Anda di halaman 1dari 2

Ekonomi Politik Pendekatan Depedensia

Teori dependensi atau teori ketergantungan pertama kali muncul pada Amerika Latin, dalam
awal nya teori ini buat menjawab kegagalan program yg dijalankan oleh ECLA (United
Nation Economic Comission for Latin Amerika), forum tadi ada karena dirasa sanggup buat
menggerakan perekonomian pada negara -negara Amerika Latin menggunakan membawa
contoh teori modernisasi yg sebelumnya telah terbukti berhasil di Eropa.

Keterbelakangan negara pinggiran masih mampu pada tangani apabila negara tadi optimis
dan berusaha supaya negara tadi bisa berkembang menyusul negara- negara yg lain, seperti
mengadakan interaksi dengan negara- negara sentra meskipun konteks perkembangan dalam
ketergantungan. Pada negara dunia ketiga yang sangat berpengaruh dalam perubahan
ekonomi politik yaitu berupa utang luar negeri, karena politik negara -negara industri yg
menjual produk ekspornya dengan kredit yang dijual pulang ke negara -negara ketiga.

A. Raul Prebisch
Janji mesra Negara Pusat (Core Countries) terhadap negara pinggiran (Periphery) hanyalah
PHP saja.
• Nilai tukar komoditi pertanian akan selalu turun, sedang nilai industri akan naik
• Terjadi defisit neraca perdagangan pada negara pinggiran
• Negara maju seringkali curang dengan memproteksi produk pertanian
• Mereka acapkali buat bahan sintetis buat nir tergantung menggunakan kita
• Kalau ekonomi maju negara maju meningkat nir ada peningkatan permintaan pertanian

b. Paul Baran
Paul Baran ini setuju dengan pemikiran Raul Prebisch, Paul berpendapat bahwa ini yg
diklaim kapitalisme global, lebih parah lagi jika pemimpin kalian berkolaborasi dengan
kapitalis ini.
• Jika Pemerintah berselingkuh menggunakan Kapitalisme Global, maka rakyat kecil yg
dirugikan
• Dengan itu kita wajib putus hubungan dengan negara maju
• Caranya dengan, 1) Kita buat subsitusi import, 2) Bangun industri sendiri, tiga) Intervensi
Negara diperlukan

c. Dos Santos menyatakan, ketergantungan akan tercipta dalam tiga hal :


• Ketergantungan kolonial
• Ketergantungan finansial industri
• Ketergantungan Teknologi Industri

d. Andre Gunder Frank


”Jangan percaya menggunakan Kapitalisme Global”
• Hubungan antara Negara “metropolis” dan negara “satelit” adalah cinta bertepuk sebelah
tangan
• Namanya kapitalisme itu hanya menguntungkan elit, grup elit & pengusaha secara umum
dikuasai saja
• Tidak ada trickle down-effects apalagi ke masyarakat mini

Teori depedensia, sinkron namanya, berusaha menjelaskan mengenai ketergantungan. Dalam


ketergantungan ada 2 pihak yg terlibat, yaitu pihak yang dominan dan yang bergantung
(depedent). Dalam menjelaskan ketergantungan ini, Frank mengumpamakan interaksi antara
negara-negara industri barat menggunakan negara-negara nonindustri Dunia Ketiga laksana
rangkain hubungn dominasi dan eksploitasi antara metropolis & satelit.
Asumsi dasar dari teori Dependensi mencakup: (1) Keadaan ketergantungan dicermati
sebagai suatu gejala yg sangat umum, berlaku bagi semua negara global Ketiga; (2)
Ketergantungan ditinjau sebagai syarat yang diakibatkan sang ‘faktor luar’; (tiga) Permasalah
ketergantungan lebih dicermati sebagai perkara ekonomi, yang terjadi akibat mengalirnya
surplus ekonomi berdasarkan negara global Ketiga ke negara maju; (4) Situasi
ketergantungan adalah bagian yang nir terpisahkan dari proses polarisasi regional ekonomi
global; & (5) Keadaan ketergantungan dilihatnya menjadi suatu hal yang absolut bertolak
belakang menggunakan pembangunan (Suwarsono-So, 1991: 111). Teori Dependensi ini
bukannya tanpa kekurangan, bahkan kritik yang dilomtarkan mungkin lebih poly dari
sanggahan terhadap teori Modernisasi (Suwarsono-So, 1991: 137). Salah satu persoalan yang
luput menurut perhatian teori Dependensi merupakan kurangnya pembahasan mengenai
kolonialisme yg pernah tumbuh subur dikebanyakan negara-negara berkembang. Menurut
perspeksif Dependensi, pemerintahan kolonial didirikan menggunakan tujuan menjaga
stabilitas pemerintahan jajahan, & pemerintahan ini tidak akan pernah dibuat dengan tujuan
untuk menciptakan negara pinggiran (Suwarsono-So, 1991: 121).

Anda mungkin juga menyukai