Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa kami dapat menyusun serta
dapat menyelesaikan ASUHAN KEPERAWATAN tentang DIARE
Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam
menyelesaikan makalah ini, tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan.Karena itu, mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat membangun, sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi.kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Tanda dan gejala
D. Farmakologi
E. Manifestasi klinis
F. Pemeriksaan penunjang
G. patofisologi
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sacara umum Diare adalah sebuah penyakit disaat tinja atau fese berubah menjadi
lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Diare merupakan
penyakit sistem pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga kali
dalam sehari (WHO, 2009).
Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara berkembang (Raini, 2016).Diare masih menjadi suatu problematika dan
masalah bagi kesehatan masyarakat di negara berkembang terutama di Indonesia.Angka
mortalitas, morbiditas dan insidennya cenderung meningkat (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dankronis.Diare adalah
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Ira, 2002).Mencuci tangan
dapat menghilangkan sebagian besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai
penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas
seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan menggunakan
sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan
benar (Umar,2009).
Diare disebabkan beberapa faktor, antara lain Karena kesehatan lingkungan yang belum
memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku
masyarakat yang secara langsung atau 2 tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak sehat atau makanan yang
diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri penyebab diare
seperti Salmonella, Shigella dan Campylobacter jejuni (Purwaningdyah, 2015).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Diare adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau setenga cair
( setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak daripada biasanya lebih dari 200
gram atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali/hari. Buang air tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
B. ETIOLOGI
1. Diare akut
Virus : rotavirus, adenovirus, norkwalk virus.
Parasite. Protozoa, giardia lambdia, entamoeba hystolitica, trikomonas hominis,
isospora sp, cacing ( A lumbricoides, A. duodenale, N. americanus, T. trichiura, O
vermicularis, S. strecolaris, T. saginata, T. sollium ).
Bakteri : yang memproduksi eterotoksin ( S aureus, C perfingers, E coli, V
cholera, C difficile ) dan menimbulkan inflamasi mukosa usus ( shingella,
salmonella spp, Yersinia )
2. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya
Diare osmotic
Diare sekretorik
Diare karena gangguan motilitas
Diare inflamatorik
Malabsorbsi
Infeksi kronik
C. TANDA DAN GEJALA
Berikut tanda dan gejala penyakit diare yang dialami sebagai berikut :
Feses lembek dan cair
Bentuk feses yang terlihat lembek dengan ukuran yang tidak beraturan, atau
bahkan cair ( dengan atau tanpa ampas ) adalah gejala diare yang paling khas.
Feses yang lembek dan encer seperti air disebabkan oleh proses pencernaan
makanan yang tidak berjalan lancar.
Mencret juga dapat disebabkan oleh infeksi pada pencernaan yang mengganggu
kerja usus. Infeksi mengganggu proses penyerapan air di usus, sehingga feses
lebih lembek atau bahkan cair.
Sakit perut atau mulas
Sakit perut menandakan adanya peradangan pada organ cerna akibat infeksi.Sakit
perut saat diare nisa disertai rasa perih dan panas.Infeksi dan peradangan yang
diakibatkannya memicu otot usus untuk mendorong feses sampai keanus untuk
dikeluarkan. Selama proses tersebut, jaringan disekitar usus meregang sehinggah
merasa mulas.
Demam
Demam dapat menjadi tanda dan gejala dari diare yang disebabkan oleh penyakit
infeksi.Demam itu sendiri adalah respon alami tubuh untuk melawan peradangan
akibat serangan penyakit. Disisi lain demam juga dapat menjadi tanda sedang
mengalami dehidrasi saat diare. Diare menyebabkan seseorang membuang banyak
cairan tubuh dan elektrolit dalam sekali waktu jika tidak bisa menggantikan cairan
yang hilang, semakin besar peluang seseorang mengalami dehidrasi.Demam pun
dapat memperparah dehidrasi.Semakin tinggi demam maka semakin parah
dehidrasi yang mungkin dialami.
Perut kembung
Perut kembung adalah tanda kahs dari diare yang dipicu oleh intoleransi laktosa.
Laktosa dalah gula yang sering terdapat pada produk susu yang olahananya.
Kembung terjadi akibat gas yang berkumpul diusus besar. Gas terbentuk dari
proses pembentukan ( fermentasi ) sisa karbohidrat, serat, atau protein yang tidak
dapat dicerna oleh usus kecil. Kembung karna gas dapat membuat perut dapt
terasa penuh, kencang, dan begah.
Mual atau muntah
Mual dan muntah pada umumnya adalah wujud dari infeksi yang terjadi dalam
organ cerna. Bakteri seperti staphycoccus aureus dan bacillus cereus dapat
melepaskan racun selama menginfeksi organ cerna.Racun tersebut kemudian
memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak gas dan cairan yang
membuat perut terasa tidak nyaman.
Haus terus menerus
Saat tubuh kekurangan cairan tubuh akan memunculkan rasa haus demi
mendorong seseorang untuk minum.
