapa tokoh.
suatu transaksi usaha atau transaksi usaha Menurut William B. Werther dan Keith Davis
potensial dapat mengamati tindakan-tindakan kompensasi adalah apa yang seorang pekerja
mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
mereka sedangkan pihakpihak yang lainnya diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji
tidak. periodic didesain dan dikelola oleh bagian
Dari uraian diatas tentang asimetri Informasi personalia. Dan menurut Andrew F. Sikula
terhadap perusahaan klien dapat dirumuskan kompensasi adalah segala sesuatu yang
hipotesis penelitian sebagai berikut : dikonstitusikan atau dianggap segai suatu balas
Hipotesis 3 : Asimetri informasi mempengaruhi jasa atau ekuivalen. Menurut Malayu S.P.
kendali religius. Hasibuan (2002) dalam Dito (2010), tujuan
pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain
Kompensasi adalah: Ikatan Kerja Sama, Kepuasan kerja,
Manusia bekerja selain bertujuan sebagai pengadaan efektif, motifasi, stabilitas karyawan,
bentuk ibada, tetapi juga sebagi upaya memenuhi disiplin, pengaruh serikat kerja serta pangarug
kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang pemerintah.
karyawan mulai menghargai kerja keras dan Dari uraian diatas tentang kompensasi pelaksanaan
semakin menunjukkan loyalitas terhadap pekerjaan audit dapat dirumuskan hipotesis
perusahaan dan karena itulah perusahaan penelitian sebagai berikut :
memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja Hipotesis 4 : Kompensasi berpengaruh terhadap
karyawan yaitu dengan jalan memberikan kendali religius

185
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Nilai Religius Dari uraian diatas tentang Kendali religius dapat


Religiusitas merupakan pernyataan dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
seseorang mengenai kepercayaannya kepada Hipotesis 5 : Kendali religius berpengaruh
Tuhan, yang ditandai dengan ketaatan dan terhadap pengungkapkan Fraud
semangat keagamaan. Semakin tinggi ketaatan dan Akuntansi pada saat pelaksanaan
semangat keagamaan, maka semakin kuat audit.
kepercayaannya kepada Tuhan, semakin tinggi
religiusitasnya (Syukri, 2012). Religiusitas METODE PENELITIAN
dipahami sebagai tingkat keimanan seseorang Populasi dan Sampel Penelitian
dalam menghayati dan mengamalkan ajaran ajaran Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang
agama yang dianutnya. Menurut Mangunwijaya berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki
(1999) ada perbedaan antara penghayatan agama karakteristik yang serupa yang menjadi pesat
dan religiusitas. Penghayatan agama lebih tertuju perhatian seorang peneliti karena itu dipandang
kepada aspek peraturan, hukum, organisasi, ritual, sebagai sebuah semesta penelitian
formalitas dan hubungan sosial antar penganutnya. (Ferdinand,2011). Populasi dalam penelitian ini
Sementara religiusitas lebih pada esensinya yang adalah auditor pada kantor akuntan publik di Jawa
menjadi sumber dan akar dari sikap dasar Tengah yang terdaftar pada direktori IAPI (Institut
seseorang dalam hubungannya denagan Tuhan dan Akuntan Publik Indonesia). Sampel dari penelitian
sesama, jadi lebih bersifat personal. Hal ini ini yaitu auditor yang melaksanakan pekerjaan
dipahami sebagai iman. audit.
Dimensi religius menurut Ghozali (2002)
bahwa dalam psikologi sosial dikenal adanya Jenis dan Sumber Data
perbedaan antara knowing (kognitif), feeling Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
(afektif), dan doing (behavior). Kategori psikologi adalah data primer yang dikumpulkan melalui
sosial ini banyak digunakan untuk melihat tiga pengiriman kuisioner pada responden. Sumber data
komponen religiusitas. Sedangkan menurut Glock adalah pendapat dan persepsi dari personil auditor
dan Stark (dalam Ancok dan Suroso, 2011) ada yang melaksanakan proses audit. Personil tersebut
lima dimensi nilai religius, yaitu: Dimensi idiologi adalah auditor dilingkungan KAP di Jawa Tengah.
( religious belief/ the ideological dimensions),
dimensi ritualistik (religious practice, the Metode Analisis Data
ritualistic dimensions), dimensi penghayatan Uji Statistik Deskriptif
(religious feeling/ the experiential dimensions), Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan
dimensi intelektual ( religious knowledge/ the sebagai teknik analisis dengan tujuan untuk
intellectual dimensions), dan dimensi menjelaskan atau memberikan informasi demografi
konsekuensial ( religious effect/ the consequential responden penelitian (tingkat pendidikan, dan lama
dimensions) bekerja) serta deskripsi mengenai variabel
penelitian. Menurut Ghozali (2006), statistik

