Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS KESULITAN BELAJAR

BELAJAR ( PENGERTIAN, CIRI DAN PRINSIP SERTA GAYA BELAJAR )

DOSEN PENGAMPU : Permata Sari, M.Pd

Dibuat untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Analisis Kesulitan Belajar

DISUSUN OLEH :

1. M. DERY WIDYASTOMO 1611080280


2. NADYA AMALIA 1611080286
3. SISKA DARTIANA 1611080259
4. WIDYA RIZKITA 1611080256

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH Swt yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
BELAJAR ( Pengertian, ciri dan prinsip, gaya belajar ) ” salawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw yang
telah mengarahkan kita ke jalan yang lurus, yakni addinul islam.

Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung. Selama penyusunan dan pembuatan makalah
ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebanyak banyaknya kepada: Permata Sari, M.Pd Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Analisis Kesulitan Belajar.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat bagi
kami serta bagi para pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 16 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………….………………….……... iii


B. Rumusan Masalah ……………………………………...…………….. iv
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar …………………………………………...………. 1


B. Ciri dan Prinsip Belajar ……………………………………………… 3
C. Gaya Belajar ………………………………...……………….………. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………….…………...….… 10

Lampiran

Daftar Pustaka ……………………………………………..…………… 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kebutuhan dan keharusan setiap manusia untuk
selalu belajar dalam mengasah ilmu pengetahuan. Kemampuan belajar telah
memberikan banyak manfaat bagi perkembangan peradaban manusia baik
secara individual maupun kelompok. Belajar suatu modifikasi dari perubahan
tingkah laku indvidu. Secara umum kegiatan belajar adalah suatu proses
kegiatan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi paham, dan
bisa secara optimal. Bagi masyarakat kegiatan belajar memainkan peran
penting dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya antar generasi.
Hal inilah yang menjadikan masyarakat selalu berkembang secara dinamis
dari waktu ke waktu. Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan bentuk perilaku.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
perilaku. Menurut psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan nya dalam
memenuhi kebutuhan nya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku.
Seiring perkembangan mutakhir makna belajar lebih luas yakni melibatkan
kemampuan memproses informasi, menalar, dan mengembangkan
pemahaman serta meningkatkan penguasaan keterampilan dalam proses
pembelajaran. Istilah pembelajaran lebih dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi untuk kebutuhan belajar, dimana peserta didik difasilitasi untuk
dapat berkreativitas secara individual maupun kelompok dalam proses
pembelajaran. Banyak sekali hambatan yang terjadi dalam proses perubahan
perilaku yaitu belajar oleh sebab itu, makalah ini disusun guna untuk
mengetahui tentang sebuah pengertian belajar, ciri dan prinsip serta gaya
belajar.
iii

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari belajar ?
2. Bagaimana ciri dan prinsip belajar ?
3. Bagaimana gaya belajar peserta didik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari belajar.
2. Untuk dapat mengetahui ciri dan prinsip belajar.
3. Untuk dapat mengetahui gaya belajar peserta didik.

Iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan bentuk perilaku1. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya sebuah proses interaksi dengan lingkungan
yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan suatu bentuk
kegiatan mental yang tidak dapat dilihat atau tidak dapat disaksikan. Hal itu
hanya mungkin dapat disaksikan dari adanya suatu gejala-gejala perubahan
perilaku yang tampak.
Menurut Gagne, belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang
kompleks2. Hasil belajar yang berupa kapabilitas. Setelah proses belajar
mempunyai suatu keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
suatu kapabilitas tersebut dari sebuah stimulasi dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh orang tersebut. Sehingga dapat mengartikan
bahwa belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi yang berasal dari lingkungan melewati pengolahan
informasi menjadi sebuah kapabilitas baru.
Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi
eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Sedangkan Tokoh Hilgard,
menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan didalam labolatorium maupun dalam lingkungan alamiah3.
Dengan demikian belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai
akibat dari pengalaman dan latihan.

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.( Jakarta : Prenada,
2009 ) h. 110
2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009 ) h. 10
3
Wina Sanjaya, Op.Cit. h. 112

1
Belajar adalah suatu modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui suatu
pengalaman. Dari pengertian ini, maka belajar merupakan suatu proses atau
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar hanya bukan saja
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Menurut Mayer pengertian belajar merupakan perubahan yang relatif
permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh
sebuah bentuk pengalaman. Pengalaman yang sengaja di desain untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang akan
menyebabkan berlangsungnya proses belajar4.
Menurut psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan nya dalam memenuhi
kebutuhan nya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil dari pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan nya.
Para ahli Durton, mengartikan belajar adalah suatu perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari interaksi lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadikan nya lebih mampu melestarikan lingkungan secara
lebih memadai. “ Learning is a change the individual due to interaction of
that individual and his enviroments which fills a need and makes him capable
of dealing adequality with his environment “ .
Sedangkan menurut James O Wittaker mengemukakan bahwa belajar
adalah proses dimana sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman5.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam suatu
wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan beraksi yang relative

4
Makmun Khairani, Psikologi Belajar. ( Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2013 ). h. 41
5
Ibid. h. 45

2
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungan
dan dunia nyata. Melalui proses belajar seseorang akan memiliki sebuah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Belajar pun disimpulkan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan dari hasil berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman sikap dan tingkah laku. Proses terjadinya belajar sangat sulit
untuk diamati, karena itu orang cenderung melihat sebuah tingkah laku
manusia untuk disusun menjadi pola tingkah laku yang tersusunlah suatu
proses model yang menjadi prinsip-prinsip belajar yang bermanfaat sebagai
bekal untuk memahami, mendorong, dan memberi arah kegiatan dalam
belajar. Belajar senantiasa merupakan perubahan sebuah pola tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa belajar merupakan suatu rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan manusia yang
seutuhnya berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

B. Ciri dan Prinsip Belajar


Menurut Syaiful Bahri Djamarah, mengemukakan ciri-ciri dari belajar
yakni6 :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional.
3. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Ciri dalam belajar dapat dilihat dari penjabaran berikut :


6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. ( Jakarta : Rineka Cipta, 1999 ) h. 65

3
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ( change of
behavior ). Ini merupakan bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan lain sebagainya.
Tanpa pengamatan tingkah laku dari hasil belajar orang tidak dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Karena perubahan hasil belajar
hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati.
2. Perubahan perilaku relative permanent, ini diartikan bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah, akan tetapi dilain pihak tingkah laku tersebut
tidak akan terpancang seumur hidup.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat
potensial. Artinya proses belajar tidak serta merta langsung dapat dilihat
setelah belajar melainkan setelah proses dan kegiatan belajar selesai.
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. Artinya
belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja, terencana, bukan karena
peristiwa yang insidental.
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat penguatan. Dan itu memberikan sebuah semangat, dorongan
untuk mengubah tingkah laku.

Ciri-ciri dalam belajar merupakan sebagai berikut :

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku itu


bersifat pengetahuan ( kognitif ), keterampilan ( psikomotorik ) maupun
nilai dan sikap ( afektif ).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
disimpan.

4
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi dengan adanya proses interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, dll.

Prinsip – Prinsip Belajar

Berdasarkan pendekatan tertentu, maka prinsip-prinsip belajar dapat


dikelompokan menjadi dua yaitu : prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis
dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat linguistic.

Prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis yaitu :

1. Motivasi, lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk


berbuat sesuatu. Jadi, seseorang yang belajar akan mengalami kemajuan
yang pesat dengan adanya motivasi tersebut.
2. Pengalaman diri, artinya yang dialami oleh diri sendiri akan menarik dan
berkesan dari pada mengetahui orang lain.
3. Keingintahuan, merupakan suatu kodrat manusia yang menyebabkan
manusia itu menjadi lebih maju.
4. Pemecahan masalah, seseorang yang belajar tidak dapat dipisahkan
melalui macam masalah. Jadi diperlukan kekeritisan seseorang tersebut
dalam menghadapi masalah untuk mengembangkan pengetahuan,
pengalaman dan sikap.
5. Berfikir analitis- sintesis, yaitu berfikir secara analitis merupakan usaha
mengenal sesuatu dengan cara mengenali ciri-ciri atau unsur dari sesuatu
itu. Sedangkan sintesis adalah proses berfikir untuk menemukan hubungan
ciri-ciri yang disebutkan dalam jawaban yang diperoleh dari analis.
6. Perbedaan Individual, sudah menjadi suatu kodrat bahwa anak didik yang
kita hadapi tidak mempunyai kematangan berfikir, kemampuan berbahasa,
dan tingkat intelegensi yang sama.

5
Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut linguistic seperti yang telah
dirumuskan Abdul Chaer dan Leonie Austina sebagai berikut :
1. Mudah menuju sukar, artinya pemberian materi harus dimulai dari yang
mudah kemudian diikuti yang sukar. Jadi asas ini mengajarkan kita
sebagai pemberian materi harus diberikan secara bertahap dan menurut
tingkat kesukaran nya.
2. Sederhana menuju kompleks, artinya bahan pelajaran harus dimulai dari
yang sederhana baru kemudian diikuti oleh materi yang kompleks.
3. Dekat menuju jauh, artinya pemberian materi pelajaran harus dimulai dari
yang didekat peserta didik, baru kemudian secara berangsur-angsur
menuju yang jauh.
4. Masalah bukan kebiasaan, artinya para peserta didik harus dibiasakan
untuk mengimplementasikan materi pelajaran yang sudah dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Kenyataan bukan buatan, artinya kenyataan menuju bahwa materi
pelajaran mempunyai variasi. Kenyataan ini tidak dapat diabaikan dalam
pengajaran terhadap peserta didik.

Menurut H. Mustaqim dalam bukunya psikologi  pendidikan bahwa prinsip-


prinsip belajar anatara lain, yaitu7: 

1. Belajar akan berhasil jika disertai dengan kemauan dan tujuan  tertantu.

2. Belajar akan berhasil jika disertai berbuat latihan dan ulangan.

3. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang  menyenangkan.

4. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan  aktifitas


belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidup. 

5. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dapat dipahami
bukan sekedar menghafal. 

6. Dalam proses mengajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. 


7
Mustaqim, Psikologi Pendidikan. ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004 ) h. 55

6
Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.

C. Gaya Belajar
Para ahli Kolb, mengklasifikasikan gaya belajar siswa ke dalam empat
kecenderungan utama :
1. Concrete Experience, siswa belajar melalui perasaan dengan menekankan
segi-segi pengalaman konkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama
dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri
sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka dan
mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapi nya.
2. Abstrack Conceptualization, siswa belajar melalui pemikiran dan lebih
terfokus terhadap analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis dan
pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa
menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan obse rvasinya
menjadi teori yang sehat dengan mengandalkan perencanaan yang
sistematis.
3. Reflective Observation, siswa belajar melalui pengamatan, penekanannya
mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai
perspektif.
4. Active Experementation, siswa belajar melalui suatu tindakan cenderung
kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil
resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan
menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan pengaruh
nya pada orang lain dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk
memecahkan masalah dan mengambil sebuah keputusan.

Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia
dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial dan gaya belajar kinestetik.
7
a. Gaya Belajar Visual
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki yang dikutip oleh Sukadi,
berdasarkan arti katanya, Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan
cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya
belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya
ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau
stimulus (rangsangan) belajar. Orang dengan gaya belajar visual senang
mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media belajar yang dominan
mengaktifkan indera penglihatan (mata). Gaya belajar visual adalah gaya
belajar dengan cara melihat sehingga mata sangat memegang peranan
penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperolah
informasi seperti melihat gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan
sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan huruf.
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang
disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah
mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat
penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-
bahan bentuk suara, atau gerakan.
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar.
Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera
pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah
belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat
indera pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar auditorial
memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar. Oleh karena itu,
mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan
belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog,
dan berdiskusi.

8
Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu).Anak
yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan
dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat
menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi) atau
suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan
dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan yang ia mengalami
kesulitan.
c. Gaya belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak,
bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan
indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini
lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila
indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa
tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa
suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan
dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung.
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan bentuk perilaku. Dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam suatu wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan beraksi
yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan dan dunia nyata. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju
perkembangan manusia yang seutuhnya berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan
karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ciri-ciri dalam belajar merupakan
sebagai berikut :

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku itu


bersifat pengetahuan ( kognitif ), keterampilan ( psikomotorik ) maupun
nilai dan sikap ( afektif ).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi dengan adanya proses interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, dll.

Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar
manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual,
gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
10

DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


( Jakarta : Prenada, 2009 )
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. ( Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2009 )
Makmun Khairani, Psikologi Belajar. ( Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2013 )
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. ( Jakarta : Rineka Cipta, 1999 )
Mustaqim, Psikologi Pendidikan. ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004 )
11

Anda mungkin juga menyukai