Hilang napsu makan
Gejala yang dapat menandakan sesorang mengalami diare adalah menurunnya
napsu makan.Meski gejala diare ini menyyerang penting untuk seseorang tetap
makan selama masih sakit agar dapt bisa bertenaga.Mencukupi asuhan makan
juga dapat membantu meringankan gejala diare yang dialami.
D. FARMAKOLOGI
Terapi kausal misalnya penyebabnya adalah bakteri maka diberi obat antibiotik.
Terapi simptomatis
Zat – zat penekan peristaltik misalnya : atropin, belladonnae ekstrak,difenoksilat,
loperamid.
Adstringensia ( menciutkan selaput lendir usus ), misalnya : garam – garam
bismuth dan alluminium tanin.
Adsorbensia ( menyerap zat – zat beracun ), misalnya : carbo adsorben ( norit ),
zat – zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka – lukanya dengan
suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
Ph dan kadar gula dalam tinja
Biarkan dan resistensi feses ( colok dubur )
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam
basa ( pernapasan kusmaul )
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat.
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare akut
Akan kehilangan dalam waktu 72 jam dari onset
Onset yang takterduga dari buang airbesar encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut
Nyeri pada kuadran kana bawah disertai kran dan bunyi pada perut
Demam
2. Diare kronik
Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
Penurunan BB dan napsu makan
Demam indikasi terjadi infeksi
Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
G. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya Gastroenteritis/yang sering kita sebut dengan diare dapat disebabkan
oleh berbagaikemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk
ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan
menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area
permukaan intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan
eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah
Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang
akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan
Gastroenteritis.
PATHWAY
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS:
An. D umur 2 tahun, masuk RS akibat BAB lebih dari lima kali, di sertai muntah
dua kali yang dialami sejak 1 jam yang lalu dan juga disertai panas tinggi. Di rumah ibu
sudah memberi obat BAB namun tidak berhenti, akhirnya membawa anaknya masuk RS.
Saat pengkajian ibu mengatakan anaknya masih BAB namun frekuensinya mulai
menurun. BAB masih encer dan tidak berampas, turgor kulit tidak normal, mata cekung
dan mulut nampak kering. Hasil pemeriksaan RR: 32 x/menit, HR:120x/menit, TD:100/80
mmHg, Suhu:38,0C, auskultasi peristaltic usus meningkat. Anak nampak rewel dan sering
menangis. Ibu mengatakan sangat mencemaskan keadaan anaknya.Ekspresi wajah tegang,
ibu sering bertanya tentang kondisi anaknya.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : An. D
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon, 4 Januari 2018
Umur : 2 Tahun
Alamat : Talake
Suku : MALUKU
Agama : Kristen
Pendidikan : Belum sekolah
2. Ibu
Nama ibu : Ny. F
Umur : 28
Alamat : Talake
Suku : Maluku
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Krsiten
3. Data medic
Tanggal berobat : 18 februari 2020
Tanggal pengkajian : 18 februari 2020
No induk : 2193
Diagnose medic : diare
4. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya BAB lebih dari lima kali
7. Kebutuhan Dasar
A. Makanan
1) Makanan yang disukai/ tidak disukai
ibu pasien mengatakan bahwa sebelum sakit, makanan yang disukai An. D
adalah telur, buah apel, dan jajanan.Selama sakit, An. D masih menyukai telur
dan buah apel, sedangkan ikan, pisang, pepaya An. D kurang suka.
2) Selera
ibu pasien mengatakan bahwa An. D selera makan hanya dengan telur, dan
kecap saja sudah cukup.
3) Alat makan yang dipakai
ibu pasien mengatakan bahwab An.D Biasanya menggunkan alat makan
Piring, sendok, dan cangkir.
4) Pola makan/jam
Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelum sakit makan 3x/hari dan
dihabiskan.Selama sakit makan 3x/hari itupun tidak dihabiskan.
B. Pola tidur
1) Kebiasaan sebelum (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa tidur)
Ibu klien mengatakan bahwa An. D kebiasaan sebelum tidur tidak ada,
terkadang ibu klien harus mengelus-elus punggung An. D karena sakit.
2) Tidur siang
Ibu klien mengatakan bahwa An. D jarang sekali tidur siang karena lebih
banyak dihabiskan untuk bermain.
C. Mandi
Ibu klien mengatakan bahwa An.D mandi 2 x /sehari, pagi sebelum pergi
kesekolah, dan sore hari, sedangkan selama sakit An. D belum pernah
mandi.
D. Aktivitas bermain
Ibu klien mengatakan bahwa An. D setelah pulang dari sekolah langsung
bermain bersama teman-teman di sekitar rumah.Selama sakit hanya
berbaring di tempat tidur.
