Anda di halaman 1dari 16

Industri kayu yang ada, terkonsentasi

DIBALIK RUSAKNYA di tangan sejumlah kecil perusahaan


yang mempunyai hubungan dengan
pemerintah waktu itu. Pada tahun
HUTAN INDONESIA 1994, 10 kelompok perusahaan
terbesar mengontrol 28 juta ha (45 %)
konsesi HPH. Perusahaan-perusahaan
Laju deforestasi yang sedang terjadi sekarang ini tidak ini membentuk suatu kartel (Apkindo)
kurang dari 2 juta hektar per tahun, atau dua kali lebih cepat yang membuat Indonesia menjadi
dibandingkan dengan laju deforestasi pada tahun 1980-an produsen kayu lapis terbesar didunia
dan berhasil meningkatkan harga kayu
Bagian Pertama
lapis internasional. Keluarga Soeharto

L
aju kerusakan hutan di
Indonesia tercatat tidak kurang
dari 2 juta ha per tahun. Faktor
penyebab besarnya laju kerusakan
hutan di Indonesia menurut Forest
Watch Indonesia dalam buku Potret
Keadaan Hutan Indonesia sebagian
besar merupakan akibat dari suatu
sistem politik dan ekonomi yang
korup, yang menganggap sumber daya
alam khususnya hutan sebagai sumber
pendapatan untuk dieksploitasi bagi
kepentingan politik dan pribadi.

Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

Betapa tidak, pada akhir tahun 1960-


an, kebijakan yang ditetapkan untuk
memperkuat sektor perekonomian
adalah dengan mengambil langkah
Kondisi Hutan di Kab. Rokan Hilir
cepat yakni membangun dan Setelah pohon habis, hanya inilah yang tersisa
menciptakan kerangka kerja legal yang
memungkinkan perusahaan swasta 75% kayu tersebut diekspor. Predikat dan kerabat dekatnya adalah para
untuk memanen dan mengeskpor kayu. negara produsen kayu bulat tropis pemain penting dalam industri ini.
Sumatera dan Kalimantan adalah target dunia diperoleh tahun 1979 dimana Menurut Indonesian Corruption
pertama dalam eksploitasi hutan Indonesia menguasai 41% pangsa Watch, keluarga Soeharto saja
karena keduanya mempunyai pasar dunia senilai 2.1 miliar dolar. mengontrol lebih dari 4.1 juta hektar.
persediaan spesies pohon bernilai Pendapatan negara pun melonjak dari
ekonomis tinggi yang terbanyak dan 6 juta dolar pada tahun 1966 menjadi Tahun 1995, ada sekitar 585 konsesi
letaknya dekat dengan pasar Asia. lebih dari 564 juta dolar pada tahun HPH, yang luasnya mencakup 63 juta
1974. ha di seluruh Indonesia. Namun
Berpedoman pada UU Kehutanan demikian pada pertengahan tahun
tahun 1967 yang memberikan dasar Diterapkannya kebijakan larangan 1990-an beberapa izin HPH dicabut,
hukum pemberian hak pemanenan ekspor kayu bulat pada awal tahun sebagian karena pelanggaran hukum
kayu, maka berdirilah perusahaan HPH 1980-an, menciptakan sejumlah kecil yang dilakukan oleh pemegang konsesi
yang mempunyai hak untuk mengelola perusahaan-perusahaan perkayuan HPH dan sebagian karena nilai tegakan
hutan selama 20 tahun tak lama setelah raksasa yang mengkonsentrasikan diri pohon di banyak konsesi HPH
peraturan tersebut diundangkan. Pada pada produksi kayu lapis. Konsentrasi menurun, sehingga mengurangi daya
kurun waktu 1969-1974 tercatat dalam industri ini didorong lebih lanjut oleh tariknya sebagai kegiatan komersial
satu propinsi saja yaitu Kalimantan peraturan mengenai HPH yang jangka panjang. Pencabutan izin
Timur memiliki 11 juta ha konsesi mengharuskan perusahaan yang tersebut tidak berarti perusahaan
HPH. meminta izin konsesi HPH untuk menghentikan penebangan. Sejumlah
memiliki atau menjalin hubungan HPH yang periode kontrak 20
Pada tahun 1967, penebangan kayu dengan perusahaan lain yang memiliki tahunnya telah berakhir, dialihkan ke
bulat tercatat hanya 4 juta m 3 dari pabrik pengolahan kayu. Aturan ini lima perusahaan milik negara (Inhutani
hutan-hutan di Indonesia. Angka ini menyebabkan pembatasan kepemilikan I sampai V) atau dibentuk kembali
melesat pada tahun 1977 dimana HPH pada kelompok perusahaan menjadi perusahaan patungan antara
produksi kayu bulat Indonesia besar yang memiliki pabrik kayu lapis. pemerintah-swasta dan salah satu dari
mencapai 28 juta m3 dan sedikitnya badan usaha milik negara ini.

intip hutan | april 2003 1


Pada pertengahan 1998, 39 juta ha Hasil penilaian Lembaga Penilai tahun 2000 benar-benar telah ditanami
tetap berada seluruhnya di tangan para Independen (LPI) terhadap 27 Unit adalah sebuah gejala beberapa masalah
pemegang konsesi HPH swasta, manajemen (UM) HPH maupun struktural yang saling berhubungan
sedangkan 14 juta ha dikelola oleh lima IUPHHK menghasilkan penilaian: 3 dengan program HTI. Peraturan tahun
perusahaan Inhutani, 8 juta ha berada UM dinilai baik, 15 sedang dan 7 1990 jelas menyatakan bahwa HTI
dibawah perusahaan patungan lainnya mendapat nilai buruk. Dengan hanya diberikan untuk kawasan hutan
pemerintah-swasta, dan 8 juta ha hasil penilaian tersebut maka jelas permanen nonproduktif dan tidak akan
lainnya telah dicanangkan untuk sudah bahwa ternyata sebagian besar diberikan di kawasan yang sudah
konversi ke penggunaan non UM yang pernah mendapat “restu” berada di bawah sebuah HPH. Namun
kehutanan. Angkatan bersenjata mengelola hutan dinyatakan tidak faktanya konsesi HTI sering dibangun
(ABRI) juga mendapatkan keuntungan mampu mengelola hutan yang di lahan hutan yang masih produktif.
dari redistribusi konsesi HPH ini. “diberikan” dengan sebaik-baiknya. Menurut perhitungan yang dibuat
Konsesi mereka bertambah hampir dua berdasarkan hasil studi kelayakan
kali lipat menjadi 1.8 juta ha. perusahaan HTI pada bulan Juni 1998,
HUTAN TANAMAN INDUSTRI 22 persen lahan yang dikelola HTI
Lalu bagaimana dengan kondisi hutan (HTI) adalah lahan yang sebelum
yang dikelola dengan sistem HPH? pembangunan HTI merupakan hutan
Departemen Kehutanan tahun 2000 Berkaitan dengan larangan ekspor kayu alam produktif. Beberapa konsesi HTI
melaporkan bahwa sebagian besar bulat pada tahun 1980-an, pemerintah melakukan konversi sebagian kawasan
hutan yang berada di bawah HPH kemudian meluncurkan sebuah rencana hutan alam yang lebih luas.
berada dalam kondisi rusak. Para ambisius untuk membangun kawasan
pemegang HPH hanya “melirik” kayu, yang luas untuk hutan tanaman industri
mereka tidak peduli dengan tanggung yang tumbuh cepat (Hutan Tanaman
jawab dalam praktek-praktek ke- Industri/HTI). Khususnnya di
hutanan di lapangan. Tampaknya Kalimantan dan Sumatera.
perusahaan terus menerus melanggar
Undang-Undang Tebang Pilih Tanam Pada awalnya pemerintah menetapkan
Indonesia (TPTI) yang wajib ditaati program HTI sebagai rencana untuk
selama masa kontrak 20 tahun. menyediakan tambahan pasokan kayu
yang berasal dari hutan-hutan alam,
Dalam sebuah survey, pada lahan seluas melakukan rehabilitasi lahan yang
hampir 47 juta ha yang berada di areal terdegradasi, dan mempromosikan
HPH aktif atau yang habis masa konservasi alam. Untuk mencapai
berlakunya, sekitar 30 % mengalami tujuan ini, para pengusaha HTI
degradasi, kualitasnya turun menjadi menerima berbagai subsidi pemerintah,
semak atau dikonversi menjadi lahan termasuk pinjaman dengan ketentuan
pertanian, dan hanya 40 % yang masih lunak dari Dana Reboisasi yang
diklasifikasikan sebagai hutan primer dikumpulkan dari pemegang HPH.
dalam kondisi yang baik.
Konsesi HTI diberikan untuk
Akibat dari pengelolaan hutan yang memproduksi kayu pulp dan kayu
selama ini bersifat “merusak” yang pertukangan, dan dapat dibangun
dilakukan oleh para pemegang HPH, secara independen, atau bekerja sama
Departemen Kehutanan menetapkan dengan HPH yang sudah ada. Suatu
Surat Keputusan Menteri Kehutanan kategori khusus diciptakan untuk
7659/Kpts-VI/2002 tanggal 21 konsesi HTI yang berkaitan dengan
Agustus 2002 yang menetapkan 12 lokasi transmigrasi (HTI-Trans),
Photo: Togu Manurung
Lembaga Penilai Independen (LPI) dimana dalam kasus ini para
Mampu yang bertugas untuk mela- transmigran juga berperan sebagai
kukan penilaian terhadap kinerja unit pekerja di HTI. Konsesi HTI-Trans Alasan ekonomi mengapa pem-
manajemen perusahaan berdasarkan biasanya memproduksi kayu bangunan tersebut dilakukan di dalam
kriteria dan indikator Pengelolaan pertukangan. Menurut angka resmi, kawasan hutan sangatlah jelas.
Hutan Alam Produksi Lestari sekitar 7,8 juta ha telah dialokasikan Pertama, membangun HTI di lahan
(PHAPL) dan melaporkan hasil untuk semua tipe pembangunan HTI yang benar-benar terdegradasi akan
penilaiannya kepada tim Evaluasi sebelum akhir tahun 2000, tetapi hanya lebih mahal, karena sering memerlukan
sebagai tim pembantu menteri kehu- 23,5 persen dari kawasan tersebut yang investasi yang besar untuk kegiatan
tanan untuk melakukan penilaian. Hasil benar-benar ditanami. penyiapan lahan sampai melakukan
penilaian tersebut menjadi bahan rehabilitasi kesuburan tanah. Kedua,
pertimbangan untuk menentukan status Fakta yang menyatakan bahwa kurang konsesi HTI mencakup hak
unit manajemen, melanjutkan ijin dari seperempat luas lahan yang memperoleh IPK (Izin Pemanfaatan
usahanya atau mencabutnya. dialokasikan untuk konsesi HTI pada Kayu) yang pada dasarnya adalah izin

2 intip hutan | april 2003


untuk menebang habis dan bukanlah alasan utama untuk dilakukan Bank Dunia pada tahun
memanfaatkan kayu tegakan yang membangun HTI. 1998, "operasi pembalakan dapat
masih tersisa. Jika HTI dibangun di atas menyebabkan degradasi suatu area
lahan yang masih memilki banyak Pertumbuhan luas areal konsesi dengan sedikit resiko untuk mendapat
tegakan yang masih ada, maka IPK ini HTI didorong oleh subsidi finansial penalti yang serius, dan dalam proses
memberikan pasokan kayu kepada yang besar dan hak untuk menebang ini mereka juga mendapatkan izin
perusahaan dalam jumlah besar, yang habis tegakan pohon yang masih ada. mengubah areal tersebut yang sudah
pada dasarnya menghasilkan sangat rusak menjadi HTI atau
keuntungan sangat besar. Dinamika ini Selain itu, banyak pemegang perkebunan”. 24 Data Departemen
ditambah dengan sejumlah besar HPH memandang bahwa secara Kehutanan yang diterbitkan pada tahun
pasokan kayu yang tersedia dari ekonomi akan menguntungkan jika 1998 mengungkapkan bahwa lebih dari
sumber-sumber ilegal, memperkecil mereka mengubah area HPH-nya yang 2,7 juta ha konsesi HPH sudah
insentif bagi perusahaan kayu untuk tergradasi menjadi HTI. Seperti dikonversi menjadi HTI.
melanjutkan penanaman dan dinyatakan dalam penelitian yang Bersambung
pemanenan HTI.

