Anda di halaman 1dari 3

1.

Persiapan pasien di kamar operasi

Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien . Prosedur


administrasi ,persiapan anesthesi prosedur drapping.

2. 1. Safety management
2. Monitor Fisiologis
3. Monitoring psikologis
4. Pengaturan dan koordinasi nursing care

3. Jika Anda berencana untuk menjalani operasi, Anda mungkin telah diberi tahu
bahwa Anda tidak boleh makan sebelum operasi — biasanya selama delapan
sampai 12 jam menjelang waktu operasi.

4. Jika perut Anda terisi makanan selama operasi, Anda bisa muntah sementara di
bawah pengaruh obat bius. Hal ini karena ketika Anda berada di bawah anestesi,
refleks tubuh Anda dihentikan untuk sementara. Kombinasi anestesi yang
melumpuhkan tubuh dan intubasi (memasukkan lubang atau pipa melalui mulut
atau hidung untuk pertukaran udara) memungkinkan Anda untuk menghirup
muntahan dan isi perut Anda ke dalam paru. Kondisi ini disebut dengan aspirasi
paru dan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi, pneumonia, dan
kesulitan bernapas, yang dapat membahayakan kondisi Anda.

5. Di rumah operaso oleh perawat sirkulen

6. 1. persiapan fisik
* status kesehatan fisik secara umum
* status nutrisi
* Keseimbangan cairan dan elektrolit
* Kebersihan lambung dan kolon
* mencukur daerah operasi
* Personal hygiene.
* Pengosongan kandung kemih
* Latihan pra operasi
A.Rumah / Rumah sakit
 1. pengkajian awal pre opertif
 2. merencanakan metode penyuluhan
 3. melibatkan keluarga
 4. Mengkaji kebutuhan klien akan transportasi dan perawatan paska operasi

7. 1. Safety management
2. Monitor Fisiologis
3. Monitoring psikologis
4. Pengaturan dan koordinasi nursing care.

8. Dukungan psikologis , yang dilakukan :


Memberikan dukungan emosional
Berdiri disamping klien
Mengkaji status emosinal
Mengomunikasikan status emosional kepada kepada tim.
9. Sda
10. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam
pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan
pasien yang dirawat di rumah sakit agar mampu mandiri merawat diri
pasca rawatan (Carpenito, 2009 ; Kozier, 2004). Sedangkan menurut
Nursalam & Efendi (2008) discharge planning merupakan proses mulainya
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. Dengan demikian discharge planning
merupakan tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan.

Menurut Discharge Planning Association (2008) tujuan dari

discharge planning adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik


pasien untuk dapat mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal
setelah pulang. Discharge planning juga bertujuan memberikan pelayanan

terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan yang berkualitas (Nursalam,

2011). Namun, saat ini masih ditemukan berbagai masalah terkait

pelaksanaan discharge planning.

11. 1. Funsi pulmonal tak terganggu .


2. Saturasi oksigen yang adekuat .
3. Tanda tanda vital stabil ( T,N ,R ,S )
4. Orientasi pasien terhadap tempat waktu dan orang
5. Urine tidak kurang dari 30 ml /jam
6. mual muntah dalam kontrol
7. Nyeri minimal .

12. Draping
Cara 1
Tutup dengan duk laparotomi steril. Perawat instrumen membawa lipatan duk ke meja.
Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumen membentang duk di
atas pasien sehingga lubang duk langsung berada di daerah kulit yang telah dipersiapkan
Cara 2
Bentangkan ujung atas duk laparotomi di atas anesthesia screen (tabir anestesia). Perhatikan
bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril terlindung dalam lipatan kain dan
duk dirapihkan dengan tangan lain
Cara 3
Pakailah duk klem pada bagian / sudut-sudut untuk membatasi daerah yang akan operasi
13. *. Usia
*. Nutrisi
*. Penyakit kronis
*. Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin
*. Merokok
*. Alkohol dan obat obatan

14.

1. Fase Sign In
Fase sign In adalah fase sebelum induksi anestesi koordinator secara verbal
memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi
sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi
telah diberikan, oksimeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator dengan
profesional anestesi mengkonfirmasi risiko pasien apakah pasien ada risiko
kehilangan darah, kesulitan jalan nafas, reaksi alergi.
2. Fase Time Out
Fase Time Out adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan
peran masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang
operasi saling kenal. Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim
mengkonfirmasi dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang
benar, pada pasien yang benar. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa
antibiotik  profilaksis telah diberikan dalam 60 menit sebelumnya.
3. Fase sign out
Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah
dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrumen,
pemberian label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu
ditangani. Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan
memusatkan perhatian pada manajemen post operasi serta pemulihan sebelum
memindahkan pasien dari kamar operasi (Surgery & Lives, 2008).

15. 1. Mempertahankan jalan napas


2. Mempertahankan ventilasi / oksigenasi
3. Mempertahankan sirkulasi darah
4. Observasi keadaan umum , observasi vomitus dan drainase luka .
5. Balance cairan
6. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah injury .

Anda mungkin juga menyukai