“Balantidiasis”
OLEH :
Kelompok I
Maya Anggrelana Z (1211013034)
Winda Zulmai Putri (1311011013)
Rafika Muharramah (1311011030)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
Tinjauan umum penyakit
International
Balantidiasis cenderung terjadi pada orang yang memelihara babi. Penyakit ini paling banyak
terjadi di Amerika latin, Asia tenggara dan papua, new guini. Pada 1971, Balantidiasi
menyerang 100 pasien di truk diikuti dengan typhoon. Di perancis, Babi dibunuh atau
disembelih dengan imunosupresan karena alkohol beresiko menyebabkan balantidiasis
(Medscape)
Kematian
- Inkubasi
Biasanya 4-5 hari
- Patogenesis
B. coli hidup dalam bentuk tropozoit dan kista dan mempengaruhi usus besar , dari caecum
sampai rektum. Replikasi tropozoid dengan pembelahan biner dan konjugasi, dan hidup
pada bakteri. Ditelan manusia dalam bentuk kista infektif yang kemudian bermigrasi ke usus
besar, cecum, dan terminal ileum. Organisme terutama hidup dalam lumen tapi juga
berpenetrassi ke mukosa dan menyebabkan ulkus. B. Coli menghasilkan hyaluronidase, yang
berpotensi meningkatkan kemampuan menyerang mukosa (CDC)
Klasifikasi:
Domain : Eukariota
Filum : Ciliophora
Kelas : Litostomatea
Ordo : Vestibuliferida
Family : Balantidiidae
Genus : Balantidium
Spesies : Balantidium coli
Obat
- Klasifikasi obat
Obat yang digunakan utuk pengobatan balantidiasis adalah kelas antibiotik (Medcape)
- Anggota obat (Mekanisme Kerja, Efek (utama, samping, dan toksik) (CDC) :
1. Tetrasiklin
Mekanisme kerja : menghambat sisntesis protein parasit
Efek samping : mual, muntah, diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit kepala
dan gangguan penglihatan dapat merupakan petunjuk peningkatan tekanan intrakranial,
hepatotoksisitas, pankreatitis dan kolitis.
Toksisitas : Iritasi lambung paling sering terjadi pada pemberian tetrasiklin per
oral,terutama dengan oksuitetrasiklin dan doksisiklin. Kelainan darah tepi seperti
leukositosis, limfosit atipik, granulasi toksik pada granulosit dan trombositopenia. Reaksi
fototoksik paling jarang timbul dengan tetrasiklin,tetapi paling sering timbul pada
pemberian demetilklortetrasiklin.
2. Metronidazol
Mekanisme kerja : Setelah berdifusi kedalam organisme, berinteraksi dengan DNA
menyebabkan hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini lebih
jauh menyebabkan hambatan pada sintesa protein dan kematian sel organisme
Efek samping : Warna urine menjadi gelap, nafsu makan menurun, mual,
konstipasi, sakit perut, sakit kepala, pusing dan perubahan rasa pada lidah.
3. Iodoquinol
Mekanisme kerja : menghancurkan infeksi amuba
Efek samping : Dermatitis yang parah, Iritasi anal, Gatal, Ketidaknyamanan perut,
Diare dan Sakit kepala
- Tabel Sediaan obat
Penatalaksaan
Farmakologi
2. Metronidazol (tablet)
Rute : peroral
Dewasa : 500-750 mg 3X1 selama 5 hari
Anak-anak : 35-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 5 hari
Wanita hamil : 500-750 mg 3X1 selama 5 hari (kategori B)
3. Iodoquinol (tablet)
Rute : peroral
Dewasa : 650 mg 3X1 selama 20 hari
Anak-anak : 30-40 mg/kgBB/hari (maksimal 2 gram) terbagi dalam 3 dosis
selama 20 hari
Wanita hamil : jika lebih banyak keuntungan daripada kerugian nya pada wanita
hamil obat ini sebaiknya digunakan (650 mg 3X1 selama 20 hari)
- Nama obat, frekuensi, kekuatan, dosis dan jenis sediaan, rute, durasi
Non Farmakologi
Infeksi Balantidium coli dapat dicegah dengan hidip higienis. Cuci tangan dengan sabun dan air
hangat setelah keluar dari kamar mandi, menukar popok, dan sebelum memegang makanan.
Ajarkan anak-anak pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi. Cuci buah dan sayuran
dengan air bersih sebelum memakan, walaupun kulitnya dikupas (CDC)