Kurang dari seperlima dari kira-


kira 2 juta ha yang dialokasikan untuk
pembangunan HTI kayu pertukangan 50 Persen Hutan Produksi di Provinsi Bengkulu Rusak
sudah direalisasikan penanamannya.
BENGKULU - Sekitar 50 persen dari 217.175 hektare hutan
produksi tetap dan terbatas di Provinsi Bengkulu kini gundul. Sebagian
besar dari hutan produksi yang rusak tersebut merupakan eks lahan
Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Hal tersebut diungkapkan Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Ir. H. Hidayatullah Sjahid, MM
kepada Pembaruan di ruang kerjanya, Senin (12/8) siang.
Sedangkan hutan lindung yang sudah kritis sekitar 30 persen dari
451.747 hektare. Lalu sekitar 10 persen dari luas hutan konservasi di
daerah ini juga mengalami hal yang sama. Namun, dia tidak merinci
luas hutan konservasi itu.
“Yang jelas, berbagai jenis hutan di Provinsi Bengkulu dalam
keadaan memprihatinkan. Hutan-hutan tersebut perlu segera ditangani
dengan cara reboisasi secara bertahap sesuai dana yang disediakan
pemerintah setiap tahun,” ujarnya.
Hidayatullah mengatakan, kerusakan hutan di Bengkulu selain
akibat pemilik HPH yang tidak bertanggung jawab mengembalikan
posisi hutan setelah diambil kayunya juga dikarenakan masih tingginya
intensitas pencurian kayu.
Khususnya pencurian kayu di kawasan hutan lindung di
Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan sebagian di Bengkulu
Selatan. “Di tiga daerah tingkat II ini sampai kini masih terjadi
pencurian kayu,’’ katanya.
Dampak dari kegiatan tersebut, luas kerusakan hutan lindung di
tiga kabupaten itu dari tahun ke tahun terus bertambah. Bahkan, di
Kabupaten Bengkulu Utara meski aparat Kepolisian dan Dinas
Kehutanan setempat terus melancarkan operasi penertiban kayu ilegal,
tapi aksi pencurian kayu masih jalan terus.
Kondisi hutan di kawasan HTI, Riau Demikian juga halnya pencurian kayu di Kabupaten Rejang
Lebong dan Bengkulu Selatan. Namun, khusus di dua kabupaten ini
Pembangunan HTI untuk produksi setelah Dinas Kehutanan setempat gencar melakukan operasi di
kayu pulp dilakukan agak lebih baik, lapangan aksi pencurian kayu di hutan lindung menurun tajam.
dimana sekitar seperempat kawasan Hal ini terbukti beberapa kali dilancarkan operasi penertiban kayu
seluas hampir 5 juta ha yang di dua kabupaten tersebut tidak ditemukan kayu ilegal di kawasan hutan
dialokasikan untuk produksi pulp sudah lindung yang selama ini dianggap rawan pencurian.
direalisasikan penanamannya. Dilihat Meskipun demikian, aparat Dinas Kehutanan Bengkulu Selatan
dari rendahnya persentase kawasan dan Rejang Lebong tetap diminta mengawasi secara ketat setiap hutan
HTI yang sudah ditanami secara lindung. Dikatakan, untuk tiga tahun (2003-2005) akan direhabilitasi
keseluruhan – hanya 23,5 persen dari lahan gundul seluas 33.024 hektare.
total kawasan yang dialokasikan untuk Sumber: Suara Pembaruan 14 Agustus 2002
semua tipe HTI – jelas bahwa
penanaman dan pemanenan kayu HTI

intip hutan | april 2003 3


P
egunungan Meratus merupakan
kawasan hutan perawan (virgin
forest) yang masih ada di
Propinsi Kalimantan Selatan, letaknya
membentang dari arah Tenggara
sampai ke sebelah Utara berbatasan
dengan Propinsi Kalimantan Timur.
Posisinya membelah wilayah
Kalimantan Selatan menjadi dua
bagian, sebelah Barat dan sebelah
Timur. Kawasan Pegunungan Meratus
melintasi Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab.
Hulu Sungai Selatan, Kab. Tabalong,
Kerusakan Hutan Kab. Kotabaru, Kab. Banjar dan Kab.
Tapin.

Wilayah Pegunungan Meratus


juga memiliki nilai keanekaragaman
hayati tinggi serta nilai kenyamanan
lingkungan (amenities) bagi
Meratus masyarakat luas. Posisi kawasan hutan
yang terletak di wilayah hulu beberapa

Pemerkosaan DAS (Daerah Aliran Sungai) membuat


wilayah ini berperan penting sebagai
kawasan resapan air, sedangkan di lain
pihak kondisi kelerengan lahan yang

Hutan Perawan cukup terjal dan jenis tanah peka erosi


membuat wilayah tersebut memiliki
nilai kerentanan (fragility) yang tinggi
sehingga penutupan hutan merupakan
Rencana gubernur mengalihfungsikan hutan di Meratus satu-satunya pilihan terbaik yang perlu
menjadi Hutan Produksi Terbatas menyebabkan maraknya dipertahankan dan dijauhkan dari
penebangan liar di kawasan ini. kerusakan.................................

4 intip hutan | april 2003


lain, menurut mereka karena Kawasan 2. Kabupaten Tanjung, lokasi
Meratus itu akan dibabat habis juga penebangan liar di wilayah Jaru, Uya
kayunya maka lebih baik mereka yang dan Tanta.
rnelakukan penebangan kayu itu lebih
dulu. 3. Kabupaten Amuntai HSU, lokasi
penebangan liar di Kec.Halong, Iyam/
Dengan melihat kondisi seperti ini Pitap dan Bentala.
maka Kawasan Pegunungan Meratus 4. Kabupaten Barabai HST, lokasi
akan semakin rawan kehancuran dan penebangan liar di Kec. Birayang dan
tentunya menjadi ancaman bagi Hantakan.
ekosistem hutan secara keseluruhan di
kawasan itu. Dampak langsung yang 5. Kabupaten Kandangan HSS, lokasi
dirasakan akibat penebangan liar ini penebangan di daerah Loksado.
adalah keberadaan kurang lebih 150
Balai Adat dengan puluhan ribu jiwa Dari investigasi terpantau bahwa
Masyarakat Dayak Meratus yang kegiatan penebangan liar (illegal
mendiami kawasan ini secara turun logging) di wilayah Hulu Sungai
temurun akan menjadi polemik panjang. Tengah (HST) akhir akhir ini semakin
marak terlihat dari banyaknya truk truk
Pemerintah Daerah dalam menangani yang lewat mengangkut kayu ilegal itu
masalah ini seperti tidak serius, bahkan setiap harinya. Menurut pemilik
semakin menambah berkembangnya bansaw Alfianor ada sekitar 10 - 15
penebangan liar itu, hal ini dikarenakan truk yang mengangkut kayu masak,
adanya rencana dari Pemprop Kalsel satu truk dapat membawa 10 15 kubik
yang akan mendirikan sebuah kayu masak untuk diekspor keluar
Hutan Pegunungan Meratus, Kalsel
perusahaan perkayuan yaitu PD Bangun daerah, jadi setiap harinya untuk
Banua Rimba yang dikhususkan wilayah HST ada sekitar 150 200
Penebangan liar yang terjadi di menghimpun perusahaan kayu ilegal meter kubik kayu yang dikirim ke
wilayah Kalimantan Selatan saat ini dan rencananya mereka akan bekerja Banjarmasin.
sangat memprihatinkan, sumber data sama dengan PT Hasnur Group milik
dari Dinas Kehutanan Kalsel H. Sulaiman HB. Kegiatan ini semakin pesat dengan
menyatakan tidak kurang dari satu juta semakin banyaknya bansaw bansaw
meter kubik (m3) per tahun kayu yang Pihak kepolisian dan kejaksaan tanpa izin yang beroperasi, untuk Kalsel
semuanya berasal dari hutan di sendiri seakan tidak bisa berbuat apa ada sekitar 460 bansaw pabrik
Pegunungan Meratus dibabat dan apa, dapat kita lihat dengan banyaknya perkayuan tanpa izin yang berdiri.
diangkut keluar daerah. Asminbang kasus kasus kayu ilegal yang tidak bisa
Pemprop Kalsel, Drs. Armain Janit diselesaikan oleh pengadilan. Data di Untuk wilayah HST ada dua jalur lintas
mengatakan dari data di Pemprop Kejaksaan Negeri HST yang tempat untuk mengambil kayu yang ada
sekitar 80 ribu meter kubik setiap disampaikan oleh Jaya Siahazin SH, di Pegunungan Meratus yang selama ini
bulannya log kayu dari hutan Kalsel itu sampai saat ini baru 2 kasus kayu yang ditakuti oleh para pelaku penebang liar
ditebang dan ditaksir negara dirugikan masuk pengadilan dan itu sudah itu, yaitu daerah Kec. Birayang Kab.
ratusan milyar rupiah per tahun. Hal diputuskan, sedangkan untuk menutup Hulu Sungai Tengah Lokasi yang
ini merupakan ancaman yang sangat bansaw-bansaw dan menindak dijadikan lahan untuk penebangan itu
besar bagi kelestarian hutan di Kalsel. penebang liar itu bukan tugas mereka, berada di Desa Nateh, Desa Kiyu (G.
ini masuk pidana umum tugas polisi Kanuar) dan bekas areal HPH Daya
Semakin maraknya penebangan jaksa khusus tindak pidana khusus. Sakti (G. Panitirang-gang). Lokasi -
liar yang terjadi di daerah Hutan lokasi ini semuanya masuk wilayah
Lindung Meratus ini juga dikarenakan LOKASI TEBANGAN Pegunungan Meratus bagian Selatan.
adanya rencana Gubernur Kalimantan Kemudian di Kecamatan Hantakan
Selatan untuk mengalihfungsikan Hutan Dari banyaknya tempat yang dijadikan Kab. Hulu Sungai Tengah, masyarakat
Lindung Meratus menjadi Hutan lokasi penebangan dan pengangkutan mengambil kayu kayu Damar/Meranti
Produksi Terbatas (HPT) yang kayu-kayu haram ini dapat kita di daerah Gunung Periok, Wilayah Adat
pengelolaannya akan diserahkan kelompokkan sebagai berikut : Mangkiling dan bekas lahan HPH PT
kepada PT Kodeco Timber, dan Daya Sakti, semuanya ini masuk di
rencana Gubernur untuk melegalkan 1. Kabupaten Kotabaru, lokasi jajaran Pegunungan Meratus.
penebangan liar dengan membuat suatu penebangan liar di wilayah Batulicin
wadah/penampungan bagi penebang kawasan HPH Kodeco (Salat), Kayu kayu yang diambil ini semuanya
liar. Sampanahan, Sungai Durian, Cantung jenis Damar/Meranti yang laku untuk
Adanya rencana pemerintah dan Banian. diekspor. Ada bermacam jenis damar
tersebut oleh masyarakat luar diartikan yang tumbuh di hutan Meratus ini.