186
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi
standar deviasi, varian, maksimum dan minimum. lapangan untuk memperoleh data dengan
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur enam
pendekatan Structural Equation Model (SEM) variabel pokok dalam penelitian ini, yaitu
dengan menggunakan software Partial Least pemahaman akuntansi forensik, sistem
Square (PLS). PLS adalah model persamaan pengendalian intern, asimetri informasi,
struktural (SEM) yang berbasis komponen atau kompensasi, kendali religius dan fraud akuntansi.
varian (variance). Menurut Ghozali (2008) PLS PLS merupakan pendekatan alternatif yang
merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari bergeser dari pendekatan SEM berbasis
pendekatan SEM berbasis covariance menjadi covariance menjadi berbasis varian.
berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian
umumnya menguji kausalitas/teori, sedangkan PLS Analisis Data
lebih bersifat predictive model. Menurut Ghozali Teknik pengolahan data dengan menggunakan
(2008) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk metode SEM berbasis Partial Least Square (PLS)
tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari
variabel laten adalah linear agregat dari indikator- sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Tahap-
indikatornya. Hasilnya adalah residual variance tahap tersebut adalah sebagai berikut :
dari variabel dependen (keduanya variabel laten dan Menilai Outer Model atau MeasurementModel
indikator) diminumkan. Estimasi parameter yang Output merupakan salah satu yang disajikan untuk
didapat dengan PLS dapat dikatagorikan menjadi beberapa estimasi penelitian. Beberapa hasil yang
tiga. Pertama, adalah weight estimate yang ditampilkan antara lain koefisien determinasi,
digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. reliabilitas instrumen, validitas diskriminan dan lain
Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path lain. Penggunaan teknik analisa data dengan
estimate) yang menghubungakan variabel laten dan WarpPLS untuk menilai outer model yaitu
antar variabel laten dan blok indikatornya Convergent Validity, Discriminant Validity dan
(loading). Ketiga adalah berkaitan dengan mean Composite Reliability. Convergent validity dari
dan lokasi parameter (nilai konstan regresi) untuk model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai
indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh berdasarkan korelasi antara item score/component
ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi score yang diestimasi dengan Soflware PLS. Ukuran
tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi
estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur.
estimate, tahap kedua mengahsilkan estimasi untuk
inner model dan outer model, dan tahap ketiga
menghasilkan estimasi means dan lokasi Mengevaluasi Reliability dan Average Variance
(konstanta). Extracted(AVE)

187
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat Dalam PLS pengujian secara statistik setiap
dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan nilai hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan
Average Variance Extracted (AVE) dari masing- menggunakan simulasi. Dalam hal ini dilakukan
masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian
reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk
berada diatas 0,50. Dapat disimpulkan bahwa semua meminimalkan masalah ketidaknormalan data
konstruk memenuhi kriteria reliabel. Hal ini penelitian. Hasil pengujian denganbootstrapping
ditunjukkan dengan nilai composite reliability di dari analisis PLS adalah sebagai berikut :
atas 0,70 dan AVE diatas 0,50 sebagaimana kriteria Hipotesis 1 : Pemahaman terhadap akuntansi
yang direkomendasikan. Forensik dapat mempengaruhi
kendali religius.
Pengujian Model Struktural (InnerModel) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
Pada prinsipnya penelitian ini menggunakan 5 buah hubungan variabel pemahaman terhadap akuntansi
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya forensik dengan kendali religius menunjukkan nilai
yaitu variabel pengungkapan fraud akuntansi koefisien sebesar dengan nilai t sebesar 5.263 .
(PfrAk) yang dipengaruhi oleh Kendali religius Nilai tersebut lebih besar dari t tabel ( 1,960). Hasil
(KRgs) yang dipengaruhi oleh Pemahaman terhadap ini berarti pemahaman terhadap akuntansi forensik
akuntansi forensik (PakF), variabel sistem dengan kendali religius sesuai dengan hepotesis
pengendalian intern (SPI), variabel Asimetri HaliniberartiHipotesis1diterima.
informasi (AsIN), variabel Kompensasi (Komp). Hipotesis 2 : Pemahaman Sistem Pengendalian
intern dapat mempengaruhi kendali
PengujianHipotesis religius.
Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
informasi yang sangat berguna mengenai hubungan hubungan variabel pemahaman sistem pngendalian
antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang intern dengan kendali religius menunjukkan nilai
digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai koefisien sebesar dengan nilai t sebesar 3.523 .
yang terdapat pada output result for inner weight. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel ( 1,960). Hasil
ini berarti pemahaman sistem pengendalian intern
dengan kendali religius sesuai dengan hepotesis
HaliniberartiHipotesis2diterima.
Hipotesis 3 : Asimetri informasi mempengaruhi
kendali religius.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
hubungan variabel Asimetri informasi dengan
kendali religius menunjukkan nilai koefisien
sebesar dengan nilai t sebesar 4.778 . Nilai tersebut
lebih besar dari t tabel ( 1,960). Hasil ini berarti

