Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis naikkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan kasih
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Keluarga ini dengan baik.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dapat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Myra Estrin Levine


B. Konsep utama Teori Levine
C. Konsep dasar Model konservasi Levine
D. Teori Levine Dan Proses Keperawatan

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang
tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau
kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966
dan dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.

Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam memahami bagaimana peran
dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini :

1. Bagaimana Biografi Myra Estrin Levine?


2. Bagaimana konsep utama teori Levine?
3. Bagaimana Konsep Dasar Model Konservasi Levine?
4. Bagaimana Teori Levine Dan Proses Keperawatan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini :

1. untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine.


2. untuk memahami konsep utama Teori Levine
3. untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
4. untuk mengetahui hubungan Teori Levine dengan proses keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Myra Estrin Levine

Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara.
Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah
gastrointestinal) dan memerlukan perawatan (George, 2002). Levine lulus dari Cook County School of
Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of
Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai
supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of
Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai
lembaga seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel.

Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi menyatakan
bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan” tetapi ingin menemukan
cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk
mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin
berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus
pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).

Levine adalah seorang pemimpin aktif di dalam Asosiasi Perawat Amerika dan Asosiasi Perawat
Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara pada program, tempat kerja, seminar dan
panel, dan seorang penulis berbakat mengenai ilmu perawatan dan pendidikan. Walaupun dia tidak
pernah berniat untuk mengembangkan teorinya, akan tetapi dia menyajikan suatu struktural pengajaran
tentang medical-surgical dan suatu stimulus untuk pengembangan teori. " Empat Prinsip Konservasi
Keperawatan" adalah statmen pertama dari prinsip konservasi

Levine memiliki berbagai macam karir. Pengalamannya dalam ilmu keperawatan seperti menjadi
staff keperawatan, administrasi dan tenaga pengajar, instruksi teknis dan pengarah dalam jasa
keperawatan. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to
Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga
menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992 (Tomey&Alligood, 2006).
Penghargaan :

· A charter fellow of the American Academy of Nursing (1973)

· An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)

· Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Association

· Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)

· Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)

· Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)

· Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)

· First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for excellence in teaching from Sigma Theta
Tau (1977)

· Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical Nursing, received American
Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and her 1971 book, Renewal for Nursing was
translated to Hebrew

· Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University of Chicago (1992)

B. Konsep Utama

Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori yang
memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua
berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini,
Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu,
karena akan dibahas di bawah.

1. Orang
Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan
integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar."
Keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam
konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973) Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik
dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

2. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu lingkungan
internal dan eksternal :
a. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan
konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari
fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap
tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.

b. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual.


Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi
dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia
perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan
operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup
meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan
mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual
adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan
penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi,
sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang
berasal dari pengalaman hidup.

3. Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan
dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan. Levine (1991) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan
sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang
buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ...
Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana
perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali
lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan
tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".
4. Perawatan
Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973). "Perawat itu
masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa
sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977). Tujuan
keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan).
Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara dimana orang dan
lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya
waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada
berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini
didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.

C. Konsep Dasar Model Konservasi Levine

Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun 1973,
menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi
terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi,
dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett,1989). Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area.

Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip yang
berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Levine menyebutnya sebagai
empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk
mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan.

2. Konservasi Integritas Struktur


Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat harus
membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan
intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama
prosedur.

4. Konservasi Integritas Sosial


Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas social.

Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi

1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:“Wholeness
emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts
within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada
suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi
terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka
dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”.
Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasaruntuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.

2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan
dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya
pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan
pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan
redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang
membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a) Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal
maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan
konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi
dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi
individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung,
seperti mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya,
dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan
pengalaman.

b) Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan
kewaspadaan persepsi.

1). Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang
atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah
kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.

2). Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi
diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon
individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan
atau patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.

3). Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan struktural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang
menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan.

4). Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan
pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua
pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah
aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan
perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru
disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan
untuk mempertahankan keamanan dirinya.

c) Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini
merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.

3. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan
suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang
buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan
beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

D. Teori Levine Dan Proses Keperawatan

Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya
harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan
mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien,
perawat dan klien harus bekerja sama. Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan,
sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan,
implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat
untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua
metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya,
atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan
kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal.
Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi
sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine
yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi,
istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan,
lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan
pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas
personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses
keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan
orang lain atau masyrakat.

Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini
mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip
konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep
dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir.
Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak
secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.

Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat.
Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :

1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.


2. Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan

Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari
perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri
manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien
dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan
perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi.
Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama
fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.

Teori Levine menyatakan bahwa :

1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.


2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu
tentang pengobatan atau support.

Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun
masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.

Teori yang dikemukakan

“Nursing is human interaction.Nursing knowledge, thoroughly grounded in modern scientific concepts,


allows for a sensitive and productive relationship between the nurse and the individual entrusted to her
care. In the care of the sick, this has always been true, but never before has there been available to the
nurse so rich and demanding a body of knowledge to use in the patient’s behalf” Myra Levine (1973)

Model Levine berfokus pada individual sebagai makhluk holistic dan area utama yang menjadi
konsep perawat dalam memelihara keutuhan seseorang (person’s wholeness). Model konsep Myra Levine
memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi
adalah bagian yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang
konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat tempat konservasi di antaranya energi klien,
struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan asuhan keperawatan di
tunjukkan pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
Aplikasi dalam keperawatan

Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pengkajian Perawat mengobservsi pasien dengan melihat


respon organisme terhadap penyakit, membaca
Mengumpulkan data provokatif melalui wawancara catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan
dan observasi dengan menggunakan prinsip berdiskusi dengan pasien tentang kebutuhan akan
konservasi bantuanya. Perawat mengkaji pengaruh lingkungan
eksternal dan internal pasien dengan prinsip
1. Konservasi energy konservasi.
2. Integritas struktur
3. Integritas personal
Faktor provokatif yang perlu dikaji :
4. Integritas sosial
1. Keseibangan suplai dan kebutuhan energi
2. Sistem pertahanan tubuh
3. Harga diri
4. Kesiapan seseorang dalam berpartisipasi
dalam system sosial

Keputusan a Tropihicognosis Fakta proovokkatif disusun sedemikian rupa untuk


menunjukan kemungkinan dari kondisi pasien.
Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta
Sebuah keputusan mengenai bantuan yang
provokatif
dibutuhkan pasien dibuat. Keputusan ini disebut
Tropihicognosis

Hipotesis Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi


masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis
Mengarahkan intervensi keperawatan dengan
tentang masalah dan solusinya. Ini disebut
tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi
renncana keperawatan.

Intervensi Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi


arah dalam melakukann perawatan.
Uji hipotesis
Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip
konservasi, yaitu konservasi energi, struktur,
personal dan sosial. Pendekatan ini diharapkan
mampu mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.

Evaluasi Hasil dari uji hipotesis ini dievaluasi dengan


mengkaji respon organisme apakah hipotesis
Observasi respon organisme terhadap intervensi
membantu atau tidak

Keterbatasan Teori

Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai
contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian,
intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu,
intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan
tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah
komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus
pada individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki
tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika
persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak
cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik.

Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip konservasi Model diterapkan:

1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan
atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di
mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-
Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti
klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.

2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh
serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam
kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau
masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan
liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari
kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian,
prosedur tidak boleh dipromosikan.

3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan
pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis didukung.
Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan
tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh
diri.

4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya.
Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan
seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak
responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang
yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi


antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan
kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan
dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan
yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.

B. Saran

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan
marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah
pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit
bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi
perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di
dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih
dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA

Buebeak, Alc Muthya.2014. MAKALAH TEORI MYRA ESTRIN LEVINE. [Online].Tersedia :


http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-teori-myra-estrin-levine.html [21 Oktober 2014].

Jingga,Pelangi.2013 TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT TEORI


LEVINE.[Online].Tersedia : http://egasilviaroza.blogspot.co.id/2013/11/teori-dan-model-konseptual-
keperawatan.html [13 November 2013].

Quable,Zoe.2015. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Myra Estrin Levine [Corrected].
[Online].Tersedia: https://id.scribd.com/doc/291109330/Model-Konsep-Dan-Teori-Keperawatan-
Menurut-Myra-Estrin-Levine-Corrected [25 November 2015].
MAKALAH

Teori Konservasi Levine dalam Keperawatan Keluarga

KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

NAMA NPM
CAMELYA MARLISSA 12114201180117
ELSYA LOKOLLO 12114201180119
WENDY TABELA 12114201180123
THEYSYA THYSSEN 12114201180125
EXCEL AULELE 12114201180142
SALMON TEURUPUN 12114201180143
MARIA TAKNDARE 12114201180212
MATELDA RUMALEWANG 12114201180183

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGDI ILMU KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai