Anda di halaman 1dari 12

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

             Sebagai Warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai


kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah
terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan
menjadi ‘statless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap
negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk
menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut oleh karena itu disamping pengaturan
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi)
tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih sederhana, yaitu melalui regristrasi biasa.
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya enganut prinsip ‘ ius sanguinis’,mengatur
kemungkinan warganya untuk mendapatkan sttus kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
Sebagai contoh banyak warga keturunan China yang masih berkewarganegaraan China atau pun
yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia dan China, tetapi bermukim di Indonesia
dan memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap anak-anak mereka ini sepanjang yang
bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari asal orangtuanya,
dapat saja diterima sebagai warga negara Indonesia karena kelahirannya. Kalapunhal ini
dianggap idak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap mereka itu
dapat dikenakan ketentuan mengenai kewaganegaraan melalui proses registrasi bisa, bukan
melalui proses naturalisasi yang mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing sama
sekali.

B. Rumusan Masalah

BerdasarKan latar belakang yang telah diuraikan di atas,maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :
  1)      Apa pengertian warga negara dan kewarganegaraan 
  2)      Ada berapakah asas asas kewarganegaraan
  3)      Apa ketentuan yang menjadi warga negara indonesia sesuai UU 12 tahun 2006

C. Tujuan Penulisan

  1)      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan


  2)      Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan
  3)      Membahas secara sederhana peranan warga negara
  4)      Agar kita mengetahui asas yang dianut WNI dan mengetahui syarat menjadi WNI
BAB II PEMBAHASAN
LANDASAN PENDIDIKAN  KEWARGANEGARAAN

2.1 . EKSISTANSI PENDIDKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESI

      Undang-Unadang No. 2 Tahun 1989 (UU No. 2/1989) tentang sistem pendidikan nasioanal.
Pasal 39 ayat (2), mengamanatkan bahwa isi kurikulum setiap jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan(pendidikan
kewiraan).
Setelah orde baru tumbang UU No. 2/1989 diganti dengan UU No. 20/2003. Pasal 37
ayat (2) menyebutkan: kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan pancasila, dan pendidikan bahasa. Pendidikan kewiraan dianggap tidak relevan di
masa reformasi sebab [ICCE UIN Jakarta (2003)].
1.Pola pembelajaran yang indoktrinatif dan monolitik.
2.Materi ajarnya yang sarat dengan kepentingan ideology rezim (orde baru)
3.Mengabaikan dimensi afektif dan psikomotor. Pendidikan kewarganegaraan di era reformasi di
yakini dapat menghilangkan masalah sosial(Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Muhamadiyah).  Masalah tersebut adalah.

1. Hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.


2. Memudarnya kehidupan kewargaan dan nilai-nilai komunitas.
3. Kemorosotan nilai-nilai toleransi dalam masyarakat.
4. Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga.
5. Memudarnya nilai-nilai kejujuran.
6. Praktek KKN dalam penyelenggaraan pemerintahan.
7. Kerusakan sistem dan kehidupan ekonomi.
8. Pelanggaran terhadap nilai-nilai kebangsaan,

2.2 . PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Civic education diartikan sebagai pendidikan kewargaan dan pendidikan kewarganegaraan.


Sumantri (2001) setelah membandingkan pendapat Mahony dan Jack Allen memberikan batasan
civics education. Civic education ditandai dengan cirri-ciri:
1.Civic education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah.
2.Civic education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan
hidup dan perilaku lebih baik dalam masyarakat demokratis.
3. Civic education menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat-syarat
objektif untuk hidup bernegara.
2.3 .   LANDASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Landasan pendidikn kewarganegaraan meliputi landasan filosofis, landasan teoritis,
landasan histori, landasan sosiologi, dan landasan yuridis.
1. Landasan filosofis
          Membangun semangat kebangsaan kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan disegala
aspek bukan suatu hal yang mudah dan instan. Untuk itu diperlukan pendidikan
kewarganegaraan.
2. Landasan teoritis
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Landasan historis
Melihat penglaman bangsa Indonesia dalam mempetahankan keutuhan dan kemerdekaan NKRI
maka perlu adanya pendidikan karakter bangsa, moralitas bangsa dalam kehidupan demokrasi
yang seimbang dalam tanggung jawabnya dalam pembelaan Negara demi terjaga dan
terwujudnya intregasi bangsa
4. Landasan sosiologis
Keanekaragaman yang ada pada Bangsa Indonesia harus harus di arahkan dan dibina
dalam meningkatkan kesadaran bersama dalam kehidupan kesatuan bangsa Indonesia.
5. Landasan yuridis
Pasal 27 ayat(3) amandemen menyebutkan; setiap warga Negara berhak dan wajib turut
serta dalam upaya pembelaan negara, pasal 30 ayat(1); tiap-tiap waga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan keamanan negara.
Pendidikan kewarganegaraan dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

2.4 . LINGKUP MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


        Pokok bahasan :
Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006 cakupan materi kewarganegaraan meliputi:

1. Filsafat pancasila
2. Identitas nasional
3. Politik dan strategi
4. Demokrasi Indonesia
5. HAM dan rule of law
6. Hak dan kewajiban warga Negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategic Indonesia

2.5       FILSAFAT DAN IDEOLOGI PANCASILA


            FILSAFAT PANCASILA
    1.     Pengertian Filsafat
Secara harfiah Filsafat dapat diartikan sebgai hasrat atau keingintahuan yang sungguh-  
sungguh akan suatu kebenaran yang sesungguhnya. Keterkaitannya dengan ilmu maka filsafat
dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran.

     2.    Cakupan Kajian Filsafat


Kaelan dan Achmad Zubaidi(2007) mencakup filsafat sebagai proses dan produk.
a. Filsafat sebagai proses diartikan sebagai suatu aktivitas berfilsafat yang dalam proses
pemecahan suatu permasalahannya dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang
sesuai dengan permasalahannya.

b. Filsafat sebagai produk mencakup pengertian sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari
filsuf pada zaman dahulu, teori, system atau pandangan tertentu, merupakan hasil dari proses
berfilsafat.

Dalam mempelajari/pangkajian ilmu filsafat dapat dilakukan melalui pengkajian


ontologik, epistimologik, dan axiologik.

a. Kajian ontologik; pembahasan ontologis dari suatu ilmu akan mengkaji objek yang menjadi
telaahan ilmu itu sendiri.yang menjadi kajian ontologis sesungguhnya bagaimana objek dari ilmu
itu ditata, di organosir, dan dikembangkan dan dipecahkan dengan pendalaman konkret, factual,
transedental, maupun metafisi.

b. Kajian epistimologis; pembahasan epistimologis menitikberatkan pada metode atau


metodelogi pengembangan ilmu secara benar.

c. Kajian axilogis; pembahasan menitikberatkan pada pengembangan ilmu dan teknologi dalam
kaitannya dengan kaidah norma dan nilai yang ada pada manusia. Terhadap kajian ini muncul
dua aliran; bahwa pengembangan ilmu itu bebas nilai satu pihak mntakan bahwa pengembangan
ilmu pengetahuan itu tidak bebas nilai.

3.    Funsi filsafat
Fungsi fisafat adalah sebagai berikut :
a. Berfilsafat mengajak manusia bersikap arif, berwawasan luas terhadap berbagai problema yang
dihadapi.
b. Fisafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar
pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.
c. Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi permasalahan secara lebih
arif, rasional, dan tidak terjebak pada fanatisme yang berlebihan.
d. Bagi mahasiswa atau para ilmuan dibutuhkan kemampuan menganalisis, yaitu analisis kritis yang
komprehensif dan sintetis atas berbagai masalah yang dituangkan dalam sebuah riset atau kajian
ilmiah lainnya. Nilai ilmu pengetahuan timbul dari fungsinya. Sedangkan filsafat timbul dari
nilainya

4.    Penetapan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945


Dalam sidang tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 dibahas tentang dasar Negara. Tokohnya
Moh. Yamin, Dr Soupomo, dan Ir. Soekarno. Untuk membahas dasar Negara BPUPKI
membentuk panitia 9 sembilan yang diketuai Soukarno, dan melaksanakan sidang tanggal 22juni
1945 berhasil merumuskan piagam jakrta. Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 juli di sepakati
untuk menjadi pembukaan dari RUU Dasar yang dipewrsiapkn untu Indonesia merdeka. Tanggal
16 Agustus jepang menyerah kepada sekutu.Tanggal 17 Agustus proklamasi Tanggal 18 Agustus
1945 PPKI mengadakan sidang dan mengasilkan keputusan.

a. Mengesahkan UUD yang kemudian dikenal dengan UUD 1945


b. Memilih presiden dan wapres. Sukarno dan Hatta sebagai wakil
c. Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite nasional.
Pada masa orde lama 1 Juni ditetapkan sebagai lahirnya pancasila, di ambil dari momentum
pidato Soukarno. Pada masa orde baru Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1oktober sebagai
peringatan lahir pancasila.

5.                Pancasila sebagai Sistem Fisafat

Dilihat dari pendekatan ontologis, epistimologis, dan axiologis pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut.

a. Dasar ontologis pancasila; ontologi dari pancasila adalah manusia yaitu manusia Indonesia.
b. Dasar epistimologis pancasila; sebagai system pengetahuan nilai yang terkandung dala
m pancasila (notonegoro) yaitu:

1) Umum universal
2) Umum dan kolektif
3) Bersifat khusus dan konkret
c. Dasar axiologis pancasila;pancasila bukan ilmu pengetahuan yang bebas nilai.
Filasafat pancasila sebagai falsafah bangsa mencakup kausal-kausal materialis, formalis,
efisiensi, dan finalis.

1) Kausal materialis, pancasila digali dari nilai ketuhanan, social budaya yang ada pada diri
masyarakat Indonesia.
2) Kausal formalis, secara formal pancasila dtetapkan pada pembukaan UUD 1945
3) Kausal efisiensi, pancisila merupakan rumusan lima sila dengan kata-kata yang mudah
dimengerti dan dalam implementasinya memberikan arahan cita-cita bangsa Indonesia.
4) Kausal finalis, tujuan akhir dari perjalanan bangsa Indonesia didasarkan pada pancasila, yaitu
mewujudkan manusia adil dan makmur berdasarkan pancasila.
6. Pncasila Sebagai Dasar Falsafah
Esensi pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan penegasan akan pandangan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan, manusia, Negara dan warga Negara, pemerintahan Negara, dan keadilan bagi
warga Negara(manusia)

2.6 . IDEOLOGI BESAR DAN IDEOLOGI PANCASILA


1. Pengertian Ideologi
Ideologi berarti ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang ide. Kunto wibisono menyebut
tiga unsure yang dominan dalam ideology.
1) Adanya keyakinan, yakni gagsan vital yang diyakini kebenarannya.
2) Mitos, ad yang di mitoskan secara optimis dan pasti akan menjamin tercapainya tujuan.
3) Loyalitas, yajni menuntut adanya keterlibatan secara optimal dari para pendukungnya
Peranan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu dimensi
ideal, realitas, dan fleksibelitas.
a. Dimensi ideal, optimisme bahwa kualitas yang terkandung dalam ideology mampu mendorong
motivasi dan menggugah harapan.
b. Dimensi realitas,bahwa nilai yang berkembang dalam masyarakat sama dengan nilai dari
ideology yang diperjuangkan. Dengan kata lain yang dinginkan masyarakat sebenarnya akan
diwujudkan dalam perjuangan ideologinya.
c. Dimensi fleksibelitas, yakni ideology yang mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan
zaman. Secara fleksibelitasnya ideology di kelompokn menjadi ideology terbuka dan ideology
tertutup.
2. Beberapa Ideologi Besar
Menurut Syam Firdaus(2007) ideology besar di dunia besar bersumber dari tiga pendekatan
filsafat:
a) Filsafat idealisme yang mengedepankan paham rasionalisme dan individualisme. Dalam
kehidupan politik telah melahirkan ideologi liberalisme dan kapitalisme.
b) Filsafat materialisme. Yakni pemikiran yang mengedepankan paham emosionalisme. Dalam
kehidupan politiknya telah melahirkan ideologi sosialis-komunis. Pada aliran radikal aliran ini
menjadi agama dipertentangkan dalam Negara.
c) Filsafat teologis, terbagi menjadi teologi statis dan teologi dinamis
1) Filsafat teologis statis, Negara yang menempatkan ajaran agam sebagai peran sentral dalam
politik dan menjadikan pemuka agama sebagai tokoh yang dikultuskan. Di eropa penah
mengalami era kegelapan( the dark ages) karena menganut system ini.
2) Filsafat teologis dinamis, agama yang menempatkan ajaran tuhan sebagai sumber aspirasi,
motivasi, dan ekspresi. Aplikasi filsafat ini pada masa kejayaan islam di Timur Tengah.