intip hutan | april 2003 5


Disepanjang jalan menuju Batu menyatakan bahwa bansaw bansaw dari hutan Meratus. Sedangkan di
Kambar dan Mangkiling kita akan yang ada di wilayah HST ini semuanya Kecamatan Barabai ada 4 buah, 3 di
melihat tumpukan tumpukan kayu tidak memiliki izin karena berdasarkan Desa Banua Jingah dan 1 di Desa
yang siap diangkut ke bansaw bansaw. Peraturan Menteri Perindustrian salah Mandingin.
satu syarat untuk memiliki bansaw baik
Di wilayah Kab. HST ini sangat mudah modern maupun semi syaratnya adalah Pemilik bansaw ini kebanyakan orang
membuktikan bahwa keberadaan harus memiliki kawasan HPH, jadi jelas orang di kota yang punya kolega di
kayu-kayu yang diambil dari Hutan bansaw bansaw itu semuanya tidak pemerintahan dan ada juga yang punya
Meratus dan tempat pengolahan kayu punya izin. aparat kepolisian. Dari pengamatan di
itu ilegal, karena di daerah ini tidak lapangan, kepemilikan bansaw yang ada
ada satu pun HPH/HTI dan bentuk Pihak Departemen Perindustrian HST di Birayang: H. Samian 2 buah, Udin 1
penguasaan hutan lainnya, karenanya yang berwenang memberikan izin buah dan 3 buahnya milik masyarakat
tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kayu pendirian bansaw/sawmil sampai setempat dari luar desa tersebut.
kayu yang beredar di wilayah HST sekarang juga belum punya data jelas Masyarakat setempat yang
serta bansaw bansaw tempat berapa buah bansaw yang ada dan mengerjakan dan menungguinya, jadi
menampung dan mengolah kayu yang beroperasi dan siapa pemiliknya. tempat tinggalnya tidak di mana bansaw
bertebaran itu tidak punya izin atau Menurut mereka kalau bansaw bansaw itu berada. Mereka mendapatkan kayu
ilegal. itu didata dan dibina artinya sama kayu tersebut bisa langsung membeli ke
melegalkan bansaw, sedangkan untuk masyarakat atau melewati cukong
Tidak aneh kalau kita berjalan ke menutup usaha itu bukan tugas mereka, cukong.
Banua Jingah atau Birayang kita akan tapi tugas pihak kepolisian.
melihat tempat tempat pengolahan Dengan adanya bansaw bansaw ini saja
kayu (bansaw) yang berjejer di Berdasarkan data yang diperoleh di sudah jelas, bahwa ada kegiatan
sepanjang jalan sepertinya mereka lapangan, bansaw bansaw itu ada di penebangan liar namun sampai sekarang
sudah siap dengan resiko yang beberapa lokasi yang letaknya jauh dari pihak pemerintah daerah baik Pemda
dihadapi karena mereka tahu tidak perkotaan dan agak tersembunyi. Di Tk I dan II tidak pernah mengambil
punya izin secara hukum. Seperti yang Kecamatan Birayang ada 6 buah sikap yang tegas. Ini juga yang akhirnya
dikatakan Bp. H.Salmani SlE Kasi di bansaw, 5 di Desa Rangas, 1 di Desa menimbulkan kecurigaan bahwa ada
Departemen Perindustrian HST yang Wawai. Mereka menerima kayu kayu permainan untuk melegalkan ini.

Sisa tebangan pohon, Peg. Meratus Kalsel

6 intip hutan | april 2003


DAMPAK KEBIJAKAN
LARANGAN EKSPOR
KAYU BULAT
PADA PERIODE 1985-1997
TERHADAP SEKTOR
KEHUTANAN INDONESIA

Photo: Togu Manurung

PENDAHULUAN mengembangkan model yang Hasil Simulasi Model


menggambarkan kondisi aktual
Hasil perbandingan simulasi model
Studi ini bertujuan untuk keseimbangan pasar, yaitu kondisi pasar
pasar produk perkayuan Indonesia
mengetahui pelajaran-pelajaran penting (produk perkayuan) dimana larangan
“dengan” dan “tanpa” kebijakan
apa saja yang dapat diambil dari ekspor kayu bulat diberlakukan,
larangan ekspor kayu bulat pada
pengalaman diterapkannya kebijakan kemudian meng-gunakannya untuk
periode 1985-1997 memperlihatkan
larangan ekspor kayu bulat secara total menduga kondisi keseimbangan pasar
bahwa: dengan diberlakukannya
pada periode tahun 1985 sampai 1997. yang baru, yaitu kondisi pasar tanpa
larangan ekspor kayu bulat produksi
Berbagai pelajaran selama periode larangan ekspor kayu bulat.
kayu lapis dan kayu gergajian
waktu tersebut sangat penting untuk Menurut teori ekonomi, larangan meningkat, masing-masing sebesar 5
dipelajari mengingat ketiadaan analisis ekspor kayu bulat akan mengurangi persen dan 3 persen lebih tinggi.
kritis terhadap dampak kebijakan kompetisi untuk memperoleh kayu Sebaliknya, produksi kayu bulat
larangan ekspor kayu bulat sejak bulat dan menekan harga kayu bulat menjadi 18 persen lebih rendah. Jadi,
Pemerintah Indonesia kembali domestik, yang kemudian menyebabkan kebijakan larangan ekspor kayu bulat
memberlakukan larangan ekspor kayu turunnya nilai tegakan dan pada mendukung pengembangan industri
bulat pada tanggal 8 Oktober 2001 gilirannya akan menurunkan kayu lapis dan kayu gergajian di
sampai dengan sekarang ini. Studi penerimaan pemerintah dari sumber Indonesia dan menghasilkan manfaat
difokuskan pada aspek ekonomi dari daya hutan. konservasi langsung dengan semakin
pengaruh kebijakan larangan ekspor
Perlu diperhatikan bahwa efek yang berkurangnya pembalakan kayu bulat.
kayu bulat terhadap pasar produk
ditemukan dalam studi ini bukan hanya Di samping itu, ekspor kayu lapis dan
perkayuan Indonesia, yaitu pasar kayu
hasil dari kebijakan larangan ekspor kayu gergajian Indonesia meningkat,
bulat tropis, pasar kayu lapis dan pasar
kayu bulat saja, namun juga dari berturut-turut sebesar 5 persen dan 15
kayu gergajian. Disamping itu, hasil
berbagai kebijakan yang datang persen per tahun. Dengan demikian,
analisis studi ini juga bertujuan untuk
bersamaan dengan, dan/atau setelah kebijakan larangan ekspor kayu bulat
mendiskusikan dampak larangan ekspor
diberlakukannya kebijakan larangan berhasil meningkatkan ekspor kayu
kayu bulat terhadap penebangan liar
ekspor kayu bulat tersebut. Sebagai olahan Indonesia. Bertambahnya
dan penyelundupan kayu di/dari
contohnya adalah kebijakan pemerintah volume ekspor kayu lapis dan kayu
Indonesia. Pelajaran-pelajaran yang
untuk mempercepat (memaksa) gergajian dari Indonesia menyebabkan
diperoleh diharapkan dapat membantu
pembangunan industri perkayuan rata-rata harga internasional kayu lapis
para pembuat keputusan untuk
dengan berintikan industri kayu lapis dan kayu gergajian turun, yaitu masing-
menghindari kegagalan pasar yang
yang diberlakukan pada bulan April masing sebesar 3 persen dan 1 persen
semakin parah akibat penerapan
1981, yang kemudian diikuti dengan per tahun. Sebagai akibatnya, total
kebijakan yang tidak tepat.
kebijakan pemerintah yang impor kayu lapis dan kayu gergajian
menyebabkan terjadinya integrasi oleh negara importir meningkat, masing
vertikal antara perusahaan pengolahan masing sebesar 2 persen dan 1 persen.
Metodologi Sementara itu, harga kayu bulat
kayu dan perusahaan HPH dalam satu
Metode analisis yang digunakan holding company yang sama, dan domestik turun sebesar 18 persen per
dalam studi ini adalah the classical kebijakan pemerintah mengenakan tahun dan harga internasional kayu
welfare economics framework in an pajak ekspor yang tinggi terhadap kayu bulat naik sebesar 44 persen per tahun,
opened economy dan a non-spatial gergajian, yaitu sebesar USD 250 – sehingga total ekspor kayu bulat dari
equilibrium timber market model. USD 1000 per m 3 , pada bulan negara eksportir kayu bulat tropis di
Prinsip umumnya adalah: pertama, November 1989. luar Indonesia meningkat sebesar 24
persen.