188
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

asimetri informasi dengan kendali religius sesuai terhadap variabel pengungkapan fraud
dengan hepotesis HaliniberartiHipotesis3diterima. akuntansi
Hipotesis 4 : Kompensasi berpengaruh terhadap
kendali religius Keterbatasan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Pelaksanaan penelitian masih memiliki beberapa
hubungan variabel kompensasi dengan kendali keterbatasan yaitu :
religius menunjukkan nilai koefisien sebesar
1. Kuesioner yang disampaikan kepada responden
dengan nilai t sebesar 1.541. Nilai tersebut lebih
tidak semua kembali pada peneliti. Dan
kecil dari t tabel ( 1,960). Hasil ini berarti
pengisian kuesioner cenderung asal mengisi.
kompensasi dengan kendali religius tidak sesuai
2. Setiap indikator dari masing-masing variabel
dengan hepotesis HaliniberartiHipotesis4 ditolak.
laten dalam penelitian ini masih memiliki nilai
Hipotesis 5: Kendali religius berpengaruh terhadap
loading factor yang tidak paling besar
pengungkapkan Fraud Akuntansi pada
dibanding nilai loading jika dihubungkan
saat pelaksanaan audit.
dengan variabel laten lain. Hal ini
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa variabel laten masih
hubungan variabel kendali religius dengan
memiliki pengukur berkorelasi tinggi dengan
pengungkapan fraud akuntansi menunjukkan nilai
konstruklainnya.
koefisien sebesar dengan nilai t sebesar 0.485 .
Nilai tersebut lebih kecil dari t tabel ( 1,960). Hasil Saran
ini berarti kendali religius dengan pengungkapan Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini,
fraud akuntansi, tidak sesuai dengan hepotesis Hal diharapkan Penelitian selanjutnya hendaknya perlu
ini berarti Hipotesis 5ditolak. dilakukan uji pra-sampling kuesioner, karena
KESIMPULAN dalam penelitian ini masih terdapat indikator-
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator yang bersifat ganda yaitu satu indikator
pengaruh pemahaman terhadap akuntansi forensik, dapat mengukur duavariabel.
sistem pengendalian intern, asimetri informasi dan DAFTAR PUSTAKA
kompensasi terhadap kendali religius dan variabel Albrecht, W. Steve, Albrecht, Chad O., Albrecht,
kendali religius terhadap pengungkapan fraud Conan C., & Zimbelman, Mark.F.,
2011.Fraud Examination.4th Edition. USA:
akuntansi. Berdasarkan analisis dan pembahasan South-Westem Cengage Learning.
pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik Association of Certified Fraud Examiners,
2008. Report to Nation on Occupational
kesimpulan sebagai berikut : Fraud & Abuse. Texas : The Association of
1. Variabel pemahaman terhadap akuntansi Certified Fraud Examiners, Inc.
Association of Certified Fraud Examiners,
forensik, sistem pengendalian intern, asimetri 2016.Fraud Examiners Manual (International
infoemasi berhubungan dengan kendali religius Edition). Texas: The Association of Certified
Fraud Examiners, Inc.
2. Variabel kompensasi tidak berpengaruh Amin Widjaya. 1992. Pemeriksaan Kecurangan
terhadap variabel kendali religius dan variabel (Fraud Auditing). Rineka Cipta: Jakarta
kendali religius tidak mempunyai pengaruh