a. Ideologi Liberal-Kapitalis
Berdasarkan pemikiran para tokoh kebebasan dan praktek penerapan ideologi Liberalis-Kapitalis
dapat ditengarai beberapa prinsip dalam ideologi Liberal-Kapitalis :
1) Penghargaan tinggi kepada individu serta persamaan dasar semua manusia, termasuk untuk
bebas menetukan pilihan hidup secara individual.
2) Jaminan penuh kepada pemilikan pribadi serta kebebasan penuh tehadap penggunaan milik
pribadi karena diyakini dapat mewujudkan kehidupan manusia menuju kesejahteraan.
3) Dalam politik kenegaraan pemerintah harus berdasarkan hukum dan harus mendapat
persetujuan rakyat.
4) Menolak pemikiran yang bersifat dogma dan kebebasan untuk beragama.
5) Persaingan bebas dalam ekonomi.

b. Ideologi Sosialisme
Beberapa prinsip dalam paham sosialis adalah:
1) Dalam gerakan sosial pengaruh agama cukup kuat.

2) Idelisme etis, bahwa sosialis bukan sekedar program politik dan ekonomi namun perang
melwan kemelaratan, kebosanan, dan kapitalisme industri.
3) Kesempatn yang tepat, yaitu menunggu kesempatan yang tepat untuk merebut kekuasaan
namun tidak dengan jalan revolusi seperti pada ideologi komunis yang setiap gerakannya selali
diwarnai oleh proses revolusi.
4) Liberalisme, kecendrungan sebagai individu lebih disukai ketimbang hanya sekedar anggota
dalam daftar nasional kolektivitas.

c. Komunis Karl Marx


Teori komonis Marx menjelaskan beberapa konsep:
1) Perkembangan historis, berlangsung melalui sintesis ketegangan atau kontradiksi yang inheren
dialektika.
2) Institusi sosial dan politik, institusi sosial polotik di bentuk dan ditentukan oleh ekonomi,
materialisme historis. Yang di maksud materialism historis adalah bahwa memnuhi kebutuhan
pokok merupakan pondasi mayarakat.
3) Gerakan dialektika sejarah, dialektika Marx adalah munculnya feodalisme sebagai tesis, akan
berhadapan dengan kaum kapitalis, dan akan muncul sintesis sosialis. Marx juga memunculkan
teori pertentangan kelas:
Eksistensi kelas hanya dibentuk oleh fase historis dalam perkembangan produksi. Bahwa
pertentangan kelas pasti mengarah pada diktator proletariat. Bahwa diktator sendiri hanya
menjadi tradisi menuju penghapusan semuakela dan pada masyarakat tanpa kelas.

d. Komunis lenin stalin


Dalam gerakan Komunis Lenin membagi dalam dua kelompok strategis yaitu:
1) Gerakan tebuka, dimana kaum pekerja harus membentuk organisasi-organisasi buruh dengan
tujuan ekonomi sebagai pokok aktivitanya dan bejalan secara tebuka, umu, dan syah.
2) Gerakan tetutup, atau rahasia, yakni organisasi yang revolusioner, mulai dari tentara, dan
kelompok birokrasi lainnya. Semuanya bertujuan untukmendukung gerakan tebuka.
Konsep Lenin berhasil diwujudkan dalam revolusi Rusia (1917) dengan penggulingan Tsarist.

d. Islam dan Ideologi


Menurut Syam Firdaus(2002), dalm sistem politik islam mendasarkan pada tiga prinsip yaitu:
1) Tauhid berarti hanya Tuhan yang Maha Kuasa
2) Risallah Rosul yang telah mengakan bagi kta sistem hidup.
3) Khilafah atau perwakilan yang menjelaskan manusia dimuka bumi sebagai wakil Tuhan

3. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi mempunyai fungsi sbagai berikut:
a. Pancasila dapat memberikan legitimasi dan rasionaliasi tehadap prilaku dan danhubungan
sosial dalam masyarakat.
b. Pancasila merupakan acuan poko bagi solidaritas sosial.
c. Pancasila sebagai salah satu alat untuk mempersatukan bangsa indonesia. Untuk mewujudkan
fungsi maksimal sebagai Ideologi negara Pancasila harus mencerminkan tiga dimensi yakni
dimensi ideal, relitas, dan fleksibelitas.
a. Dimensi ideal, pancsila mampu menggugah harapan, memberikan optimisme dan motivasi
kepada bangsa Indonesia.
b. Dimensi realitas, Pancasil menunjukan realitas hidup yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, serta makhlukciptaan Tuhan.
c. Dimensi fleksibelitas, pancasila terbuka bagi interpretasi barusehingga tetep aktualdalam
mengantisipasi perkembangan zaman.

4. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Lamndasan dasar pancasila sebagai ideologi terkandung dalam empat alinia pembukaan UUD
1945.
a. Alinia pertama, keyakinan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
b. Alinia kedua, bansa indonesia telah berjuang melawan segala bentuk penjajahan Indonesia.
c. Alinia ketiga, pernyataan kemerdekaan Indobesia sebagai rahmat Tuhan yang Maha Kuasa.
d. Alinia keempat, pernyataan tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia

BAB III
PENUTUP

     Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian,
maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk
memberikan kompetensi sebagai berikut: 

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan. 


b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. 
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 

Tujuan PKn yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut: 
a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan
Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan
jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.” 
 b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku
yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah: 
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara
yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan
seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan
serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui
pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu
berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat. 

Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik,
yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan
negara, beragama, demokratis ..., Pancasilasejati” (Somantri, 2001:279). Fungsi dari mata
pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NRI 1945. 

BAB IV
KESIMPULAN
Bangsa adalah Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah
tertentu di muka bumi.
Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham
kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep
yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun
sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam
bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari
kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa
dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap
aktual hingga saat ini.”
Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara
objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bahasa
2. Satu kesatuan daerah
3. Satu kesatuan ekonomi
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
 Pengertian Warga Negara

  Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih
sesuai dengan kedudukannya sebagaiorang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau
kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu
negara, yakni peserta darisuatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu,
setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara
memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

  Pengertian Negara

Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat (Belanda, Jerman), atau State
(Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari bahasa Latin, yaitu status atau statum yang
berarti “menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan”. Kata status
juga diartikan sebagai tegak dan tetap. Dan Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La
Stato yang mengartikan Negara sebagai kekuasaan.
Beberapa pengertian Negara menurut pakar kenegaraan.
a.  George Jellinek = Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
mendiami wilayah tertentu.
b.  G.W.F Hegel = Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
c.  Logeman = Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan
untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
d.  Karl Marx = Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis) untuk menindas
atau mengeksploitasi kelas yang lain (ploretariat/buruh).
 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

  Hak warga negara adalah segala sesuatu yg hrs didptkan warga negara dari negara (pemerintah)

Kewajiban adalah segala sesuatu yg hrs dilaksanakan oleh warga negara terhadap negara.
kewajiban warga negara tertuang dalam pasal 30 UUD 1945. Coba Anda jelaskan makna apa
yang terkandung di dalamnya bagi setiap warga negara.
   Pemahaman kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu
sebagai berikut. 
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada
ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkandenganundang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. 
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Hak
dan kewajiban ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi sering terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Sudah sangat jelas bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika
hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.
Akan tetapi, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya sehingga
rakyat tidak dapat memenuhi kewajibannyasebagaiwarganegara.

Contoh Kewajiban Warga NegaraIndonesia


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara Indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
 Demokrasi
     Demokrasi  adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía)
“kekuasaan rakyat”,yang dibentuk dari kata dêmos  “rakyat” dan Kratos “kekuasaan”, merujuk
pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani
Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi
diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem
demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di
dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil
berdasarkan suara terbanyak
 Kesimpulan

Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali para mahasiswa selaku calon


pemimpin di masa depan dengan kesadaran bela Negara serta kemampuan berpikir secara
komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional kesadaran bela Negara ini berwujud
sebagai kerelaan dan kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa dan Negara melalui
bidang profesinya masing-masing.Berfikir secara komprehensif integral disini memmiliki
pengertian berfikir secara menyeluruh tanpa keluar dari pokok permasalahan atau pembahasan.

Sumber :
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridis-dan.html
Buku Landasan Pendidikan, Tim Dosen MKDP Landasan Pendidikan UPI, 2007.

Anda mungkin juga menyukai