intip hutan | april 2003 7


Pelajaran-pelajaran penting dibandingkan dengan kehilangan devisa tropis menambah cepat habisnya
untuk dipelajari akibat dihentikannya ekspor kayu bulat. sumber daya hutan Indonesia. Lebih
Disamping itu, pemerintah Indonesia lanjut, nilai tegakan yang lebih rendah
Pengaruhnya Terhadap Penurunan juga mengalami kerugian tambahan, juga menyebabkan turunnya
Harga Kayu Bulat Domestik yaitu hilangnya total penerimaan pajak penerimaan pemerintah dari timber
ekspor kayu bulat (export revenue royalties.
Dengan larangan ekspor kayu bulat,
foregone) karena ekspor kayu bulat
harga kayu bulat domestik selama
dilarang. Pengaruhnya terhadap konservasi
periode 1985-1997 turun sebesar 18
hutan alam
persen. Harga kayu bulat domestik yang
Pengaruhnya terhadap nilai tambah
lebih murah menjadi insentif untuk Meskipun kebijakan larangan
membangun kapasitas industri Total kumulatif nilai tambah kotor ekspor kayu bulat menghasilkan
pengolahan kayu, tetapi sebaliknya pada industri kayu lapis dan industri dampak langsung yang positip terhadap
menjadi disinsentif untuk melakukan kayu gergajian berturut-turut 12 persen konservasi karena pembalakan kayu
pengelolaan hutan alam secara intensif dan 9 persen (atau, masing-masing 3 bulat berkurang, turunnya harga kayu
pada jangka panjang. Selanjutnya, milyar USD dan 2,6 milyar USD) lebih bulat domestik merupakan disinsentif
harga kayu bulat yang murah tinggi dengan diberlakukannya larangan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan
menyebabkan rendahnya efisiensi ekspor kayu bulat. Nilai tambah kotor sumber daya hutan Indonesia.
pemanfaatan bahan baku kayu di hutan yang lebih tinggi dihasilkan dari harga Disamping itu, seperti yang telah
maupun di pabrik pengolahan kayu, bahan baku kayu bulat domestik yang dikemukakan sebelumnya, harga kayu
serta menyebabkan kurangnya insentif jauh lebih murah sebagai akibat bulat yang murah memberikan signal
ekonomi untuk membangun hutan dilarangnya ekspor kayu bulat, pasar yang salah untuk membangun
tanaman. sementara harga ekspor kayu olahan kapasitas industri pengolahan kayu
Harga kayu bulat yang lebih murah hanya turun relatif kecil. domestik yang berlebihan. Sebagai
ini juga tidak menggambarkan Besarnya nilai tambah yang akibatnya, permintaan bahan baku kayu
kenyataan terjadinya kelangkaan kayu sebenarnya diperoleh oleh bulat malah semakin meningkat
bulat akibat semakin berkurangnya perekonomian Indonesia (yaitu nilai sehingga eksploitasi hutan untuk bahan
persediaan kayu bulat (standing stock) tambah bersih) lebih kecil daripada yang baku kayu bulat bertambah tinggi.
di hutan. Dengan demikian, harga kayu disebutkan di atas mengingat nilai Overcapacity industri pengolahan kayu
bulat yang murah memberikan signal tambah kotor tersebut masih harus menjadi semakin bertambah besar
pasar yang salah, sehingga dikurangi dengan total biaya input yang dengan adanya keputusan pemerintah
menyebabkan terjadinya pembangunan diimpor (yaitu: biaya mesin, biaya untuk memprioritaskan pembangunan
kapasitas industri pengolahan kayu kapital, biaya bahan baku penolong, dan industri pulp dan kertas di Indonesia
domestik yang berlebihan. Perlu kita biaya tenaga kerja asing), yang total pada awal dekade 90-an, walaupun
mengerti bahwa sesungguhnya harga nilainya tidak diketahui. sumber bahan baku kayu pulp dari
kayu bulat domestik yang murah selama
periode 1985-1997 juga disebabkan Pengaruhnya terhadap nilai tegakan
oleh terjadinya “kelimpahan” pasokan
Dari tahun 1985 sampai 1997,
kayu bulat yang berasal dari
dengan diberlakukannya larangan
penebangan liar (illegal logging) yang
ekspor kayu bulat, total nilai tegakan
dilakukan oleh perusahaan HPH
di hutan alam berkurang sebesar 33
maupun oleh masyarakat lokal/
persen atau 5,5 milyar USD lebih
pendatang. Disamping itu, produksi
rendah. Hal ini disebabkan oleh
kayu IPK (Ijin Pemanfaatan Kayu),
turunnya harga kayu bulat domestik,
yang berasal dari kegiatan konversi
dan karena volume panen kayu yang
hutan alam, menambah “kelimpahan”
lebih kecil. Nilai tegakan yang lebih
pasokan kayu bulat sehingga turut
rendah sebagai akibat diberlakukannya
menyebabkan murahnya harga kayu
larangan ekspor kayu bulat merupakan
bulat domestik.
disinsentif untuk melakukan
pengelolaan hutan secara berkelanjutan,
Pengaruhnya terhadap penerimaan
dan mendorong pemanenan hutan
riil devisa
tropis secara sangat selektif, yaitu
Dengan kebijakan larangan ekspor mencari dan menebang pohon-pohon
kayu bulat, selama periode 1985-1997, berdiameter besar dan yang mempunyai
penerimaan ekspor Indonesia dari nilai komersial tinggi dengan
produk perkayuan, dihitung dalam nilai meninggalkan banyak sekali limbah
riil, berkurang sebanyak 12 persen, atau kayu di hutan. Kebijakan kehutanan
secara total berkurang sebesar 6 milyar seperti ini menyebabkan cepat habisnya
USD. Peningkatan penerimaan riil sumber daya hutan. Kurangnya
devisa dari ekspor kayu lapis dan kayu penghargaan terhadap hasil hutan non-
gergajian ternyata jauh lebih kecil kayu yang dapat dihasilkan dari hutan

8 intip hutan | april 2003


hutan tanaman industri belum tersedia. sudah terjadi sejak awal dimulainya murah serta Penyertaan Modal
Fakta terjadinya kehancuran sumber kegiatan operasi pembalakan kayu oleh Pemerintah yang berasal dari Dana
daya hutan Indonesia dengan laju perusahaan-perusahaan HPH. Reboisasi (DR). Dana murah ini
deforestasi yang semakin meningkat Permasalahan lain yang diberikan oleh pemerintah kepada
dari tahun ke tahun (khususnya selama menyebabkan terjadinya penebangan perusahaan swasta dan BUMN yang
periode larangan total ekspor kayu liar adalah karena ketidakjelasan hak hendak membangun HTI. Insentif
bulat: 1985 sampai 1997, laju kepemilikan lahan hutan (land tenurial ekonomi lainnya yang seringkali
deforestasi rata-rata mencapai 1,6 – 1,8 right problems) dan karena hak diperoleh oleh perusahaan HTI adalah
juta hektar per tahun) menunjukkan masyarakat adat (indigenous people) mendapatkan keuntungan besar dari
bahwa manfaat langsung konservasi selama ini tidak dihormati dalam hasil kayu IPK yang diperolehnya dari
dikalahkan oleh berbagai dampak peraturan-perundangan yang berlaku kegiatan konversi hutan alam (melalui
negatif yang dihasilkan sebagai akibat dan/atau yang mengatur tentang kegiatan land clearing) di areal konsesi
harga kayu bulat domestik yang murah. kehutanan di Indonesia. Kesenjangan HTI yang diberikan oleh pemerintah
yang (semakin) besar antara permintaan kepada perusahaan tersebut. Tanpa
Pengaruh terhadap penebangan liar dan pasokan kayu bulat di dalam negeri, adanya suntikan dana murah dari DR
sebagai akibat dari kapasitas industri dan tanpa adanya insentif terselubung
Kebijakan larangan ekspor kayu
perkayuan yang berlebihan, juga berupa keuntungan besar dari kayu
bulat selama periode 1985-97 dapat
mendorong terjadinya pencurian kayu IPK, dan sebagai akibat harga kayu
mengurangi volume penebangan liar
(penebangan liar) di hutan-hutan bulat domestik yang murah,
(illegal logging) dari berbagai lokasi
Indonesia. sesungguhnya tidak ada insentif
hutan di Indonesia, yaitu dari 253 juta
ekonomi untuk membangun HTI di
m3 (tanpa larangan ekspor kayu bulat)
Pengaruhnya terhadap Indonesia.
menjadi 161,8 juta m3 (dengan larangan
penyelundupan kayu
ekspor kayu bulat). Namun demikian,
Pengaruh terhadap dorongan untuk
kebijakan ini tidak dapat meniadakan Larangan ekspor kayu bulat
mengkonversi hutan alam
penebangan liar. Sebab, dengan atau menyebabkan penyelundupan kayu
pun tanpa larangan ekspor kayu bulat, menjadi lebih besar karena keuntungan Larangan ekspor kayu bulat
penebangan liar di Indonesia tetap yang diperoleh dari hasil penjualan kayu menyebabkan terjadinya penurunan
terjadi. Penyebab utama terjadinya yang berhasil diselundupkan sangat nilai tegakan hutan. Penurunan total
penebangan liar di Indonesia besar, yaitu sebagai akibat perbedaan nilai tegakan ini terjadi akibat
sesungguhnya karena supremasi yang sangat besar antara harga kayu menurunnya produksi dan harga kayu
penegakan hukum selama ini tidak bulat domestik dengan harga kayu bulat bulat domestik. Hal ini menaikkan
pernah terjadi, dan praktik KKN terus di pasar internasional. Tidak terjadinya opportunity cost dari pengelolaan hutan
marak berlangsung. Praktik penegakkan supremasi hukum yang alam, dan oleh karena itu mendorong
penebangan liar bahkan sesungguhnya seharusnya, dan terus maraknya praktik untuk melakukan konversi hutan alam
KKN yang dilakukan oleh petugas bea ke berbagai bentuk penggunaan lahan
dan cukai serta aparat penegak hukum lainnya, misalnya untuk bisnis usaha
lainnya menyebabkan penyelundupan pertanian ataupun perkebunan kelapa
kayu sulit untuk diberantas. sawit.