189
Dinamika Sosial Budaya, Vol 19, No. 2, Desember 2017, pp 178-
190 p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Anthony.N. Robert dan Govindrajan Vijay.2001. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar
Managemen Control System.Buku 2. Saemba Akuntansi Keuangan. IAI – Kompartemen
Empat: Jakarta. Akuntan Publik, Jakarta.
Arifiyani, Hesti Arlich. 2012. Pengaruh Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian
Pengendalian Intern, Kepatuhan dan Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan
Kompensasi Manajemen Terhadap Perilaku Oleh Auditor Eksternal.Jurnal Akuntansi
Etis Karyawan. Jurnal Nominal dan Keuangan. Vol.1
Vol.1.No1.Tahun 2012. FE UNY: Okoye and Gbegi, 2013. Forensic Accounting: A
Yogyakarta. Tool for Fraud Detection and Prevention
Bologna & Linquisdt, 1995. Fraud Auditing and in the Public Sector. (A Study of Selected
Forensic Accounting: New Tolls and Ministries in Kogi State).International
Techniques. New York, USA : John Wiley & Journal of Academic Research in Business
Sons, Inc. and Social Sciences. Vol.3, No.3, March
Cressey, 1953. Other People Money, Study in the 2013. ISSN:2222-6990.
Social Psichology of Embezzlement. Rahmawati.2006. Pengaruh Asimetri Informasi
Montclain, JN: Patterson Smith. Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada
Crumbley, 2005.Forensic and Investigative Perusahaan Perbankan Publik yang
Accounting. USA. CCH Group: ISBN Terdaftar di BEJ. SNA IX: Padang.
0808013653,2005. Santoso, 2011.Efisiensi dan Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah di
COSO (n.d.), Committee of Sponsoring Kabupaten Ngawi.Tesis.Surakarta : FE-
Organization of Treadway Commission. Universitas Sebelas Maret.
Internal Control –Integrated Framework, Sihombing, 2014. Analisis Fraud Diamond
AICPA, New York, NY. Dalam Mendeteksi Financial Statement
COSO ERM (2004), Committee of Sponsoring Fraud : Studi Empiris pada Perusahaan
Organization of Treadway Commission. Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Enterprise Risk Management – Integrated Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012.
Framework, AICPA, New York, NY. Diponegoro Journal of Accounting -
Fauzan, Purnamasari dan Gunawan, 2015.Pengaruh Vol.03, No.2, 2014.
Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Swarna, 2012.Penerapan Akuntansi Forensik dan
terhadap Pengungkapan Fraud (Studi Kasus Audit Investigasi dalam Mendeteksi Fraud
pada Badan Pengawasan Keuangan dan di Lingkungan Digital.Medan : Fakultas
Pembangunan Perwakilan Jawa Ekonomi-Universitas Sumatera Utara.
Barat).Prosiding Akuntansi. ISSN: 2460- Tuanankotta, Theodorus.M. 2007. Akuntansi
6561. Forensik dan Audit Investigasi Seri
Friskila.Monigka.2010. Pengaruh Ketaatan Departemen akuntansi. FE UI : Jakarta.
akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Tuanakotta, 2009.Menghitung Kerugian
Moralitas Manajemen dan Kesesuaian Keuangan Negara dalam Tindak Pidana
Kompensasi Terhadap Kecenderungan Korupsi. Jakarta: Salemba Empat.
Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Tuanakotta, 2012.Akuntansi Forensik dan Audit
Perusahaan BUMN di Kota Padang). FE UNP Investigatif. Jakarta: Edisi 2, Salemba
: Padang Empat.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Willopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang
dengan Program SPSS, Cetakan IV. Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Semarang: Badan Penerbit Universitas Kecurangan Akuntansi Studi Pada
Diponegoro, Semarang. Perusahaan Publik SNA IX : Padang.
Hopwood, W. S. Leiner, J. J. & Young, G. R. Yelly, Anggraini. 2008. Pengaruh Asimetri
2008.Forensic Accounting. New York, : Informasi & Ukuran Perusahaan Terhadap
McGraw - Hill/ Irwin Companies. Rekayasa Laporan Keuangan pada
Howard & Sheetz, 2007.Forensic Accounting and Perusahaan yang Terdaftar di BEI.
Fraud Investigation for Non-Experts. New Zimbelman, Mark. F., Albrecht, Conan C.,
York, USA : John Wiley & Sons, Inc. Albrecht, W. Steve, & Albrecht, Chad O.,
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Pforesional 2014.Akuntansi Forensik (Forensik
Akuntan Publik. Salemba Empat: Accounting). Edisi Keempat. Jakarta :
Jakarta.Irditkesad, Kutiyono. Fraud Salemba Empat,Cengage Learning Asia
(kecurangan): Apa dan Mengapa Pte Ltd.

190

Anda mungkin juga menyukai