F) Eliminasi
Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelum sakit BAB sebanyak 1 x/hari,
dan BAK tidak tentu, sedangkan selama ± 1 minggu sampai sekarang (29
April 2013) belum ada BAB, dan BAK ± 4 x/hari selama di rawat.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah, tingkat kesadaran : dellirium
b.TB/BB : 118 cm/27 Kg
c. Lingkar kepala : 49 cm
C. Pemeriksaan penunjang
3. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
Ph dan kadar gula dalam tinja
Biarkan dan resistensi feses ( colok dubur )
4. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
( pernapasan kusmaul )
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
6. Pemeriksan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat.
D. patofisiologi
Proses terjadinya Gastroenteritis/yang sering kita sebut dengan diare dapat disebabkan
oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya:
1.Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman) yang masuk ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan
menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme yang
masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area permukaan
intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan
elektrolit.
2.Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan eletrolit ke
ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4.Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang
akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan
Gastroenteritis.
E. Obat-obatan
1) Kloramfenikol.
Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara oral atau
intravena, sampai 7 hari bebas panas
2) Tiamfenikol.
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
3) Kortimoksazol.
Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg
trimetoprim)
4) Ampisilin dan amoksilin.
Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu
5) Sefalosporin Generasi Ketiga.
Dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama ½ jam per-infus sekali
sehari, selama 3-5 hari
F. Diagnose keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan eliktrolit pada
tubuh.
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi atau BAB.
G. ANALISA DATA
1 Ds : Diare Kekurangan
Ibu pasien mengatakan bahwa volume cairan
An. D BAB lebih dari lima kali Frekuensi BAB
di sertai muntah lebih dari 2 kali meningkat
Ibu klien mengatakan sudah
memberi obat BAB namun Hilangnya cairan dan
tidak berhenti eliktrolit berlebihan
Ibu mengatakan An. D terlihat
lemas Gangguan
Do : keseimbangan cairan
Mukosa bibir kering elektrolit
Turgor kulit kering
Pasien tampak lemas Dehidrasi
TTV
Kekurangan volume
-TD : 38 0C
cairan
RR : 32 x/Menit
HR : 120 x/Menit
2. Ds :
Ibu pasien mengatakan anaknnya terasa Proses infeksi Peningkatan
panas suhu tubuh
Merangsang
Do : hipotalamus
Teraba panas
Suhu : 380C Pengaturan suhu tubuh
terganggu
I. IMPLEMENTASI
No Hari/ Jam
Implementasi Respon
Dx Tgl
18/02/ 08: 30 -
1 20
Suhu : 380c
HR : 128x/menit
1.
RR : 28x/menit
-Mengajurkan keluarga pasien untuk -minum (+)
memberikan banyak minum untuk An.D
-anak tidak sulit minum
3 18/02/ 20:151.
20
5.
1 1
Suhu : 36,50c
1.
HR : 80x/menit
RR : 30x/menit
-Mengajurkan keluarga pasien untuk -Ibu klien memberikan
memberikan banyak minum untuk An.D banyak minum apabila
demam
-
3 1.
4.
J. EVALUASI
No Tgl/ jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 28/02/20 Kekurangan volume cairan berhubungan
08:30 dengan kehilangan cairan dan eliktrolit
pada tubuh
2 28/02/20 Peningkatan suhu tubuh berhubungan S: ibu pasien
dengan dehidrasi mengatakan badan
anaknya masih
panas, walaupun
sudah di kompres
O : teraba panas di
dahi Suhu: 380C,
RR: 120x/menit,HR:
32x/menit.
-memakai baju tipis
dan menyerap
keringat
A: masalah
peningkatan suhu
tubuh belum teratasi.
P : kaji ttv, ajurkan
banyak minum,
anjurkan untuk
kompres, kolaborasi
dalam pemberian
terapi
3.
1.
2. 29/02/20 Peningkatan suhu tubuh berhubungan s:
dengan dehidrasi -ibu klien
mengatakan bahwa
anaknya sudah tidak
demam lagi
-ibu klien
mengatakan masih
memberikan obat
penurunan panas
karena takut
demamnya terulang
lagi
-ibu klien berterima
kasih atas penjelasan
yang telah di berikan
kepadanya
O:
-ekspresi wajah ibu
klien terlihat senang
- TD: 36,50C, RR :
30x/menit, HR:
80x/menit.
-paracetamol 3x1
tablet
-IVFD RL 30 gtt/i
A:
-masalah
peningkatan suhu
tubuh sudah teratasi
P : intervensi di
hentikan
3.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari yang
dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus.Diare juga
didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para pembacadapat
melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber infromasi yang terpercaya dan dapat di
pertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS
ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIARE
DISUSUN OLEH
Kelompok 2
1. MALVIN RUHULESSIN 12114201180023(aktif)
2. ELSA F MATULESSY 12114201180042(sakit)
3. FRILY PATTISINAY 12114201180072(aktif)
4. CLAUDIA NOYA 12114201180091(aktif)
5. NOVA ANDRIAS 12114201180095(aktif)
6. KARMALITA LOUK 12114201180098(aktif)
7. SALMON TEURUPUN 12114201180143(aktif)
8. YULIANTI KUSALY 12114201180163(aktif)
9. NOYKEL MAKULUA 12114201180177(aktif)
10. NIDIA TEHUSIARANA 12114201180148(tidak aktif)
KELAS A
SEMESTER 4