Pengaruh terhadap pembangunan Pengaruh terhadap keuntungan


hutan tanaman (skala kecil dan HTI) HPH sebagai profit center atau
sebagai pemasok industri
Harga kayu bulat domestik yang
pengolahan kayu lanjutan yang
murah sebagai akibat dari
terintegrasi
diberlakukannya kebijakan larangan
ekspor kayu bulat (dan sebagai akibat Jika harga kayu bulat domestik
dari resultante berbagai kebijakan turun (menjadi murah) sebagai akibat
lainnya yang diberlakukan oleh diberlakukannya larangan ekspor kayu
pemerintah bersamaan dan/atau setelah bulat, maka keuntungan HPH sebagai
diberlakukannya larangan ekspor kayu profit center pasti menurun.
bulat pada dekade 80-an) menyebabkan Terintegrasinya perusahaan HPH
disinsentif untuk membangun hutan dengan industri pengolahan kayu
tanaman skala kecil dan hutan tanaman (dalam satu holding company)
industri. menyebabkan tidak terjadinya
Dalam perkembangannya, pem- mekanisme pasar kayu bulat domestik.
bangunan HTI skala besar baru mulai Produksi kayu bulat dari hasil operasi
dilakukan pada awal tahun 1990. pembalakan HPH langsung
Namun demikian, pembangunan HTI dipergunakan untuk memasok
tersebut sesungguhnya terjadi karena kebutuhan bahan baku perusahaan
adanya “insentif ekonomi” yang berasal pengolahan kayu yang berada satu grup
Tebangan Kayu Bulat,Tanjung Puting Kalteng dari suntikan dan/atau fasilitas dana perusahaan yang sama. Hal ini

intip hutan | april 2003 9


menyebabkan “distorsi” pasar kayu tersebut. PP tersebut juga telah seharusnya memberikan peringatan bagi
bulat. Sebagai akibatnya, harga kayu menetapkan bahwa kayu bulat dan pemerintah Indonesia terhadap berbagai
bulat menjadi semakin murah. Dengan bahan baku kayu serpih, baik dari hutan efek negatif yang dapat ditimbulkan dari
murahnya harga bahan baku kayu bulat alam maupun dari hutan tanaman, berbagai kebijakan serupa. Berbagai
maka biaya produksi pengolahan kayu dilarang diekspor. Hal ini menunjukkan pelajaran tersebut juga dapat membantu
menjadi lebih murah. Hal ini dapat bahwa prospek peningkatan insentif para pembuat keputusan untuk
menjadi sumber peningkatan ke- ekonomi untuk konservasi hutan alam menghindari kegagalan pasar yang
untungan perusahaan pengolahan kayu dan pengelolaan hutan lestari, serta semakin parah akibat penerapan
tersebut. Walaupun harga kayu bulat insentif untuk melakukan penanaman kebijakan yang kurang tepat.
murah, dan keuntungan perusahaan hutan menjadi semakin suram. Belum Pemerintah Indonesia seharusnya
HPH menurun, perusahaan HPH dapat diadilinya 11 nama yang diduga mempertimbangkan pengambilan
tersebut akan terus melakukan operasi sebagai dalang/pelaku utama pencurian langkah-langkah untuk meningkatkan
pembalakan kayu untuk memenuhi kayu juga mengidikasikan bahwa harga kayu bulat domestik, yang saat
kebutuhan bahan baku industri pelaksanaan penegakan supremasi ini jauh lebih murah dibandingkan
pengolahan kayu yang terintegrasi hukum dan penyelesaian masalah KKN dengan harga di pasar internasional.
dengan perusahaan HPH tersebut. Jadi, secara nasional memang belum Harga kayu bulat domestik yang lebih
keuntungan yang diperoleh oleh ditangani secara serius. tinggi akan mendorong para pemilik
industri pengolahan kayu harus dibayar industri pengolahan kayu untuk
dengan semakin menipisnya persediaan menggunakan kayu bulat secara lebih
Kesimpulan dan Rekomendasi
kayu di hutan sebagai akibat dari efisien sedemikian sehingga limbah
operasi pembalakan HPH, sementara Kesimpulan umum hasil studi ini pada berbagai pabrik pengolahan kayu
upaya rehabilitas hutan tidak dilakukan adalah Indonesia akan lebih baik/ dan limbah di hutan akan berkurang.
karena harga kayu bulat yang murah beruntung dengan memperbolehkan Harga kayu bulat domestik yang lebih
tidak memberikan insentif untuk ekspor kayu bulat walaupun hal ini tinggi juga akan meningkatkan pene-
melakukan pengelolaan hutan lestari. menyebabkan ekspansi produksi kayu rimaan pemerintah melalui peningkatan
lapis dan kayu gergajian lebih lambat. penerimaan provisi sumber daya hutan
Pengaruh kebijakan larangan Pada awal tahun 1998, melalui (timber royalties) yang dibayar oleh
ekspor kayu bulat terhadap prospek penandatanganan dokumen kese- perusahaan HPH. Selanjutnya, harga
alternatif solusi permasalahan pakatan Letter of Intent antara kayu bulat yang lebih tinggi akan
penebangan liar pemerintah Indonesia dan IMF (yang mengurangi permintaan. Hal ini, pada
berisi 50 butir), larangan ekspor kayu gilirannya, akan me-ngurangi laju
Indikasi tentang prospek kebijakan
bulat ditiadakan. Sebagai penggantinya, kerusakan hutan dan membantu
tersebut dapat dilihat pada : a/.
pengenaan pajak ekspor yang baru pencapaian pengelolaan hutan lestari di
kebijakan pengelolaan hutan yang
diberlakukan. Pajak ekspor kayu bulat Indonesia. Akhirnya, peningkatan harga
berkembang (PP 34/2002 tentang Tata
diberlakukan sebesar 40%, dan kayu bulat akan menyediakan insentif
Hutan dan Penyusunan Rencana
kemudian dikurangi menjadi maksimum ekonomi untuk pembangunan hutan
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan
10% sebelum akhir Desember 2000 dan tanaman sebagai alternatif atau
dan Penggunaan Kawasan Hutan), b/.
0% pada tahun 2003. Namun demikian, tambahan sumber pasokan bahan baku
pelaksanaan desentralisasi kehutanan,
meskipun LoI masih berlaku dan disamping dari eksploitasi hutan alam.
c/. kebijakan nasional yang berkait
walaupun belum ada evaluasi kritis Keberhasilan dalam pembangunan
dengan pencegahan/pemberantasan
terhadap dampak pengenaan pajak hutan tanaman dan pengelolaan hutan
KKN.
ekspor kayu bulat terhadap sektor alam secara berkelanjutan akan
Orientasi PP No. 34/2002 masih kehutanan Indonesia, pemerintah menjamin suatu sumber bahan baku
bertumpu pada eksploitasi hutan alam Indonesia akhirnya kembali mem- kayu untuk industri pengolahan kayu
dan tidak melihat masalah “open berlakukan kebijakan larangan ekspor pada jangka panjang.
access” sumberdaya hutan sebagai kayu bulat pada tanggal 8 Oktober Permasalahan penebangan liar dan
masalah penting yang perlu diatasi. PP 2001. Bila kebijakan pengenaan pajak penyelundupan kayu di/dari Indonesia
pada eksploitasi hutan alam dan tidak ekspor dipercaya sebagai hal yang tidak dapat diberantas dengan
melihat masalah “open access” diinginkan untuk dilakukan, tarif pajak diberlakukannya kebijakan larangan
sumberdaya hutan sebagai masalah ekspor kayu bulat yang optimal perlu ekspor kayu bulat. Pencurian kayu
penting yang perlu diatasi. PP tersebut dihitung dan diberlakukan. Tarif pajak (over-cutting) dari hutan-hutan di luar
juga berpotensi menimbulkan konflik ekspor yang optimal tersebut Jawa sesungguhnya sudah terjadi sejak
antara Pusat dan Daerah karena masih kemungkinan besar akan tetap awal beroperasinya kegiatan pem-
sentralistik. Hal demikian ini memperbolehkan ekspor kayu bulat, balakan kayu perusahaan HPH. Tidak
menunjukkan belum adanya arah dan akan menghasilkan dampak adanya penegakan supremasi hukum
kejelasan bagaimana masalah peningkatan kesejahteraan bagi secara benar dan konsisten, serta masih
ketidakpastian kebijakan pengelolaan perekonomian Indonesia, yaitu dengan terus maraknya praktik KKN
hutan saat ini dapat diselesaikan. Juga cara menghasilkan total penerimaan menyebabkan permasalahan pene-
dapat diartikan penyelesaian masalah tertinggi dari hasil produk perkayuan. bangan liar dan penyelundupan kayu
over cutting dan illegal logging belum Pelajaran-pelajaran dari diberlaku- sangat sulit untuk dihentikan di/dari
terlihat dengan adanya PP baru kannya larangan ekspor kayu bulat Indonesia.

10 intip hutan | april 2003


Perdagangan Kayu Ramin
Maraknya Perdagangan kayu ramin ilegal dengan jumlah volume
perdagangan yang sangat besar mengakibatkan negara dirugikan
ratusan juta US dollar

R
amin merupakan Amerika Serikat (USA)
jenis pohon yang sebagai pengimpor terbesar
paling berharga kayu ramin. Tujuh negara
yang dapat ditemukan di terbesar pengimpor kayu
hutan rawa Borneo ramin dari Indonesia adalah
(Kalimantan) dan Sumatera Jepang, Taiwan, Italia,
tetapi sangat rentan Singapura, China,
terhadap ekspoitasi secara Hongkong dan Amerika
komersial. Di pasar Serikat.
internasional ramin Jepang merupakan
merupakan bahan ekspor negara pengimpor terbesar
andalan kayu dari negara- kayu ramin dari Indonesia
negara Asia Tenggara dan dibandingkan dengan enam
tergolongan kayu mewah pengimpor kayu ramin
yang banyak dicari karena Memilir kayu ramin melalui sungai- DAS Sebangau Kalteng lainnya. Selama enam tahun
ringan, berserat halus dan (1995 - 2001), sebanyak ±
penampilannya yang mengkilat. Biasanya produksi dari 19,50 juta kg atau 41 % total kayu ramin yang diekspor
bahan kayu ramin dipergunakan untuk komponen dan dari Indonesia telah ditampung oleh pangsa pasar di Jepang.
pelapis perabotan perabotan rumah tangga misalnya pintu, Nilai ekspor kayu ramin yang ditampung oleh pasar Jepang
jendela, dekorasi pelapis pinggiran dinding, hiasan, bingkai sekitar US$ 24,09 juta. Kemudian diikuti oleh Taiwan
lukisan, mainan kayu dan banyak lagi. sebagai negara pengimpor terbesar kedua. Sebanyak ± 11,09
Kayu ramin mulai dikenal dan diusahakan dalam juta kg (24 %) kayu ramin telah diekspor ke negara tersebut
dunia perdagangan sekitar tahun 1938 di Serawak. Pada dengan nilai sekitar US$ 8,28 juta. Di urutan ketiga ditempati
awal tahun 60-an, Kalimantan Barat, Serawak dan oleh salah satu wakil eropa, yaitu Italia. Pasar di Italia, di
Kalimantan Tengah merupakan daerah-daerah penyumbang kurun waktu yang sama telah menampung sebanyak ± 7,96
kayu ramin terbesar. Tahun 1966 - 1971, rata-rata ekspor juta kg (17 %) kayu ramin dari Indonesia dengan nilai ±
kayu ramin dalam bentuk log (kayu bulat dari Kalimantan US$ 8 juta. Di urutan keempat sampai keenam, masing-
Barat sebesar ± 339.280 m3. Berbeda dengan Serawak, masing ditempati oleh Singapura, China dan Hongkong.
yang sebelumnya sebagai pengekspor kayu ramin terbesar, Amerika Serikat (USA) sebagai wakil dari benua Amerika
mulai mengadakan pembatasan produksi diakibatkan oleh menjadi negara ketujuh pengimpor terbesar kayu ramin dari
semakin menipisnya persediaan kayu ramin di alam. Kurun Indonesia. Volume kayu ramin yang ditampung oleh pasar
waktu yang sama, volume ekspor kayu ramin dari Serawak Amerika Serikat sebesar ± 1,52 juta kg dan memiliki nilai
mengalami penurunan drastis, yang tadinya mencapai angka sekitar US$ 2,06 juta. Perkembangan volume ekspor kayu
100.251 ton tahun 1966, berselang enam tahun kemudian ramin pada tujuh negara importir umumnya mengalami
tahun 1971 ekspor kayu ramin dari Serawak hanya tinggal penurunan pada setiap tahunnya.
1.338 ton. Sejalan dengan penurunan yang dialami oleh tujuh
Awal tahun 80-an, Indonesia mengekspor kayu negara pengimpor terbesar, untuk total volume ekspor kayu
jenis ramin sebesar 598.000 m3 per tahunnya atau senilai ramin dari Indonesia mengalami hal yang sama yaitu adanya
dengan US$ 119 juta. Kemudian di tahun 1987, Indonesia penurunan volume pada setiap tahunnya. Hal ini
mengekspor kayu ramin sebesar 299.000 m3 yang nilainya dimungkinkan karena menurunnya persediaan tegakan jenis
US$ 86 juta dan pada tahun 1988 sebesar 224.000 m3 ( ramin yang ada di hutan alam. Kejadian seperti ini yang
senilai US $ 74 juta). pernah dialami oleh negara bagian Serawak di akhir tahun
Kurun waktu tahun 1995 sampai 2001, Indonesia 60-an.
mengekspor kayu ramin dengan total ± 49,04 juta kilogram Tahun 1995, besar volume ekspor kayu ramin yang
(kg) senilai dengan US$ 51,62 juta atau volume rata-rata berasal dari Indonesia mencapai angka ± 18,51 juta kg atau
per tahunnya adalah 7 juta kg. Bila disetarakan ke dalam senilai dengan US$ 22,94 juta. Kemudian tahun 1996 jumlah
meter kubik maka dari tahun 1995–2001 Indonesia volume ekspor kayu ramin sebesar ± 13,07 juta kg atau
mengekspor kayu ramin sebesar ± 30.895 m3. Kayu ramin senilai US$ 12,46 juta. Tahun 1997, angka volume ekspor
tersebut diekspor ke negara-negara di benua Asia, Eropa kayu ramin mencapai ± 12,38 juta kg, dengan nilai sebesar
dan Amerika Utara. Di Asia, negara terbesar pengimpor US$ 12,46 juta. Selama tiga tahun, yaitu 1998 sampai 2000
kayu ramin dari Indonesia adalah Jepang, untuk benua Eropa ekspor kayu ramin turun cukup tajam. Tahun 1998, volume
adalah Italia sedangkan di benua Amerika ditempati oleh ekspor kayu ramin hanya sebesar ± 0,14 juta kg (US$ 0,25

intip hutan | april 2003 11


juta) dan pada tahun 1999, sebesar ± tahun 1995 – 2000, EIA mencatat 1,01/kg dan sekitar US$ 1,78/kg pada
0,09 juta kg (US$ 0,07 juta). Untuk bahwa jumlah total volume ekspor kayu tahun 1998. Kemudian tahun 1999
tahun 2000, volume kayu ramin yang ramin dari Indonesia sebesar ± 74,31 harga rata-ratanya sekitar US$ 0,97/kg
diekspor “sedikit meningkat” juta kg (US$ 135,51 juta) dan dan sekitar US$ 0,90/kg pada tahun
dibandingkan dua tahun sebelumnya sebanding dengan ± 46.814 m3 atau ± 2000. Bila berdasarkan tujuh negara
dan menyampai angka 0,22 juta kg serta 12,38 juta kg setiap tahunnya. Dari pengimpor terbesar maka harga rata-
memiliki nilai US$ 0,15 juta. tujuh pasar ekspor terbesar kayu ramin, rata kayu ramin tertinggi berada di
Hal yang menarik pasca Jepang tetap menjadi pasar ekspor pasar Amerika Serikat (US$ 1,93/kg)
penurunan volume ekspor selama terbesar atau sebesar 35% dari total dan yang terendah di Taiwan.
periode 1998 – 2000 adalah terjadi volume ekspor ketujuh negara Sumber yang berbeda seperti ISA
peningkatan volume ekspor kayu ramin pengimpor terbesar kemudian diikuti mengatakan, pada dekade 90-an pasar
yang cukup tajam selama tahun 2001 oleh Taiwan, Italia, Amerika Serikat di luar negeri selalu menerima kayu
atau menjelang pelarangan per- (USA), Hongkong, China dan terakhir ramin dari Indonesia, besarnya kurang
dagangan dan pemanfaatan kayu ramin. adalah Singapura. lebih 200.000 m3 per tahun atau sama
Salah satu penyebabnya adalah Selama enam tahun (1995-2000), dengan ± US$ 200 juta. Sementara
perusahaan-perusahaan kehutanan sebanyak ± 24,25 juta kg telah menurut BPS dan EIA, volume rata-
berusaha sesegera mungkin untuk ditampung oleh pasar di Jepang dengan rata kayu ramin yang diekspor ‘hanya’
menjual stok kayu ramin yang masih nilai ekspornya sekitar US$ 29,81 juta. sekitar 7 juta per tahun (± 4.410 m3)
dimilikinya sebelum batas waktu Taiwan sebagai negara pengimpor dan hasil investigasi EIA mencatat
pelarangan penjualan yang ditetapkan terbesar kedua, dengan volume volume rata-rata ekspor kayu ramin
oleh pemerintah. Volume ekspor kayu sebanyak ± 11,85 juta kg kayu ramin sebesar ± 12,38 juta kg per tahunnya
ramin yang tercatat oleh BPS selama yang telah diekspor ke negara tersebut atau setara dengan 7.799 m3. Bila data
tahun 2001 adalah sebesar 4,61 juta kg dan memiliki nilai US$ 9,17 juta. Italia (Ketua Harian ISA, Jimmy
dan memiliki nilai ekspor sebesar ± US$ menempati urutan ketiga dengan Purwonegoro) yang dikutip oleh harian
3,57 juta. volume ± 11,23 juta kg atau sekitar Kompas dapat dipercaya dan kemudian
Pada pasar di negara pengimpor US$ 11,66 juta. dibandingkan dengan data BPS maupun
terbesar, harga kayu ramin dari investigasi EIA, maka yang terjadi
Nilai dan volume ekspor kayu
Indonesia cukup berfluktuasi selama adalah terdapatnya perbedaan volume
ramin dari Indonesia secara keseluruhan
periode 1995-2001. Harga tertinggi ekspor yang berbeda jauh. Perbedaan
mengalami perubahan yang cukup
kayu ramin dipegang oleh pasar di volume ekspor yang ada di antara kedua
drastis yang terjadi pada tahun 1995
negara Amerika Serikat (USA) yaitu sumber data tersebut mencapai ±
menuju 1996. Tahun 1995 volume total
sekitar US$ 1,36 per kilogram 195.000 m 3 yang diindikasikan
ekspor kayu ramin dari Indonesia
kemudian diikuti oleh pasar di merupakan hasil dari perdagangan
sebesar ± 18,53 juta kg atau senilai
Singapura, sekitar US$ 1,28 per ilegal.
dengan ± US$ 79,19 juta turun menjadi
kilogram. Harga rata-rata kayu ramin ± 13,07 juta (US$ 12,17 juta) pada Kemudian selama tahun 2001,
dari ketujuh negara pengimpor terbesar tahun 1996. Tahun 1997, volume menjelang atau setelah dikeluarkan
adalah US$ 1,02 setiap satu kilogram. ekspor kayu ramin sebesar ± 12,45 juta Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Pada tahun 1995, harga rata-rata kg atau senilai US$ 12,56 juta. Tahun (SK Menhut) No.127/2001 tentang
di pasar internasional untuk kayu jenis 1998, volume ekspor kayu ramin pelarangan ekspor kayu ramin, pasar di
ramin yaitu sekitar US$ 1,24/kg. Tahun sebesar ± 9,67 juta kg (US$ 11,98 juta) Eropa masih juga mendapatkan kayu
1998 volume ekspor kayu ramin dari dan pada tahun 1999, sebesar ± 12,55 ramin dari Malaysia dan Singapura
Indonesia tergolong rendah tetapi di juta kg (US$ 12,37 juta). Pada periode sebesar ± 70.000 m3 (menurut Ketua
tahun ini memiliki harga rata-rata ini, volume ekspor terendah kayu ramin Harian ISA, Jimmy Purwonegoro),
tertinggi untuk kayu ramin, yaitu dari Indonesia terjadi pada tahun 2000. yang sumber kayunya dari Indonesia.
mencapai sekitar US$ 1,78 setiap Besar volume kayu ramin yang diekspor Sementara ekspor kayu ramin secara
kilogram. Tahun 2000, harga kayu dari Indonesia hanya sekitar 8,03 juta legal yang tercatat di BPS selama tahun
ramin di pasar internasional mencapai kg dan memiliki nilai sekitar US$ 7,23 2001 hanya sebesar 4,62 juta kg atau
tingkat terendah dibandingkan tahun juta. bila disetarakan ke dalam meter kubik
sebelumnya, yaitu sekitar US$ 0.68/kg. hanya sekitar 2.910 m3.
Berdasarkan data investigasi EIA,
Selama tahun 2001, harga rata-rata selama enam tahun (1995-2000) harga Kedua hal di atas menandakan
kayu ramin mencapai harga US$ 0,77 kayu ramin bila dirata-ratakan pada penerapan SK Menhut tentang pela-
per kilogram. Periode 1995 - 2001 keseluruhan pasar internasional adalah rangan ekspor kayu ramin tidak
dapat disimpulkan harga rata-rata kayu US$ 1,56/kg. Kecuali tahun 1995 yang sepenuhnya dijalankan dengan baik
ramin di pasar internasional adalah US$ mencapai sekitar US$ 4,27/kg, harga sehingga perdagangan kayu ramin
1,02 setiap satu kilogram. rata-rata kayu ramin setiap tahunnya di secara ilegal tetap marak dengan jumlah
pasar internasional relatif stabil. Tahun volume perdagangan yang sangat besar.
Data yang dikeluarkan oleh BPS,
1996 harga rata-rata kayu ramin Dengan kata lain negara dirugikan
memiliki perbedaan - perbedaan dengan
mengalami penurunan secara drastis jutaan dolar.
data kegiatan investigasi yang
dilakukan oleh Environmental yaitu sekitar US$ 0,93/kg, tahun 1997
Investigation Agency (EIA). Selama harga rata-rata kayu ramin sekitar US$

12 intip hutan | april 2003


Pejabat
tersandung
illegal logging
Rata-rata kasus Illegal logging banyak
melibatkan pejabat-pejabat tinggi
daerah, pantas sulit diberantas

M
erajalelanya kasus illegal
logging di Indonesia
ternyata tak lain dan tak
bukan karena ada indikasi terlibatnya
“orang-dalam”. Mengherankan
memang di satu sisi mereka-mereka
inilah yang seharusnya berkomitmen
untuk memberantas illegal logging,
alih-alih malah berperan dalam
maraknya illegal logging itu sendiri.
Photo: Togu Manurung
Dengan memakai asas praduga tak Penebang liar sedang berusaha mengeluarkan kayu dari hutan
bersalah, tentu saja bersalah atau
tidaknya “mereka-mereka’ ini akan akhirnya diperiksa Badan Pengawas Gresik, dengan adanya permainan
ditentukan melalui pengadilan yang (Bawas) Pemerintah Provinsi Jawa penerbitan SKHH. Sementara
mudah-mudahan masih ada di negeri Timur (Jatim). Keempat pejabat yang anggota Komisi B menyorot tajam
kita ini. diperika adalah Kepala Dinas terhadap mutasi tersebut, karena
Kehutanan (Kadishut) Susilo orang-orang yang di mutasi di Balai
Sepanjang tahun 2002 – 2003 dari Sugiono, Kepala Sub Dinas Peredaran Hasil Hutan itu ternyata
berbagai liputan yang dilansir oleh (Kasubdin) Perlindungan Hutan orang yang selama ini dekat dengan
media massa baik lokal maupun dan Konservasi Basuki, Yosep, dan pengusaha kayu ilegal.
nasional paling tidak tercatat 29 Hendowo. Mereka diperiksa di Sumber: Media Indonesia 5 Juli 2002
nama pejabat yang tercatat menghiasi kantor Dishut di Jl Juanda, Surabaya.
”media massa” berkenaan dengan Pemeriksaan dilakukan langsung oleh
kasus illegal logging. Ke 29 pejabat gubernur Jatim Imam Utomo. Selain JAWA TENGAH
yang terlibat illegal logging tersebut keempat orang tersebut, mantan
ada yang berstatus saksi yang kadishut yakni Asikin Sunarya Setiyo Prayitno Asisten
kemudian berpeluang menjadi yang disinyalir juga turut menikmati Perkebunan PT Perhutani Kendal,
tersangka, tersangka, bahkan ada uang tersebut tidak diperiksa Jawa Tengah (Jateng) diperiksa oleh
yang sudah dicopot jabatannya akibat mengingat statusnya yang telah Polres Kendal berkaitan dengan kasus
kasus terkait dan ada juga yang pensiun. Selain pejabat di Kantor pencurian kayu. Pemeriksaan
telahdivonis penjara. Dishut Jatim, Bawas juga memeriksa terhadap tersangka berkaitan
satu pejabat lagi yang bertugas di dwengan ditangkapnya Jafar, 43, dan
Dengan menghormati azas praduga Pasuruan, yakni Bambang Sumadi Sanadi, 27, sopir dan kernet truk
tak bersalah, bersalah atau tidaknya yang menjabat Kasi Badan pengangkut tiga batang kayu jati
orang-orang yang disangkakan Konservasi Sumber Daya Alam. gelondongan yang diduga hasil curian
terlibat kasus illegal logging toh Apabila hasil pemeriksaan karena tanpa dilengkapi oleh
akhirnya ada di tangan pengadilan. menyimpulkan bersalah, maka para dokumen sah. Menurut pengakuan
Berikut ini sajian berupa kumpulan tersangka dapat dikenai sanksi berupa Jafar kepada petugas Polres Kendal,
berita dari beberapa media massa peringatan, penundaan kenaikan kayu tersebut diangkut atas perintah
yang melaporkan keterlibatan pangkat, sampai pada pemecatan. Setiyo untuk dibawa ke rumah
sejumlah pejabat dalam kaitannya Sumber: Media Indonesia 3 Juni 2002 dinasnya.
dengan kasus illegal logging.
Pada bulan Juli, Dishut Jatim Namun dugaan pencurian kayu
melakukan mutasi terhadap sejumlah dibantah sendiri oleh humas Pehutani
JAWA TIMUR pejabat di eselon IV. Pihak Dishut KPH Kendal yang menyatakan bahwa
Pertengahan tahun 2002, harian Jatim membantah bahwa mutasi tujuan dari Setiyo adalah untuk
Media Indonesia melaporkan empat tersebut merupakan tekanan dari mengamankan kayu. Hanya saja yang
pejabat Dinas Kehutanan (Dishut) komisi B DPRD Jatim berkaitan disesalkan adalah Setiyo tidak
yang diduga menerima suap Rp152 kasus pemberian uang sebesar Rp.152 melengkapinya kayu tersebut dengan
juta dari pengusaha kayu di Pasuruan juta dari seorang pengusaha kayu asal dokumen yang sah ataupun

intip hutan | april 2003 13


mendapatkan pengawalan dari Polhut. JAKARTA kerusakan ekosistem telah melewati
Sumber: Media Indonesia Sabtu, 6 Juli 2002 ambang batas toleransi. Mantan
Direktur utama Perum Perhutani
Sesdakab Bengkulu Selatan
Marsanto dan Kepala Divisi
Barullah Abas, MA diperiksa oleh
Perencanaan dan Pengembangan
Akibat penangkapan balok kayu jati pihak kepolisian karena diduga
Bambang Aji S diperiksa oleh mabes
yang diduga ilegal di depan rumah terlibat memberi kemudahan dengan
Polri sehubungan dengan dugaan
anggota DPRD Kendal Sutrimo, memberikan perizinan untuk
praktek korupsi, kolusi dan
PT Perhutani Kesatuan Pemangku ekploitasi hutan di kawasan lindung
nepotisme (KKN). Dugaan praktek
tersebut. Sementara itu Kadishut
Hutan (KPH) Kendal, Jawa Tengah, KKN tersbut menyebabkan terjadinya
Bengkulu Selatan, Junior Hafiz
mendapat teror telepon gelap. Teror ketidakefisienan pengelolaan
berkali-kali tidak hadir ketika dimintai
yang diterima Perhutani tersebut anggaran perusahaan. Hal itu
kesaksiannya mengenai perijinan yang
menyebabkan kinerja Perhutani
terjadi sebanyak empat kali, yaitu dua diberikan kepada PT. Semaku dan
khususnya pengelolaan lingkungan
kali melakukan ancaman jika kasus mungkin saja status tersangka bisa
menjadi kacau. Akibatnya daya
tersebut masih diteruskan dan dua diperoleh kadishut tersebut.
dukung ligkungan kawasan hutan di
kali meminta agar kasus itu Sumber: Yayasan Ulayat, Bengkulu
Jawa semakin rusak sehingga bencana
diteruskan. Untuk menindaklanjuti banjir dan longsor kerap terjadi. Sebelumnya, Polda Bengkulu juga
kasus penangkapan kayu jati, pihak Pemeriksaan dugaan KKN tersebut berhasil menggiring Ketua DPRD
Perhutani Kendal telah menyerahkan meliputi program corporate image, Bengkulu Selatan, Murman
pemberkasan ke Polres, tetapi sampai khususnya mengenai kelayakan
pengeluaran dana Rp. 43.4 miliar.
kini tidak ada tindak lanjut dari kasus KOTAK HITAM
Sumber: Kompas 15 April 2003
tersebut. Hal tersebut dibantah oleh
pihak kepolisian yang menyatakan
Cerita pengusutan kasus Illegal Logging
bahwa tidak benar kepolisian telah SUMATERA BARAT
mendapat limpahan kasus
penangkapan kayu di rumah anggota
Dari Padang dilaporkan, Kepala
Dinas Kehutanan Kabupaten
KALIMANTAN
DPRD Sutrimo.
Sumber: Media Indonesia 16 Juli 2002
Pasaman Drs. SY. M.Si ditahan di
Polda Sumbar karena diduga terlibat TENGAH
dalam kasus “main kayu” . Penahanan
tersebut didasarkan atas laporan SL
JAWA BARAT seorang pemilik kayu hasil tangkapan Kejaksaan Kalimantan Tengah saat
Satpol PP Pasaman. Beliau ini sedang giat-giatnya megusut
Dari Cianjur, NUG salah seorang menyebutkan telah membayar uang kasus pejabat yang terkait dengan
Pejabat di Kantor Dinas Perhutanan Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana kasus illegal logging.
dan Konservasi Tanah (PKT) ditahan Reboisasi (PSDH dan DR) sebesar
petugas polres setempat karena Rp. 22.5 juta kepada tersangka SY. Tak tanggung-tanggung, pejabat yang
diduga memalsukan surat keterangan Namun surat PSDH dan DR tidak diusut oleh kejaksaan adalah orang-
sahnya hasil hutan (SKSHH). orang yang menduduki jabatan
juga dikeluarkan oleh tersangka.
Penahanan NUG berawal dari penting di Kalimantan Tengah.
Sumber: Warta Bumi Jumat 7 Maret 2003
ditangkapnya dua truk tronton
Ditetapkannya Kepala Dinas
bermuatan kayu bayur dan satu truk Kehutanan Kalimantan Tengah Ir.
bermuatan kayu jati di wilayah BENGKULU Toboryanto Angga, MM sebagai
Kecamatan Cibinong pada 19 April tersangka kasus illegal logging
Direktur Utama PT Semaku Jaya
2002. Hasil pemeriksaan aparat dikarenakan SKSHH yang diterbitkan
Sakti (BUMD milik Pemkab
berwajib menunjukkan ternyata kayu- oleh Kadishut tidak berdasarkan
Bengkulu Selatan) Ir. Idrus Sanusi, ketentuan yang berlaku dalam
kayu itu dilengkapi SKSHH yang
dan Direktur PT. Sirlando Heksa Pedoman Tata Usaha Kayu.
diduga asli tapi palsu (aspal). SKSHH
Utama Paul telah ditetapkan sebagai
yang dikeluarkan NUG ternyata
tersangka kasus penebangan kayu SKSHH yang diterbitkan hanya
dibuat tidak sesuai dengan prosedur
ilegal di TN Bukit Barisan Selatan didasari oleh keputusan DPRD Barito
yang berlaku, antara lain seharusnya Utara No 17/KEP-DPRD/2002,
dengan barang bukti 1300 m kubik
direkomendasikan oleh sebuah tim. tertanggal 7 Mei 2002.
kayu gelondongan. Kasus ini
Tim tersebut terdiri dari camat,
mengakibatkan kerusakan Taman
Perhutani, Dinas PKT, dan polsek Keputusan DPRD atas dasar
Nasional BBS yang cukup parah
setempat. ‘’Namun, NUG rekomendasi Bupati Barito Utara
sepanjang 1 km di dalam kawasan TN melalui surat No 522.21/266/EK,
menerbitkannya tanpa rekomendasi
BBS. Selain itu alat berat pendukung tanggal 6 Mei 2002, PErihal
itu.’’ illegal logging telah memporak penanganan Illegal Logging yang
Sumber: Media Indonesia 23 April 2002 porandakan kawasan sehingga memuat resume Rapat tanggal 30
april 2002 dan kesimpulan rapat

14 intip hutan | april 2003


Effendi ke kursi pesakitan, karena kayu yang dipalsukan. Seharusnya Masih dari Kalteng, harian
diduga melakukan penebangan kayu SKSHH kayu tersebut dikeluarkan di Banjarmasin Pos (1 Maret 2003)
di hutan lindung Bukit Sanggul, Kabupaten Muba, tapi kenyataannya melaporkan Wakil Bupati
Kecamatan Seluma, Bengkulu oleh dua pejabat tersebut dibuat di Kotawaringin Timur Drs. H. M.
Selatan. kantor Sako Kenten, daerah Thamrin Noor dan Kepala Bagian
Sumber: Suara Pembaruan 17 Mei 2002 perbatasan Palembang dengan Muba. Perekonomian Setda Kotawaringin
Sumber:Suara Pembaruan 1 Juli 2002 Timur , Yusuf Sulaiman juga
dijadikan tersangka. Kasus yang
SUMATERA SELATAN
menjerat keduanya adalah adanya
Akibat memalsukan dokumen Surat KALIMANTAN TIMUR lelang fiktif kayu hasil illegal logging
Keterangan Sah Hasil Hutan Ketua DPRD Kutai Bachtiar yang di lakukan pada 30 April 2002
(SKSHH) atas ribuan batang kayu Effendi, terpaksa berurusan dengan dan 10 Juli 2002 di Sampit.
log, yang ditangkap Kodam II/ hukum. Bermula dari kegiatan
Sriwijaya, Sy dan Sub pejabat di polisi dalam patroli rutin lantas Setelah Bupati dan Ketua DPRD
Dishut Sumsel dijadikan tersangka. menghentikan truk KT 8627 CA yang Barito Utara serta Wakil Bupati
pemeriksaan kedua pejabat Dishut penuh dengan muatan kayu di Kotim dijadikan sebagai tersangka
Sumsel itu karena ada dugaan kawasan Bukit Tenggarong. Sopir dalam illegal logging, kini giliran
SKSHH No. Seri DB 382922 atas truk tidak dapat menunjukkan surat mantan Wakadishut Barsel yang
kayu 2.639 batang sebagai dokumen jalan atas muatannya dan hanya dijadikan Kejari Buntok sebagai
mengatakan bahwa kayu ulin tersangka. Ir Golkas yang saat ini
berpenampang 14X14 Cm itu adalah menduduki jabatan Kepala Dinas
milik Ketua DPRD Kutai. Kehutanan (Kadishut) Gunung Mas
dinyatakan sebagai tersangka oleh
teknis Bupati dengan staff dan unsur Bachtiar Effendi sendiri membantah Kejaksaan Negeri (Kejari) Buntok
Muspida dan intansi terkait dalam dalam kasus kayu lelang, Januari
bahwa dirinya menyuruh sopir
rangka membahas Illegal Logging 2002 lalu. Golkas saat lelang sebagai
yang dipimpin langsung oleh Bupati
membeli kayu ilegal untuk
membangun rumah makan di Wakadishut Barsel dan bertindak
Barito Utara.
Tenggarong. Pada waktu itu beliau sebagai Ketua Tim Lelang, Golkas
Keputusan yang dikeluarkan oleh memberi sejumlah uang kepada sopir diduga menyalahgunakan
DPRD tersebut ternyata dibuat hanya dan menyuruhnya untuk membeli wewenangnya sehingga menyebabkan
berdasarkan wewenang Pimpinan kayu sebanyak lima kubik di kerugian negara akibat milirnya rakit
DPRD tabnpa melibatkan komponen pangkalan kayu resmi. kayu lelang sebanyak 15.425 meter
anggota DPRD lainnya tanpa melalui Sumber: Suara Pembaruan 7 Juni 2002 kubik atau 12.150 batang. Kayu
mekanisme Rapat Paripurna/Intern dimilirkan sementara pemenang lelang
seluruh anggota DPRD. Hj Kurniati tak melunasi provisi
KALIMANTAN TENGAH
sumber daya hutan (PSDH), dana
Berkenaan dengan kasus ini, tidak
Harian Banjarmasin Pos (22 reboisasi (DR) dan retribusi daerah
hanya Kadishut yang dijadikan
tersangka. Ketua DPRD Barito Utara
Desember 2002) menulis H. (RD) senilai Rp3,327 miliar sampai
dan Bupati Barito Utara akhirnya Toboryanto Angga, MM , Kepala sekarang. Gulkas dikenai pasal 3 UU
ditetapkan juga sebagai tersangka Dinas Kehutanan Kabupaten No 31/1999 jo pasal 15 UU No 20/
dengan tuduhan yang disangkakan Barito Utara resmi dijadikan 2001 tentang Korupsi. Jika terbukti,
adalah tindak pidana korupsi. Saat ini tersangka kasus korupsi atas mark up Gulkas akan dikenai hukuman
kejaksaan masih memeriksa para lelang kayu illegal logging pada minimal satu tahun penjara dan denda
tersangka. November 2001. Kadishut Batara di minimal Rp50 juta.
jadikan tersangka karena dua kali Sumber: Banjarmasin Pos 7 Maret 2003)
Lambannya pemeriksaan diakibatkan
melakukan pelelangan yaitu tanggal
pemeriksaan tersangka harus
mendapat izin dari gubernur dan
12 dan 13 November 2001, sesuai Sementara itu harian sore Suara
Presiden RI. Namun kabarnya surat dengan risalah lelang kayu di lakukan Pembaruan 12 Maret 2003 merilis
izin tersebut sudah turun sehingga sebanyak 6.500 meter kubik namun berita vonis 4 tahun bagi terdakwa
pemeriksaan bisa dilaksanakan. yang di milrkan lebih dari 20.000 illegal logging di Kalteng. Majelis
meter kubik. Berkaitan dengan Hakim dalam vonisnya menyatakan,
Upaya penegakan hukum yang pelelangan tersebut, Bupati Barito terdakwa Sudarso (mantan Kepala
dilakukan oleh Kejaksaan Kalteng Utara Ir. Badarudin dan Ketua Seksi Pemasaran Dinas Kehutanan
diharapkan benar-benar dilakukan DPRD Barito Utara H. Baslenudin Barito Utara) terbukti secara sah
untuk mengatasi kejahatan lingkungan
akhirnya dijadikan tersangka setelah dan meyakinkan melakukan tindakan
yakni penebangan liar yang sampai
saat ini seolah-olah belum tersentuh
sebelumnya diperiksa sebagai saksi korupsi melalui penerbitan dokumen
hukum. Semoga upaya ini juga berkaitan dengan rekomendasi yang pengiriman kayu. Kerugian negara
diteruskan di daerah-daerah lain yang diberikannya dalam kasus pelelangan terjadi saat terdakwa selaku Ketua
memeiliki penyakit Illegal Logging tersebut. Panitia Lelang hanya mampu menjual
kronis. Sumber: Kalteng Pos, 24 Maret 2003 satu dari lima paket lelang kayu

intip hutan | april 2003 15


temuan Tim Gabungan Penertiban SULAWESI TENGGARA berhak menerbitkan LHP adalah
Kayu ilegal (TGPKI) Barito Utara. pengusaha. Itu pun sepanjang
Polda Sultra telah memanggil
Malah dua paket kayu lelang yang memiliki izin hak pengolahan hutan
Gubernur Kaimoeddin untuk
menjadi tanggung jawab terdakwa (HPH) atau izin pemanfaatan kayu
memberikan kesaksian mengenai
hilang. Dalam kasus tersebut majelis tebangan masyarakat (IPKTM).
kasus kayu jati di Kabupaten Muna. Sumber: Media Indonesia 7 Mei 2002
hakim memvonis terdakwa dengan
Sejauh ini, Polda Sultra telah
hukuman 4 tahun penjara dan denda
melimpahkan sembilan tersangka
Rp 200 juta, serta membayar kerugian
kasus kayu jati di Kabupaten Muna GORONTALO
negara sebesar Rp 538.926.335,89
ke Kejaksaan Muna untuk segera
dan 34.951,68 dolar. Setelah diperiksa sekitar 6 jam di
diteruskan ke pengadilan. Dari
sembilan tersangka itu, tidak ada Polres Gorontalo, oknum Kepala
nama Gubernur Sultra. Dinas Kehutanan Kab Gorontalo
KALIMANTAN SELATAN AR resmi ditahan karena terkait izin
Kadistanhut Pemrov Kalsel Ir. Kapolda tidak merinci siapa penebangan kayu jati dan mahoni di
Triono, secara resmi memecat Ir. kesembilan tersangka tersebut, namun hutan lindung Desa Panggulo, Kec.
Asmullah, pejabat Dishut Barabai, mengatakan mereka adalah sejumlah Sabila Gorontalo. Selain AR, tiga
yang terlibat meloloskan kayu dengan pejabat di Dinas Kehutanan tersangka lainnya ikut ditahan,
menerbitkan dokumen SKSHH Kabupaten Muna dan Perusahaan diantaranya oknum Kadiscab
“blong” alias siluman, sehingga kayu Daerah (PD) Perhutanda. Kehutanan Suwawa berinisial HM,
tadi lolos ke pulau Jawa. Ir. Asmullah Berdasarkan informasi, tiga dari serta dua warga NM dan DR karena
juga selain dianggap melanggar sembilan tersangka itu adalah terlibat penebangan. Berkaitan
diskonstrasi jabatan fungsional juga Mantan Kepala Dinas Kehutanan dengan penahanan tersebut Kadishut
melanggar SK Dirjen PHP/No.132/ Kabupaten Muna Paraminsi AR mengancam akan
KPTS tentang penerbitan SKSHH. Rachman , dan Direktur Utama mempraperadilankan polres karena
Pasalnya Ir.Asmullah mengeluarkan PD Perhutanda Alimuddin dan tidak cukup bukti untuk melakukan
dokumen secara mendadak dan Direktur PD Perhutanda Kab penahanan dan beliau menolak untuk
sembunyi-sembunyi . Tragisnya Muna Fajar Sudrajat. Ketiganya menadatangani surat perintah
SKSHH tadi mulus dikeluarkan tanpa diperiksa berkaitan dengan penerbitan penahanan.
Sumber: Gorontalo Pos, 27 Maret 2003
melakukan pemeriksaan fisik 940 lembar surat laporan hasil
terhadap isi dari 4 truk angkutan kayu produksi (LHP) atas 15.147 meter Kita berharap bahwa kasus-kasus di
Meranti. kubik kayu jati ilegal. Padahal, sesuai atas dapat diselesaikan melalui upaya
Sumber: Radar Banjarmasin, 25 Februari UU No. 41/1999 tentang Kehutanan penegakan hukum dengan tidak
2003 dan Perkebunan dinyatakan, yang pandang bulu.

Photo: Togu Manurung

16 intip hutan | april 2003

Anda mungkin juga menyukai